Share

MPU BADINGGA

_685 TAHUN YANG LALU_

     

    Kira-kira 700 tahun lalu di daerah Bagelen dan Yogyakarta berkuasalah raja-raja

dari Wangsa Sailendra yang memeluk agama Buddha. Zaman ini adalah zaman keemasan bagi Mataram. Ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan tentang agama Buddha sangat maju. Demikian juga keseniannya, terutama seni pahat mencapai taraf yang sangat tinggi dengan adanya pembangunan candi-candi

    Setelah raja Samaratungga wafat, mataram kembali diperintah oleh raja-raja dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu, namun agama Buddha dan Hindu dapat berkembang terus berdampingan dengan rukun dan damai. Keadaannya masih terus demikian hingga di masa pemerintahan raja- raja Majapahit.

     Dewi Sulaksmi adalah putri tunggal dari seorang Mpu yang bernama Mpu Badingga. Dia adalah seorang Mpu yang sangat pandai membuat senjata pusaka. Ia adalah salah seorang Mpu kesayangan Baginda Samaratungga dari Mataram. Mpu Badingga mempunyai dua orang istri yaitu Dewi Triabuana dan Dewi Sekargalih. Dari Dewi Tribuana Mpu Badingga tidak memiliki anak satupun, itulah sebabnya ia kembali menikah dengan Dewi Sekargalih. 

      Dewi Sulaksmi adalah putri dari Dewi Sekargalih.Dia adalah seorang wanita yang sangat cantik dan berbudi luhur. Mpu Badingga tidak menurunkan sama sekali ilmu kanuragan dan kepandaian yang ia miliki kepada sang putri. Mpu Badingga hanya ingin supaya anak gadisnya itu menjadi seorang istri yang berbakti kepada suaminya kelak.

      Namun, kesaktian dan keahlian Mpu Badingga ternyata membuat iblis keturunan dajjal dari laut segitiga bermuda tertarik. Dengan menyamar ia datang kepada Mpu Badingga dengan membawa sebuah baja yan berasal dari segitiga bermuda untuk dijadikan senjata. Awalnya Mpu Badingga tidak mengetahui bahwa yang datang adalah jelmaan iblis, namun penyamaran iblis itu tanpa sengaja terbongkar saat malam bulan purnama. 

       Senjata yang baru separuh jalan dibuat oleh Mpu Badingga ia gunakan untuk menusuk iblis itu sehingga iblis itu hancur. Akan tetapi Mpu Badingga lupa satu hal bahwa yang ia bunuh bukan jelmaan iblis biasa. Iblis itu memang hancur akan tetapi jiwanya belum.Jiwa iblis itu merasuk ke dalam tubuh seorang pemuda tampan yang sedang sekarat bernama Raden Surya Wisesa.

       Mpu Badingga menyempurnakan senjata yang ia pakai untuk membunuh iblis itu. Bukan menjadi pedang, tetapi membuat sebuah keris yang ia namakan keris kasinungan yang berarti roh nenek moyang atau ada kekuatan tidak kasat mata yang melindungi. Mpu Badingga bahkan menggunakan darahnya sendiri untuk melengkapi kekuatan keris itu.

       Untuk membuat warangka atau sarungnya, Mpu Badingga menggunakan emas murni. Ia menyatukan semua kekuatan para dewa leluhur. Ia sendiri melakukan tapa brata di kuil Bhatara Wisnu untuk menyempurnakan kekuatan keris itu. 

        Pada malam ke 100 saat ia bertapa muncul cahaya yang sangat menyilaukan matanya dan keris yang ia letakkan di hadapannya tiba-tiba melayang dengan sendirinya. 

"Senjata ini akan memusnahkan iblis yang kelak akan menjadi kuat. Hanya dia yang merupakan anak keturunanmu yang sejati yang akan menemukan senjata ini kelak. Dia pula yang akan menghentikan angkara murka." 

        Mpu Badingga tersentak, keris itu tiba-tiba saja hilang dari pandangan. Wajah tuanya tampak lega, ia yakin senjata itu akan aman sampai tiba masanya muncul kembali. Mpu Badingga pun keluar dari gua tempatnya bertapa. 

        Namun, alangkah kagetnya ia saat ia kembali ke padepokan miliknya. Padepokan itu sudah hancur, dan ia juga tidak menemukan anak dan kedua istrinya. 

"Mpu Guru!"

          Mpu Badingga menoleh dan melihat beberapa orang warga berlari ke arahnya.

"Ada apa ini?" tanyanya.

"Mpu, seminggu yang lalu, seorang pemuda datang dan mengacak-acak padepokan milik Mpu dan ia membunuh Dewi Triabuana , beliau tewas karena membantu Dewi Sekargalih dan Dewi Sulaksmi."

"Apa?!"

          Mpu Badingga meneteskan air mata, ia tidak menyangka sama sekali ada oramg yang tega berbuat keji kepada keluarganya.

"Tolong antarkan aku ke makam istriku terlebih dulu," katanya.

       Para warga pun langsung mengantarkan Mpu Badingga ke makam istri pertamanya. 

"Kami tidak ada yang bisa menandingi kekuatan pemuda itu, Mpu," kata salah seorang warga dengan wajah penuh penyesalan. Mpu Badingga hanya tersenyum pedih menahan sesak di dadanya. Ia tau penduduk yang tinggal di sekitar padepokan miliknya tidak ada yang memiliki ilmu kanuragan yang tinggi. 

       "Bukan salah kalian, aku mengerti. Apakah istri dan anakku ... kalian ada yang melihat mereka pergi ke mana?"

"Mereka berkuda ke selatan, Mpu. Tak lama pemuda itu mengejar mereka, kami tidak tau apakah mereka berdua berhasil ditangkap atau tidak."

"Apa kalian mengenali pemuda itu?"

"Dia adalah Raden Surya Wisesa putra saudagar kaya raya dari desa sebelah."

      Mpu Badingga mengerutkan dahinya, ia mengenal dengan baik keluarga pemuda itu. Keluarganya adalah keluarga baik-baik dan juga keluarga terpandang. Dan seingatnya Surya Wisesa sudah lama sakit tanpa bisa bangun. Mpu Badingga pun memutuskan untuk datang ke desa sebelah. Ia akan menemui keluarga Surya Wisesa terlebih dahulu.

     Dengan membawa bekal secukupnya Mpu Badingga segera berangkat. Perjalanannya sia-sia saja, saat ia datang ke tempat tinggal Sutya Wisesa rumah yang biasanya rapi dan terlihat megah itu sudah rata dengan tanah.

"Keluarga saudagar Wisesa sudah meninggal seminggu yang lalu, Mpu guru."

     Mpu Badingga menatap kepala desa dengan dahi berkerut.

"Mereka di rampok?"

"Bukan, hari itu Raden Surya tiba-tiba saja terbangun dan saat ia terbangun ia tampak sangat sehat dan segar. Bahkan kakinya sama sekali tidak lumpuh, padahal sejak kecil ia memang tidak bisa berjalan bahkan hampir mati."

      Mpu Badingga tersentak kaget, "Dia sehat?"

"Begitulah Mpu guru, tapi anehnya dia tampak seperti orang lain. Malam itu ia ketauan memperkosa adiknya sendiri. Bukannya menyesal, ia malah mengamuk dan membunuh semua keluarganya kemudian membakar habis rumahnya."

Mpu Badingga terduduk lemas, ia ingat iblis yang sudah ia musnahkan. Apakah jiwa iblis itu tidak sepenuhnya musnah?

      Mpu Badingga pun segera pamit, hatinya bertambah resah mengingat anak dan istrinya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status