Share

02. RENDEZVOUS - "e-mail Usang"

Kalau dipikir-pikir, Kanza itu memang anak yang cukup bar-bar saat sekolah. Bukti jelasnya itu sudah ada pada Abian. Bahkan dia ingat siapa Kanza, murid bimbingan olimpiade saat SMA. Ya, Abian tidak heran sih saat itu hanya saja, kok ada ya yang seperti Kanza naik meja, julid, dan menggosip tentang Abian dan segala keburukannya. Sebenarnya lucu kalau dipikir ulang. Wajar, Abian itu sangat dingin orangnya. Tapi banyak fans nya, saat murid bimbinganya dibimbing bukan benci malah senang dengan Abian yang seperti itu. Ya, kecuali si Kanza tadi, makanya Abian langsung ingat saat Kanza memperkenalkan dirinya pertama kali, melihat perawakannya juga tidak berubah dari dulu.

Abian membuka iseng media sosialnya, pertama media sosial dengan logo burung tapi tidak begitu menarik lalu beralih ke ask.fm nya. Ia sudah lupa kata sandinya apa, tapi gampang mencari ask.fm nya, tinggal menulis Abian Adalvino ask.fm di Search engine. Langsung muncul. Boleh sombong tidak? Tidak boleh tentu saja. Ia melihat beberapa pertanyaan dan jawaban 10 tahun yang lalu, dan cukup membuatnya tertawa geli melihat beberapa secret admirer nya yang cukup banyak di jenjang perkuliahan dulu.

Lantas beralih ke media sosial lain yaitu media sosial berlogo f . Lucunya Abian masih ingat kata sandi media sosilanya, rencana setelah ia melihat-lihat media sosial berlogo f dia akan hapus permanent seperti media media sosial lain yang masih ingat kata sandinya.

Jarinya bergerak lincah diatas keyboard lalu berpindah ke mouse, beberapa kali ia tersenyum melihat postingan usang dirinya. Percayalah, zaman itu mereka masih aktif-aktifnya bermain aplikasi ini. Tak sengaja menggulir halaman kebawah, matanya menangkap satu grup yang cukup menyita perhatiannya. OSN KEBUMIAN (2011). Ia lantas mengklik dua kali, terlihat jelas bagaimana deskripsi grup ini terlihat dingin.

Abian membaca sekilas, lalu menggulirkan kursornya. Ia mendapatkan apa yang ia cari. Oke, ia ingat bahwa grup ini dulu berfungsi sebagai share informasi mengenai olimpiade tingkat Nasional. Juga dulu masih memakai via sms. Nah untuk memudahkan maka digunakan lah media ini sebagai diskusi tanya jawab bagi murid bimbingannya yang tidak paham.

Di halaman atas masih terlihat hangat interaksi Abian dan murid lain, tapi bukan itu yang ia cari. Seingat Abian, ada beberapa hal yang membuatnya semangat untuk mencarinya. Sampai dibawah kini ia menemukan beberapa pertanyaan lucu dari murid bimbinganya, siapa lagi kalau bukan Kanza Syafira.

Tiba-tiba Abian tergelak keras melihat satu pertanyaan dari Kanza yang menurutnya ini menyebabkan Kanza tidak bertanya jauh lagi kepadanya. Padahal sebelumnya, Kanza itu sangat sering bertanya kepada termasuk di via sms dan Abian rasa ia menjadi tumbal temannya untuk tanya terlebih dahulu kepada dirinya.

Sebelumnya kenapa Abian berpikiran seperti ini? Oke, dulu murid Abian ada tiga yang satu sekolah dengan Kanza. Nah mereka itu sepertinya tidak suka dengan Abian, lebih tepatnya takut tapi masih mengakui jika Abian itu lumayan. Berbeda dengan Kanza yang benar-benar tidak suka dengannya, terlebih dia ditunjuk mewakili lomba saja secara acak dan terpaksa. Maka dari itu Kanza sebenarnya paling aktif tanya karena tidak tahu. Tapi saat itu Abian juga bisa menangkap bahwa Kanza agak lemah di hafalan, jika membahas rumus ia langsung nyantol.

Pertanyaan yang Kanza sampaikan di dinding platform tersebut adalah

"Mas X-Ray itu apa?"

Abian berulang kali membaca masih saja tertawa apalagi melihat jawaban yang ia berikan yaitu, "Sinar X ya Sinar X".

Padahal jika dipikir ulang Abian bisa menjelaskan dengan baik, sayang ia buka tipe yang seperti itu. Dan itu pertanyaan terakhir yang Kanza berikan. Selebihnya, Abian meneladeni temannya Kanza yang lain seperti biasa.

Abian menyandarkan tubuhnya di kursi kerja miliknya yang berada di ruangan samping kamar. Hari ini libur, dan ia cukup bisa mendinginkan kepalanya sejenak. Maka dari itu tadi ia sempat iseng mencari sambil bernostalgia. Ternyata dulu seru juga, kenapa ia baru sadar sekarang. Apa karena dulu ia terlalu fokus di dunianya sehingga tak melihat sekitar. Entahlah yang jelas Abian ingin mengulang masa-masa itu.

Drrt drrt

Tiba-tiba satu notifikasi dari e-mail masuk ke ponselnya. Abian akan sangat cepat membuka pesan dari e-mail dibanding chat biasa karena pesan yang di kirim di e-mail itu terbilang urgent menurutnya. Tapi dahinya mengernyit ketika pesan itu masuk bukan di e-mail utama atau e-mail untuk kerja, melainkan di e-mail yang ia pakai dulu.

Abian lantas membuka pesan tersebut, matanya fokus membaca satu demi satu kalimat dan lagi-lagi itu membuat ia terpingkal-pingkal sampai diakhir kalimat. Menurut Abian, siapa orang yang membaca ini pasti akan sakit hati tapi untuk Abian ini sangat lucu apalagi jika pesan ini di tulis sudah berapa tahun yang lalu. Ia bisa menebak, si pemilik e-mail pasti sengaja mengirimkan e-mail untuk masa yang akan datang karena ia berpikir tidak akan bertemu dengan dirinya. Tapi tenyata? Lihat bahkan sebelum e-mail ini masuk, ia sudah bertemu dengan pemilik e-mailnya terlebih dahulu. Astaga, sepertinya ia harus mencari tahu kenapa seseorang ini bisa membencinya sangat.

From: freakinxhil@g***l.com

To: Al.Abian123@g***l.com

Date: June 01, 2021, 14:32

Isi email:

Halo … Kpd. Mas Abian Adalvino yang terhormat selaku pembimbing saya. Terima kasih sudah membimbing saya selama 5 hari sehingga saya masuk ke tahap provinsi. Oke nevermind.

Mas tahu gak kenapa saya email? Saya itu udh tekanan batin karena kepaksa ikut lomba tapi ditambahin Mas yang judes, dingin kaku kayak kanebo kering. Saya tu sampai heran, temen" saya pada sok"an benci tapi suka muji. Muji tinggal muji, herannya kenapa ya pada suka mas. Saya masih sakit hati perihal x-ray, saya malu sampe ubun-ubun kalo mau tahu. Ya pasti gak mau tahu ,..

Udah yang penting Mas itu nyebelin dimata saya, dan gak bange t,.. Oh ya ask.fm nya lucu hahaha tapi aneh. Aneh aja kok bisa banyak fansnya pdhl nyebelin. Mana banyak yang bilang kalo tipe-tipe tsundere padahal mah galak-galak aja yakan Mas. 

Gak lagi- lagi ketemu orang kayak Mas Abian Adalvino, pinter tapi akhlakless. Astagfirullah

Aminn

                                                                              ---

From: Bapak Abian YTH.

Terima kasih, atas pujiannya. Bakal saya ingat terus.

Kanza mengernyit ketika salah satu pesan masuk tiba-tiba. Isinya juga membuat ia bingung, ditambah seseorang yang mengirim pesan tidak jelas. Kanza menoleh ke arah jam dinding, baru jam tiga sore. Abian tidak salah kirim atau melantur, 'kah?

                                                                                   To: Bapak Abian YTH.

                                                      Maaf bagaimana, Pak? Bapak salah kirim?

Dan oleh Abian tidak dibalas. Kanza hanya mendengus mungkin salah kirim. Kanza lantas menoleh ke arah pintu masuk, ia melihat pretensi Jihan yang tengah masuk ke rumah dengan tubuh gontai, setelah melepas sepatunya Jihan langsung merebahkan dirinya di sofa belakang Kanza. Posisinya Kanza duduk di bawah dengan cemilan ditangannya.

"Cuci tangan sama kaki lo." Ucap Kanza kepada Jihan.

"Bentar lima menit."

"Kenapa?"

Jihan menghela nafas berat, "Putus."

Kanza menoleh cepat, "Sama uler panca?"

"ULER SANCA DODOL!" Seru Jihan membuat Kanza mengibas-ngibaskan tangannya.

"Ya itu pokoknya. Serius lo?"

"Serius lah anjir."

"Bagus deh. Gue dari awal gak setuju lo sama dia." Jawab Kanza dengan enteng sedangkan Jihan menghembuskan nafas kasar.

"Lo pernah sayang sama orang gak sih Za? Mau seburuk dia ke gue, gue tetep sayang ke dia." Ujar Jihan pelan.

"Itu namanya bulol. Udah bucin tolol... ya gue gak tahu perjalanan lo pacaran sama Panca gimana, perjuangan dari nol kalian gimana, cuma mikir Ji sekarang. Panca temperamental makin ke sini makin gak enak. Dia ngelarang lo main sama gue karena gue bawa pengaruh buruk? Gue ngapain coba. Yang ada akhlak lo yang semakin gak bener." Terang Kanza. Dia sudah muak dengan sifat Panca yang terlalu posesif dengan Sahabatnya itu. Ya ia tahu mungkin tidak ada hak mengatakan ini, tapi ia ingin Jihan itu memikirkan baik-baik.

"Gue tahu tapi susah Za..."

Kanza menghela nafas, "Ya udah sekarang gimana lo nya. Ini jalan hidup lo, tapi gue juga gak mau lo kenapa-napa. Liat dari cara Panca posesif ke elo aja bikin gue ngeri.

I mean lo baru pacaran udah dilarang ini itu."

Jihan terdiam menerungi perkataan Kanza yang menurutnya tidak sepenuhnya salah. Tapi bagaimanapun dia masih belum menerima sepenuhnya. Sulit jika sudah berurusan dengan hati.

"Atasan lo gimana?" tanya Jihan tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. Gadis itu mendengus ketika Jihan menanyakan hal ini.

"Aneh, gaje." Jawab Kanza kini kembali bermain ponselnya.

"Lo jangan sensi-sensi bau-baunya bakal ada sesuatu nih."

"DIH OGAH!" seru Kanza membuat Jihan tergelak.

"Terakhir lo di tinggal kawin gak sih?"

"Kawin banget bahasanya?"

Jihan mengedikkan bahu, "Itu udah lama banget Za, pas masih kuliah. Cari cowok kek, masa mantan lo dari dulu tali puser."

"Anjir... Males ah bahas ginian. Gue masih ngejar cintanya kokoh Jae kalo lupa."

Jihan menoyor kepala Kanza, "Ye lo mah halu terus sampai mampus."

"Dari pada pacaran sama pacar yang posesifnya kek Panca. Ogah gue bayangin aja ngeri."

"Yee gue doain juga lo sama atasan lo."

"Gak ada ya! Udah sono cuci tangan sama kaki lo." Kanza mendorong Jihan agar segera pergi dari situ. Ia sedang malas jika membahas atasan yang aneh itu. Tidak mau ambil pusing ia langsung masuk ke kamar merebahkan dirinya, eh tidak. Bersiap-siap membuka laptop untuk menonton kesukaannya. Hari ini Kanza tidak disibukkan oleh beberapa hari sebelumnya karena sekarang hari sabtu jadi dia libur. Kemarin hari jumat sore ia sudah beberes di rumah yang ia tinggali bersama Jihan dan sekarang waktunya ia Q-time.

Kanza sudah menyiapkan cemilan dan dibawa masuk ke kamar dengan laptop yang sudah ia siapkan juga. Setelah sekian lama akhirnya Kanza bisa menonton drama korea yang cukup lama ia belum selesaikan karena kesibukannya. Kanza langsung memposisikan dirinya di tempat tidur dan mulai memutar drama dari laptopnya. Baru beberapa menit ia sudah dikagetkan oleh Jihan yang tiba-tiba menyelonong masuk ke kamar.

"Anjirr kaget gue!!" sentak Kanza pada Jihan karena ia benar-benar kaget. Kanza melirik mimik wajah Jihan yang berubah masam, jika seperti itu pasti Jihan merengek ingin sesuatu.

"Kenapa?" ketus Kanza kembali ke pada laptopnya.

Jihan duduk di pinggir ranjang sambil cemberut, "Za ayokk main keluar, gue bosen di kontrakan. Mana lagi gue badmood."

Kanza masih fokus pada laptopnya, "Badmood kenapa lagi? Gue mager Ji lagi seruh nih."

"Dimarahi atasan padahal temen gue yang salah."

Kanza melirik Jihan, "Oh dimarahi." ujar Kanza santai membuat Jihan mendelik sebal.

"Gue setiap hari kali." lanjut Kanza sukses merubah mimik wajah Jihan menjadi heran.

"Ketua Tim lo masih marahin lo? Anjir demi apa?"

"Demi gantengnya Park Jaehyung gak sih. Lagi pula gak waktu kerja pun dia galak. Udahlah males bahas ketua tim gue. Gue lagi mau refreshing."

"Liat sih yang mana orangnya… Jadi kepo." Jihan mengambil ponsel Kanza yang langsung direbut oleh pemiliknya.

"Jangan pakek hp gue. Search aja di internet. Abian Adalvino."

"Anjirrr sepenting apa dia sampe masuk di internet." Jihan mulai mengetik nama yang Kanza maksud di ponselnya, matanya langsung bergerak cepat beriringan dengan tangan yang mengscroll ke atas ke bawah.

"Ini beneran coach lo pas olimpiade?" Jihan menunjukkan layar berisi foto Abian di hasil pencariannya. Kanza menoleh lalu mengangguk dan kembali menonton dramanya. Sedangkan Jihan masih mencari-cari tentang Abian.

"Ya pantes sih masuk internet, orang dia pinter. Anjir gila CV nya panjang banget kayak jalan tol." Cibir Jihan kagum sedangkan Kanza tak peduli, ia sedang fokus ke drama.

"Oh dia suka ngisi radio juga to?"

"Emang iya?" tanya Kanza menanggapi gumaman Jihan.

"Gak tahu sih ini fotonya gini. Bodo amat deh. Ayok Za maainnnn..." Jihan masih kekeh membujuk Kanza untuk pergi keluar. Lagi pula selama dua minggu Kanza datang ke rumahnya untuk hidup bersama, wanita itu belum keluar sekedar jalan-jalan. Jihan ingin mengajak Kanza mencari udara luar.

Kanza berdecak, "Iye nanti. Nanti malem oke dah sana keluar gue mau nonton jodoh gue."

Jihan tersenyum lebar, "Asik. Oke nanti malem." Ia akhirnya beranjak dari tempat tidur Kanza dan berjalan menuju pintu untuk keluar. Tapi tiba-tiba ia berhenti.

"Btw Za..." Jihan menoleh kearah Kanza yang menatapnya malas.

"Itu endingnya cowoknya mati." Setelah mengucapkan itu Jihan langsung berlari keluar sambil tertawa.

"SIALAN!! JIHAN SIALAN!!" amuk Kanza. Bagaimana tidak, Jihan malah memberikan spoiler ending drama yang sedang ia tonton.

-To be continued-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status