"Rian Armando!" Rian yang sedang tertidur pulas di atas meja langsung terbangun dari tidurnya.
"Aduh sakit, Bu," ringis Rian saat Ibu Vina, selaku guru yang mengajar mata pelajaran Matematika menjewer telinga Rian.
"Berani-beraninya kamu tidur di jam pelajaran saya. Mana tugas kamu?" Wajah Ibu Vina terlihat garang menunjukkan kalau beliau kesal pada Rian.
"Ada Bu, tapi lepasin dulu kuping saya, Bu. Bisa-bisa kuping saya putus."
"Ya sudah cepat kasih tugas kamu." Rian membuka tasnya ketika Bu Vina sudah melepas jewerannya.
Rian mengambil buku tugasnya lalu memberikannya pada Bu Vina.
"Ini Bu tugasnya." Bu Vina menerima buku Rian lalu membukanya. Memeriksa hasil pekerjaan Rian.
Lalu ia kembali menatap Rian."Gimana Bu? Benar semua, kan?"
"Memang benar semua, tapi bukan kamu yang kerjain tugasnya, kan?"
Siapapun tahu kalau tugas Rian tidak dikerjakan sendiri olehnya. Karena Rian terkenal tidak pernah mengerjakan tugasn
โNgapain lo ke sini?โ Rian bertanya dengan ekspresi tidak suka. Sama sekali tidak ada niatan untuk menyambut tamunya dengan ramah. Apalagi setelah tahu tamu yang datang adalah Sofhie.Setelah bertemu Raina tadi, โGue ke sini mau ngomong sama lo. Sebentar aja.โโLima menit. Habis itu lo udah harus pergi.โSofhie mengangguk.โMau ngomong apa?โSofhie mengambil napas sejenak, lalu mulai berbicara, โGue ke sini karena mau minta maaf sama lo. Gue nyesal udah ganggu hubungan lo sama Raina. Harusnya gue gak ngelakuin itu. Gue pikir dengan gue kembali lo bakal mau balik lagi sama gue. Ternyata gue salah.โโSoal preman-preman itu? Lo gak mau ngaku?โ tanya Rian. Karena Rian masih curiga dengan Sofhie.Sofhie menggeleng. โGue berterima kasih sama Raina karena dia udah mau nolongin gue. Tapi jujur gue sama sekali gak pernah nyuruh preman-preman itu. Kalau lo gak mau percaya silakan. Gue gak bakal maksa.โโGue janji gak bakal ganggu hubungan lo sama Raina lagi. Gue bakal pergi jauh biar kalian gak
โYa ampun, Raina! Itu kenapa jidat lo?โ Luna mendekati Raina hendak menyentuh kening Raina, tapi Raina menghindar.โJatuh kemarin.โโKok bisa?โโDidorong sama preman.โโPreman? Maksudnya?โ Risa ikut bertanya.Kedua sahabatnya bingung dan juga kaget. Raina bisa memaklumi, karena ia memang tidak sempat menceritakan kejadian kemarin pada keduanya. Raina tidak mau mengganggu waktu keduanya. Jadi Raina memilih untuk menceritakan langsung.โKemarin gue nolongin Sofhie yang digangguin preman. Terus premannya dorong gue. Jadi kayak gini, deh.โ Raina menjelaskan secara singkat.โWhat? Nolongin Sofhie? Serius lo?โ Luna mengembuskan napas sejenak lalu kembali melanjutkan ucapannya, โGini ya, dia itu musuh lo. Tapi bisa-bisanya lo nolongin dia?โโYa, gue kasihan sama dia. Lagian kita harus saling tolong-menolong, kan?โโIya emang tapi lo mikir-mikir juga kali. Bisa aja dia sengaja nyewa preman-preman itu biar keliatan kalau dia digangguin, tapi ternyata cuma mau narik perhatian lo buat nolongin di
Rian berdecak ketika ponselnya berdering. Ia kesal karena yang meneleponnya adalah Sofhie. Sudah lima kali Rian menolak panggilan cewek itu, tapi Sofhie tidak menyerah menghubunginya.Rian membiarkan ponselnya begitu saja tanpa ada niatan untuk menjawabnya.Tak lama kemudian ponselnya kembali berdering. Rian yang tadinya ingin mematikan ponselnya segera mengurungkan niatnya karena ternyata yang meneleponnya kali ini adalah Andi.โKenapa?โ'Yan, gawat!'Rian mengerutkan keningnya ketika mendengar suara Andi yang cukup panik.โLo kenapa? Ada masalah?โ'Raina.'Rian makin bingung.โRaina? Kenapa Raina?โ'Barusan Sofhie telfon gue katanya Raina masuk rumah sakit.'Rian mendadak terdiam. Apa ia tidak salah dengar? โGue gak salah dengar, kan?โ Rian bertanya memastikan.'Iya, Yan. Mendingan lo buruan ke rumah sakit kenanga. Gue juga otw ke sana.'Panggilan pun diakhiri oleh Andi. Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya, tapi ia tidak ada waktu untuk mencari semua jawaban itu. Karena yang
โNyapu sendiri lagi?โ Rian menghampiri Raina di kelas setelah pelajaran selesai. Kebetulan Raina sedang menyapu kelas. Tadinya ada beberapa temannya yang juga piket, tapi mereka sudah selesai lebih dulu. Mereka ingin menunggu Raina sampai selesai, tapi Raina menolak dan menyuruh mereka untuk pulang lebih dulu.Raina menoleh sejenak pada Rian, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Enggan menjawab Rian.โGue bantuin, ya,โ tawar Rian.โGak usah.โ Raina menolak.โUdah gak papa biar gue bantuin. Kasihan lo kecapekan.โ Rian hendak mengambil alih sapu dari Raina, namun Raina sudah lebih dulu menjauhkannya.โGak usah ganggu gue,โ ucap Raina dingin.โYa udah, kalau gitu gue nungguin lo sampai selesai, ya. Biar bisa pulang bareng.โRaina kembali menoleh pada Rian dengan satu alis terangkat. โEmang gue bilang mau pulang sama lo?โRian mengangguk, โTadi kan kita udah sepakat pulang bareng waktu istirahat.โโGue gak pernah buat kesepakatan sama lo. Pergi!โโRain, jangan kayak gini dong. Gue tahu l
Rian memainkan ponselnya sembari menunggu Raina yang kembali dari toilet.Saat sedang asyik dengan ponselnya, tiba-tiba seorang cewek datang. Lalu, tanpa izin darinya cewek itu langsung memeluk Rian.Rian yang tiba-tiba dipeluk seperti itu langsung terkejut.โSofhie?โ Rian lebih terkejut ketika tahu siapa cewek itu.โGue gak nyangka kita ketemu di sini. Kayaknya kita emang ditakdirkan buat balikan lagi, deh. Soalnya kita selalu ketemu padahal gak pernah janjian.โโApaan sih lo. Gak usah ngaco, deh. Lepasin gue.โ Rian hendak melepaskan pelukan Sofhie, namun cewek itu malah memeluknya lebih erat.โSofhie lepasin.โโRian.โโRa-Raina.โ โHai Rain. Ketemu lagi kita.โ Sofhie menyapa sembari tersenyum.Kesempatan itu Rian gunakan untuk melepas pelukan Sofhie.โLo tahu gue sama Rian itu emang ditakdirkan buat bersama. Buktinya kita selalu ketemu tanpa diduga. Kayak sekarang ini.โ Sofhie menoleh pada Rian. โIya kan, Yan?โRaina tersenyum sinis. โTakdir? Gak usah sok-sokan ngomong takdir. Rian
Rian mencari Raina ke kelas cewek itu, tapi Raina tidak ada. Rian sudah bertanya pada Luna dan Risa, tapi mereka juga tidak tahu keberadaan Raina.Sejak pagi, Rian belum juga bertemu dengan Raina. Saat Rian pergi ke rumah Raina untuk menjemput cewek itu, Raina ternyata sudah berangkat sekolah lebih dulu.Rian tidak tahu ada apa dengan Raina. Tapi Rian merasa Raina sedang menghindarinya. Apa mungkin Raina menghindar karena takut Rian akan marah pada cewek itu perihal masalah kemarin?Mungkin Rian memang marah pada Raina karena sudah membohonginya, tapi itu kemarin. Sekarang Rian tidak ingin memarahi Raina, tapi ia hanya ingin berbicara dengan Raina. Rian ingin tahu alasan Raina berbohong padanya.โAkhirnya ketemu juga.โ Raina menoleh pada Rian.Setelah mencari Raina di beberapa tempat, akhirnya Rian menemukan Raina di rooftop.Raina terkejut, tidak menyangka Rian akan menemukannya. Padahal, daritadi Raina mencoba menghindari Rian.โLo kenapa hindarin gue? Gue kan udah bilang kemarin ma