Semua Bab RIAN RAINA: Bab 1 - Bab 10
111 Bab
Prolog
Raina baru saja keluar dari minimarket. Cewek itu disuruh mamanya untuk membeli bahan-bahan kue di minimarket. Setelah selesai, ia pun hendak menyeberang. Namun, karena terlalu fokus dengan ponselnya, ia malah tidak melihat sebuah mobil yang akan menabraknya."AWAS!" Raina terjatuh ke trotoar beserta belanjaannya karena seseorang mendorongnya."Lo bodoh apa gimana? Kalau nyebrang tuh liat jalan bukan liat hp!" ketus seorang cowok yang juga terjatuh ke trotoar. Raina tahu, cowok itu yang sudah menolongnya."Makasih udah nolongin gue. Dan, maaf karena udah ngerepotin lo," ujar Raina sembari menundukkan kepalanya. Cukup takut dengan cowok itu.Raina segera bangkit berdiri. Saat ia hendak pergi, cowok itu malah menahan lengannya."Mau ke mana lo?" tanya cowok itu."Mau pulang.""Urusan kita belum selesai.""Kan gue udah minta terima kasih tadi.""Kata terima kasih aja gak cukup."Raina menghe
Baca selengkapnya
PART 1
"Kerjain PR gue. Jam tujuh lewat lima belas menit, lo udah harus antarin bukunya ke kelas gue," ucap Rian yang terdengar seperti perintah.Raina yang mendapat perintah seperti itu dari Rian langsung melotot tidak percaya. Apalagi, PR Rian tidaklah sedikit. Waktu yang diberikan cowok itu pun juga tidak banyak. Apa mungkin ia bisa menyelesaikan semua PR Rian dengan tepat waktu?"Tapi ini kan banyak banget, Yan. Gak mungkin gue bisa kerjain semuanya dalam waktu lima belas menit. Lagian, kenapa semalam lo gak antarin ke rumah gue aja? Kalau semalam lo antarin ke rumah gue, kan udah selesai PR nya.""Gak usah bacot. Gue gak mau tahu. Kalau sampai jam tujuh lewat lima belas menit lo belum ke kelas gue juga, jangan harap lo bakal lepas dari gue." Setelah mengancamnya, Rian langsung keluar dari kelas Raina."Dosa apa gue harus punya cowok gak waras kayak dia? Udah nakal, kasar, suka perintah lagi," gumam Raina."Sabar, ya, Rain. Mungkin Rian lagi tes lo aja," u
Baca selengkapnya
PART 2
Raina mengernyit heran saat melihat tumpukan buku yang dibawa oleh Rian. Mereka kini sedang berada di rumah Rian. Sesuai perintah Rian, Raina mengikuti cowok itu untuk pergi ke rumahnya. Selama perjalanan tadi, Raina terus bertanya apa tujuan cowok itu membawanya ke rumahnya, namun Rian sama sekali tidak mau menjawab pertanyaannya membuat Raina kesal sendiri."Lo ngapain bawa buku banyak-banyak?" tanya Raina masih dengan wajah herannya."Catat materi yang ada di buku paket ke buku tulis gue.""Maksudnya lo nyuruh gue gitu?""Iya lah. Siapa lagi kalau bukan lo?" ketusnya."Tapi kan ini banyak banget, Yan. Kalau kayak gini bisa-bisa gue gak pulang ke rumah gue.""Itu bukan urusan gue. Sekarang lo harus catat semua materinya sampai selesai.""Gini aja deh, daripada gue catat di sini, mendingan gue pulang aja. Nanti biar gue catat di rumah. Kan lebih simpel.""Gak. Kalau lo catat di rumah lo, yang ada lo gak selesain catatannya. Ka
Baca selengkapnya
PART 3
Pagi-pagi sekali, Raina sudah ditelepon oleh Rian. Cowok itu membangunkannya  untuk menyuruh Raina membawakan bekal untuk cowok itu.Ingin sekali Raina menolak perintah Rian, namun ia sadar kalau ia menolak maka cowok itu akan semakin seenaknya memerintahnya."Raina. Tumben pagi-pagi kamu udah bangun. Mau ngapain?" tanya Dian.Riana yang sedang menyendok nasi menoleh pada mamanya lalu tersenyum."Ini Ma, aku mau masak nasi goreng.""Masak nasi goreng? Mau bawa bekal?""Iya Ma.""Ya udah sini biar Mama aja yang buatin.""Eh, gak usah, Ma. Biar aku aja.""Emang kamu bisa sendiri?""Dibisa-bisain, lah, Ma. Lagian, aku kan juga udah belajar dikit dari Mama."Dian tersenyum lalu mengusap lembut rambut putrinya. "Hebat anak Mama. Udah mulai bisa masak."Raina tersenyum lalu melanjutkan kegiatan mengiris bawang.*****Pukul tujuh tepat, Raina sudah sampai di sekolahnya. Dengan senyum yang
Baca selengkapnya
PART 4
Raina, Luna, dan Risa berjalan memasuki kantin. Mereka memilih duduk di bangku yang kosong yang berada di pojok kanan kantin, tepatnya di samping meja Rian, Liam, dan Andi.Sebenarnya Raina tidak mau duduk di sana, mengingat ada Rian di sana. Ia tidak mau melihat wajah Rian. Jujur, ia masih kesal dengan cowok itu karena Rian sudah membuang nasi gorengnya ke tempat sampah. Bahkan cowok itu juga tidak meminta maaf padanya. Seolah ia tidak merasa bersalah."Lo berdua mau beli apa biar gue yang beliin," ucap Luna."Gue temenin lo aja deh," ujar Risa."Lo mau beli apa, Rain?" tanya Luna lagi."Gue mi goreng sama es teh." Raina menyerahkan uang sepuluh ribu pada Luna yang langsung diterima oleh cewek itu."Oke. Tunggu bentar, ya, Rain."Sembari menunggu kedua temannya membeli makanan, Raina memilih membuka ponselnya."Hai Rain," sapa Andi. Cowok itu duduk di hadapan Raina.Raina yang sibuk dengan ponselnya pun mengangkat wajahnya lalu
Baca selengkapnya
PART 5
Rian menatap bingung Liam dan Andi yang berada di depan rumahnya. Kedua cowok itu datang tanpa memberitahunya terlebih dahulu. "Ngapain lo berdua ke sini?" tanya Rian. "Dia yang ngajak gue ke sini," ucap Liam menunjuk Andi. Andi yang diberikan tatapan datar oleh Rian langsung membuka mulutnya untuk menjelaskan. "Em, gue bosan di rumah makanya gue ke sini. Gue ngajak Liam biar lo bisa ijinin gue buat masuk. Kalau gue sendiri kan lo gak bakal mau gue masuk rumah lo," ucap Andi. "Gimana dia mau ijinin lo masuk kalau lo aja berisik mulu." Andi hanya cengengesan mendengar ucapan Liam. Memang benar, jika Andi datang sendiri ke rumah Rian, pasti cowok itu tidak akan mengizinkan Andi untuk masuk ke rumahnya. Karena jika Andi sudah masuk ke dalam rumahnya, maka Andi pasti akan berbuat aneh-aneh. Dan Rian tidak menyukainya.Kecuali jika Andi datang bersama Liam, barulah Rian akan mengizinkan Andi untuk masuk ke rumahnya. Karena Liam a
Baca selengkapnya
PART 6
Raina berjalan menyusuri koridor sekolah dengan wajah bantalnya. Sebenarnya, ia masih mengantuk karena semalam ia tidak tidur nyenyak. Dan itu semua karena Rian. Semalam cowok itu mengganggunya. Rian terus meneleponnya dan memarahinya karena Raina membuang martabak di depan rumahnya."Woi." Rian menarik lengan Raina membuat langkah cewek itu terhenti."Apa? Mau marahin gue lagi? Kan semalam gue udah minta maaf. Belum cukup lo ngomel-ngomelnya?""Mana buku PR gue?" tanya Rian sembari menjulurkan tangannya di depan Raina.Dengan malas, Raina membuka tasnya lalu memberikan buku milik Rian pada cowok itu.Saat Raina hendak melanjutkan langkahnya, lagi-lagi Rian menarik lengannya membuat Raina berdecak."Apalagi sih, Yan? Gak usah ganggu gue deh.""Urusan kita belum selesai. Lo pikir dengan minta maaf aja bakal cukup?""Terus lo mau gue ngelakuin apa?"*****"Sapu yang benar. Kalau gak bersih gue suruh ulang, ya," ucap
Baca selengkapnya
PART 7
Rian menyandarkan tubuhnya di tembok depan kelas Raina. Cowok itu menunggu Raina keluar dari kelasnya.Tak lama kemudian, Raina pun keluar dari kelasnya bersama Luna dan Risa."Na, lo jadi temenin gue ke mall, kan?" tanya Luna."Ja---""Raina sama gue," potong Rian membuat ketiganya langsung menoleh pada cowok itu."Enak aja lo. Gue duluan yang udah janjian sama Raina. Iya kan Rain?"Raina melirik Rian yang tampaknya tidak ingin dibantah."Sorry, Lun, bukannya gue gak mau nemenin lo, tapi gue gak bisa. Soalnya Rian udah duluan ngajak gue pergi."Wajah Luna tampak kecewa. "Terus gue pergi sama siapa dong?""Sama Risa aja. Sa, mau temenin Luna, kan?"Risa menggeleng cepat. "Gak. Malas gue ke mall. Mendingan gue tidur di rumah.""Sa, jangan gitu lah sama Luna. Sekali-kali temenin Luna. Lagian kalau gue bisa aja pasti gue udah temenin Luna.""Ya udah oke. Gue mau." Raina dan Luna tersenyum lebar karena R
Baca selengkapnya
PART 8
Raina menatap pantulan wajahnya di cermin. Memastikan penampilannya sudah baik atau belum. Setelah dirasanya sudah baik, ia pun mengambil tas selempangnya lalu memakainya.Sesuai janjinya pada Rian, malam ini ia akan menemani Rian ke rumah tante cowok itu.Raina turun ke lantai bawah. Ternyata Rian sudah menunggunya di bawah. Cowok itu sedang mengobrol dengan kedua orang tuanya."Jadi kamu mau ngajakin Raina keluar?" tanya Seno."Iya Om. Boleh kan, Om?""Boleh aja. Asal sebelum jam sepuluh kamu udah antarin Raina pulang.""Siap Om.""Em, Pa, Ma, aku pergi sama Rian dulu, ya." Raina mendekati Seno dan Dian lalu mencium tangan keduanya diikuti Rian."Hati-hati, ya."Mereka berdua berjalan keluar dari rumah. Pandangan Rian tidak terlepas dari Raina. Ia cukup kagum karena malam ini Raina terlihat cantik."Kenapa liatin gue kayak gitu? Gue jelek, ya?" Pertanyaan Raina sukses membuat Rian tersadar. Buru-buru cowok
Baca selengkapnya
PART 9
Raina berjalan mendekati Rian yang sedang duduk di tepi lapangan. Cowok itu berkeringat karena baru saja selesai berlari mengelilingi lapangan. Tadi, ia datang terlambat, sehingga ia dihukum."Nih, minumnya." Raina memberikan sebotol air mineral yang ia beli tadi di kantin. Sebenarnya, ia datang ke sini bukan karena ia mau, melainkan karena disuruh oleh Rian.Rian menerima botol minum tersebut lalu meneguknya hingga setengah.o"Mau ke mana?" tanya Rian saat Raina hendak pergi."Ke kantin.""Emangnya gue udah bolehin lo pergi?""Emangnya gue harus butuh izin lo dulu baru gue boleh pergi?""Selama lo jadi cewek gue, lo harus nurutin apa kata gue.""Ngatur banget, ya, lo."Rian kembali meminum airnya tanpa membalas ucapan Raina."Hai Rian. Aduh pasti lo capek banget ya, habis dihukum. Sini gue lap keringat lo." Seorang cewek dengan seragam ketatnya tiba-tiba menghampiri Rian dan Raina. Cewek itu menarik tisu dari bun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status