Share

[ ROSES ] : The Tragedy After 10 PM
[ ROSES ] : The Tragedy After 10 PM
Penulis: Rara Huang

Prolog

Rosea berjalan menyusuri anak tangga dengan keyakinan yang tak utuh, langkahnya menggiring ke ruang keluarga Hendrawan. Di sana ada ibu dan adiknya, Aji, yang asik menonton serial drama Amerika. Keringat dingin membasahi tangan dan dahi Rosea. Debaran jantung semakin terasa saat duduk di sebelah Liliana, perempuan yang melahirkannya. 

“Bunda…”

“Hm?”

“Rosea boleh ngekos endak? Biar lebih deket. Kalau berangkat dari rumah bakal ngabisin ongkos banyak buat transport ke kampus.” Rosea memainkan jari-jarinya mencoba menghilangkan rasa cemas.

Rosea melirik bundanya yang bergeming, seakan sengaja menulikan indra pendengarannya.

“Bun…”

Bukan balasan dari bunda yang Rosea dengar, namun Aji. “Udahlah kak, siapa coba yang mau biayain lu? Lu tuh kebiasaan banget deh sok ngide. Ujung-ujungnya ngerepotin bunda sama ayah.”

Nafas Rosea tercekat. Hatinya mencelos, ada amarah yang bercokol ingin ia muntahkan pada adik satu-satunya itu.

“Rosea bakal kerja sampingan, jadi bunda sama ayah endak usah bayarin kos Rose-“

“Gua enggak yakin lu bisa bertahan hidup sendirian. Lu tuh terlalu manja dan merepotkan tahu enggak?” Aji mencibir alasan Rosea, lalu pergi dari ruang keluarga dengan seriangaian yang sangat Rosea benci.

“Terserah kamu saja. Bunda capek sama kamu. Kamu enggak pernah bisa ngertiin bunda.”

Kepergian bunda dari ruang keluarga menyentak perasaannya. Rosea takut sekali jika Liliana tak memberi restu, hal buruk malah terjadi padanya. Rosea masih memercayai bahwa restu Tuhan berada di kedua orang tuanya. Sedangkan ayahnya, pria dewasa itu hanya mengangguk dalam diam saat Rosea mengutarakan keinginannya seminggu yang lalu.

Tangisan Rosea tak terbendung. Ia sudah sangat lelah menahan semuanya, lelah hidup dalam penuh amarah yang teredam dan lelah hidup dalam tekanan. Tangan Rosea mengepal menepuk-nepuk dadanya yang dialiri rasa nyeri. Menahan geram yang ia pendam bertahun-tahun lamanya. 

Kenapa? Kenapa aku dilahirin sebagai anak perempuan bunda? Anak perempuan yang harus selalu mengerti bunda? Kenapa bunda endak pernah menuntut hal yang sama pada anak laki-laki bunda? Rosea anak bunda kan?

Bunda. Setiap kali anak laki-laki bunda nyakitin Rosea, kenapa bunda diem aja? Kenapa Bunda endak belain Rosea dan marahin anak laki-laki bunda seperti yang bunda lakukan ke Rosea?

Jiwanya menjerit. Isakan Rosea sungguh menyayat hati. Entah dosa siapa yang ia tanggung sampai hidupnya menjadi semenyedihkan ini. Hidup tanpa perlindungan dan belas kasih. Rosea lelah terus menerus dianaktirikan seperti ini.

Rosea menyayangi ayah dan bundanya. Teramat mencintai mereka. Namun, Rosea tidak merasa dianggap sebagai anak. Akhirnya ia mengambil sebuah keputusan yang menyiksa karena harus tinggal terpisah dengan ayah dan bundanya. 

Setidaknya dua tahun yang lalu. Kini Rosea mampu bernapas lega bak mendapat kantung paru-paru tambahan. Tinggal sendirian membuat Rosea dapat hidup dengan nyaman tanpa ada rasa was-was dan tertekan. Akan tetapi, ternyata masih ada ketakutan yang memberatkan langkahnya.

Memang, menerima dan memaafkan adalah hal yang paling sulit dilakukan manusia, termasuk Rosea. Apalagi berhubungan dengan masa lalu yang kelam. Masa lalu yang hampir saja merenggut kewarasan dan nyawanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status