012. NEW COLOUR FOR HEART
FRNR00150
Sudah tiga buku telah selesai ku baca hari ini, sepertinya aku mulai lelah. Beberapa saat lalu mataku terasa sedikit berkunang-kunang, padahal buku disini sangat bagus dan memiliki kualitas tulisan yang gampang dicerna. Selain itu banyak sekali ilmu pengetahuan mengenai kesehatan yang belum aku ketahui. Aku juga banyak belajar dari pengalaman orang lain di buku ini, termasuk lengkap bagiku.
"Hey, makanlah, gadis rajin! Kau terlalu bersemangat membaca buku" aku menoleh kearah sumber suara dari pintu. Senyumku mengembang saat gadis itu
013. COMEBACK EVEN THOUGHT NOT THE SAME FRNR00150 Aku melepaskan sepatu dan kaitan pakaian yang begitu erat ini, untung saja kasur di asrama ini begitu empuk hingga dapat menampung badanku yang remuk. Aku melirik Channie yang kini tengah meletakkan tubuhnya di atas lantai, terlihat aneh memang. Tapi, gadis itu sering memiliki kebiasaan yang buruk, salah satunya seperti itu. Pikiran ku benar-benar lelah, kukira mendaftar jalur undangan itu akan mudah. Ternyata sama saja, kami harus melakukan tes untuk penentuan kelas dan dimana jurusan yang akan kami tempuh.
014. THE REASON FOR THE BURNING HEART BEAT FRNR00150 Degupan jantungku masih abnormal bersama kecemasan yang melingkup pikiranku, mengingat beberapa saat lalu seseorang kembali melalui perantara yang menurutku mereka memiliki keterikatan. Adik pangeran? Hubungan mereka sangat kuat sekali, tapi kenapa dirinya tidak pernah memberi tau kenyataan itu? Batinku bergejolak. Namun, aku segera menepuk kedua pipiku, sepertinya aku mulai gila untuk tidak melihat status yang sedang kupegang. "Sadarlah, Varose! Kau bukan siapa-siap
015. A JOURNEYFRNR00150Setiap pagi, Varose selalu melakukan rutinitas yang sangat menenangkan. Jika di rumah, ia akan mengawalinya dengan secangkir air dan beberapa roti yang telah ia siapkan untuk setiap pagi sembari menikmati cuaca dan indahnya pagi hari. Namun, hari ini sangat berbeda. Rutinitas yang awalnya begitu menyenangkan dengan kesendirian, kini berganti membangunkan beruang yang sedang berhibernasi."Channie! Bangun kau, kau tidak tau, ya, organisasi Siswa itu menuduh ku yang tidak-tidak!" dengan menggebu-gebu, Varose menarik tangan sekuat tenaga supaya Channie tidak terlambat. Hari ini adalah hari yang begitu spesial dan juga memuakkan.Spesial karena akademi mengadakan pameran di balai kota dan memuakkan karena Varose harus mendengar gosip tentang dirinya di lorong ketika sedang menyambut pagi hari."Kau ini! Se memuakkan apapun m
016. SOUR FROM NOSTALGIAFRNR00150Channie memutar tubuhku untuk memusatkan seluruh perhatianku kepadanya, gadis ini memberikan tatapan sinis seolah diriku kapan saja bisa termakan oleh tatapan itu. Ku ulang memori beberapa saat lalu, mungkin saja ada sesuatu yang terlewat sehingga Channie menyimpan amarah kepadaku. Namun, pikiranku seketika buntu sesaat setelah menyadari banyak yang menatap kami sembari berbisik. Ku yakin Channie juga merasakan hal itu."Kau bodoh atau bagaimana?" bisik Channie yang membuat aku berpikir sesaat. Suara gadis ini sangat kecil sekali tiba-tiba."Memangnya aku kenapa?""Kau menerima ajakan Pangeran untuk menonton Teater itu sama saja kau menerima ajakan kencan darinya." jawaban Channie membuatku terkejut, aku pertama kali hidup di Kota dan belum sepaham arti kencan ataupun hal yang berbau asing seperti itu. Kemudian, aku terpikirkan sesuatu sebe
001. FIRST MEET IN THE WOODFRNR00150Tanganku tergerak menutup pagar kayu yang mengelilingi rumahku sebelum mengambil keranjang yang tergantung di pagar samping. Siang menjelang sore terlihat begitu nyaman, setelah semalam terjadi hujan deras. Kini langit sangat cerah tanpa mendung atau semburat petir."Halo, Nyonya Rain" sapaku kepada wanita yang telah memiliki cucu itu sembari kulambaikan tanganku."Hei, Varose! Akhirnya kau keluar juga, pagi tadi banyak sekali berita mengejutkan tentang Pangeran dan keluarga istana" ucap wanita itu diselingi oleh kegiatannya yang tengah menjemur dan membuatnya terlihat keren dimata ku."Aku tidak suka bergosip, hehe" jawabku, jujur saja, memiliki tetangga seperti Nyonya Rain memang menyenangkan. Tapi, beliau suka sekali berbicara dan pembicaraan itu tidak keluar dari zona Kerajaan. Mungkin karena keluarga Kerajaan cukup misterius."Aku tinggal dulu
002. HANDSOME MAN AGILITYFRNR00150Belum sempat aku menyelesaikan ucapan ku, Hendery langsung saja menubrukkan diri ku ke dada bidangnya. Tidak terlalu sakit, hanya saja ketika mendongak begini, wajah kami hampir tidak memiliki jarak."Bagaimana jika dirumah mu saja"Plakk!"Awhh, astaga kekuatan mu benar-benar" kata lelaki itu sembari mengelus lengannya pelan, aku menatap kedua nata Hendery dalam. Ku rasa ia sedang menjilat ludah sendiri, setelah tadi mengejek ku bertindak mesum."Percepat jalan mu, aku tidak suka menunggu" ucap ku, kaki ku perlahan berjalan meninggalkan dirinya yang masih setia meredakan rasa panas di lengannya.Perjalan kami dari hutan menuju desa tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya perlu berjalan tujuh menit sebelum menemukan sungai perbatasan hutan dan desa."Kita akan melewati jembat
003. THE PRINCE'S LIESFRNR00150Lelaki itu berdiri di bawah rembulan, meski sekarang ia berada di dalam ruangan. Tidak menolak juga bila cahaya bulan masuk melalui celah jendela. Beberapa saat lalu, Varose memberinya sepasang pakaian. Ia tersenyum menyadari perhatian gadis itu.Meski tempat yang ia tinggali tidak begitu besar seperti rumahnya di kota, tapi ia sudah merasa nyaman dengan ruangan ini."Hendery, ini selimut untuk mu tidur, maaf, ya, hanya ada satu kamar di rumah"Kau bisa menggunakan kasur ku, aku akan tidur di kasur orang tua ku, jika ada yang ingin kau butuhkan bangunkan aku saja" lanjut Varose, tanpa mendengar jawaban lawan bicaranya.Hendery tersenyum kecil melihat Varose telah terlelap di kasur sampingnya, sepertinya ia harus memberi banyak ucapan terimakasih kepada Varose. Ia bisa sampai disini dengan selamat juga karenanya, apalagi tujuannya kemari menjadi lebih mu
004. BeatFRNR00150Rencana ku menuju perpustakaan Bibi Chitta menjadi sedikit lebih lambat, bahkan wanita tadi sempat mempertanyakan keterlambatan ku."Ini bukunya, beruntung Chanie mengingatkan ku untuk meminjamkannya kepada mu" ucap Bibi Chitta, aku hanya bisa tersenyum, pikiran ku sedikit kalut siang ini."Kau bisa duduk di sana, sudah ditunggu oleh Channie""Terimakasih, Bibi" jawab ku, kaki ku berjalan meninggalkan wanita itu menyusuri lorong rak buku.Pemasukan buku di desa tidak begitu banyak, tapi beruntungnya Bibi Chitta memiliki ketertarikan yang tidak jauh berbeda dengan Ibu dan Ayah. Apalagi Paman Johnny juga suka mengoleksi berbagai macam buku pengetahuan."Varose!"Senyum ku mengembang saat melihat Channie mengangkat tangannya dari kursi tempat ia duduk, tumben sekali gadis itu datang lebih awal. Biasanya pukul segini ia masih bergelut dengan mainannya di t