Share

Bab 2

Rumah Baru Mantan Istriku bag 2 

 

**

 

PoV Raka

 

**

 

"Mas Raka ...," cicit Nara.

 

Dia terkaget melihatku dan akupun terkaget melihat Nara. Sungguh aku benar melihat mantan istriku dan anakku ada di depan mataku. Ku kucek sekali lagi mataku dan kucubit sedikit tanganku. Rasa sakit langsung kurasakan. Ini benar dan bukan mimpi. 

 

Melihat tingkahku Nara menjadi tak nyaman. Inara Anggraini wanita yang tujuh tahun lalu kunikahi. Kami bercerai dua tahun lalu ketika Ervan masih empat tahun. Kini putraku sudah enam tahun dan semakin besar. 

 

"Nara ..." Saat aku memanggilnya mantan istriku mencebik. 

 

Dia menarik tangan Ervan untuk menjauh dariku. Aku sakit hati ketika mantan istriku menolakku. Aku lalu memegang tangannya. 

 

"Nara ...," panggilku sekali lagi. 

 

Dia berusaha melepaskan tanganku secara kasar. Tanganku pun terlepas. 

 

"Letak saja airnya di sini. Ini uangnya!" katanya ketus. 

 

"Siapa, Bu?" tanya Ervan. 

 

"Tukang Aer!" lanjut Nara. 

 

Mendengar pertanyaan putraku dengan suara pelan dan jawaban Nara. Hatiku semakin sakit. Masa Ervan gak kenal padaku? Apakah Nara berusaha menjauhkan putraku dariku? Saat kami berpisah usianya memang masih empat tahun. Tapi selama itu apa dia gak kenal denganku? 

 

"Nak, ini Bapak," kataku ke Ervan.

 

"Bapak?" lanjut Ervan dengan wajah polos berusaha mengingat diriku. 

 

"Ini uangnya sekarang segera pergi dari sini!" perintah Nara. 

 

Nara memberikan uang itu di becakku. Menyentuhku dia tak mau. Mungkin karena kami bukan lagi suami istri. 

 

"Nara ... Kemana saja kamu dua tahun ini. Aku cari kamu ke sana ke mari. Tapi, gak ketemu," kataku sebelum dia berlalu. 

 

"B u l l s h i t ! Cari aku?" tanyanya mencibir. 

 

"Ya, aku cari kamu. Dan kenapa kamu di rumah baru ini? Rumah bagus ini. Apakah kamu kerja di sini, Nara? Kamu jadi asisten rumah tangga di sini?" tanyaku berusaha sopan. 

 

Aku tahu betul siapa Nara. Dia dulu hanya istri yang selalu di rumah dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Gak mungkin dalam dua tahun saat kami tak bertemu dia bisa bangun rumah besar kayak gini. Pasti dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk membesarkan anakku serta untuk bertahan hidup. Kasihan sekali mantan istriku ini harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga. 

 

Namun, melihat rumah mewah tempat dia bekerja. Jujur, aku merasa lega. Artinya walau jadi pembantu, Nara pasti dapat gaji lumayan bekerja di sini. Bersyukur aku bertemu dirinya lagi dan anakku. 

 

"Bukan urusan kamu!" sentaknya marah padaku. 

 

"Nara ... Aku masih mau bicara padamu. Kenapa kamu mengabaikan aku begitu saja?!" kataku mulai keras ke dia saat dia hendak meninggalkan ku menarik tangan Ervan. 

 

Dia memandang diriku dengan pandangan merendahkan. Aku gak suka sama sekali. Kenapa Nara sombong sekali? Toh, dia hanya pembantu di sini. Seharusnya dia minta maaf padaku karena setelah bercerai dia menghilang dua tahun yang lalu. 

 

"Mengabaikan? Kamu memang pantas di abaikan. Dua tahun kamu yang gak ada kabar. Rupanya kamu nyaman di sini bersama istri barumu. Gak nyari Ervan sama sekali. Sekarang gak ada lagi yang perlu di bicarakan! Silahkan tinggalkan rumah ini!" hardiknya padaku. 

 

"Nara ... Aku berusaha dua tahun lalu mencari kamu dan Ervan saat kita bercerai. Aku ke kampung tapi kamu gak ada di sana. Aku dan kamu kehilangan kontak, sehingga kita gak ketemu lagi. Kenapa nomor kamu gak aktif lagi, Nara! Apakah kamu berusaha menjauhkan aku dari Ervan?!" tanyaku.

 

Jujur saja, setelah menceraikan Nara dua tahun yang lalu. Aku merasa bersalah karena dia pergi membawa anakku. Aku berusaha menghubunginya tapi nomornya udah gak aktif lagi. Aku pun sempat ganti Handphone dan nomor setelah Siska merusak gawaiku. 

 

"Masalah itu tanyakan ke istrimu. Pergilah! Kalau tidak aku akan berteriak biar para warga datang!" 

 

Sekali lagi Nara menghardik ku. Aku tergugu, aku lalu membiarkan Nara pergi. Dia segera membawa Ervan masuk ke rumah. 

 

Saat aku hendak pergi karena Nara mengusirku. Tiba-tiba sebuah mobil masuk ke dalam rumah. Apakah yang datang majikan Nara. 

 

Seorang pria turun dari kendaraan besi itu. Belum selesai rasa kagetku karena bertemu Nara. Kini aku di kagetkan bertemu dirinya. 

 

"Adnan ..."

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status