Share

Bab 50 (Kebohongan yang direncanakan)

Suara tangisan Kainan di pagi hari membuat tidurku tersentak. Segera kususui kembali bayiku yang sudah berusia tiga bulan itu, namun Kainan sepertinya menolak.

Kulirik jam di dinding, masih pukul lima pagi. Akhirnya aku keluar dengan membawa serta Kainan, tidak enak pada Ratih karena Zain masih tidur dengan nyenyak.

Kubuka jendela samping rumah. Aroma rumput dan tanah yang basah menguar menyejukkan indera penciuman. Sepertinya semalam hujan, tapi aku sama sekali tidak menyadarinya.

Kainan masih saja menangis, dan terus menolak disusui.

Suara pintu terdengar dibuka. Mungkin Bang Raihan.

"Kainan kenapa, Mir?" Bukan suara Bang Raihan. "Pak Rezi? Kenapa pagi-pagi sudah disini?" tanyaku tak suka. Lama-lama Pak Rezi ini terlalu berlebihan menurutku.

"Semalam hujan, Mira. Mau marah saja bawaannya."

"Hujan? Apa hubungannya? Bapakkan bawa mobil bu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status