LOGINAmira, perempuan yatim piatu yang memilih menikah di usia muda. Pernikahan yang ia bayangkan akan bahagia justru terasa bagai neraka tatkala Ibu mertua terlampau mencampuri rumah tangga yang ia bangun bersama sang suami. Lelah mendera, perempuan itu mengambil keputusan tersulit, yakni bercerai. Sayangnya, kabar menggembirakan justru hadir saat ia ingin berpisah. Ada buah cintanya yang tengah tumbuh berkembang. Bersamaan dengan itu, atasan tempat ia bekerja dulu, datang mengulurkan cinta lama. Lelaki yang pernah ia tolak, kembali menawarkan kebahagiaan. Jalan apakah yang akan Amira ambil? Selengkapnya ada di Good Novel.
View More"Iya aku melakukannya." Nada suaraku terdengar tak berintonasi.
Kuakui, aku salah. Harga diriku sudah tak ada lagi di matanya dan keluarganya. Semua keluarganya di beritahu. Dan, tentu saja siapa pun tahu nista itu. Ada yang mencemooh, ada yang menggelengkan kepala, bahkan cacian 'pelacur' terlontar dari mulut adik perempuannya.
Tiba-tiba sekelebat bayangan lalu hadir, di mana aku menjadi penolong saat harus merelakan cincin pemberian ibuku untuk membayar pendaftaran kuliah adiknya. Sesak.
Ah, sudahlah.
Aku terima apa pun hinaan itu.
Sebenarnya, mereka hanya tidak pernah tahu bagaimana rumah tangga kami, bagaimana nada berdenting dalam biduk mahligai kami, mereka hanya menilai dari apa yang mereka dengar dan melihat satu sisi.
Aku tidak ambil pusing, yang penting anak bersamaku.
Kupejamkan mata sejenak, menarik napas panjang.
Saat membuka mata, tanpa sengaja mataku bertemu dengan matanya.
Aku tahu, masih ada cinta di sana untukku.
Mata yang pernah memandang mata Abangku sambil berjabat tangan dan dengan satu tarikan nafas dia menyebut namaku di iringi nama ayahku.
"Sah!"
Seorang lelaki dari pihaknya mengeluarkan suara.
Aku tersadar dari lamunan beberapa tahun yang silam.
Kata 'sah' yang sama.
Namun dulu sah-nya kami sebagai suami istri, sedang sekarang, sah-nya kami bukan siapa-siapa lagi.
Ya Allah ....
Harum syurga-Mu, sudah haram untukku.
Aku berharap, masih ada waktu untukku bertaubat.
06 Juni 2016
16.56
Angka yang cantik saat talak itu jatuh untukku.
Pov LinaAku terbangun ketika kurasakan ponselku berdering kuat, pelan kuraih ponsel itu. Panggilan dari Tio."Ya, Halo?""Kamu udah makan?""Hm, belum.""Baru bangun ya?" tebaknya dan tepat."Iya, kok tahu?""Kecium asemnya, tapi aku suka.""Alah gombal," jawabku tapi jujur aku suka."Yaudah, udah jam sembilan, kamu makan ya. Aku jemputnya agak telat nanti ya sekitar jam dua belasan.""Kok lama?" protesku."Aku ada urusan sayang. Sabar ya. Aku pasti bantu, nggak akan lari. Janji," ucapnya meyakinkan."Oke, aku makan dulu ya, mau mandi juga. Aku gerah.""Sip," jawab Tio lalu mengakhiri sambungan telepon.Kupandangi jam di dinding yang tak berhenti berdetak, aku tahu, pasti kini Ma
Pov LinaAku baru saja bangun dari tidur, ketika kusadari rasa nyeri terasa di rahim bagian bawah, pelan aku meraba perut, memastikan apa semuanya sudah berjalan sesuai keinginanku. Rabaan dari perut yang tak rata menyadarkan bahwa semuanya sia-sia. Bayi sial ini tak kunjung pergi dari hidupku. Apa maumu, sial! Ocehku dalam hati. Semua cara rasanya sudah aku lakukan, memakan semua ramuan yang ku fermentasikan, memakan semua pantangan buah yang katanya membahayakan, namun janin sial ini tetap saja betah didalam. Hanya ada dua jalan terakhir yang bisa aku lakukan, pertama meminum pil yang kata Keke nomor satu dan mumpuni itu, dan cara kedua menggunakan cara yang lebih ekstrim, ab*rsi. Cara yang kedua, pasti lebih jelas, walau itu pasti membahayakan nyawa ku juga. Tapi tak ada cara lain, semakin lama janin ini akan semakin membesar. Aku akan melakukan apapun untuk membuangnya. Tapi bagaimana dengan biayanya? Aku tak punya uang. Jika aku punya uang sudah dari dulu a
Pov HasanDengan berat kulangkahkan kaki menuju rumah besar ini. Aku berdiri di depan pagar tinggi rumah dengan model lama namun tetap terawat. Disebelah nya ada sebuah bangunan Masjid yang indah, tempat yang pernah menjadi keinginan Mira untuk melaksanakan akad nikah kami. Tapi sayang, waktu itu Ibu menolak keinginan Mira, karena kata Ibu repot harus membawa seserahannya kesana, pun rombongan yang mengantarkan kami. Belum lagi amplop yang harus diberikan untuk masjid, karena tidak mungkin kami tidak memberikan apapun sedang kami menggunakan fasilitas dan tempatnya. Kupikir-pikir ada benarnya juga ucapan Ibu, akhirnya dengan sangat hati-hati aku menjelaskan pada Mira, tentu saja tidak aku katakan alasan dari Ibu, mengingat waktu itu Mira belum sah menjadi istriku, aku takut Mira membatalkan semuanya, jika ia benar-benar mengetahui bahwa Ibu sebenarnya menentang pernikahan kami, hanya kukatakan tidak adanya biaya untuk ucapan terimakasih ke masjid, jika dirumahku
Pov Author"Kamu cantik, Mir ... Nggak kelihatan sama sekali jendesnya," ujar Ratih kagum melihat Mira dengan kebaya pernikahannya."Ish udah diangkat abis itu dijatuhin," jawab Mira dengan wajah yang ditekuk."Emang kenyataannya begitu. Mau gimana lagi. Tapi bersyukurlah Mir, karena status jendesmu, sekarang akan jadi istri lagi. Coba aja kalau kamu nggak jendes, apa bisa sama Pak Rezi," jelasnya lalu tertawa.Ada benarnya juga, pikir Mira."Aku cantik ya, Tih?""Sangat. Dan, akan segera menjadi perempuan bahagia. Kamu akan jadi pusat dunia Pak Rezi. Juga jadi menantu kesayangan dan satu-satunya keluarga Pratama. Aku lega Mir, akhirnya kamu memilih Pak Rezi."Mira sungguh terharu dengan apa yang diucapkan Ratih dan lantas memeluknya sahabatnya itu."Jangan nangis, aku nggak mau makeupmu rusak," pinta Ratih.






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews