Share

BAB 8. Celoteh Tetangga

Author: Panda Gabut
last update Huling Na-update: 2023-05-24 03:39:30

Kepulangan Kevin dan Vyolin dari rumah sakit kali ini, rupanya mendapat sambutan dari para tetangga di sekitar kediaman mereka. Pagi-pagi sekali beberapa ibu yang usianya di atas Vyolin, telah berkumpul di depan pagar rumah sambil memegangi bungkus sayuran yang baru mereka beli.

"Bener kan, itu Nak Kevin dan istrinya baru pulang," ucap salah seorang ibu berperawakan paling gemuk ketika Kevin dan Vyolin baru saja turun dari mobil.

Vyolin menatap sekilas saja pada tetangga-tetangganya, lalu memilih untuk cepat masuk ke dalam rumah. Kevin yang merasa tak enak hati dengan sikap Vyolin,  segera meminta para tetangga untuk masuk saja ke teras rumahnya..

Pagar rumah Kevin jarang terbuka, karena Vyolin memang tak begitu suka berinteraksi dengan tetangga. Pernah dia belanja sayuran di gerobak tukang sayur keliling, akan tetapi para tetangga sibuk menyerangnya dengan pertanyaan seputar kenapa belum memiliki anak. Dan itu menjadi kali terakhir Vyolin belanja di tukang sayur keliling.

"Nak Kevin, maaf. Mbak Vyolin sakit apa ya?" tanya Bu Surti, tetangga paling gemuk tadi.

"Egh, istri saya kemarin asam lambungnya naik, Bu. Gak kuat makan pedas. Kebetulan sekarang sedang hamil," jawab Kevin dengan bicaranya yang selalu ramah dibarengi senyuman.

"Ooh, lagi hamil. Wah, gak nyangka ya. Akhirnya Mbak Vyolin bisa hamil. Selamat ya, Nak Kevin," seru Bu Surti dengan senyum sumringah.

Ibu-ibu itu tampak terkejut dan secara bergantian langsung mengucapkan selamat pada Kevin. Mereka juga mulai berbisik ingin menanyakan banyak hal. Namun, Bu Surti adalah yang paling berani untuk unjuk suara.

"Hamilnya normal, Nak Kevin? Eh, maksud saya, apa kalian mencoba bayi tabung, atau memang hamil alami?" tanya Bu Surti dibarengi tatapan penasaran tetangga yang lain.

"Mm, hamil alami kok, Bu," jawab Kevin.

"Wah, syukurlah kalau begitu. Tapi saya lihat, Mbak Vyolin kayak kurusan ya sekarang. Sudah berapa bulan?" tanya Bu Surti lagi.

"Sudah lima bulan, Bu. Memang keadaannya tidak terlalu sehat, mungkin bawaan hamil," jawab Kevin.

"Duh, kasian. Memang kalau hamil di usia yang sudah terlalu dewasa, biasanya beresiko kesehatan menurun, Nak Kevin. Seperti teman saya dulu, semasa hamil sakit-sakitan. Eh, ternyata sampai bayinya pun lahir prematur dan sakit-sakitan. Kasian banget," ungkap Bu Surti.

"Doakan yang baik-baik saja ya, Bu. Untuk keluarga kami," sahut Kevin cepat.

"Oh, iya, Nak. Pasti, semoga ibu dan dedek bayinya bisa sehat-sehat terus. Kalau gitu, ayuk! Ibu-ibu, kita pulang masak dulu."

Kevin tersenyum lega ketika Bu Surti dan tetangga lainnya dengan cepat pamit pulang. Tak lagi dia perlu mendengar ucapan-ucapan yang cukup membuatnya merasa khawatir.

Baru saja saat Kevin berjalan masuk ke dalam rumahnya, dia dikejutkan dengan keberadaan Vyolin yang berdiri di balik pintu. Wajah istrinya itu sudah tak bersemangat sejak pagi, dan kini terlihat basah lagi.

"Sayang, aku pikir kamu sudah istirahat di dalam kamar," ucap Kevin lalu mendekati Vyolin.

"Yang Bu Surti bilang itu ada benarnya, Mas. Kalau ibunya saja sudah sakit-sakitan, anaknya pasti nanti sakit-sakitan juga," sahut Vyolin sambil mengusap air mata yang mengalir ke pipinya.

"Bu Surti bukan dokter, bukan juga Tuhan yang harus diyakini setiap perkataannya. Sudah, lah. Ayo aku antar ke kamar," ucap Kevin.

"Tapi mungkin aja kan, Mas? Usiaku juga sudah gak muda untuk hamil. Bisa aja nanti kejadian beneran!"

Kevin menatap lekat pada Vyolin, hingga Vyolin tak ada keberanian untuk membalas tatapan suaminya itu. Kevin mengacak rambut dengan kasar, lalu membuang tatapannya ke sudut lain rumah.

"Terus … Kamu mau gimana? Kamu mau buang bayi tak berdosa dalam perut kamu itu? Kamu mau buang anak kita hanya karena percaya dengan ucapan Bu Surti?"

Mendengar pertanyaan Kevin, Vyolin ingin sekali berkata "Iya!" Akan tetapi, suara itu hanya bisa tertahan di dadanya.

"Kalau kamu sudah merasa dewasa, harusnya kamu gak pernah punya pikiran seperti itu, Vyolin. Aku sangat mencintai kamu, mencintai bayi kita. Dan aku akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk kalian. Cuma aku, bukan Bu Surti," ucap Kevin penuh penekanan sembari memegangi erat kedua tangan Vyolin.

Vyolin melepaskan pegangan tangan Kevin, lalu berjalan cepat ke kamar mereka. Perasaannya menjadi semakin tak karuan setelah menguping pembicaraan Kevin dengan Bu Surti tadi. 

Vyolin merasa takut, anak yang akan lahir dari rahimnya hanya akan membawa kesulitan dalam kehidupannya bersama Kevin.

"Sayang …?" Kevin mendekati Vyolin yang duduk meringkuk di tepi kasur, lalu melingkarkan kedua tangannya memeluk punggung Vyolin.

"Kenapa, Mas? Kenapa kamu gak pernah tanya kenapa aku begini?" ucap Vyolin tiba-tiba, lalu kembali terdengar isak tangisnya.

"Kamu sudah mau cerita? Aku gak akan memaksa kalau kamu belum mau cerita sekarang," sahut Kevin cepat.

Vyolin menghela napas, karena kenyataannya dia belum ada sedikit pun keberanian untuk mengatakan pada Kevin apa yang telah menyiksa perasaannya selama ini.

"Ya, Tuhan. Sebenarnya siapa ayah dari bayi di rahimku ini...."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 113. Akhir Bahagia.

    Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 112. Mabuk

    Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 111. Ahli Waris Baru

    Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 110. Mengenang Kebersamaan

    Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 109. Kenyataan Paling Pahit.

    Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang

  • Rahasia Bayi yang Dikandung Istri Manajer Dingin   Bab 108. TERJADINYA TRAGEDI

    Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status