Home / Romansa / Rahasia Cinta Tuan Jonas / BAB 3 Ancaman Alesha

Share

BAB 3 Ancaman Alesha

Author: Atik Poery
last update Huling Na-update: 2025-06-22 13:59:13

"Apa? Gila! Gila kamu, Jonas Pramudya!"

Suara nyaring Alesha menggema di lantai dua cafe miliknya. Yang seketika menarik perhatian pengunjung dan juga beberapa pelayan yang sedang mengantar pesanan.

Wajar jika Alesha bereaksi keras seperti itu. Sungguh Alesha sangat membenci sosok yang sekarang tengah berdiri di depannya dan yang baru saja mengajaknya menikah itu. Enteng sekali mulutnya!

Sementara reaksi pria berbadan tegap itu tak tampak terkejut dengan umpatan Alesha. Pergerakan pria itu selanjutnya adalah mengeluarkan kotak kecil berisi cincin berlian bermata satu di depan Alesha.

Mulut Alesha ternganga lebar. Ingin tak percaya tapi ini nyata. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba saja ia dilamar seseorang. Apalagi oleh orang yang sangat dibenci mati-matian.

"Alesha ayo kita menikah!" Ajakan ini meluncur dengan mulus sekali lagi dan terdengar sangat memaksa di telinga Alesha, jujur ia jijik mendengarnya.

Tak peduli sekarang ia jadi bahan tontonan beberapa pengunjung dan pelayan yang curi-curi pandang kepadanya, Alesha memberi penolakan keras. Tak peduli jika pria itu tersinggung dengan jawabannya. "Enggak usah mimpi kamu! Dibanding menikah sama kamu, lebih baik aku jomblo seumur hidup!"

Usai berkata seperti itu, Alesha melenggang cepat meninggalkan pria gila itu. Tak pedulikan Jonas yang berulang kali memanggil namanya.

Gegas Alesha melajukan mobilnya untuk pergi lagi dari cafe. Suasana hatinya lagi-lagi memburuk. Dan Jonas-lah yang kembali jadi penyebabnya.

Entah ketempelan setan atau apa, kesialan kembali menghinggapi Alesha, mobil yang ditumpangi mogok di jalan. Alesha mengumpat keras sebelum turun dari mobil guna mengecek kondisi mesin.

"Ck sial!" Alesha menendang kesal mobilnya sendiri. Tak peduli setelahnya ia meringis kesakitan.

Mengalami kerusakan apa, Alesha sendiri tak tahu. Ia tak begitu paham urusan mesin. Ia tahunya hanya memakai dan membawa ke bengkel jika sudah saatnya diservis.

Kedua bola mata Alesha mendelik kaget lalu menepuk keningnya sendiri karena gemas. "Ya ampun, kan harusnya minggu kemarin aku bawa ke bengkel. Ck bisa-bisanya kelupaan!"

Asik merutuki keteledorannya, Alesha sampai tak menyadari kedatangan seseorang. Ia terlonjak kaget ketika tiba-tiba terdengar suara seseorang dari belakangnya.

"Ayo, ikut mobil aku!"

Mengenali suara itu, Alesha berbalik seraya berdecak kesal dengan kedua tangan berkacak di pinggangnya. "Mau apa lagi kamu ke sini?"

"Aku ikuti kamu dan aku lihat mobil kamu mogok."

Alesha tersenyum sinis. Lalu berujar ketus. "Aku enggak butuh bantuan kamu!" Alesha berbalik membelakangi Jonas.

"Sebentar lagi hujan. Udah mau malam juga. Ayo!"

Alesha menepis kasar tangan Jonas yang mencekal pergelangan lengannya. "Enggak usah pegang-pegang!"

Tak menunggu persetujuan Alesha lagi, Jonas mengangkat tubuh Alesha bak memanggul sekarung beras di pundaknya. Tak mempedulikan protesan dan pukulan bertubi-tubi yang singgah di punggungnya, Jonas tetap membawa Alesha hingga ke dalam mobilnya.

"Heh, sialan! Brengsek! Jangan macam-macam kamu!" Alesha mengeluarkan segala umpatan kasarnya, karena perlakuan lancang Jonas.

"Berhenti berkata kasar atau kamu tanggung akibatnya, Alesha!" desis Jonas memperingatkan.

Alih-alih takut, Alesha justru menatap tajam kedua mata Jonas. "Apa? Kamu mau culik aku lagi? Mau hancurkan hidup aku lagi? Belum puas kamu?"

Jonas tak menyahut, namun kedua tangannya terkepal erat, hingga urat-uratnya tercetak jelas. Raut wajahnya tampak menahan kekesalan.

"Jangan coba-coba mengganggu hidup aku lagi, atau kita hancur bersama-sama!" Usai memberikan ancamannya, tangan Alesha bergerak hendak membuka pintu mobil untuk turun, namun segera ditarik Jonas.

"Jalan, Pak!" Jonas memberi instruksi pada sopirnya seraya mencengkeram kuat tangan Alesha agar tak melarikan diri.

Mobil berjalan tanpa hambatan ke tempat yang diinginkan Jonas, meski telinga harus menahan pengang karena teriakan Alesha yang tak kunjung berhenti.

"Kamu bawa aku kemana ini?" tanya Alesha dengan suara parau, lelah berteriak sepanjang jalan.

Mobil sudah berhenti di pelataran parkir mansion mewah bercat serba putih. Entah milik siapa, Alesha belum pernah datang kesini sebelumnya.

"Ayo, turun...." Tak berniat menjawab, Jonas justru mengajak Alesha turun dengan suara lembut yang berhasil membuat bulu kuduk Alesha berdiri.

Mengingat perbuatan jahat Jonas 10 tahun lalu padanya dan sekarang berbalik 180 derajat, Alesha tidak bisa kalau tak berpikiran buruk. Ia yakin pria matang bernama belakang Pramudya ini pasti punya rencana jahat untuknya, jadi Alesha bertekad tak akan lengah.

"Ayo turun, Alesha!" Suara Jonas sedikit lebih keras namun masih tetap lembut didengar. Membuyarkan lamunan Alesha yang sedang memikirkan cara agar bisa kabur dari pria ini.

"Enggak mau!"

"Ayo, Alesha ... kita sudah ditunggu di dalam. Atau mau aku gendong lagi?" Jonas yang dulu bermuka datar dan tampak garang, mendadak menunjukkan raut wajah tengil sekali.

Sementara Alesha, refleks menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Dan sukses membuat Jonas tersenyum geli lalu mengacak gemas pucuk kepala Alesha.

Alesha terbengong. Terkejut dengan usapan di kepalanya sekaligus terpana dengan senyuman manis pria itu.

"Aku janji enggak akan macam-macam sama kamu, ayo!"

Ditengah separuh kesadarannya, Alesha patuh saja dengan ajakan Jonas. Ia tak berontak, apalagi teriak-teriak seperti tadi.

Melangkah ke dalam rumah saja, ia tak melayangkan protes saat Jonas menggandeng tangannya. Benar-benar seperti dihipnotis.

Kesadarannya sepenuhnya kembali ketika Jonas memperkenalkan dirinya sebagai calon istri di hadapan dua orang yang pria itu panggil oma dan opa.

Kedua bola mata Alesha membeliak lebar. Buru-buru, ia hendak meralat kata-kata Jonas, namun tak ada kesempatan. Jonas sudah terlebih dahulu memotong sepenggal kata yang baru terucap dari bibirnya. Dan sudah pasti dua orang tua di depannya itu menganggap benar apa yang Jonas ucapkan.

"Kenapa bikin cerita ngawur seperti itu di depan keluarga kamu?" Alesha tak bisa menahan emosinya semakin lama. Ia tarik tangan pria menyebalkan itu menjauh dari meja makan.

"Aku enggak ngawur. Kamu memang calon istri aku kan?"

Menanggapi Jonas, Alesha terkekeh sinis. "Mimpi!"

"Jelas-jelas aku sudah bilang kalau aku lebih baik jomblo seumur hidup dibanding harus menikah sama manusia jahat seperti kamu!"

Giliran Jonas yang tersenyum, namun tak sesinis Alesha. Jenis senyum yang manis sebenarnya, Alesha hampir oleng sekali lagi.

"Enggak usah senyum-senyum! Menjijikkan!" Menghindari agar tak terbuai pesona seorang Jonas, Alesha memilih melangkah pergi.

"Kamu mau kemana? Kalau mau pulang, pamit dulu sama oma dan opa."

"Mereka bukan siapa-siapa aku!" Alesha tetap melangkah keluar meski dibayangi langkah Jonas.

"Ale--"

"Stop panggil-panggil nama aku! Kita enggak saling kenal dan berhenti ganggu hidup aku!"

"Enggak bisa! Aku sudah pilih kamu untuk jadi istri aku dan secepatnya akan segera terjadi!"

"Sampai aku mati, enggak akan aku biarkan itu terjadi!"

"Kita lihat saja, aku atau kamu yang akan menang, Alesha!"

Tanpa berbalik, Alesha menyunggingkan senyum miringnya. Akan ia buat pria itu terkejut dengan apa yang akan ia lakukan setelah ini.

Alesha melangkah cepat keluar dari rumah keluarga Jonas, berhadapan dengan beberapa pengawal pribadi pria itu.

"Minggir atau pisau ini--"

"Ale, stop! Jangan nekat!" Suara panik Jonas memecah keheningan malam di halaman luas rumah keluarganya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 7 Negosiasi

    Jonas dibuat hampir frustasi dengan syarat-syarat yang diajukan Alesha. Semuanya ia keberatan. Syarat pertama yang dikatakan Alesha sudah membuatnya tak berdaya. "Tidur di kamar berbeda", sungguh itu hal yang sangat tidak ingin Jonas penuhi. Bukan ingin berniat macam-macam dengan istrinya saat tidur, namun Jonas ingin orang terakhir yang ia pandang sebelum dan sesudah bangun tidur adalah Alesha. "Ale, syarat kedua, ketiga, keempat dan kelima yang kamu minta masih bisa aku kabulkan. Tapi yang pertama...?" "Emang kenapa dengan syarat yang pertama?" protes Alesha memotong. Jonas mengusap kasar wajahnya. Tampak frustasi. Susah menjelaskan dengan kata-kata. "Enggak bisa penuhi syarat yang pertama, ya udah enggak usah ada aturan menikah kontrak. Kita cerai saja!" "No!" "Ya tapi syarat pertama saja kamu enggak mau!" Alesha merengut sebal. "Bukan enggak mau, Ale. Tapi di rumah aku banyak ART, kalau mereka tahu kita tidur di kamar berbeda, nanti mereka bisa laporan sama orang tua

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 6 Syarat Pertama

    Alesha mencerna apa yang Jonas tawarkan, memikirkan baik dan buruk untuknya jika ia setuju, hingga ia lengah dan Jonas berhasil merebut pisau yang terulur di depan lehernya. Belum sadar dari terkejutnya, pisau sudah terlempar ke lantai yang jaraknya agak jauh darinya. Alesha berdecak, "pisauku!" Jonas melotot garang, kemudian mendesis penuh peringatan. "Jangan main-main lagi dengan benda berbahaya itu, Alesha!" Bibir Alesha mengerucut sebal. Tak suka teguran dari pria itu. Jonas berjalan mendekat, sementara Alesha mundur sesuai langkah suaminya. "M-Mau apa kamu?" Jonas menjeda langkahnya, menghela napas panjangnya. "Kamu pikir aku mau berbuat apa disaat leher kamu terluka gara-gara pisau sialan itu?" Alesha tersadar. Lehernya terasa sedikit perih. Tangannya terulur untuk mengecek sendiri lukanya, namun Jonas menghentikannya. "Stop! Jangan sembarangan disentuh. Tangan kamu tidak steril, bisa infeksi!" "Ck apa sih, lebay!" Alesha mencibir tak suka. Tak ingin buang-buang

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 5 Ciuman Pertama Curian

    Alesha masih berharap jika acara pernikahan yang baru terjadi beberapa saat lalu hanya mimpi buruk, nyatanya cubitan di lengannya sendiri masih terasa sakit. Alesha meringis kesakitan sekaligus ingin menangis untuk kehidupannya setelah ini. Ya, Alesha dan Jonas baru saja menyelesaikan prosesi akad nikah di hadapan penghulu, kedua orang tua, saksi dan beberapa kerabat yang hadir di kediaman sang mama. Acara berlangsung sederhana, mengingat dilakukan mendadak sehingga persiapan waktu satu hari tak cukup untuk menggelar pesta meriah. Perihal tak ada pesta meriah, Alesha sama sekali tak masalah. Ia justru senang karena tak perlu memberikan senyum palsu di depan para tamu undangan, keluarga besarnya maupun keluarga Jonas. Ia ingin segera semuanya berakhir. Ia lelah. "Mulai sekarang, kamu tinggal di sini sama aku," kata Jonas setelah memasuki rumah pribadinya. Alesha tak menyahut. Ia malas berbicara pada pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu. "Ayo, aku tunjukkan kamar kita." Jo

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 4 Perkara Balas Budi

    Pagi-pagi sekali, sebelum banyak orang beraktifitas, Alesha sudah meninggalkan rumahnya. Bukan untuk datang ke cafe, ini masih terlalu pagi, melainkan ia melarikan diri dari Jonas. Ia kabur ke luar kota. Beruntung semalam ia bisa lolos dari Jonas dan para penjaga berkat pisau buah yang ia ambil secara diam-diam dan ia tempelkan di lehernya. Sebagai ancaman. Awalnya ia ragu jika akan berhasil, mengingat sifat Jonas yang tidak mau kalah. Namun melihat reaksi panik luar biasa pria itu, berhasil membuat Alesha keheranan. Alesha terpaksa nekat, sungguh ia muak berhadapan dengan pria pemaksa dan tidak punya hati seperti pria itu. Ia tak ingin mengorbankan hidupnya untuk menikah dengan seorang Jonas Pramudya. Persetan dengan ketampanan serta kekayaan melimpah ruah yang dimiliki, Alesha tak tertarik. Keluarganya juga kaya raya. Mobil yang dikendarai melaju cepat di jalan raya yang masih sangat lengang, karena masih pukul 4 pagi. Dingin, namun Alesha menyukai sejuk dan segarnya udara p

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 3 Ancaman Alesha

    "Apa? Gila! Gila kamu, Jonas Pramudya!" Suara nyaring Alesha menggema di lantai dua cafe miliknya. Yang seketika menarik perhatian pengunjung dan juga beberapa pelayan yang sedang mengantar pesanan. Wajar jika Alesha bereaksi keras seperti itu. Sungguh Alesha sangat membenci sosok yang sekarang tengah berdiri di depannya dan yang baru saja mengajaknya menikah itu. Enteng sekali mulutnya! Sementara reaksi pria berbadan tegap itu tak tampak terkejut dengan umpatan Alesha. Pergerakan pria itu selanjutnya adalah mengeluarkan kotak kecil berisi cincin berlian bermata satu di depan Alesha. Mulut Alesha ternganga lebar. Ingin tak percaya tapi ini nyata. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba saja ia dilamar seseorang. Apalagi oleh orang yang sangat dibenci mati-matian. "Alesha ayo kita menikah!" Ajakan ini meluncur dengan mulus sekali lagi dan terdengar sangat memaksa di telinga Alesha, jujur ia jijik mendengarnya. Tak peduli sekarang ia jadi bahan tontonan beberapa pengunjung dan

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 2 Alesha, Ayo Kita Menikah!

    Ada untungnya juga Alesha mengenakan masker kesehatan, hingga ia yakin tak akan dikenali oleh orang yang dipanggil "tuan" tersebut. Sungguh ia tak ingin lagi berjumpa dengan orang ini."Ya Tuhan, kenapa dia...?" Alesha berbisik pelan seraya menatap punggung lebar kedua pria berbadan tegap yang sedang berjalan ke arah dalam untuk memilih kursi yang akan ditempati.Seketika ingatan Alesha kembali pada mimpi buruk yang mengusik tidurnya pagi tadi. Pria itu pria yang sama yang ada di mimpinya. Jonas Pramudya. "Enggak. Dia enggak boleh tau kalau aku ada di sini. Aku enggak mau berurusan lagi sama manusia jahat itu!"Buru-buru Alesha meninggalkan meja kasir dan menyuruh karyawan yang lain untuk bertugas menggantikannya. Alesha bergegas pergi."Huh Jonas Pramudya, mau apa kamu datang ke cafe aku? Belum puas kamu bikin hidup aku menderita selama ini?" Alesha mengomel sendiri setelah duduk di belakang kemudi mobilnya.Satu tangannya ia letakkan di atas dada, merasakan degup jantungnya yang be

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status