Home / Romansa / Rahasia Cinta Tuan Jonas / BAB 2 Alesha, Ayo Kita Menikah!

Share

BAB 2 Alesha, Ayo Kita Menikah!

Author: Atik Poery
last update Last Updated: 2025-06-22 13:44:38

Ada untungnya juga Alesha mengenakan masker kesehatan, hingga ia yakin tak akan dikenali oleh orang yang dipanggil "tuan" tersebut. Sungguh ia tak ingin lagi berjumpa dengan orang ini.

"Ya Tuhan, kenapa dia...?" Alesha berbisik pelan seraya menatap punggung lebar kedua pria berbadan tegap yang sedang berjalan ke arah dalam untuk memilih kursi yang akan ditempati.

Seketika ingatan Alesha kembali pada mimpi buruk yang mengusik tidurnya pagi tadi. Pria itu pria yang sama yang ada di mimpinya. Jonas Pramudya. 

"Enggak. Dia enggak boleh tau kalau aku ada di sini. Aku enggak mau berurusan lagi sama manusia jahat itu!"

Buru-buru Alesha meninggalkan meja kasir dan menyuruh karyawan yang lain untuk bertugas menggantikannya. Alesha bergegas pergi.

"Huh Jonas Pramudya, mau apa kamu datang ke cafe aku? Belum puas kamu bikin hidup aku menderita selama ini?" Alesha mengomel sendiri setelah duduk di belakang kemudi mobilnya.

Satu tangannya ia letakkan di atas dada, merasakan degup jantungnya yang berdetak kencang seperti baru bertemu hantu. Ah salah, ini lebih menyeramkan dari hantu!

Pria itu akan selalu Alesha anggap jahat karena pelaku utama yang membuat hidupnya berubah drastis. "Kamu orang yang sudah tega membuat aku menderita karena sudah menculik aku. Kamu yang bikin aku selalu ketakutan setiap ketemu orang asing yang mencurigakan. Kamu jahat, Jonas!"

Ya, Alesha mengalami penculikan ketika usianya beranjak 14 tahun, ketika pulang sekolah. Alesha juga mengalami pengancaman, yang sampai sekarang meninggalkan memori buruk dalam pikirannya.

"Huh, belum puas apa gara-gara dia hidup aku berantakan? Mau apa lagi sekarang dia muncul di depan aku?"

"Jangan harap, kamu bisa menghancurkan aku lagi, Jonas. Aku yang sekarang bukan lagi Alesha yang lemah seperti 10 tahun lalu!"

Alesha melajukan mobilnya pulang ke rumah. Tak ada lagi niatan untuk bekerja hari ini. Semua gara-gara Jonas yang merusak mood baiknya.

Alesha merebahkan tubuhnya yang memang sebenarnya sedang tidak enak badan dari bangun tidur tadi. Lagi-lagi, semua karena Jonas. Mimpi buruk dan sekarang ditambah bertemu langsung dengan pria itu. Double kill!

Seketika bayangan Jonas muncul dalam benak Alesha. Meski bertemu hanya beberapa detik saja, tapi nyatanya fisik Jonas yang masih menawan seperti 10 tahun lalu, mampu menarik atensi Alesha. Muka pria itu tak berubah sama sekali.

Tak munafik, Alesha mengakui keunggulan fisik pria itu yang sekarang. Jonas tampak semakin matang. Tubuh kekar, atletis, wajah rupawan. Dan jangan lupakan senyum tipis yang tercetak saat di hadapannya tadi sangat manis sekali.

"Bukannya aku ge-er, tapi kayaknya tadi dia senyum ke aku. Eh tapi apa hanya perasaan aku aja ya? Aku kan tadi pakai masker, pasti dia enggak mengenali aku!" Gumaman Alesha terhenti saat dering nyaring dari ponselnya terdengar.

"Iya, kenapa Ji?" Alesha menyapa seseorang di ujung panggilan telepon.

"Hm, sekarang? Enggak. Di rumah aja sih. Ya udah deh, aku ke sana sekarang. Aku juga lagi suntuk ini. Iya, bye!" Alesha menyahuti pertanyaan lawan bicaranya secara beruntun.

Melupakan pesona Jonas, Alesha meraih kunci mobilnya dan kembali pergi. Kali ini ke tempat bertemu dengan temannya itu.

Usai memarkir mobil kesayangannya di basement, Alesha segera menemui sang teman yang menghubunginya tadi. Temannya sudah menunggu di lantai tiga, sebuah pusat perbelanjaan bertingkat delapan.

Menyusuri lantai tiga, kedua mata Alesha sibuk dengan ponsel di tangannya, hingga kurang fokus dengan keadaan sekitar. Perhatiannya teralih ketika tanpa sengaja ponsel di tangannya terjatuh karena bersenggolan dengan seseorang yang berjalan buru-buru.

"Ck ya ampun, minta maaf dulu kek, abis nabrak orang!" Alesha menggerutu geram karena orang yang menabraknya pergi begitu saja setelah membuat ponselnya terlempar ke lantai.

Alesha memungut sendiri ponselnya, lalu kembali melanjutkan jalan. Namun baru beberapa langkah, Alesha kembali berhenti.

Kedua bola matanya terbelalak lebar. Sempat terpaku beberapa detik, namun Alesha masih bisa bereaksi cepat dengan berbalik arah dan berlari pergi. Menjauh dari seseorang yang tengah berjalan dari lawan arah.

Seolah mengulang kejadian pagi tadi, sekarang Alesha kembali berlari cepat seperti sedang dikejar setan.

"Huh ya ampun, kok dia lagi sih?" Alesha berhenti di samping mobilnya dengan napas terengah.

"Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Ketemu dia lagi. Ck kenapa dia ada dimana-mana? Ya ampun Jonas Pramudya, maunya apa sih?" Alesha menggerutu protes.

Menghindari bertemu musuh bebuyutan, Alesha memutuskan untuk pergi saja dari mall itu. Ia tak mau mengambil resiko bertemu apalagi sampai berinteraksi dengan Jonas.

Dalam perjalanan, Alesha menyempatkan diri berhenti sebentar untuk mengetik pesan pada sang teman. Buru-buru, Alesha membatalkan pertemuan mereka karena tak ingin temannya itu menunggu terlalu lama. 

Dengan terpaksa Alesha membuat alasan palsu, karena bicara yang sejujurnya pun pasti teman baiknya itu tak akan percaya. Apalagi Alesha tak pernah menceritakan kejadian buruk beberapa tahun lalu pada siapapun. 

Alesha menggigit bibirnya. Merasa bersalah sekali setelah pesan terkirim. "Maaf, Jihan... aku terpaksa bohong sama kamu."

Perasaannya sedikit lega setelah membaca balasan sang teman yang selalu bisa memaklumi kondisinya. Dan sering menyelipkan pesan penuh perhatian padanya. 

Senyum Alesha tercetak lebar. "Thank you, Jihan! Kamu emang satu-satunya teman terbaik yang aku punya!"

Alesha bersyukur sekali punya teman seperti Jihan yang baik dan tulus berteman dengannya.

Pertemanan mereka sudah terjalin sejak awal masuk universitas 5 tahunan yang lalu.

Jihan adalah satu-satunya teman dekat yang ia punya. Jihan pula-lah yang sering ia repotkan untuk membantu saat kewalahan mengurus cafe disela sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Jihan benar-benar teman yang bisa diandalkan.

Setelah beberapa jam Alesha menenangkan diri dari dua kejadian tak terduga yang membuatnya syok, kini ia berniat untuk mengecek kembali kondisi cafe yang ia tinggalkan begitu saja pagi tadi. Maka ia langsung bergegas ke sana.

Yakin sekali, si manusia jahat alias Jonas pasti sudah tak ada lagi di sana, Alesha melajukan mobilnya dengan perasaan lebih baik. Alesha bersenandung kecil mengikuti irama musik yang ia putar.

Tiba di cafe, Alesha berpikir semuanya baik-baik saja, ia menyelesaikan pekerjaannya di salah satu meja yang berada di paling ujung. Sampai tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan seseorang. 

"Alesha…."

"Ya!" Mendengar namanya dipanggil reflek kepala Alesha yang tadi tertunduk jadi terangkat.

Melihat siapa pemilik suara yang baru saja memanggilnya dan sekarang sudah berjalan ke arahnya, kedua bola mata gadis 24 tahun itu terbeliak lebar. Ia juga bergerak cepat dengan berdiri dari duduknya. 

"M-Mau apa kamu?" Alesha tak bisa menutupi rasa terkejut sekaligus ketakutannya. Ia melangkah mundur dan bersikap waspada.

Mengabaikan ketakutan Alesha, pria bertubuh tegap serta tinggi itu menatap dalam kedua bola mata Alesha. "Alesha, ayo kita menikah!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 7 Negosiasi

    Jonas dibuat hampir frustasi dengan syarat-syarat yang diajukan Alesha. Semuanya ia keberatan. Syarat pertama yang dikatakan Alesha sudah membuatnya tak berdaya. "Tidur di kamar berbeda", sungguh itu hal yang sangat tidak ingin Jonas penuhi. Bukan ingin berniat macam-macam dengan istrinya saat tidur, namun Jonas ingin orang terakhir yang ia pandang sebelum dan sesudah bangun tidur adalah Alesha. "Ale, syarat kedua, ketiga, keempat dan kelima yang kamu minta masih bisa aku kabulkan. Tapi yang pertama...?" "Emang kenapa dengan syarat yang pertama?" protes Alesha memotong. Jonas mengusap kasar wajahnya. Tampak frustasi. Susah menjelaskan dengan kata-kata. "Enggak bisa penuhi syarat yang pertama, ya udah enggak usah ada aturan menikah kontrak. Kita cerai saja!" "No!" "Ya tapi syarat pertama saja kamu enggak mau!" Alesha merengut sebal. "Bukan enggak mau, Ale. Tapi di rumah aku banyak ART, kalau mereka tahu kita tidur di kamar berbeda, nanti mereka bisa laporan sama orang tua

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 6 Syarat Pertama

    Alesha mencerna apa yang Jonas tawarkan, memikirkan baik dan buruk untuknya jika ia setuju, hingga ia lengah dan Jonas berhasil merebut pisau yang terulur di depan lehernya. Belum sadar dari terkejutnya, pisau sudah terlempar ke lantai yang jaraknya agak jauh darinya. Alesha berdecak, "pisauku!" Jonas melotot garang, kemudian mendesis penuh peringatan. "Jangan main-main lagi dengan benda berbahaya itu, Alesha!" Bibir Alesha mengerucut sebal. Tak suka teguran dari pria itu. Jonas berjalan mendekat, sementara Alesha mundur sesuai langkah suaminya. "M-Mau apa kamu?" Jonas menjeda langkahnya, menghela napas panjangnya. "Kamu pikir aku mau berbuat apa disaat leher kamu terluka gara-gara pisau sialan itu?" Alesha tersadar. Lehernya terasa sedikit perih. Tangannya terulur untuk mengecek sendiri lukanya, namun Jonas menghentikannya. "Stop! Jangan sembarangan disentuh. Tangan kamu tidak steril, bisa infeksi!" "Ck apa sih, lebay!" Alesha mencibir tak suka. Tak ingin buang-buang

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 5 Ciuman Pertama Curian

    Alesha masih berharap jika acara pernikahan yang baru terjadi beberapa saat lalu hanya mimpi buruk, nyatanya cubitan di lengannya sendiri masih terasa sakit. Alesha meringis kesakitan sekaligus ingin menangis untuk kehidupannya setelah ini. Ya, Alesha dan Jonas baru saja menyelesaikan prosesi akad nikah di hadapan penghulu, kedua orang tua, saksi dan beberapa kerabat yang hadir di kediaman sang mama. Acara berlangsung sederhana, mengingat dilakukan mendadak sehingga persiapan waktu satu hari tak cukup untuk menggelar pesta meriah. Perihal tak ada pesta meriah, Alesha sama sekali tak masalah. Ia justru senang karena tak perlu memberikan senyum palsu di depan para tamu undangan, keluarga besarnya maupun keluarga Jonas. Ia ingin segera semuanya berakhir. Ia lelah. "Mulai sekarang, kamu tinggal di sini sama aku," kata Jonas setelah memasuki rumah pribadinya. Alesha tak menyahut. Ia malas berbicara pada pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu. "Ayo, aku tunjukkan kamar kita." Jo

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 4 Perkara Balas Budi

    Pagi-pagi sekali, sebelum banyak orang beraktifitas, Alesha sudah meninggalkan rumahnya. Bukan untuk datang ke cafe, ini masih terlalu pagi, melainkan ia melarikan diri dari Jonas. Ia kabur ke luar kota. Beruntung semalam ia bisa lolos dari Jonas dan para penjaga berkat pisau buah yang ia ambil secara diam-diam dan ia tempelkan di lehernya. Sebagai ancaman. Awalnya ia ragu jika akan berhasil, mengingat sifat Jonas yang tidak mau kalah. Namun melihat reaksi panik luar biasa pria itu, berhasil membuat Alesha keheranan. Alesha terpaksa nekat, sungguh ia muak berhadapan dengan pria pemaksa dan tidak punya hati seperti pria itu. Ia tak ingin mengorbankan hidupnya untuk menikah dengan seorang Jonas Pramudya. Persetan dengan ketampanan serta kekayaan melimpah ruah yang dimiliki, Alesha tak tertarik. Keluarganya juga kaya raya. Mobil yang dikendarai melaju cepat di jalan raya yang masih sangat lengang, karena masih pukul 4 pagi. Dingin, namun Alesha menyukai sejuk dan segarnya udara p

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 3 Ancaman Alesha

    "Apa? Gila! Gila kamu, Jonas Pramudya!" Suara nyaring Alesha menggema di lantai dua cafe miliknya. Yang seketika menarik perhatian pengunjung dan juga beberapa pelayan yang sedang mengantar pesanan. Wajar jika Alesha bereaksi keras seperti itu. Sungguh Alesha sangat membenci sosok yang sekarang tengah berdiri di depannya dan yang baru saja mengajaknya menikah itu. Enteng sekali mulutnya! Sementara reaksi pria berbadan tegap itu tak tampak terkejut dengan umpatan Alesha. Pergerakan pria itu selanjutnya adalah mengeluarkan kotak kecil berisi cincin berlian bermata satu di depan Alesha. Mulut Alesha ternganga lebar. Ingin tak percaya tapi ini nyata. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba saja ia dilamar seseorang. Apalagi oleh orang yang sangat dibenci mati-matian. "Alesha ayo kita menikah!" Ajakan ini meluncur dengan mulus sekali lagi dan terdengar sangat memaksa di telinga Alesha, jujur ia jijik mendengarnya. Tak peduli sekarang ia jadi bahan tontonan beberapa pengunjung dan

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 2 Alesha, Ayo Kita Menikah!

    Ada untungnya juga Alesha mengenakan masker kesehatan, hingga ia yakin tak akan dikenali oleh orang yang dipanggil "tuan" tersebut. Sungguh ia tak ingin lagi berjumpa dengan orang ini."Ya Tuhan, kenapa dia...?" Alesha berbisik pelan seraya menatap punggung lebar kedua pria berbadan tegap yang sedang berjalan ke arah dalam untuk memilih kursi yang akan ditempati.Seketika ingatan Alesha kembali pada mimpi buruk yang mengusik tidurnya pagi tadi. Pria itu pria yang sama yang ada di mimpinya. Jonas Pramudya. "Enggak. Dia enggak boleh tau kalau aku ada di sini. Aku enggak mau berurusan lagi sama manusia jahat itu!"Buru-buru Alesha meninggalkan meja kasir dan menyuruh karyawan yang lain untuk bertugas menggantikannya. Alesha bergegas pergi."Huh Jonas Pramudya, mau apa kamu datang ke cafe aku? Belum puas kamu bikin hidup aku menderita selama ini?" Alesha mengomel sendiri setelah duduk di belakang kemudi mobilnya.Satu tangannya ia letakkan di atas dada, merasakan degup jantungnya yang be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status