Beranda / Romansa / Rahasia Cinta Tuan Jonas / BAB 4 Perkara Balas Budi

Share

BAB 4 Perkara Balas Budi

Penulis: Atik Poery
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 14:19:07

Pagi-pagi sekali, sebelum banyak orang beraktifitas, Alesha sudah meninggalkan rumahnya. Bukan untuk datang ke cafe, ini masih terlalu pagi, melainkan ia melarikan diri dari Jonas. Ia kabur ke luar kota.

Beruntung semalam ia bisa lolos dari Jonas dan para penjaga berkat pisau buah yang ia ambil secara diam-diam dan ia tempelkan di lehernya. Sebagai ancaman.

Awalnya ia ragu jika akan berhasil, mengingat sifat Jonas yang tidak mau kalah. Namun melihat reaksi panik luar biasa pria itu, berhasil membuat Alesha keheranan.

Alesha terpaksa nekat, sungguh ia muak berhadapan dengan pria pemaksa dan tidak punya hati seperti pria itu. Ia tak ingin mengorbankan hidupnya untuk menikah dengan seorang Jonas Pramudya. Persetan dengan ketampanan serta kekayaan melimpah ruah yang dimiliki, Alesha tak tertarik. Keluarganya juga kaya raya.

Mobil yang dikendarai melaju cepat di jalan raya yang masih sangat lengang, karena masih pukul 4 pagi.

Dingin, namun Alesha menyukai sejuk dan segarnya udara pagi yang belum banyak polusi. Anggap saja ini sekaligus jalan-jalan. Lagi pun, Alesha cukup jenuh dengan rutinitasnya tiap hari.

Tak begitu jauh sebenarnya tempat yang dituju, jika dari kediamannya hanya perlu 2 jam saja. Dan beruntung ini bukan akhir pekan atau waktu liburan, jadi perjalanan Alesha cukup lancar.

Alesha tiba di sebuah vila milik seorang teman. Jihan adalah teman yang paling dekat dan sudah seperti saudara bagi Alesha.

Alesha merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruang tengah. Lumayan lelah setelah mengendarai sendiri mobilnya.

Kehadiran Alesha disambut hangat oleh asisten rumah tangga yang bertugas mengurus vila milik keluarga Jihan. Namanya Bi Atin, wanita paruh baya yang sudah beberapa kali ditemui saat diajak Jihan berkunjung ke sini sebelumnya.

Alesha dilayani dengan baik. Keperluannya disiapkan. Dari kamar yang akan ditempati selama menginap sudah dibersihkan dan siap digunakan. Urusan makanan pun Alesha tak perlu khawatir. Agaknya Jihan sudah memberikan tugas pada ART-nya tersebut jika dirinya datang.

Alesha berjalan-jalan keliling kampung yang masih sangat asri tersebut. Ia juga melihat perkebunan teh yang membentang luas di sana. Sungguh menyegarkan mata. Dan bisa melepas penat dari rutinitas kerja yang melelahkan.

Alesha berencana untuk tinggal beberapa hari di kampung ini sampai kondisi kondusif. Aman dari gangguan Jonas.

Namun rencana menguap begitu saja. Alesha dikejutkan dengan kedatangan orang yang paling dihindarinya. Siapa lagi kalau bukan Jonas. Pria itu datang menyusulnya.

Ingin kabur dan bersembunyi, namun keberadaan Alesha sudah terlihat oleh kedua anak buah Jonas yang menunggunya di pintu gerbang.

"Mau apa sih kamu ke sini?" Alesha berkacak pinggang di depan Jonas yang berdiri menyambutnya.

"Jemput kamu. Udah puas jalan-jalannya?"

"Ck enggak!" Alesha menepis tangan Jonas sebelum berhasil meraih lengannya.

"Ayo pulang, besok kita menikah."

Kedua bola mata Alesha terbelalak lebar. "Apa?"

"Iya, besok kita menikah, Alesha. Seharian ini aku udah urus surat-surat buat pernikahan kita."

Alesha tercekat syok, sebelum kemudian berteriak lantang. "Enggak! Aku enggak mau nikah sama kamu, Jonas!"

"Tapi mama dan keluarga kamu sudah setuju."

Seketika tubuh Alesha melemah, tenaganya hilang. Beruntung Jonas cukup sigap menangkap tubuh Alesha. Tak membiarkan Alesha terluka.

Alesha menyesali keputusannya lari ke luar kota, karena waktu kaburnya justru dimanfaatkan Jonas untuk menyiapkan pernikahan mereka. Bahkan sampai meminta restu pada kedua orang tuanya.

Jonas membawa Alesha kembali ke kota. Mobil Alesha dikendarai salah seorang anak buah Jonas yang ikut.

Alesha memilih diam sepanjang perjalanan. Percuma melayangkan protesnya pada Jonas, pria itu sangat keras kepala jika sudah punya keinginan.

"Istirahat yang cukup, besok pagi aku dan keluarga besar aku akan datang melamar kamu...."

Alesha memilih tak menanggapi kata-kata Jonas, ia memilih langsung masuk ke dalam kediaman sang mama.

"Ma...." Alesha berhenti di depan ruang keluarga, ia melihat keberadaan sang mama yang tengah sibuk memberi instruksi pada beberapa orang yang Alesha tak kenal.

"Eh Sayang, sudah pulang? Ayo-ayo sini, Mama mau ngomong sama kamu!"

Alesha menurut saja ketika dibawa sang mama duduk.

"Sayang, kok enggak pernah bilang kalau kamu ada hubungan sama Pak Jonas eh em Nak Jonas maksud mama?"

Alesha menghela napas panjang, sebelum kemudian menjawab pertanyaan mamanya. "Sebenarnya enggak seperti yang mama pikir, Ma. Aku enggak ada hubungan apa-apa sama dia!"

Dahi wanita cantik di depan Alesha ini mengernyit dalam. "Enggak ada hubungan apa-apa? Tapi Nak Jonas bilang--"

"Ma, please jangan percaya sama apa yang dia bilang. Dia itu orang jahat, Ma!"

Alih-alih langsung percaya, sang mama justru memukul pelan punggung tangan Alesha. "Ish kamu ini! Jangan bicara sembarangan. Mama sudah kenal lama sama dia, Sayang. Dia orang yang sangat sopan dan baik."

"Ck itu palsu, Ma! Dia itu orang yang sangat jahat. Dia yang sudah menghancurkan kebahagiaan aku!"

"Apa maksud kamu, Sayang?"

Alesha menarik napas dalam-dalam. Ini saatnya ia menjelaskan kejadian yang pernah menimpanya pada sang mama. Ini kesempatan terakhirnya, agar bisa lepas dari Jonas.

"Ya Tuhan! Kenapa kamu baru cerita ke Mama, Sayang?" Ibu Alesha tampak syok begitu selesai mendengar pengakuan putrinya.

"Maafin aku, Ma...."

"Enggak-enggak, ini bukan salah kamu, Sayang. Mama yang harusnya minta maaf, karena kurang perhatian ke kamu. Mama sampai tidak peka dengan perubahan kamu. Maafkan Mama, Sayang!"

Ibu dan anak itu saling berpelukan. Saling meminta maaf.

"Ma, tolong batalkan acara besok. Aku enggak mau menikah sama manusia jahat itu!" pinta Alesha sungguh-sungguh.

Tampak ragu-ragu, mama Alesha itu menggeleng pelan. "Mama tidak bisa berbuat banyak, Sayang."

"Mama enggak mau bantu aku?" Alesha berdecak protes.

"Mama sudah terlanjur mengiyakan permintaan Tuan dan Nyonya Pramudya. Mereka orang yang sudah menyelamatkan nyawa kita."

"Apa?" Kedua mata Alesha terbelalak kaget.

"M-Maksud Mama apa?"

Sama seperti yang Alesha lakukan tadi, sang mama pun menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan semuanya. "Tuan dan Nyonya Pramudya yang dulu membawa Mama ke rumah sakit saat kecelakaan terjadi, yang mengharuskan kamu dilahirkan lebih cepat karena benturan yang mengenai perut mama, Nak. Berkat kebaikan mereka kamu bisa dilahirkan dengan selamat...."

Tubuh Alesha melemah seketika. Tak ada yang bisa ia lakukan untuk membatalkan acara sepihak yang disiapkan Jonas. Kehancurannya tinggal menunggu waktu. Cepat atau lambat, pasti akan terjadi.

"Ya Tuhan, kesalahan apa yang aku lakukan ke kamu, Jonas ... sampai kamu ingin menghancurkan aku seperti ini?" Alesha meracau lemah setelah lelah menangis di kamarnya menjelang dini hari ini, beberapa jam sebelum acara pernikahan dilakukan.

"Tuhan, tolong...." Suara Alesha semakin melemah dan pada akhirnya jatuh pingsan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 48 Ada Gila-gilanya!

    Tidak menjawab pertanyaan Alesha, orang di hadapannya ini melenggang masuk begitu saja ke dalam rumah. Membuat Alesha berdecak kesal karena ini. "Mau apa lagi ke sini? Katanya enggak mau pulang? Pergi saja sana!" tanya Alesha kesal sekali. "Jonas, berhenti kamu!" teriak Alesha tak terima karena pria yang memang Jonas ini kembali mengabaikan dirinya. Tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Jonas membalikkan badan, berhadapan langsung dengan Alesha. Tak ingin tampak lemah, Alesha menunjukkan ekspresi wajah garang, kedua tangannya berkacak di pinggang. Aura menantangnya kuat sekali. Namun yang terjadi di luar dugaan, Jonas yang beberapa waktu lalu masih cuek dengan raut wajah datarnya, tiba-tiba mengulurkan tangan dan mengusap lembut bagian bawah mata Alesha yang membengkak karena terlalu lama menangis. "Aku suruh kamu pulang ke rumah, bukan pergi ke taman dan menangis sampai mata bengkak, Ale...." Bibir Alesha mengerucut sebal. "Kamu pikir siapa yang bikin aku seperti

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 47 Jadi Salah Paham

    Tak ingin menanggapi, Alesha memundurkan trolinya agar bisa sedikit berbelok melewati dua orang di depannya yang sangat dekat dengannya itu. Namun usahanya tak berhasil. Troli belanja yang seharusnya berjalan mulus, tiba-tiba ditahan salah satu tangan dari salah seorang di depannya. "Mau apa kalian?" Akhirnya Alesha buka suara dengan menanyakan tujuan dua orang itu menghambat langkahnya. Kedua orang itu saling pandang kemudian tertawa sinis. "Mau apa? Ya jelas kita mau gangguin lo lah, Cewek Kampung!" Alesha emosi namun ditahannya sebisa mungkin. Kedua tangannya yang berada di pegangan troli terkepal kuat. "Susah move on kayaknya dia dari aku, Va?" Salah satunya seorang pria ini berujar sangat percaya diri. Mendengarnya, Alesha ingin sekali tertawa. Percaya diri orang di hadapannya yang adalah mantan kekasihnya itu sungguh menggelikan. Membayangkan mantan pacarnya itu bertemu dengan sosok Jonas, apa tidak insecure? Jonas jauh lebih tampan, lebih baik, berwibawa dan keka

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 46 Perhatian Kecil Alesha

    Alesha sudah berganti pakaian. Ia baru saja membersihkan diri di kamar mandi yang ada di kamarnya. "Ehh Jonas belum selesai?" tanya Alesha pada diri sendiri. Saat kembali ke ruang keluarga, memang tak nampak suaminya. Dan kamar mandi yang sedang digunakan Jonas tadi masih tertutup rapat dan terdengar suara gemericik air. Alesha memutuskan menunggu di sofa panjang tadi yang ia dan Jonas gunakan untuk bercumbu. Alesha merinding sendiri jika ingat kegiatan panasnya dengan sang suami tadi. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Malu! "Ish ya ampun, bisa-bisanya! Sentuhan Jonas mematikan!" ucapnya sangat pelan, takut Jonas tiba-tiba keluar dan mendengarnya. Bisa tambah malu. "Huh tapi enggak apa-apa kan? Orang suami sendiri ini, bukan suami orang!" katanya kemudian. Kedua tangannya menangkup wajahnya sendiri. Sesekali mengusapnya kasar. Jujur masih malu, tak sangka ia akhirnya menikmati sentuhan Jonas di bagian sensitifnya. Setelah hampir satu minggu menikah. Kejadian de

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 45 Hampir Saja!

    Sengaja Jonas tak mau langsung menjawab pertanyaan Alesha. Padahal gadis itu sudah sangat penasaran. "Tunggu besok malam ya, Sayang...." Alesha berdecak sebal. Kalimat ini sudah berulang kali Jonas katakan. "Huh enggak suka aku kalau dibikin penasaran seperti ini!" Jonas tersenyum senang. "Sabar--" "Huh sabar-sabar! Udahlah malas aku sama kamu!" Alesha mencebik protes lalu bangkit berdiri dari tempatnya. Hendak meninggalkan Jonas. "Udah lepas! Aku mau masak! Lapar!" ketus Alesha pada Jonas yang menahan pergelangan tangannya. "Makan aku--" "Jonas, jangan mulai lagi!" potong Alesha dengan tatapan galaknya. Alih-alih takut, Jonas justru tergelak puas. Gemas melihat Alesha melotot lucu seperti itu. Saat di dekat Alesha, kegiatan favoritnya memang menggoda gadis itu. Apalagi jika sudah melihat istrinya mengomel lalu salah tingkah, itu berkah tersendiri untuk kebahagiaan Jonas. Jonas mengekori Alesha yang berjalan ke arah dapur. Rasanya tak bisa melepas wanitanya barang

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 44 Pemindahan Aset Berharga

    "J-Jonas, ini apa?" tanya Alesha terlihat syok setelah membuka semua berkas dan segera mengembalikannya pada Jonas setelah tahu isi di dalamnya. "Itu buat kamu, Ale. Surat-surat pemindahan aset atas nama kamu!" terang Jonas menjawab kebingungan istrinya. Dan penjelasan Jonas semakin membuat Alesha ternganga. "Hah? Buat aku? Tapi i-ni...?" Jonas tersenyum, tangannya meraih tangan Alesha untuk digenggam. "Semua ini milik kamu, Sayang. Kalau suatu saat aku mengecewakan kamu, kamu bisa tinggalkan aku dan hidup dengan lebih bahagia dengan semua ini." Bibir Alesha berdecak tak suka. Kedua matanya menatap tajam ke arah suaminya. "Aku enggak butuh harta kamu ini! Aku cuma butuh kamu setia dan jangan menyakiti aku. Itu sudah cukup!" Jonas membawa genggaman tangannya dengan tangan Alesha hingga depan wajahnya. Ditempelkan punggung tangan Alesha di pipinya. "Aku akan selalu setia sama kamu, Sayang. Aku juga tidak terpikir untuk menyakiti kamu, cuma sebagai manusia aku takut khilaf dan

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 43 Apa Ini?

    Jika biasanya Alesha yang sering marah-marah dan merajuk, sekarang berganti Jonas. Pria itu sebal sekali karena Alesha yang terus menerus menolak ajakan bulan madunya. Dan Alesha yang menyadari kesalahannya, berusaha membujuk pria-nya yang "ngambek" itu. "Udah sih ngambeknya?" Alesha menarik-narik lengan kemeja Jonas yang sudah dilipat hingga siku. Persis seperti anak kecil yang sedang minta dibelikan mainan. Jonas enggan menyahut, pura-pura fokus mengemudi. "Jonas... bulan madunya kan--" "Jangan dibahas kalau jawabannya masih tetap sama!" potong Jonas ketus. "Ya kan aku belum siap. Percuma dong jauh-jauh ke sana kalau kita belum bisa em--begituan." Tangan Alesha bergerak lucu mempraktekkan sesuatu. Kata "begituan" yang diucapkan dan gerakan tangan Alesha sebenarnya sudah membuat Jonas geli dan hampir saja tawanya lepas, namun masih gengsi. Maka, ia tahan tawanya sebisa mungkin. "Aku enggak minta di sana nanti kita langsung 'begituan', aku cuma mau pergi berdua sama ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status