Home / Romansa / Rahasia Cinta Tuan Jonas / BAB 5 Ciuman Pertama Curian

Share

BAB 5 Ciuman Pertama Curian

Author: Atik Poery
last update Last Updated: 2025-06-22 16:55:02

Alesha masih berharap jika acara pernikahan yang baru terjadi beberapa saat lalu hanya mimpi buruk, nyatanya cubitan di lengannya sendiri masih terasa sakit. Alesha meringis kesakitan sekaligus ingin menangis untuk kehidupannya setelah ini.

Ya, Alesha dan Jonas baru saja menyelesaikan prosesi akad nikah di hadapan penghulu, kedua orang tua, saksi dan beberapa kerabat yang hadir di kediaman sang mama.

Acara berlangsung sederhana, mengingat dilakukan mendadak sehingga persiapan waktu satu hari tak cukup untuk menggelar pesta meriah.

Perihal tak ada pesta meriah, Alesha sama sekali tak masalah. Ia justru senang karena tak perlu memberikan senyum palsu di depan para tamu undangan, keluarga besarnya maupun keluarga Jonas. Ia ingin segera semuanya berakhir. Ia lelah.

"Mulai sekarang, kamu tinggal di sini sama aku," kata Jonas setelah memasuki rumah pribadinya.

Alesha tak menyahut. Ia malas berbicara pada pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu.

"Ayo, aku tunjukkan kamar kita." Jonas hendak meraih tangan Alesha, namun Alesha segera menghindar.

"No! Jangan pegang-pegang aku!" Alesha membentak keras. Ia tak mau Jonas semakin semena-mena kepadanya.

Dahi Jonas berkerut heran. "Kita sudah resmi menikah, Alesha."

"Ya, tapi sayangnya pernikahan terjadi karena pemaksaan dan itu sebenarnya tidak sah!"

Sama sekali tidak tersinggung, Jonas hanya tersenyum tipis. "Ngawur, kita nikah sah secara hukum agama dan negara kok. Papa kamu yang menikahkan kita."

Alesha tak mau kalah. Matanya melotot kesal. "Enggak usah pura-pura bodoh, Jonas Pramudya! Kamu tau, kalau pernikahan ini sama sekali tidak aku inginkan!"

"Ya tapi nyatanya kita menikah resmi. Kalau tidak setuju, harusnya tadi kamu bisa menolak kan?"

Alesha menggeram kesal. "Bagaimana bisa menolak, kalau aku kamu jebak biar enggak bisa menolak? Dasar licik!"

Jonas mengedikkan bahunya. "Semua terjadi sesuai kemauan aku, Alesha."

Mendengar sahutan Jonas tersebut, emosi Alesha tersulut dan sebentar lagi bisa dipastikan meledak-ledak, seperti biasa ketika berhadapan dengan Jonas.

Alesha mati-matian menahan diri. Ia harus main cantik, tidak boleh gegabah. Ada rencana yang harus ia eksekusi, tinggal menunggu saat yang tepat saja. Rencana brilian dari sang mama tadi disampaikan sesaat sebelum Alesha turun untuk mengikuti acara akad nikah.

"Aku mau salah satu kamar tamu di lantai sini!" kata Alesha tiba-tiba, berhasil menarik perhatian Jonas.

"Kamar tamu? Buat apa?"

"Buat aku tidurlah. Aku capek, lelah menghadapi manusia menyebalkan seperti kamu!"

Jonas berdecak protes. "Kamu tidur di kamar utama sama aku, Ale!"

"Enggak. Aku enggak mau!"

"Kamu istri aku mulai sekarang. Kamu harus sekamar sama aku!" Terlihat Jonas mulai terpancing emosinya dan diam-diam Alesha tersenyum puas untuk itu.

"Ayo, emosi yang lebih lagi, Jonas. Pukul aku, cekik aku, biar aku bisa mudah minta cerai dari kamu dengan alasan KDRT," ucap Alesha dalam hati.

Helaan napas panjang keluar dari mulut Jonas, "oke, kamu pilih saja mau kamar yang mana."

Alesha terbengong. Reaksi Jonas tak sesuai yang diinginkan. Namun kemudian ia mengangguk saja, setelah menormalkan kembali ekspresi wajahnya. "Aku mau kamar itu!"

Alesha menarik paksa koper dari tangan Jonas, kemudian melenggang cepat masuk ke dalam satu kamar tamu yang baru ditunjuknya.

"Kamarnya luas, bagus ... ya iyalah bagus, rumahnya aja segede istana!" ucap Alesha setelah merebahkan tubuhnya di ranjang tidur berukuran besar tersebut.

Alesha terlonjak kaget saat tiba-tiba pintu terbuka dari luar. Ia berdecak protes dan menatap kesal siapa pelakunya. "Bisa ketuk pintu dulu enggak? Bikin kaget! Gimana kalau tadi aku lagi ganti baju?"

"Iya, maaf...."

"Huh maaf-maaf, tau privasi enggak sih kamu?" Alesha belum puas marah-marah.

"Tau, tapi ini juga kamar aku mulai sekarang."

Mulut Alesha ternganga lebar, "hah? Tapi--"

"Kita sudah menikah, Alesha. Jadi mana mungkin kita tidur di kamar berbeda."

Alesha berdecak kembali, lalu segera bangkit dari duduknya dan mendorong tubuh suaminya yang kekar itu. "Keluar! Aku enggak mau tidur bareng sama kamu! Aku enggak mau dekat-dekat kamu!"

Jonas yang didorong sekuat tenaga tak bergeser sedikitpun. Alesha sampai putus asa sendiri. "Huh, susah banget sih dorong badan kamu yang segede kingkong ini!"

Alih-alih tersinggung, Jonas justru terkekeh sendiri. "Mana ada badan atletis seperti ini, kamu bilang sebesar kingkong? Kamu aja yang kurang tenaga, lemah!"

Tak terima, Alesha melayangkan pukulan bertubi-tubi ke dada bidang Jonas, semakin membuat tawa pria itu menggema.

Kedua bola mata Alesha membeliak lebar ketika tiba-tiba pinggangnya direngkuh oleh kedua tangan besar Jonas. Jarak tubuhnya dengan Jonas semakin dekat. Ingin segera melepaskan diri namun Jonas tak membiarkan. Bahkan sekarang tatapan mata Alesha, sudah pria itu kunci.

"L-Le-pas!"

"Kalau aku bilang enggak?"

"A-ku teriak!"

Jonas menanggapi ancaman Alesha dengan tawa gelinya, "hm coba saja. Cuma ada kita berdua saja di rumah ini!"

"Hah? Tapi tadi--"

"Sengaja aku suruh asisten rumah tangga buat pergi dulu, selama aku berduaan sama kamu."

Mulut Alesha kembali ternganga sebelum kembali melayangkan pukulan di dada Jonas, "ck dasar mesum!"

"Mesum? Mau aku kasih tau mesum itu yang seperti apa?" Suara lembut Jonas yang diucapkan tepat di telinga Alesha membuat tubuhnya meremang.

Kedua bola mata Alesha membulat sempurna saat merasakan sesuatu menempel di bibirnya. Ya bibir Jonas yang menempel di sana. Sepersekian detik Alesha terlena, sebelum mendorong kuat-kuat tubuh suaminya hingga pelukan terlepas.

Alesha mundur dua langkah dan berteriak nyaring memprotes tindakan Jonas. "Heh berani-beraninya kamu!"

"Bibir kamu manis, harusnya...." Jonas tak meneruskan kata-katanya, kedua matanya menatap nakal pada bibir merah Alesha, membuat risih dan memantik tenaga lebih kuat Alesha untuk mendorong tubuh Jonas.

Segera Alesha mengunci rapat kamarnya. Jantungnya berdetak sangat kencang. Tindakan Jonas tadi bisa membuat kesehatan jantungnya terganggu.

"Aarrgggghhh! Enggak-enggak. Ini enggak bisa dibiarkan. Enggak bisa bayangkan kalau aku terus tinggal di sini, aku harus cepat lakuin ide mama tadi!"

Setelah meredakan detak jantungnya, Alesha menemui Jonas. Kebetulan pria itu sedang duduk di ruang tengah depan kamar Alesha ini.

"Heh pria mesum!" Alesha berkacak pinggang di depan Jonas. Menampilkan raut wajah garang.

"Ceraikan aku sekarang juga!" lanjut Alesha menggebu-gebu.

Jonas terkesiap, namun sebentar saja sudah bisa menguasai diri. "Jangan bicara sembarangan, Alesha!"

"Aku serius. Aku minta cerai!"

Helaan napas panjang keluar dari mulut Jonas. "Menikah itu bukan untuk mainan!"

"Heh kamu yang mempermainkan pernikahan! Kamu menikahi aku atas dasar apa? Kita enggak saling cinta, dekat juga enggak, tiba-tiba melamar aku dan menjebak aku seperti ini!" kesal Alesha.

"Aku punya alasannya, Alesha. Duduk sini, aku jelaskan semuanya!" Jonas menepuk-nepuk tempat duduk di sebelahnya.

"Enggak! Aku cuma mau kamu ceraikan aku!"

"Enggak. Enggak bisa!" Jonas menolak tegas, lalu pria itu bangkit dari duduknya dan berniat mendekati Alesha, namun gerakan tiba-tiba Alesha menghentikan langkahnya.

"Berhenti di situ, atau kamu bisa lihat pisau ini membuat aku mati!" Alesha memang sudah menempelkan pisau di lehernya.

"Jangan nekat, Alesha! Kita bisa bicara baik-baik...."

"Enggak mau! Cepat ceraikan aku!"

Jonas yang biasa dengan mudah menguasai keadaan, sekarang terlihat jelas sedang kebingungan bercampur panik. "Ale, bawa sini pisaunya... pisau itu tajam. Ya Tuhan, lihat itu leher kamu luka!"

"Biar saja!" Alesha mengabaikan perihnya luka yang tercipta karena tekanan pisau di lehernya.

"Alesha, kita enggak bisa tiba-tiba bercerai, apa kata keluarga kita. Kita bicarakan baik-baik, ya?"

"Enggak mau!"

Jonas semakin frustasi menghadapi Alesha. Kepanikannya tak dibuat-buat. Ia mengkhawatirkan Alesha yang terluka. "Oke-oke, kita akan bercerai, satu tahun lagi!"

"Satu tahun? Enggak--"

"Kita menikah kontrak. Kita buat syarat-syaratnya!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 92 Surat dan Bunga Tulip

    "Beberapa kali kamu mengancam aku untuk menggores tangan dan leher kamu dengan pisau!" sahut Jonas untuk menjawab kebingungan Alesha sebelum ini. "Ehh ya kan waktu itu, aku eemm panik karena kamu tetap memaksa aku untuk jadi istri kamu. Aku--" "Sebegitu tidak pantasnya aku untuk jadi suami kamu?" sela Jonas cepat dengan nada kesalnya. Bibir Alesha berdecak. "Bukan seperti itu, Jonas! Ee waktu itu kan aku masih benci banget sama kamu. Em harusnya kamu kalau mau ajak nikah aku pendekatan dengan baik dong. Gimana aku enggak syok kalau tiba-tiba tanpa aba-aba kamu melamar aku terus maksa aku buat menikah, sampai semua dokumen dan lain-lainnya kamu yang urus semua!" "Huh, beberapa kali aku mendekat, kamu menghindar. Ketemu aku, kamu seperti lihat setan. Kamu enggak kasih kesempatan aku untuk mendekat, jadi jangan salahkan aku kalau aku tiba-tiba nekat maksa kamu!" sahut Jonas membela diri. "Ish tega kamu!" Tangan Alesha menggeplak gemas lengan panjang pria-nya itu. "Lebih tega

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 91 Fakta Mengejutkan

    Sepanjang perjalanan menuju ruang kerjanya, Alesha tidak bisa jika tak berpikir macam-macam. Ia tak bisa tenang. Langkah demi langkah serasa sangat lama. Padahal ia sudah sangat penasaran mendengar penjelasan suaminya. Maka, ketika tiba di ruangannya, Alesha segera mendesak Jonas. "Cepat cerita, Jonas!" "Duduk dulu, Sayang...." Cepat-cepat Alesha mendudukkan diri. "Cepat!" "Aku ambilkan minum--" "Ccepattt, Jonas!" Alesha menggeram tertahan karena suaminya seolah sedang mengulur-ulur waktu. Sementara rasa penasarannya sudah tidak bisa ditunda lagi. Ia butuh penjelasan secepatnya. Pasrah, Jonas kemudian ikut duduk di sebelah Alesha. "Ale, setelah aku cerita... aku harap kamu jangan berubah, jangan berpikir aneh-aneh, jangan sedih. Oke?" Kepala Alesha mengangguk cepat, meski sebenarnya ia bingung dengan peringatan yang diucapkan suaminya. Yang penting sekarang Jonas segera bercerita. Jonas tak lantas mulai bercerita. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menghelanya per

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 90 Sebagai Penonton

    "Memangnya kamu siapanya dia? Kenapa membela dia sampai ingin berbuat kasar ke perempuan?" tanya Ella dengan rasa penasaran yang tinggi. Sama sekali tidak menyadari kesalahan yang dilakukan. Siapapun pasti akan terpancing emosi jika kekasih hatinya difitnah dengan tuduhan keji seperti itu. Termasuk Jeno. Tidak peduli lawannya perempuan. "Huh aku jadi Jeno, tanpa basa-basi langsung aku tampar bolak-balik mukanya si Ella. Sembarangan banget dia fitnah Jihan!" komentar Alesha yang ikut geram yang melihat dan mendengar dari jauh sebagai penonton. Jonas tersenyum geli. "Jeno bukan orang yang gegabah, Sayang. Dia selalu hati-hati dalam bertindak." Bibir Alesha mencibir protes. "Beda sekali sama kamu. Kamu sedikit saja, tanpa ba-bi-bu langsung menghajar orang!" "Hm, itu alasannya kenapa Jeno memilih jadi asisten pribadi aku. Dia tahu betul kalau aku sering kesusahan mengendalikan emosi. Padahal sebenarnya dia sudah ditawari papi untuk mengurus salah satu perusahaan keluarga yang di

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 89 Drama Romantis Dibalik Keributan

    Duduk menunggu beberapa waktu, akhirnya Alesha bisa melihat ada yang terjadi yang melibatkan Ella yang sedang dipantaunya. "Ini rencana kamu?" tanya Alesha sangsi. "Ini di luar rencana, Sayang. Enggak ada dalam rencana kalau tiba-tiba Jihan datang." Jonas menjawab apa adanya. Memang ia tidak menghubungi Jihan untuk datang. Percaya sepenuhnya pada Jonas, lalu perhatian Alesha kembali terfokus pada Jihan yang sedang berhadapan langsung dengan Ella. Selama ini hubungan Jihan dengan Ella tak ada masalah sedikitpun. Mereka tidak dekat tetapi tidak juga berselisih. Mereka biasa saja. Mereka saling kenal karena Ella teman baik Alesha dari bangku sekolah dan Jihan teman saat kuliah. Namun sekarang yang tertangkap pandangan Alesha, kedua temannya itu sedang berseteru. Senyum Alesha terbentuk melihat sang sahabat yaitu Jihan sedang memaki teman munafiknya yaitu Ella gara-gara membela dirinya. Semua karena kejadian malam itu yang dengan sengaja Ella bersama teman-temannya ingin men

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 88 Apa Rencana Jonas?

    Tanpa sepengetahuan Alesha, secara diam-diam, Jonas ikut turun dari mobil dan masuk ke dalam cafe milik sang istri. Pakaian Jonas sudah berganti dengan pakaian yang ia minta pada anak buahnya beberapa saat lalu. Pakaian serba hitam seperti yang dikenakan bodyguard yang diberinya tugas untuk menjaga Alesha. Ya, ia menyamar sebagai salah satu pengawal. Sebagian wajahnya tertutup masker kesehatan, yang menutupi bagian pangkal hidung hingga dagunya. Dengan berpenampilan seperti ini diharapkan tak ada yang menyadari jika ini adalah Jonas. Termasuk Alesha. Anak buahnya yang berjaga di sekitar Alesha sudah dihubungi, Jonas pun sudah diberi tahu letak keberadaan istrinya. Ia bergegas menuju kursi yang berada tak jauh dari tempat istrinya yang sedang menemui Ella. Keberadaan Jonas sengaja sedikit berjarak agar tak dicurigai Alesha. Baru beberapa saat duduk, Jonas dibuat geram setengah mati dengan tingkah menyebalkan serta semena-mena teman Alesha itu. Wanita itu memperlakukan istri

  • Rahasia Cinta Tuan Jonas    BAB 87 Teman Manipulatif

    "Kenapa, Sayang?" Alesha mendengus sebal lalu menunjukkan pesan yang baru saja dibacanya. "Tidak tahu malu dia! Biar aku yang turun tangan selesaikan dia!" sahut Jonas sudah geram. Alesha mendesah kasar. "Enggak usah. Aku mau atasi dia dengan caraku saja!" "Tapi Sayang--" Bibir Alesha berdecak. Menyela cepat kalimat Jonas hingga tak terselesaikan. "Ck cara kamu kasar, Jonas! Aku enggak mau ada masalah lagi setelah ini!" Berganti Jonas yang berdecak. "Tapi teman kamu ini kalau tidak cepat-cepat diberi pelajaran bisa semakin bertindak seenaknya, Sayang! Dia akan semakin berusaha menyakiti kamu. Ya Tuhan geram sekali rasanya!" Alesha terkekeh geli, kedua tangannya memeluk tubuh pria-nya dan ikut bersandar di punggung sofa. "Menghadapi orang manipulatif dan munafik seperti Ella ini harus pura-pura bodoh, Jonas. Hm lagian aku mau lihat, rencana apa yang sedang dia siapkan setelah rencana memberi aku obat perangsang yang berujung gagal itu." Alesha tersenyum geli di ujung k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status