“Saryn,” panggil Arga yang membuat Saryn harus mengusap matanya dan setelah itu mengangkat kepalanya untuk menatap ke Arga.“Iya?” “Apa kau ingat, kita berada disini hampir satu minggu.”Saryn seolah tiba-tiba mengingat semua yang dia lihat dan dia ketahui. SAtu hal yang mengganggu pikiran Saryn adalah “siapa orang-orang di mesir ini?”“Apa mereka adalah karyawan-karyawan Arga?” Pikir Saryn.Bagaimanapun juga yang diketahui oleh Saryn sampai saat ini adalah, Arga CEO dri Grade MNE.CEO yang kejam keras dan arogan. YAng selalu menggunakan dalam setiap tindakannya.Tapi apa yang sudah dilakukan oleh orang-orang yang ada disini? kenapa Arga menyiksa mereka dan bahkan melakukan tindakan kekerasan kepada mereka? apa karena mereka juga melakukan kesalahan seperti orang tuanya? Pertanyaan-pertanyaan ini kini seolah berputar dalam kepala Saryn.“Kau mendengarku?” tanya Arga saat Saryn tak kunjung menjawab pertanyaannya.“Iya! Aku ingat,” jawab Saryn yang begitu cepat seolah dia benar-bena
Beberapa saat kemudian. Kini Arga dan Saryn sudah berada dalam sebuah mobil dengan Medi di kursi kemudi.“Bukankah banyak kesempatan untukmu kabur? kenapa tidak kau lakukan?” tanya Arga kepada Saryn yang saat ini sedang berada di sampingnya duduk di kursi belakang mobil.“Aku tidak bodoh, aku sadar jika adikku sekarang berada di tanganmu.” Ucap Saryn dengan ketus.Tidak berhenti disitu, Saryn dengan menunduk berucap lirih bahkan sampai sulit untuk di dengar. “Lagi pula sekarang aku sudah tidak punya tempat untuk aku tuju selain dirimu.”“Apa?” Tanya Arga yang tidak begitu jelas mendengar apa yang diucapkan oleh Saryn.“Tidak ada. Bodoh!” Ketus Saryn dengan wajah merah merona.Arga tidak mempermasalahkan sikap Saryn saat itu kepadanya.Dia justru seolah membiarkan Saryn untuk tetap memakinya.Medi saat itu sebagai orang yang berperan sebagai tangan kanan Arga dalam urusan mafia hanya bisa melihat bosnya di marahi oleh seorang gadis dari kaca spion tengah mobil yang saat ini dinaiki
“Bibi …!”Saryn berteriak dengan penuh semangat saat dia sampai di kediaman milik Arga dan melihat Miss Ririn sedang menunggu kedatangan mereka bersama dengan para penjaga dan Maid yang lainnya. “Nona...” Desah miss Ririn saat Saryn memeluknya.“Selamat datang Tuan, Nona!” Teriak semua orang itu saat mereka melihat Arga dan Saryn datang saat itu.Saryn datang masih dengn memakai pakaian yang dia pakai sedari mesir.Setelah memeluk miss Ririn, saryn segera menarik miss Ririn untuk masuk kedalam Mansion besar milik Arga sebelumnya.Saryn dengan tetap mengabaikan orang-orang yang melihatnya kini tetap masuk kedalam Mansion.“Tuan, itu ….” Medi mencoba untuk bertanya kepada Arga, sikap apa yang harus di ambilnya sebagai bawahan saat dia melihat Saryn yang bertindak seperti itu.Medi sebelumnya hanya tahu jika Saryn adalah tawanan yang sewaktu-waktu bisa dibunuh oleh Arga. Tapi saat melihat Arga yang membiarkan saja perilaku Saryn yang seperti itu, Medi menjadi berpikir ulang.“Sudah. B
***Di dalam kamarnya, kini Saryn tengah tidur sendirian. Sepertinya, miss Ririn sudah kembali kembali ke kamarnya sendiri, atau mungkin sedang mempersiapkan segala keperluan Mansion. Mengingat ini sudah hampir pagi.Saat ini, Arga baru saja datang dan masuk kedalam kamar milik Saryn.Kondisinya yang mabuk, membuat dia membuka pintu dengan keras.Terang saja, itu membuat Saryn jadi terbangun dari tidurnya.Kini gadis muda itu melihat Arga yang yang sempoyongan masuk kedalam kamarnya itu.“Kenapa kau kesini?!” Bentak Saryn.Arga tidak menjawabnya, laki-laki itu hanya terus berjalan semakin mendekat ke Saryn yang saat ini sedang terduduk dengan menarik selimut untuk menutup badannya. Dia tidaklah telanj*ng, kan tetapi secara refleks tangannya menarik selimut itu seolah untuk pertahanan Dirinya.Arga dengan penuh perjuangan dalam mabuknya, saat ini duduk di pinggiran tempat tidur.“Jangan mendekat!” Ucap Saryn.Yang aneh dari Saryn saat ini adalah meskipun dia berkata agar Arga tidak men
Satu setengah jam dari kepergian Saryn menuju ke kantor. Matahari sudah sampai di atas kepala.Arga kini baru bangun dari tidurnya. Dia mendapati dirinya berada di kamar yang berbeda dengan kamarnya. “Bukankah ini kamar si-tinkerbell itu?” Setelah berucap seperti itu, Arga tiba-tiba terpikir sendiri. “Tinkerbell?” Dia tersenyum kecil Arga baru terasa jika memang Saryn mirip tinkerbell, karakter peri pengrajin dalam film Disney. Tingkah nya yang ceria dan selalu tidak mau diam, dianggap mirip dengan Saryn. Saryn pun memiliki badan yang cukup mungkin, maka dari itu jika ada sesuatu yang cocok untuk Saryn adalah, “Tinkerbell.” Lepas dari itu, kemungilan tubuh Saryn tidak didukung oleh bentuk buah dadanya. Itu karena Saryn memiliki buah dada yang cukup besar, kenyal menggoda. “Kenapa aku memikirkan itu?” Ucap Arga dengan menepuk keningnya, sepertinya Arga masih merasa sedikit pusing dari sisa mabuk semalam. “Lebih baik aku bersi–” “Dimana kunci mobilku?” Arga memegang sel
Saryn baru menyadari jika seharusnya dia tidak membawa mobil itu sendiri. Tapi jika sampai dia diantarkan oleh supir pun, itu akan juga mempengaruhinya. “Aku harus mencari alasan yang tepat.” Ucap Saryn dalam hatinya. “Itu aku meminjamnya kemarin karena suatu alasan.” “Dan juga, tadi pagi direktur menelponku katanya aku disuruh ke kantor untuk menggantikan dia mengecek beberapa berkas penting.” Clarissa tidak begitu saja percaya.Berbeda dengan karyawan-karyawan yang lain. “Nona… Mari Nona, saya akan mengantar nona ke ruang rapat sekarang.” Ucap salah seorang karyawan laki-laki yang tadi ikut membicarakan Saryn dengan teman-temannya yang lain. “Tolong kalian jangan memanggilku Nona. Aku jauh lebih muda dari kalian. Panggil saja aku Saryn.” Ucap Saryn dengan tersenyum. “Baik nona– Eh maksud saya, iya Saryn.” Jawab karyawan yang tadi. Saryn mengangguk dna berjalan masuk kedalam kantor. Ada sekitar empat langkah Saryn berjalan, dia berhenti dan berkata. “Satu lagi. Aku men
“Tutup pintunya!” perintah Arga kepada Saryn yang mengikuti dirinya dari arah belakang. Saryn dengan masih mengeluh, meskipun sebatas dalam hatinya, tapi dia menuruti perintah dari atasannya itu. “Kenapa pak ‘direktur’ datang, bukankah pak direktur sedang menikmati istirahat di rumah?” Sindir Saryn. “Apa yang baru saja kau lakukan disana?” Tanya Arga dengan begitu angkuhnya. “Maaf pak direktur. menurut saya tidak ada yang salah bagi saya memperdalam ikatan dengan karyawan yang lain.” jawab Saryn sengaja seolah menguji kesabaran milik Arga. Arga yang saat itu membelakangi Saryn menghadap keluar gedung hanya bisa mendengus saat dia mendengar jawaban dari gadis itu. Arga sangat menyadari jika Saryn sengaja mencari masalah dengannya. Entah apa penyebabnya, tapi Arga merasa jika Saryn ingin sekali memicu pertikaian dengan dirinya. “Jika itu maumu…” “Anda bilang apa pak Direktur?” tanya Saryn yang tidak mendengar ucapan Arga yang begitu lirih barusan. “Tidak. Setelah ini kau bisa p
Setelah Saryn kembali duduk di tempat yang tadinya di duduki oleh Arga, Arga segera pergi dari kantor dan seolah menyerahkan semua urusan kantornya kepada Saryn.“Hallo!” Saat Arga pergi dari kantor itu, Dia masih sempat menelepon seseorang, yang ternyata itu adalah Medy.“Aku ingin ke tempatmu.”“Siap Tuan Saya akan menjemput tuan sekarang!” Jawab Medy dengan tegas. “Tidak perlu, aku akan pergi sendiri,” Ucap Arga.“Tapi Bos–”“Ini perintah!” “Siap Bos. Saya akan menunggu Bos di tempat saya.”Arga pergi menuju ke tempat Medy dengan menunggangi sebuah Lamborghini Veneno.Itu adalah salah satu mobil yang ada di garasi milik Arga. Mobil itu dari segi harga memang tidak sebanding dengan Bugati Divo miliknya tapi untuk kecepatan hampir sama karena keduanya sama-sama mobil sport dengan kekuatan mesin yang tidak berbeda jauh.Sekitar 25 menit Arga berkendara.Arga kini sudah berada di depan gerbang, tempat milik Medy. Sebuah Villa dengan ukuran sedang.Penjagaan di villa itu cukup ketat.