/ Romansa / Rahasia Di Balik Tatapan CEO / Bab 1. Pertemuan Kembali

공유

Rahasia Di Balik Tatapan CEO
Rahasia Di Balik Tatapan CEO
작가: Miarosa

Bab 1. Pertemuan Kembali

작가: Miarosa
last update 최신 업데이트: 2025-11-10 04:50:17

Elena mengeratkan jari- jemarinya di tali tas saat berdiri di depan gedung pencakar langit itu. Nafasnya sedikit tertahan saat membaca papan nama berwarna emas dengan tulisan besar di lobi. Quantum Vale Corp.

Elena menghembuskan napas panjang, lalu melangkah masuk. Seorang resepsionis memeriksa kartu ID-nya sebelum mempersilahkannya menuju lift.

"CEO baru sudah menunggu di lantai atas," kata wanita itu dengan senyum profesional.

"CEO baru," pikir Lana, ia tidak tahu siapa namanya. HRD hanya mengatakan bahwa ia akan bekerja untuk seseorang yang sangat selektif. Namun, apa pun itu, Elena bertekad untuk melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin, lalu masuk ke dalam lift.

Pintu lift terbuka dengan bunyi halus. Elena melangkah keluar, menuju meja resepsionis eksekutif yang berada di depan pintu kayu besar.

"Kamu, Elena?" Seorang wanita paruh baya bertanya.

Elena mengangguk.

"Silakan masuk! Tuan Alexander sudah menunggumu."

Langkah Elena terhenti seketika. Nama yang disebut wanita itu tidaklah asing baginya. "Tidak mungkin. Itu pasti hanya kebetulan, kan?" Pikir Elena dan dengan hati yang tiba-tiba berdebar.

Elena mengatur napasnya, lalu mengetuk pintu sebelum mendorongnya perlahan. Namun saat matanya bertemu dengan pria yang duduk di balik meja besar, tubuhnya langsung membeku.

Pria itu bersandar di kursinya, mengenakan setelan hitam sempurna, dan ekspresinya dingin dan penuh kuasa. Mata kelamnya menatapnya tanpa emosi. Namun di balik tatapan itu, Elena tahu ada sesuatu yang tidak diketahui olehnya.

Luka lama yang belum sepenuhnya sembuh kembali menganga. Dunia Elena seakan runtuh dalam sekejap.

"Ini tidak mungkin. Dari jutaan orang di luar sana, kenapa harus dia?"pikir Elena.

"Kau ...." suara Elena tercekat di tenggorokan.

Alexander mengangkat alisnya, lalu bersandar ke depan. "Lama kita tidak bertemu, Elena."

Suaranya terdengar dingin dan jauh seperti bukan Alexander yang dulu ia kenal. Elena menggigit bibirnya menahan gemetar di ujung jemarinya. Selama lima tahun terakhir, ia sudah berusaha keras untuk melupakan pria itu, menata kembali hidupnya setelah pria itu pergi begitu saja tanpa penjelasan.

Namun, melihatnya sekarang begitu dekat dan begitu nyata, Elena tiba-tiba menyadari satu hal yang menyakitkan bahwa ia tidak pernah benar-benar bisa melupakan Alexander dan lebih buruk lagi hatinya masih berdetak untuk pria itu.

"Sial!"pikir Elena.

"Duduk!" perintah Alexander.

Suara pria itu membuat Elena tersentak dari lamunannya. Ia menguatkan hatinya, lalu melangkah dengan kaki yang terasa kaku, kemudian duduk di kursi di seberang meja. Ia menegakkan punggung dan mencoba bersikap profesional meskipun pikirannya masih berantakan.

Alexander mengamati wajah Elena terlalu lama hingga Elena harus menahan dirinya untuk tidak menghindari tatapannya.

"Tidak kusangka kamu yang akan mengisi posisi ini," katanya akhirnya. Suaranya datar, tapi ada sesuatu di balik nada itu yang sama sekali tidak bisa Elena baca.

Elena menelan ludah. "Aku juga tidak menyangka, Pak Alexander."

Ada kilatan aneh di mata pria itu saat mendengar panggilan formal itu. Dulu nama itu selalu terdengar lebih hangat di bibirnya dan sekarang semuanya sudah berbeda.

Alexander bersandar di kursinya dan jemarinya saling bertaut. "Lima tahun berlalu, tapi kamu masih menghindari menatapku lebih dari tiga detik."

Elena merasakan hawa panas menjalari tengkuknya. Ia mengangkat dagunya sedikit lebih tinggi. "Aku hanya ingin bersikap profesional."

Alexander tersenyum kecil, senyum yang tidak sampai ke matanya.

"Profesional, ya?" Ia mengetuk meja berkali-kali dengan jarinya, lalu mencondongkan tubuh sedikit ke depan.

"Bagaimana jika aku bilang aku tidak ingin kamu bekerja di sini?"

Elena terkesiap. "Apa?"

Jantungnya mencelos. "Apa itu berarti ia akan langsung dipecat?" pikir Elena.

Alexander tidak menjawab hanya menatapnya dalam-dalam seakan sedang menimbang sesuatu.

Lana menekan jemarinya ke pahanya dan berusaha meredam kegugupan yang sedang melandanya. Ia tidak bisa kehilangan pekerjaan ini setelah susah payah mendapatkannya. Ia akhirnya berkata dengan suara yang lebih tegas dari yang ia perkirakan, "Kalau memang Anda tidak ingin aku ada di sini, kenapa aku dipanggil?"

Alexander tersenyum kecil.

"Sederhana saja." Ia berdiri dari kursinya, lalu berjalan mengitari meja hingga berdiri di hadapannya.

Elena menahan napas saat pria itu bersandar ke meja dan menatapnya dari atas.

"Aku hanya ingin tahu, apakah aku masih bisa membuatmu gemetar seperti ini."

Elena tercekat. "Bajingan," batin Elena.

Alexander tahu bagaimana kehadirannya masih mempengaruhi Elena. Ia juga tahu bagaimana suara dan tatapannya masih bisa membuat hati wanita itu resah, tapi Elena menolak untuk kalah.

Elena mendongak dan membalas tatapan pria itu dengan mata yang tidak ingin menunjukkan kelemahannya.

"Aku di sini untuk bekerja, Pak Alexander."

Ia menekankan panggilan formal itu. "Dan perasaanku atau perasaan Anda tidak ada hubungannya dengan profesionalisme."

Mata Alexander menyipit, lalu bibirnya melengkung dalam senyuman tipis yang penuh arti. "Baiklah!" katanya akhirnya. "Kita lihat seberapa lama kamu bisa bertahan."

Elena keluar dari ruangan itu dengan kaki yang sedikit gemetar. Ia hampir saja bisa merasakan napas yang selama ini ia tahan akhirnya keluar saat ia berdiri di koridor dan mencoba menenangkan dirinya.

Alexander bukan hanya cinta pertamanya, tapi ia juga adalah luka terbesar yang pernah ia miliki dan sekarang ia harus bekerja di bawah pria itu sehari-hari tanpa bisa menghindar. Ia sekarang benar-benar dalam masalah besar.

이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 7. Siapa Dia?

    Alexander berbalik pada Elena. "Namanya Ethan. Dia adalah orang yang membantuku lima tahun lalu."Elena merasakan dadanya menegang. "Membantumu dalam hal apa?"Ethan menatapnya lama sebelum akhirnya berkata, "Membantunya menghilang."Elena terkejut. "Apa?"Ethan mengabaikan keterkejutannya dan melanjutkan, "Lima tahun lalu, seseorang menginginkan Alexander pergi. Mereka tidak hanya mengancammu, Elena, tapi mereka juga menginginkan dia mati."Mata Elena membelalak. "Apa maksudmu?"Alexander mengepalkan tangannya. "Elena aku tidak hanya pergi, karena ancaman padamu. Aku pergi karena ada seseorang yang ingin menyingkirkanku juga."Elena merasa kepalanya berputar tiba-tiba semuanya menjadi semakin rumit."Siapa mereka?" tanyanya pelan.Ethan menghela napas panjang. "Aku belum tahu pasti, tapi aku bisa memberitahumu satu hal."Elena menelan ludah dan menunggu. Ethan menatapnya tajam, lalu berkata dengan suara rendah, "Orang yang mengancammu adalah Lucedra."Elena merasakan tubuhnya menegan

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 6. Dalam Dekapan Bahaya

    Alexander berdiri dan ekspresinya mengeras. "Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu."Elena mengangkat wajahnya dan menatap mata pria itu yang penuh dengan tekad.Dulu Alexander memilih untuk pergi, tapi kali ini, ia memilih untuk bertahan.Elena hanya berharap bahwa itu bukan sebuah kesalahan. Ia masih menatap foto di layar ponsel Alexander dan tubuhnya masih membeku. Seseorang benar-benar mengawasinya.Ia merasakan tengkuknya meremang. Tadi malam ia pikir itu hanya paranoia, tapi sekarang bukti nyata ada di hadapannya."Elena," suara Alexander lebih lembut dari sebelumnya, "Kenapa kamu tidak meneleponku?"Elena menelan ludah. "Aku aku tidak ingin merepotkanmu."Alexander mengepalkan rahangnya. "Merepotkanku?"Nada suaranya meninggi dan berbahaya membuat Elena sedikit mundur, karena pria itu terdengar benar-benar marah."Ada seseorang yang mungkin mengincarmu, mengirimiku foto ini sebagai peringatan, dan kamu berpikir itu bukan sesuatu yang perlu kamu khawatirkan?"Elena menggi

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 5. Bayangan Masa Lalu

    Itu adalah dirinya lima tahun yang lalu yang sedang berjalan sendirian di depan apartemennya dan tanpa sadar bahwa seseorang sedang mengamatinya dari kejauhan. Elena menahan napas saat mengambil foto lain. Ia sedang duduk di kafe dan membaca buku.Foto berikutnya lebih buruk. Itu adalah dirinya yang tertidur di kamar dan diambil dari luar jendelanya."Ya Tuhan!" bisiknya."Sekarang kamu mengerti?" suara Alexander terdengar berat.Elena merasa mual. Seseorang telah mengawasinya selama ini dengan cukup dekat untuk bisa mengambil foto-foto ini tanpa ia sadari."Siapa yang memberimu ini?" suaranya hampir tidak keluar.Alexander menggeleng. "Aku tidak tahu. Foto-foto ini dikirim kepadaku bersama pesan anonim."Elena menatap pria itu dengan nanar. "Dan kamu tidak berpikir untuk memberi tahuku?"Alexander mengepalkan tangannya. "Aku tidak bisa, Elena! Aku takut jika aku mencoba menghubungimu, mereka akan tahu dan benar-benar menyakitimu!"Elena menggeleng masih tidak percaya. "Kenapa sekaran

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 4. Kebenaran Yang Terpendam

    Elena berjalan keluar dari restoran dengan langkah cepat. Udara sore terasa sedikit menusuk, tetapi tidak sebanding dengan perasaan yang mendidih di dadanya.Kata-kata Alexander tadi terus terngiang di kepalanya. Elena berhenti di tepi jalan dan mengepalkan jemarinya. Ingin rasanya ia berbalik, menuntut jawaban, dan menanyakan semua hal yang selama ini menggerogoti pikirannya, bahkan setelah lima tahun, Alexander selalu merasa benar dan selalu percaya bahwa dunia harus mengerti dirinya tanpa perlu menjelaskan apa pun dan Elena tidak akan jatuh ke dalam perangkap itu lagi.Sebuah mobil hitam berhenti di depan restoran. Elena tahu itu adalah mobil Alexander. Jendela belakang terbuka dan suara dingin pria itu terdengar."Masuk, Elena!"Elena menghela napas panjang. Ia bisa saja menolak dan pulang dengan taksi, tetapi mereka masih dalam jam kerja, jadi tanpa berkata apa-apa, ia masuk ke dalam mobil.Perjalanan kembali ke kantor dipenuhi dengan keheningan yang nyaris menyiksa.Alexander du

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 3. Pergi Tanpa Alasan

    Elena berdiri di depan cermin di apartemennya, menatap cukup lama bayangan dirinya dengan ekspresi kosong. Rambutnya masih sedikit berantakan setelah terburu-buru pulang dan ia bisa melihat sorot kelelahan di matanya. Hari pertama bekerja di bawah Alexander sudah cukup melelahkan bukan hanya secara fisik, tapi juga emosional. Elena menghela napas, lalu melepas jas kerjanya dan menggantinya dengan kaus longgar serta celana pendek. Ia berjalan ke dapur, menuangkan segelas air, lalu meneguknya perlahan. Pikirannya masih penuh dengan pria itu. Jari-jari Elena mengenggam erat gelasnya, karena Alexander telah memberi kesan seolah-olah bahwa ia sudah meninggalkan Alexander dan seakan-akan ia yang bersalah padahal dia-lah yang pergi tanpa penjelasan satu kata pun. Elena masih ingat hari itu dengan sangat jelas, hari di mana ia menunggu, berharap Alexander akan kembali, dan berharap semuanya hanya kesalahpahaman, tapi tidak pernah ada pesan atau pun telepon. Setelah lima tahun, ia kembali s

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 2. Luka Yang Belum Sembuh

    Napasnya masih tersengal meski ia mencoba mengendalikan dirinya. Semuanya terlalu mendadak dan terlalu tuba-tiba bagi hatinya yang selama ini ia coba lupakan.Ia bersandar di dinding lorong eksekutif dan kembali mencoba menenangkan detak jantung yang masih berdegup kencang. Lima tahun berlalu sejak perpisahan mereka, tapi pertemuan ini langsung merobek luka lama yang belum benar-benar sembuh."Elena."Sebuah suara lembut menariknya kembali ke kenyataan. Elena menoleh dan melihat seorang wanita paruh baya berdiri di depannya."Oh! Maaf!" Elena buru-buru menegakkan tubuhnya.Wanita itu tersenyum ramah. "Saya Erika, kepala sekretaris di sini. Maaf, saya belum memperkenalkan diri tadi."Elena berusaha tersenyum meskipun emosinya masih kacau. "Senang bertemu dengan Anda, Bu Erika."Erika mengangguk, lalu menurunkan suaranya sedikit. "Kamu baik-baik saja?"Elena terdiam. "Apakah wajahnya terlihat begitu kacau sampai-sampai Erika bisa menyadarinya?" pikir Elena."Ah aku hanya sedikit terkeju

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status