Home / Romansa / Rahasia Di Balik Tatapan CEO / Bab 5. Bayangan Masa Lalu

Share

Bab 5. Bayangan Masa Lalu

Author: Miarosa
last update Last Updated: 2025-11-10 05:37:56

Itu adalah dirinya lima tahun yang lalu yang sedang berjalan sendirian di depan apartemennya dan tanpa sadar bahwa seseorang sedang mengamatinya dari kejauhan. Elena menahan napas saat mengambil foto lain. Ia sedang duduk di kafe dan membaca buku.

Foto berikutnya lebih buruk. Itu adalah dirinya yang tertidur di kamar dan diambil dari luar jendelanya.

"Ya Tuhan!" bisiknya.

"Sekarang kamu mengerti?" suara Alexander terdengar berat.

Elena merasa mual. Seseorang telah mengawasinya selama ini dengan cukup dekat untuk bisa mengambil foto-foto ini tanpa ia sadari.

"Siapa yang memberimu ini?" suaranya hampir tidak keluar.

Alexander menggeleng. "Aku tidak tahu. Foto-foto ini dikirim kepadaku bersama pesan anonim."

Elena menatap pria itu dengan nanar. "Dan kamu tidak berpikir untuk memberi tahuku?"

Alexander mengepalkan tangannya. "Aku tidak bisa, Elena! Aku takut jika aku mencoba menghubungimu, mereka akan tahu dan benar-benar menyakitimu!"

Elena menggeleng masih tidak percaya. "Kenapa sekarang kamu memutuskan untuk muncul kembali di hadapanku?"

Alexander menatapnya dengan ekspresi bersalah. "Aku kembali muncul di hadapanmu, karena aku pikir sudah aman makanya aku berkata padamu kenapa kamu tidak berusaha mencariku selama ini."

Elena merasa tubuhnya lemas. Ia mundur dan menabrak kursi di belakangnya, lalu menjatuhkan diri ke sana.

"Kamu pikir setelah lima tahun, aku bisa menerima semua ini begitu saja?"

Alexander tidak menjawab.

Elena menatapnya tajam. "Bagaimana kalau mereka masih ada, Alexander? Bagaimana kalau mereka masih mengawasi?"

Mata Alexander menggelap. "Mereka masih ada."

Elena membelalak. "Apa?"

Alexander menegang dan rahangnya mengeras. "Tadi pagi, aku menerima pesan lagi."

Elena merasa darahnya mengalir dingin.

"Pesan apa?" suaranya bergetar.

Alexander mengambil ponselnya, membuka sebuah pesan, lalu menyerahkannya pada Elena. Di layar ada satu pesan singkat.

Anonim: Kau kembali pada Elena. Kesalahan besar.

Elena merasa pusing. Tangannya gemetar saat mengembalikan ponsel itu pada Alexander.

"Jadi apa yang akan kamu lakukan?" tanyanya akhirnya.

Alexander menatapnya dalam-dalam, lalu berkata dengan suara mantap,

"Aku tidak akan lari lagi."

Elena terkesiap.

"Aku akan mencari tahu siapa mereka. Selama ini aku tidak berusaha mencari tahu, karena aku takut keselamatanmu terancam."

Alexander berjalan mendekat, lalu menunduk sedikit agar wajah mereka sejajar.

"Kali ini aku akan melindungimu, Elena."

Elena menelan ludah. Ada sesuatu dalam tatapan Alexander yang membuatnya ingin percaya, tapi apakah ia siap untuk kembali terlibat dalam hidup pria ini?

***

Elena tidak bisa tidur malam itu.

Pikirannya terus dipenuhi dengan kata-kata Alexander, foto-foto itu, dan dengan pesan singkat yang masih menghantui benaknya.

Elena berguling di tempat tidur, menatap langit-langit dengan mata kosong. Hatinya masih berdebar, karena ketakutan yang perlahan merayapi dirinya. Apakah ia masih diawasi?

Ia meraih ponselnya, jam menunjukkan pukul 02:37 pagi. Setelah menghela napas panjang, ia bangkit dari tempat tidur, berjalan ke dapur, dan menuangkan segelas air. Saat itulah ia mendengar sesuatu. Suara gesekan di depan pintunya.

Elena membeku. Tangannya mencengkeram gelas dengan lebih erat dan jantungnya berdetak lebih cepat. Apakah itu hanya angin? Atau seseorang ada di luar? Ia berjalan perlahan ke pintu, menahan napas, lalu mengintip melalui lubang kecil di pintunya.

Tidak ada siapa-siapa, tapi perasaan tidak enak itu tetap ada. Elena mengunci pintunya dua kali dengan tangan gemetar, lalu berjalan mundur. Ia tahu mungkin ini hanya paranoia setelah apa yang ia ketahui hari ini.

Ia meraih ponselnya, menatap layar selama beberapa detik, lalu akhirnya membuka kontak Alexander. Jarinya melayang di atas tombol panggil dan ia merasa ragu.

Elena pikir itu ide buruk. Mereka baru saja bertemu kembali dan ia tidak ingin terlihat lemah. Ia menghela napas, meletakkan ponselnya, lalu kembali ke kamar. Ia menarik selimut hingga ke dada dan mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya baik-baik saja.

***

Keesokan paginya, Elena tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Saat ia masuk ke ruangannya, ia terkejut mendapati Alexander sudah ada di sana, duduk di balik mejanya dengan ekspresi muram.

"Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi.

Alexander menatapnya dengan tajam. "Kenapa kamu tidak bilang sesuatu padaku tadi malam?"

Elena mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"

Alexander mengambil ponselnya, mengetuk layarnya beberapa kali, lalu menunjukkan sesuatu padanya.

Elena menegang saat melihat gambar yang terpampang di layar. Itu adalah foto dirinya diambil tadi malam dari luar apartemennya. Ia sedang berdiri di depan pintu, menatap ke luar dengan ekspresi waspada.

"Dari mana kau mendapatkan ini?" bisiknya.

Alexander menggertakkan rahangnya. "Seseorang mengirimkannya padaku pagi ini."

Elena mundur selangkah dan tubuhnya sedikit gemetar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 7. Siapa Dia?

    Alexander berbalik pada Elena. "Namanya Ethan. Dia adalah orang yang membantuku lima tahun lalu."Elena merasakan dadanya menegang. "Membantumu dalam hal apa?"Ethan menatapnya lama sebelum akhirnya berkata, "Membantunya menghilang."Elena terkejut. "Apa?"Ethan mengabaikan keterkejutannya dan melanjutkan, "Lima tahun lalu, seseorang menginginkan Alexander pergi. Mereka tidak hanya mengancammu, Elena, tapi mereka juga menginginkan dia mati."Mata Elena membelalak. "Apa maksudmu?"Alexander mengepalkan tangannya. "Elena aku tidak hanya pergi, karena ancaman padamu. Aku pergi karena ada seseorang yang ingin menyingkirkanku juga."Elena merasa kepalanya berputar tiba-tiba semuanya menjadi semakin rumit."Siapa mereka?" tanyanya pelan.Ethan menghela napas panjang. "Aku belum tahu pasti, tapi aku bisa memberitahumu satu hal."Elena menelan ludah dan menunggu. Ethan menatapnya tajam, lalu berkata dengan suara rendah, "Orang yang mengancammu adalah Lucedra."Elena merasakan tubuhnya menegan

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 6. Dalam Dekapan Bahaya

    Alexander berdiri dan ekspresinya mengeras. "Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu."Elena mengangkat wajahnya dan menatap mata pria itu yang penuh dengan tekad.Dulu Alexander memilih untuk pergi, tapi kali ini, ia memilih untuk bertahan.Elena hanya berharap bahwa itu bukan sebuah kesalahan. Ia masih menatap foto di layar ponsel Alexander dan tubuhnya masih membeku. Seseorang benar-benar mengawasinya.Ia merasakan tengkuknya meremang. Tadi malam ia pikir itu hanya paranoia, tapi sekarang bukti nyata ada di hadapannya."Elena," suara Alexander lebih lembut dari sebelumnya, "Kenapa kamu tidak meneleponku?"Elena menelan ludah. "Aku aku tidak ingin merepotkanmu."Alexander mengepalkan rahangnya. "Merepotkanku?"Nada suaranya meninggi dan berbahaya membuat Elena sedikit mundur, karena pria itu terdengar benar-benar marah."Ada seseorang yang mungkin mengincarmu, mengirimiku foto ini sebagai peringatan, dan kamu berpikir itu bukan sesuatu yang perlu kamu khawatirkan?"Elena menggi

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 5. Bayangan Masa Lalu

    Itu adalah dirinya lima tahun yang lalu yang sedang berjalan sendirian di depan apartemennya dan tanpa sadar bahwa seseorang sedang mengamatinya dari kejauhan. Elena menahan napas saat mengambil foto lain. Ia sedang duduk di kafe dan membaca buku.Foto berikutnya lebih buruk. Itu adalah dirinya yang tertidur di kamar dan diambil dari luar jendelanya."Ya Tuhan!" bisiknya."Sekarang kamu mengerti?" suara Alexander terdengar berat.Elena merasa mual. Seseorang telah mengawasinya selama ini dengan cukup dekat untuk bisa mengambil foto-foto ini tanpa ia sadari."Siapa yang memberimu ini?" suaranya hampir tidak keluar.Alexander menggeleng. "Aku tidak tahu. Foto-foto ini dikirim kepadaku bersama pesan anonim."Elena menatap pria itu dengan nanar. "Dan kamu tidak berpikir untuk memberi tahuku?"Alexander mengepalkan tangannya. "Aku tidak bisa, Elena! Aku takut jika aku mencoba menghubungimu, mereka akan tahu dan benar-benar menyakitimu!"Elena menggeleng masih tidak percaya. "Kenapa sekaran

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 4. Kebenaran Yang Terpendam

    Elena berjalan keluar dari restoran dengan langkah cepat. Udara sore terasa sedikit menusuk, tetapi tidak sebanding dengan perasaan yang mendidih di dadanya.Kata-kata Alexander tadi terus terngiang di kepalanya. Elena berhenti di tepi jalan dan mengepalkan jemarinya. Ingin rasanya ia berbalik, menuntut jawaban, dan menanyakan semua hal yang selama ini menggerogoti pikirannya, bahkan setelah lima tahun, Alexander selalu merasa benar dan selalu percaya bahwa dunia harus mengerti dirinya tanpa perlu menjelaskan apa pun dan Elena tidak akan jatuh ke dalam perangkap itu lagi.Sebuah mobil hitam berhenti di depan restoran. Elena tahu itu adalah mobil Alexander. Jendela belakang terbuka dan suara dingin pria itu terdengar."Masuk, Elena!"Elena menghela napas panjang. Ia bisa saja menolak dan pulang dengan taksi, tetapi mereka masih dalam jam kerja, jadi tanpa berkata apa-apa, ia masuk ke dalam mobil.Perjalanan kembali ke kantor dipenuhi dengan keheningan yang nyaris menyiksa.Alexander du

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 3. Pergi Tanpa Alasan

    Elena berdiri di depan cermin di apartemennya, menatap cukup lama bayangan dirinya dengan ekspresi kosong. Rambutnya masih sedikit berantakan setelah terburu-buru pulang dan ia bisa melihat sorot kelelahan di matanya. Hari pertama bekerja di bawah Alexander sudah cukup melelahkan bukan hanya secara fisik, tapi juga emosional. Elena menghela napas, lalu melepas jas kerjanya dan menggantinya dengan kaus longgar serta celana pendek. Ia berjalan ke dapur, menuangkan segelas air, lalu meneguknya perlahan. Pikirannya masih penuh dengan pria itu. Jari-jari Elena mengenggam erat gelasnya, karena Alexander telah memberi kesan seolah-olah bahwa ia sudah meninggalkan Alexander dan seakan-akan ia yang bersalah padahal dia-lah yang pergi tanpa penjelasan satu kata pun. Elena masih ingat hari itu dengan sangat jelas, hari di mana ia menunggu, berharap Alexander akan kembali, dan berharap semuanya hanya kesalahpahaman, tapi tidak pernah ada pesan atau pun telepon. Setelah lima tahun, ia kembali s

  • Rahasia Di Balik Tatapan CEO   Bab 2. Luka Yang Belum Sembuh

    Napasnya masih tersengal meski ia mencoba mengendalikan dirinya. Semuanya terlalu mendadak dan terlalu tuba-tiba bagi hatinya yang selama ini ia coba lupakan.Ia bersandar di dinding lorong eksekutif dan kembali mencoba menenangkan detak jantung yang masih berdegup kencang. Lima tahun berlalu sejak perpisahan mereka, tapi pertemuan ini langsung merobek luka lama yang belum benar-benar sembuh."Elena."Sebuah suara lembut menariknya kembali ke kenyataan. Elena menoleh dan melihat seorang wanita paruh baya berdiri di depannya."Oh! Maaf!" Elena buru-buru menegakkan tubuhnya.Wanita itu tersenyum ramah. "Saya Erika, kepala sekretaris di sini. Maaf, saya belum memperkenalkan diri tadi."Elena berusaha tersenyum meskipun emosinya masih kacau. "Senang bertemu dengan Anda, Bu Erika."Erika mengangguk, lalu menurunkan suaranya sedikit. "Kamu baik-baik saja?"Elena terdiam. "Apakah wajahnya terlihat begitu kacau sampai-sampai Erika bisa menyadarinya?" pikir Elena."Ah aku hanya sedikit terkeju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status