Share

Bab 44

 Kali ini kening busu Anwar yang mengerut bingung. Ia kembali memiringkan kepalanya ke arah belakang rombongan Harto. Masih tampak di depan matanya, seorang berdiri dengan kepala yang menunduk.

 "Itu ibu kalian, kan?" tanya busu Anwar, menunjuk.

 "Ibu? Maaf Busu, tapi ibu kami sudah meninggal dunia. Baru beberapa hari lalu dimakamkan," jawab Marto.

 Kali ini busu Anwar mengerti, siapa sosok wanita paruh baya yang mengikuti rombongan di depannya. Netranya beradu pandang, kala sosok yang menyerupai ibu Harto mendongakkan kepalanya. Seringai mengerikan terpampang jelas, mulutnya melebar hingga batas daun telinga dengan tetesan darah berwarna hitam yang berbau busuk dan anyir.

 "Astagfirullahaladzim..." lirih busu Anwar, malingkan wajahnya ke arah lain.

 "Lebih baik kalian semua masuk dulu!" ujar busu Anwar, mempersilahkan tamu-tamunya.

 Tak mau banyak tanya soal satu sosok yang ikut rombongan mereka. Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status