Share

Rahasia Kekasih Brengsekku
Rahasia Kekasih Brengsekku
Penulis: Kang Mus

Tiga Puluh Juta

"Sial, sial, sial ...!" Ella berlari sambil memekik panik. Gadis berseragam putih abu-abu itu memacukan kaki-kakinya lebih cepat lagi. 

Dia harus berlomba dengan waktu. Jarak yang harus ditempuh lumayan jauh, sedang sahabatnya bukan tipe orang yang sabaran menunggu. Anna Ratulusia bisa marah!

Pagi itu sebenarnya Ella sudah tiba di depan SMA Elite. Gerbang Putih itu sudah di depan mata. Tapi, letak kantin yang jadi tujuannya masih jauh di ujung sana. Semua ini gara-gara ponsel monochrome-nya, begitu tuduh Anna selalu.

"Makanya ganti android, dong! Kamu itu anak jaman kapan, sih? Kok, betah banget sama barang-barang jadul?"

Omelan sahabatnya itu masih terngiang di telinga Ella.

"Kamu bisa kirim SMS, kan?" sahut Ella tadi.

"Apa?!" 

Terbayang Anna sedang membeliak ngeri. Cewek cantik itu memang jijik dengan segala hal yang berbau kuno. SMS termasuk salah satunya. Baginya, kecantikan dan penampilan harus up to date.

"Aku nelpon gini aja aslinya udah kepaksa banget! Darurat!"

Maunya Anna, paling tidak mereka bisa video call. Tapi Ella berkeras tidak mau ganti ponsel dan siap menanggung risikonya.

Jadilah Ella olahraga pagi. Dia melesat menerobos gerbang sekolah, nyaris menabrak. Menghindari lorong yang sudah pasti penuh sesak di awal hari, dan berbelok keluar dari jalan utama, berlarian melintasi lapangan upacara yang sepi, lalu menebos lapangan basket yang ternyata sedang ada acara entah apa. Ramai sekali, dan ... Dia tidak sempat mengerem.

Brak!

"Aduh!" Seorang cowok berseragam basket tersungkur.

"Maaf!" seru Ella cepat sambil terus berlari.

"Hei, tunggu!"

"Keburu, nih!" teriak Ella tanpa menoleh ke belakang. Dia cuma melambaikan tangan saja dan terus berlari. 

Ella yakin penampilan ke sekolah sebagai cewek culun tak akan membuat seorang cowok pun mendekatinya, apalagi sampai mengejar atau menghentikannya.

Cewek bernama lengkap Ella Laila itu sengaja melakukan penyamaran sebagai cewek culun. Merubah nama panggilannya menjadi Laila selama berada di sekolah sejak kelas 10. 

Dia juga mengaku sebagai murid beasiswa saja di SMA Elite itu. Bahkan kedua sahabatnya, Anna dan Haikal, tidak mengetahui jati diri Ella yang sebenarnya seorang gadis jelita dan berasal dari keluarga kaya.

Semua itu karena Ella kecil pernah menjadi korban penculikan dan nyaris diperkosa cowok berseragam SMP. Bahkan status cowok itu masih berstatus buronan pihak kepolisian sampai sekarang. Makanya Ella ngeri sekali dan tak mau tampil cantik lagi. Baginya kecantikan itu sebuah kutukan!

Akhirnya Ella sudah dekat tempat tujuannya. Tinggal menerobos taman sekolah saja. Di balik sanalah kantin sekolah berada.

"Soya milk stroberry with low sugar, please!" seru Ella setelah sesaat mengatur napasnya yang satu-satu.

Begitu minuman diet pesanan Anna sudah di tangan, Ella permisi keluar kantin melewati pintu belakang. Dia menyusuri gang sempit sepanjang belakang gedung sekolah yang berpagar pendek. Di balik sana mengalir sebuah sungai dengan pemandangan indah. 

Cewek berkacamata dengan bingkai bulat tebal itu tak sempat menikmati pemandangan di sampingnya. Dia berkonsentrasi pada kaki-kakinya. Agak susah berlarian di gang yang sempit itu sementara letak kelas barunya masih jauh di ujung sana.

Deretan kelas 11 berada paling dekat dengan gerbang sekolah. Lalu deretan kelas 10 persis di hadapan lapangan upacara dan lapangan basket. Sedang kelas 12 di bagian paling belakang yang tenang.

Lalu tiba-tiba ponsel jadul Ella menjerit lagi. Sembari tetap berlari, dia menunduk dan merogoh saku roknya dengan tangannya yang kosong. Saat ponsel itu baru saja menempel telinga ....

"Halo ..."

"Hei, stop!"

Brak!

"Auw! Sakit!" 

Akhirnya cewek berkepang dua itu terjatuh juga pada tabrakan yang ketiga ini. Tubuhnya terpental mengira menabrak tembok keras. Dan minuman pesanan Anna ....

"Sial! Seragamku jadi kotor!" umpat suara nge-bass.

"Ups!" desis Ella melihat sosok di depannya.

Seorang cowok berdiri menjulang bersandar pada pagar tembok. Sebagian besar sisi depan kemeja putihnya kini tampak basah dan menempel di badan. Warnanya pink. Di bawah alis yang tebal, mata setajam elang itu menatap tajam. 

"Ka-kau ... Dasar cewek ceroboh!" 

Tampaknya cowok itu benar-benar geram dan siap memuntahkan amarahnya. Tapi kemudian dia mendengus keras. Lalu membuka kancing kemeja satu persatu dan melepas baju bernoda itu dari badannya.

Lalu ... Sebuah benda pipih meluncur lembut dari saku bajunya, dan ... 

Swiiing ... Clup!

Tenggelam. Di sungai yang beraliran deras.

Jeritan cowok itu benar-benar mengerikan. Ditambah sederet panjang nama-nama penghuni kebun binatang.

Cowok bertelanjang dada itu tampak buas bagai singa. Siap menerkam kapan saja. Di hadapannya, Ella gemetaran seperti seekor tikus putih.

"I-itu ponsel baruku! Hadiah back to school dari kakakku! Harganya tiga puluh juta!" semburnya menggila. "Kau ... Harus ganti rugi!"

***

Setelah melampiaskan amarahnya kepada cewek culun bernama Laila--dia menyita kartu pelajar cewek itu dan memintanya datang lagi ke belakang sekolah untuk menyelesaikan urusan ganti rugi besok, Dony pergi mencari dua sahabatnya.

Cowok itu tak tahu apakah dia harus merasa sedih atau malah senang karena telah kehilangan ponsel mewah itu.

Ya, di satu sisi dia memang sudah menginginkan ponsel keluaran terbaru itu sejak liburan kemarin. Tetapi di sisi lain, kakaknya tidak pernah memberikan hadiah secara cuma-cuma. Selalu ada tuntutan di belakangnya.

"Kamu harus sudah punya pacar hari ini. Kalau perlu, berikan ponsel ini sebagai hadiahnya. Aku yakin, tak ada satu cewek pun yang akan nolak jadi pacarmu di sekolah itu. Apalagi dengan hadiah semewah ini!"

Dony masih mengingat jelas setiap kata dari mulut kakaknya pagi tadi. Dasar diktaktor! umpatnya dalam batin.

Sebetulnya, cowok jangkung dengan tubuh tegap sempurna itu memiliki banyak cewek yang mengaku fans fanatik garis keras sejak awal masuk di SMA Elite. 

Bukan cuma karena memiliki tubuh sempurna ala model. Berwajah tampan bak idol Korea dan berasal dari keluarga kaya, Dony juga dianugerahi otak encer dan berbakat dalam bidang olahraga pula.

Jadi cewek mana yang tidak akan tergila-gila pada pandangan pertama? Pantaslah Dony Sanjaya menyandang gelar Pangeran Sejuta Pesona di SMA Elite ini.

Mendapatkan seorang cewek untuk menjadi pacar adalah urusan yang amat mudah. Sekali mengedipkan mata, segerombolan cewek bisa jatuh pingsan dibuatnya. Masalahnya, Dony tak mau. 

Tak ada yang mengetahui bahwa hati cowok itu sudah terpikat kepada seorang gadis di masa kecilnya. Dony mengharapkan suatu saat bisa bertemu dengannya lagi dan menjadikan cewek itu kekasihnya. Ya, hanya gadis itu saja.

"Lah terus, gimana urusannya dengan tuntutan Kak Rendy?" Reno mengingatkan sambil meminjamkan seragam sekolahnya kepada Dony. Dia sendiri nyaman masih mengenakan seragam tim basket yang basah oleh keringatnya. "Ponsel baru itu sekarang hilang, tapi pacar pun nggak ada?"

"Alaaa ... Gampang, Don!" sambar Angga, sahabat Dony yang satunya lagi. "Siapapun cewek yang kamu lihat pertama kali di hari pertama sekolah ini, tembak aja langsung jadi pacarmu!"

"Berarti si culun Laila itu, dong?" cetus Dony.

(Bersambung)

Komen (1)
goodnovel comment avatar
irbatkO
Gemas sama Ella yang dikit-dikit nabrak. Idenya keren, lanjut sampai tamat ya hehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status