Share

Ganti Rugi

"Laila?" ulang Angga. "Yakin, Bro? Itu nama cewek yang menabrakmu dan menghilangkan ponsel mewah itu?" 

Dony mengangguk mantap. 

"Masih ada ya nama jadul seperti itu ya? Macam lagu dangdut jaman dulu. Hahaha!" Angga terpingkal.

Lalu Dony menyodorkan kartu pelajar yang berhasil disitanya dari cewek itu kepada dua sahabatnya.

Reno buru-buru menyambarnya. "Penampilannya jauh lebih parah dari namanya," gumamnya sambil geleng-geleng kepala. 

Foto cewek berkacamata bulat dengan rambut dikepang dua itu agak buram di kartu itu. Tipikal culun. Tetapi anehnya, Reno merasa agak familiar. Seakan sempat bertemu si cewek culun tapi otaknya menolak memasukkan sosok itu dalam ingatan. 

"Dan, cewek ini yang akan kamu jadikan pacar?" Reno tersentak dan membeliak ngeri. "Don, jangan dengar usulan Angga tadi!"

Angga pun terlonjak. Tersadar kebodohannya tadi. Asal ucap saja mulutnya itu.

"Iya, Bro. Lupakan!" ucap Angga cepat kemudian. Menyesali mulutnya yang asal bicara tadi. "Kalau benar cewek itu seperti yang kamu bilang, culun alias enggak banget ... Jauhi saja! Kak Rendy nggak bakalan setuju!"

Angga dan Reno, dua sahabat Dony sejak kelas 10 di SMA Elite. Kedua cowok itu sudah hapal sama tabiat kakak Dony. Seorang kakak yang menuntut kesempurnaan pada adiknya. Hingga terbentuklah sosok Dony yang sekarang. Sempurna di luarnya saja. Di dalam hatinya, siapa yang tahu?

"Kalian yakin Kak Rendy bakalan nggak suka?" Tiba-tiba terbersit ide di luar kebiasaan selama ini. Sekali ini Dony ingin membalas pada Rendy. Dia bisa menggunakan cewek culun itu.

Dony pun menyinggungkan senyum miringnya. 

"Jangan nekat! Kalau kamu sampai beneran pacaran sama cewek culun itu, Kak Rendy bakalan murka!" Reno hapal tampang sahabatnya, tanda Dony memiliki rencana untuk berulah. "Jangan main api sama Kak Rendy!"

"Em ... Kupikir-pikir ide Angga cukup menarik," gumam Dony kemudian sudah membulatkan tekad.

"O-oh!" Angga memeliak. "Jangan bilang ini ide dariku, Don! Sudah kutarik tadi ucapan asalku itu! Aku nggak mau berurusan sama Kak Rendy!"

Angga menoleh kepada Reno untuk meminta pertolongan. Dony harus dibujuk untuk membatalkan niatnya. Karena pasti akan berakhir bencana.

Kalau sebelum-sebelumnya mereka bertiga suka berulah pada teman atau guru atau orang-orang yang tidak mereka suka, itu sudah hal yang biasa. Pada akhirnya Dony selalu bisa mengatasi semua masalah yang ditumbulkan dengan hartanya yang berlimpah. 

Tapi ini berbeda. Kak Rendy bukanlah orang yang bisa diusik, lalu dibungkam dengan segepok uang Dony. Tambah lagi, selama ini Dony sangat takut pada kakaknya itu.

Reno menghembuskan napas berat. Dia juga hapal tabiat keras kepada sahabatnya itu. Bila Dony sudah berkendak, biasanya Reno dan Angga akan menuruti saja. Percuma menghalagi, Dony selalu melakukan keputusannya tanpa rasa bimbang.

"Kuharap besok cewek itu menemuimu dengan membawa tiga puluh juta itu. Jadi masalah akan selesai. Kamu nggak ada alasan buat berurusan sama cewek culun itu lagi. Ya kan?" ujar Reno.

"Amiiin!" sambut Angga cepat. Berharap kali ini Tuhan mendengar permohonan Reno dan dirinya, walaupun ini adalah doa Angga yang pertama kali.

Dony mengangkat sebelah alis dan terkekeh kemudian. "Ala ... Dia nggak akan punya uang sebanyak itu. Udah kelihatan dari penampilannya," ucapnya. "Jadi besok aku akan memintanya ganti rugi dengan menjadi pacarku. Semudah itu."

***

Ella bersyukur bisa kembali ke kelasnya lagi dalam keadaan utuh. Hanya saja gadis itu tak bisa mengingat bagaimana detailnya hingga bisa terbebas dari amarah cowok bernama Dony itu. Setelah dia mendengar tuntutan ganti rugi itu, sekelilingnya pun menjadi buram. Berkabut.

Tiga puluh juta! Besok?

"Gila! Ponsel apaan itu sampai harganya jauh lebih mahal dari sebuah motor?!" gumam Ella mengumpat sendiri.

Sebenarnya gadis itu bisa saja memberikan uang sejumlah itu dengan mudah. Saldo rekening atas nama Ella Laila enolnya berderet panjang. Tetapi masalahnya, penyamaran selama setahun ini bisa terbongkar bila tiba-tiba seorang siswa beasiswa memiliki tiga puluh juta dalam sehari saja. Sedang Ella masih ingin bersekolah dengan tenang sebagai Laila si culun dua tahun lagi di SMA Elite.

Bagaimana bila dia nekat tidak membawakan uang itu besok? Apakah cowok itu akan melepaskannya begitu saja? batin Ella memikirkan peluang dirinya selamat. Akankah keberuntungan perpihak kepadanya untuk kedua kali?

Ella bergidik ngeri membayangkan itu.

Ya, cewek mana yang tidak kenal Dony?! Walaupun selama ini Ella menyamar culun, tetapi dia punya daftar cowok-cowok di SMA Elite yang harus dihindari agar trauma masa kecilnya tidak kembali menghantui. Nama Dony Sanjaya berada diurutan teratas. Sosok Pangeran Sekolah yang terkenal. Berkepribadian brengsek yang suka semena-mena kepada cewek. 

Buktinya, hingga tahun ketiga cowok itu menjadi siswa di SMA Elite, tak satupun cewek yang bertahan lama di sisinya. Bahkan kabarnya Dony tidak pernah meresmikan hubungan dengan seorang cewek pun. Tidak ada pacar.

Anehnya, cewek-cewek itu tetap setia menggilai sosok Dony. Terutama berebut menjadi pasangan Prom Night Sang Pangeran Sekolah itu di pesta akhir tahun nanti.

Termasuk sahabat Ella sendiri, Anna Ratulusia.

"Mana minumanku?" tegur suara bersamaan langkah kaki memasuki kelas.

"Anna ...?" Ella tersentak kaget. Tersadar dari lamunannya.

"Mana minuman pesananku, Lei?" tagih Anna lagi, heran mendapati sahabatnya itu sudah duduk di bangku di dalam kelas, tapi tak ada segelas minuman apapun di atas meja. Padahal dia menunggunya sangat lama di luar tadi.

"Minumanmu ..."

"Eh, itu baju siapa?" tunjuk Anna ke arah genggaman tangan kiri Ella. "Itu seragam cowok, kan?"

"Eh ... Oh, ya ... Ini kotor," jawab Ella. Dia bahkan lupa bagaimana bisa baju Dony itu di tangannya. "Ini kena tumpahan Soya milk-mu, Anna. Gara-gara minumanmu itu aku kena masalah sama kakak kelas-"

"What?" pekik Anna. "Minumannya kamu tumpahin? Padahal aku sudah nungguin kamu dari tadi!"

"Anna, dengerin aku dulu," pinta Ella. "Masalahnya cowok itu minta ganti rugi-"

 "Sekarang ... Kamu minta ganti rugi sama aku?"

"Bukan aku, tapi cowok yang kutabrak itu. Bajunya ini kena tumpahan soya milk pesananmu. Trus ponselnya jatuh. Katanya baru beli. Tiga puluh juta," tutur Ella cepat.

"Tiga puluh juta?" Anna mendelik kaget. 

"Kamu punya uang segitu, kan?"

"Aku memang kaya. Saldo rekeningku ada seratus jutaan. Tapi, aku nggak mau ikutan urusanmu sama cowok itu. Enak saja!" 

"Tapi-"

"Ah, pokoknya aku enggak mau bayar!"

Ella menghela napas. Biasanya juga Anna kalau nyuruh beli ini itu kepadanya juga tidak pernah mengganti uangnya.

"Ya udah kalau gitu aku mau ke kelas Haikal saja! Dia pasti bawa bekal minuman sehat," cetus Anna.

"Tunggu ...!" tahan Ella. 

"Aduh ... Lei! Aku lagi haus banget, nih! Nanti aja kita obrolin lagi, ya. Pulang sekolah. Ini keburu bel masuk," cerocos Anna sambil lalu berlalu pergi.

"Anna ...!"

***

Anna beruntung keluar kelas sendiri. Seorang teman menyambut di depan pintu.

"Eh, ada pesan dari Haikal, nih. Kamu dan Laila diminta ke lapangan basket sekarang," ucap teman itu.

"Eh, tapi bentar lagi kan udah bel masuk?" sahut Anna bingung.

"Ini kan baru hari pertama masuk, Ann. Biasalah ... Jam belajar mengajar masih longgar."

Itu menjelaskan kenapa kelasnya sendiri masih sepi. Cuma ada sahabatnya, Laila si culun dan segelintir anak yang bisa dihitung dengan jari.

"Kamu tahu, Haikal makin populer sekarang! Kyaaa .... Barusan dia terpilih jadi kapten tim basket!" jerit sang teman kegirangan.

Sontak bola mata Anna membulat. Berbinar-binar. Tentu saja dia senang sekali mengetahui itu. Bila Haikal terkenal, dia bisa numpang beken!

"Ya udah aku ke Haikal dulu!" 

"Eh, Laila enggak diajak juga?"

"Enggak usah. Dia lagi badmood! Jangan diganggu!"

Anna pun mempercepat langkah ke arah lapangan basket. Dia membayangkan betapa kerennya dirinya saat bisa bersama-sama Haikal. Pasti cewek satu sekolahan bakalan ngiri kepadanya.

Anna, Laila, dan Haikal, sudah bersahabat sejak awal kelas 10. Tetapi tahun ini, Anna dan Laila berbeda kelas dengan Haikal di kelas 11.

Anna berpikir bila cuma bersama Laila, dirinya akan meredup. Padahal impiannya saat berhasil diterima di SMA Elite ini adalah menjadi salah satu cewek populer. 

Penampilan Anna dan Laila bagai langit dan bumi. Laila memang anak yang pintar, salah satu murid beasiswa. Sayangnya, sahabatnya itu tak pernah mau merubah dandanannya. Sangat old fashion dan membosankan.

Makanya, Anna merasa berita tentang Haikal itu memberinya harapan baru. Membayangkan dirinya yang cantik bersanding dengan Sang Kapten!

Begitu Anna sampai di lapangan basket, segera dia menyapukan pandangan. Mencari sosok tegap sahabatnya itu. 

Rupanya anak sesekolahan sedang berkumpul di sana. Sebagian besar adalah kaum cewek. Ada banyak kerumunan.

"Itu dia!" seru Anna.

Sosok Haikal Pamungkas sangat mudah ditemukan. Cowok itu tinggi. Sedikit lebih tinggi dari anggota tim basket lainnya yang rata-rata juga tinggi. Kulitnya kecoklatan terbakar matahari. Tapi untuk ukuran cowok SMA, badan Haikal lebih tegap dan berisi. Kadang Anna curiga cowok itu seorang murid jadi-jadian.

Saat Anna berjalan mendekati Haikal, samar-samar telinganya mendengar obrolan. Cowok-cowok itu menyebut namanya ....

"Anna! Ya, pasti cewek itu Anna, kan?" seru satu cowok.

"Bukannya ada dua cewek, Kal? Saat kelas sepuluh, kalian bertiga selalu kelihatan kemana-mana barengan. Siapa nama cewek satunya lagi?"

"Apaan, sih?" Suara Haikal tampak tersudut oleh teman-temannya.

"Udahlah, sama Anna saja! Cewek itu berkilau, Man! Cantik! Rambutnya itu loh ... Dia kayak model iklan sampo!"

Wajah Anna pun memerah. Aduh ... Cowok-cowok itu ya, ternyata sama saja suka bergosip! batinnya tesipu dan ... Melayang!

Anna menajamkan pendengarannya lagi. Kali ini dia sengaja memposisikan diri lebih dekat dengan tubuh tersembunyi batang pohon di tepi lapangan basket.

"Sekarang kan, kamu kapten. Kamu harus punya cewek, Man! Maksudnya, buat jadi pasangan pas Prom Night. Kapten kan dapat undangan khusus. Karena anak cowok kelas dua enggak boleh datang. Kecuali kamu ... cewek! Hahaha ...."

Anna membeliak. Prom Night?! serunya dalam batin. Itu tiketnya mendapatkan mahkota Princess! Lalu menjadi cewek terpopuler! 

"Sudah pasti Haikal akan memilihnya! Enggak mungkin si culun Laila, kan?" bisik Anna yakin sekali.

(Bersambung)

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status