Share

Bab 2

Author: Goldhour
Saat aku sedang melamun, ibu pacarku menyela, "Kenapa kamu nggak makan? Apa nggak enak?"

"Eh, bukan ... aku biasanya makan mentimun yang dibumbui. Kalau dimakan mentah langsung, aku kurang suka."

"Kalau begitu, Tante akan tambahkan bumbu," kata ibu pacarku sambil tersenyum. Dia bangkit dan membawa piring mentimunku.

Ketika sampai di ambang pintu dapur, dia mengintip ke arahku dengan tatapan mencurigakan.

Aku buru-buru menundukkan kepala ketika tatapan kami bertemu.

Dia bergerak sedikit ke dalam dapur, seolah takut aku melihatnya.

Namun, dia tidak tahu bahwa tepat di seberang dapur, ada cermin panjang yang memperlihatkan semua gerakannya dengan jelas.

Adegan berikutnya membuatku hampir jatuh dari kursi karena terkejut.

Aku melihat ibu pacarku mengangkat roknya dengan pelan. Mentimun di piringku menghilang bersama dengan jari-jarinya.

Kedua kakinya sedikit gemetar, dia menggigit bibir merahnya.

Sekitar sepuluh detik kemudian, ibu pacarku keluar membawa piring itu. Aku melihat tampilan mentimun di depanku berbeda dari yang tadi. Ada cairan kental yang menempel di permukaannya.

"Ini, Tante baru saja mengasinkan timun ini lagi untukmu. Cepat coba, bagaimana rasanya?" Ibu pacarku mendesakku dengan senyum menggoda.

Aku memberanikan diri dan mencicipinya.

"Enak?" Ibu pacarku bertanya dengan mata berbinar penuh harap.

"Enak, hanya saja ... sepertinya agak asin."

Ibu pacarku tersenyum penuh arti dan berkata, "Enak, 'kan? Tadi Tante menambahkan bumbu yang sangat kuat!"

Aku bergumam dalam hati, ‘Huh, bumbu ini memang kuat sekali!’

Perilaku ibu pacarku hari ini benar-benar sangat berani. Apa dia benar-benar sedang menggodaku?

Tepat saat aku tenggelam dalam lamunan, suara pacarku memanggilku dari kamar tidur.

Pacarku memanggil di waktu yang tepat. Aku khawatir jika aku tinggal lebih lama, ibu singa yang haus ini mungkin akan langsung memakanku.

Saat kembali ke kamar, pacarku setengah telanjang. Ditambah lagi, aku sudah terbakar gairah setelah digoda ibu pacarku.

Aku langsung menindih pacarku yang terkejut dan kembali melampiaskan hasratku dengan ganas.

Sekitar setengah jam kemudian, pacarku tiba-tiba mendapat telepon dari kantor yang memintanya segera melakukan perjalanan dinas ke luar kota.

Meskipun aku belum puas, aku terpaksa berhenti.

Setelah pacarku pergi, tinggallah aku sendirian bersama ibu pacarku di rumah.

Aku punya firasat, aku merasa sesuatu akan terjadi antara aku dan ibu pacarku.

Kenyataannya, kekhawatiranku benar. Di malam pertama pacarku pergi, aku pulang kerja dan bersiap untuk mandi dengan air hangat.

Tak kusangka. Begitu aku melepas baju, ibu pacarku bilang kamar mandi di kamar sebelah rusak, jadi dia ingin mandi di kamar utama.

Mau tak mau, aku mempersilakannya mandi lebih dulu.

Namun, tiba-tiba aku teringat masalah serius.

Pintu kamar mandi utama agak unik. Biasanya kaca dinding kamar mandi hanya kaca buram biasa. Tetapi begitu terkena uap air, perlahan-lahan dinding kamar mandi itu akan menjadi kaca transparan.

Namun, ibu pacarku sudah telanjang. Sudah terlambat untuk menghentikannya.

Seiring kabut uap menyebar, kaca pintu kamar mandi menjadi transparan dengan cepat. Melalui kaca itu, tubuh ibu pacarku yang indah terlihat jelas.

Kulitnya putih seperti sutra, halus memancarkan cahaya suci. Pinggangnya ramping dan pantatnya yang seperti buah persik begitu kencang dan montok.

Tepat ketika aku berharap ibu pacarku akan berbalik ke depan, tiba-tiba aku mendengarnya berkata dia merasa sedikit canggung dan memintaku untuk pergi sebentar.

Aku hanya bisa mengiyakan dengan enggan. Namun sebelum aku sampai di pintu, aku tiba-tiba mendengar erangan yang menggairahkan di belakangku.

Aku kembali tanpa sadar dan pemandangan di depanku membuatku ternganga. Ibu pacarku ternyata sedang memuaskan dirinya sendiri.

Pemandangan ini membuat tenggorokanku kering. Aku benar-benar tidak bisa menahan diri. Aku segera melorotkan celana dan mengikuti aksinya.

Uap panas yang kabur disertai erangan ibu pacarku, membuat suasana seluruh ruangan itu menjadi sangat ambigu. Hal itu membuat seluruh tubuhku memanas, aku bahkan ingin langsung menyerbu masuk.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Pacarku dan Ibunya   Bab 8

    Aku langsung menanyakan pada Sarah dengan bingung.Dia masih tidak mau bicara padaku. Ibunya mendekat dan menjelaskan, bahwa membeli asuransi kecelakaan saat naik pesawat adalah hal yang sangat wajar.Sambil berbicara, dia juga membuka ponselnya dan menunjukkan bahwa mereka juga membelinya. Di polis asuransi pacarku, nama penerima manfaat memang namaku.Karena sudah dijelaskan begitu, aku tidak lagi khawatir.Pesawat tiba sore hari. Setelah check-in di hotel dan meletakkan barang, kami pergi melihat laut bersama.Di pantai ada aktivitas menyelam dan menaiki perahu kecil.Meskipun aku tidak bisa berenang, melihat mereka berdua sangat antusias, aku terpaksa ikut. Lagi pula, ada pelatih dan petugas keselamatan.Namun, aku tidak menyangka, kecelakaan benar-benar terjadi. Begitu naik, perahu kecil itu langsung terbalik dan kami bertiga tercebur ke air.Kami semua berjuang keras. Aku ingin menyelamatkan Sarah, tetapi aku sendiri sulit bertahan. Untungnya, ada pelatih dan petugas keselamatan,

  • Rahasia Pacarku dan Ibunya   Bab 7

    Suara jilatannya sangat keras. Jika terus begini, hanya tinggal menunggu waktu sampai pacarku terbangun.Aku segera mendorong ibu pacarku, memberitahunya bahwa aku setuju untuk melakukannya lagi, tetapi besok.Syukurlah dia masih mau mendengarkan. Namun, dia tidak pergi dan langsung merangkak masuk ke selimutku, memelukku, dan tidur.Jika terus berdebat, aku akan membangunkan pacarku. Lagi pula, pacarku tidak bisa melihat, jadi aku membiarkannya saja.Keesokan paginya, aku terbangun karena ulah ibu pacarku.Gerakannya terlalu tergesa-gesa, hingga membangunkan pacarku.Untungnya, pacarku tidak curiga. Gadis itu mengira aku sedang bermain sendiri. Dia berkata, "Dasar kuda jantan! Pagi-pagi sudah mulai?"Aku menjawab dengan suara yang tidak jelas untuk mengalihkan perhatiannya.Pada siang hari, pacarku tidur siang dan ibu pacarku menarikku ke kamarnya.Harus kuakui, ibu pacarku memang wanita yang luar biasa. Hanya dengan beberapa sentuhan darinya, aku langsung kehilangan akal. Ada api yan

  • Rahasia Pacarku dan Ibunya   Bab 6

    Saat itu, sudut mataku menangkap seseorang sedang melihatku. Aku melirik ke samping, ternyata pintu kamar ada celah.Di luar celah pintu itu, ada sepasang mata yang menatap lurus ke arah tubuhku.Ternyata ibu pacarku tidak pergi, dia masih mengintip di sana.Saat itu aku sudah sepenuhnya tegang, ibu pacarku pasti melihatnya dengan sangat jelas.Pacarku masih sibuk memberiku ‘makan’ dengan liar. Suara ‘gluk-gluk’ air terdengar sangat erotis.Celah pintu semakin melebar. Aku melihat ibu pacarku sudah lemas.Detik berikutnya, aku melihat ibu pacarku menyelinap masuk.Aku sedikit panik. Dia, dia mau apa?Hingga sepasang tangan lembut menyentuh resleting celanaku.Astaga, keberaniannya benar-benar gila.Aku ingin meronta, tetapi dia langsung membuka resleting celanaku dan mengeluarkan ‘senjataku’.Tanpa sempat berpikir, dia langsung duduk di atas ‘senjata’ku.Rangsangan yang belum pernah kurasakan sebelumnya, membuatku semakin kuat.Ibu pacarku tahu, aku takut pacarku akan menyadari perbuat

  • Rahasia Pacarku dan Ibunya   Bab 5

    Ibu pacarku keluar sambil tersenyum, dengan hanya mengenakan handuk."Arya, kamu bahkan juga menginginkan ibu pacarmu? Benar-benar sudah gila karena menahan hasrat, ya?""Begini saja, sebentar lagi setelah Sarah tidur, datanglah ke kamar Tante. Tante akan membantumu melampiaskannya.""Bu, jangan bercanda seperti ini. Nanti Sarah salah paham ...." Aku melihat ibu pacarku dengan wajah memerah karena malu, lalu kembali ke kamarku.Aku berbaring di tempat tidur, gelisah tidak bisa tidur. Sedangkan pacarku tidur nyenyak memunggungiku.Aku menghitung gambar domba dalam pikiranku sebentar dan hampir tertidur. Tiba-tiba, ponselku berbunyi.Ada pesan masuk. Ketika kubuka, ternyata dari ibu pacarku.[Aku sudah dengar Sarah mendengkur, kenapa kamu belum ke sini juga?]Jantungku langsung berdebar kencang. Pesan ini, ibu pacarku serius?Meskipun aku benar-benar mendambakan hal itu, aku masih punya batas moral. Aku agak merasa marah.[Bu, jangan bercanda lagi seperti ini. Ibu itu ibunya Sarah. Aku m

  • Rahasia Pacarku dan Ibunya   Bab 4

    Ibu pacarku belum bangun, tetapi nalurinya membuatnya memegang pinggangku.Aku tidak bisa menahan diri lagi. Aku menekan kepalanya dan menciumnya lagi dengan ganas.Saat aku sedang mabuk kepayang dan lupa segalanya, ponselku berdering.Aku kaget, segera berhenti, dan mengangkat telepon. Panggilan itu dari rumah sakit dan seketika aku kehilangan gairah.Ternyata pacarku mengalami kecelakaan mobil di tempat dinasnya dan sedang dalam proses penyelamatan. Aku hampir menangis mendengarnya.Aku langsung membangunkan ibu pacarku. Kami berdua terburu-buru hingga hanya memakai baju dan sandal, lalu berlari ke bandara.Kami terbang ke tempat pacarku malam itu juga.Syukurlah, setelah menunggu semalaman, operasi penyelamatan berhasil. Nyawanya tidak dalam bahaya, tetapi saraf penglihatannya terluka dan pacarku menjadi buta.Setelah perusahaan memberikan kompensasi kecelakaan kerja, pacarku berhenti bekerja dan tinggal di rumah.Dia menjadi agak putus asa dan emosinya tidak stabil.Dia berkali-kal

  • Rahasia Pacarku dan Ibunya   Bab 3

    Saat itu, ibu pacarku tiba-tiba menjerit. Aku terkejut, terhuyung, dan buru-buru menarik diriku.Namun, suara ibu pacarku tidak berhenti dan malah semakin nyaring.Aku ketakutan setengah mati. Ternyata ibu pacarku sedang mencapai puncaknya. Aku kira dia menyadari keberadaanku.Dalam situasi ini, aku tidak berani lanjut mengintipnya. Aku menyelinap keluar dengan hati-hati.Tidak lama kemudian, ibu pacarku juga keluar. Dia berkata, "Aku sudah selesai, kamu bisa masuk."Wajah ibu pacarku masih memerah karena gairah.Di bawah pantulan cahaya, gaun tidur yang terlihat sopan itu ternyata menjadi benar-benar transparan.Yang lebih mengejutkan, ternyata ibu pacarku tidak mengenakan apa-apa di dalam gaun tidurnya! Tangannya memegang celana dalam model thong berenda, yang hanya berupa beberapa tali tipis.Aku mau tak mau bertanya-tanya, apakah tali yang tipis dan sempit itu benar-benar bisa menutupi bagian tubuhnya yang montok?Saat itu, bagian bawahku sudah hampir meledak. Jika tidak segera dil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status