Share

Darurat

Author: Sri_Eahyuni
last update Last Updated: 2025-05-02 17:10:55

Setelah beberapa kali mencoba mengguncang, namun tak ada respon dari gadis itu kang Mus terpaksa membalikkan badan gadis tersebut yang meringkuk hampir tengkurap.

"Astaghfirullah, Nisa?" Mereka semua terkejut saat menyadari bahwa santriwati tersebut adalah Nisa, yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Ketiga pengurus itu segera berkerumun di sekelilingnya, wajah-wajah mereka dipenuhi kebingungan dan kekhawatiran.

"Sepertinya yang tadi beneran bayangan setan deh, Kang. Makanya Nisa pingsan karena bertemu penampakan. Hihi... Ngeri aku," kata Dul sambil menggigil, bergidik ngeri sembari bersembunyi di balik tubuh Kang Toha.

"Ngawur kamu, Dul! Itu pasti orang jahat yang menyelinap masuk pondok," jawab Kang Mus dengan nada tegas.

"Mungkin dia punya niat buruk dan berusaha berbuat tak senonoh pada santriwati. Makanya dia ada di sekitar gotaan putri, bisa saja Nisa jadi korbannya karena kebetulan dia keluar kamar mungkin mau ke kamar mandi. Mending
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Nasehat Abah Kiyai

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya (dalam bahaya). Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa yang menghilangkan kesusahan seorang Muslim, maka Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim) _______ Terdengar suara tarhim bacaan Al-Qur'an yang dikumandangkan melalui pengeras suara dari masjid, membangunkan umat Islam agar bersiap melaksanakan shalat Subuh. Suara merdu itu mengalun lembut, mengisi udara pagi dengan keheningan yang mendamaikan. Petugas keamanan mulai membangunkan satu per satu para santri, suasana di asrama mulai hidup. Karena Ali susah dibangunkan mereka memilih membiarkan Ali menerima hukuman lagi. Para santri menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu setelah itu mereka berbondong-bondong menuju masjid. Berbeda dengan Ali yang masi

    Last Updated : 2025-05-02
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Ali Dikerjain

    Seketika, Matno dan Rahmat menutup mulut Ustadz Mahfud dengan telapak tangan kanan mereka. Lalu, dengan cepat mereka menarik sang ustadz keluar dari gotaan. "Plak! Plak!" Dua pukulan mendarat di kepala mereka. "Aduh...!" Matno dan Rahmat menjerit kesakitan sambil mengelus kepala mereka. "Kurang ajar kalian ya!" omel Ustadz Mahfud dengan wajah kesal. "Maaf, Ustadz, tapi kita hampir ketahuan," bisik Rahmat. "Lihat itu, dia cuma mengigau, bukan bangun!" Ustadz Mahfud menunjuk ke arah Ali di dalam gotaan dengan wajah kesal. Mereka menengok lagi ke dalam gotaan. Ali masih tertidur lelap, namun mulutnya terus bergumam tak jelas. "Maaf ustadz," ucap Matno dan Rahmat berbarengan. Mereka merasa bersalah, sedangkan Ridwan hanya tertawa cekikikan dan mendapat pelototan dari ustad Mahfud. "Maaf, Tadz," ucap Ridwan masih dengan menahan tawa.. "Papa… tolong aku… jangan tinggalkan aku… Mama tunggu…" Ucapan itu membuat suasana menjadi hening. Matno, Rahmat, dan Ridwan saling bertukar panda

    Last Updated : 2025-05-03
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Mencari Ustadz Mahfud

    Zahra menunggu dengan antusias, tidak sabar mendengar penjelasan. "Yuk, ceritakan, Nis! Jangan bilang kamu sedang mengadakan pertemuan rahasia dengan makhluk halus ya!" ucapnya dengan nada menggoda, membuat Aisyah tersenyum geli. Nisa menggigit bibirnya, mencoba menahan tawa. "Eh, enggak kok. Aku sebenarnya... mungkin terlalu lelah setelah berdoa semalam. Aku agak pusing, dan akhirnya... ya, pingsan deh," jawabnya dengan jujur, walaupun sedikit malu. Nisa teringat betul, dengan kejadian semalam bahwa yang ia lihat adalah sosok Ali yang hanya memakai celana boxer, namun ia tak mungkin menceritakan ini kepada orang lain. Sungguh ia sangat malu sendiri, dan memilih untuk mengarang cerita lain. Tetapi entah kenapa semalam ia bisa bermimpi bertemu almarhum sang ayah yang sudah lima tahun berpulang. "Ah, dasar! Ternyata bukan makhluk halus! Aku sudah siap-siap mau kasih tahu Ustadz Mahfud supaya dia hati-hati sama kamu!" Zahra tertawa terbahak-bahak, menggelengkan kepala. "Tapi, habis it

    Last Updated : 2025-05-03
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Balasan Ali

    "Kalian sembunyikan dimana baju-baju gue!" tuduh Ali kepada semua santri, bahkan tatapan tajamnya ia tunjukkan kepada ustadz Husain."Astaghfirullah, saya enggak pernah punya niatan buruk seperti itu, Ali. Bagaimana bisa hilang baju-bajumu?" tanya ustadz Husain."Gue enggak tahu, pasti semalam ada yang ngambil. Karena saat bangun tidur tiba-tiba semua baju gue hilang," sungut Ali."Sudah, sudah. Sebaiknya kamu segera kembali ke kamar. Nanti biarkan ustadz Husain ngantar baju ganti buat kamu, Nak," ujar Abah Kiyai dengan lembut."Benar?" tanya Ali menyakinkan."Benar, Ali. Percayalah, kami akan membantu mencari tahu siapa yang melakukannya," ujar Abah Kiyai sambil mengangguk mantap.Ali mendesah panjang, lalu mulai berjalan perlahan kembali ke kamarnya, masih membungkus tubuhnya dengan selimut. Para santri yang semula ramai mulai bubar, namun beberapa dari mereka masih memperbincangkan kejadian itu dengan suara pelan.

    Last Updated : 2025-05-06
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Hukuman

    Pagi-pagi para santri setelah selesai mengaji akan di sibukkan dengan rutinitas sekolah umum. Bagi yang tidak bersekolah umum mereka bisa bersantai, termasuk kegiatan mencuci baju dan mandi."Eh, keren banget loh tubuh Ali. Perutnya kotak-kotak,""Iya, kotaknya ada berapa tadi ya?""Enggak tahu, enggak sempet ngitung. Malu.""Andaikan enggak dosa, udah ku lihat terus tuh keindahan Allah yang sangat subhanallah,"Haa.... Haaa..."Astaghfirullah hilladzim,"Haaa haaa....Tawa kelima santri yang baru memasuki gotaan itu membuat atensi Zahra, Nisa, dan Aisyah teralihkan."Kalian ngapain ketawa-ketawa gitu?" tanya Zahra penasaran."Itu loh, kang santri baru, lagi buat tontonan gratis," balas Ginah dengan tertawa."Iya, mana cuma pakai boxer lagi," sahut Bella."Ali?" tanya Zahra penasaran."Iya, siapa lagi. Btw, sumpah ganteng banget kalau kek gitu, pasti di

    Last Updated : 2025-05-06
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Antara Ilmu dan Ridho

    Pagi-pagi keadaan pesantren tak seramai pada siang hingga malam, sebab kebanyakan para santri dan santriwati bersekolah umum. Rata-rata mereka sekolah di tingkatan MTs dan MA. Para mbak-mbak yang ngandi ndalem sibuk dengan kegiatan ibu rumah tangga, seperti menyapu, memasak, dan mencuci pakaian keluarga Kiyai. Sementara itu, kang-kang yang membantu di pesantren terlihat sibuk merawat halaman, menyiram tanaman, atau memperbaiki peralatan yang rusak.Rahmat, Matno, dan Ridwan sedang menjalankan hukuman membersihkan masjid. Pagi itu, ketiganya sibuk menyapu lantai, mengepel, dan mengatur sajadah yang berantakan. "Ya Allah, kalau begini tiap hari bisa-bisa kita jadi marbot masjid, nih," keluh Matno sambil mengusap peluh di dahinya.Ridwan hanya tertawa kecil. "Itung-itung belajar, Mat. Kita harus jadi orang yang berani berbuat harus berani bertanggung jawab," balas Ridwan santai sambil terus menyapu.Rahmat menghela napas. "Sudahlah, kita s

    Last Updated : 2025-05-07
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Akhlaqul Karimah

    Hari sudah beranjak siang, angin sepoi-sepoi sesekali berhembus membawa aroma makanan dari kantin sekolah. Nisa, Aisyah, dan Zahra duduk santai di bangku panjang, menikmati jajanan mereka. Nisa memegang segelas es teh, Aisyah dengan pisang goreng di tangannya, dan Zahra sibuk membuka bungkus cilok sambil menatap teman-temannya."Aku selalu heran kenapa banyak orang yang merasa malu kalau punya cita-cita sederhana," Nisa membuka obrolan sambil mengaduk es tehnya perlahan. "Kayak misalnya cuma pengen jadi ibu rumah tangga atau kerja di tempat yang dekat rumah. Padahal itu juga nggak kalah mulianya, kan?"Zahra mengangguk setuju. "Iya, kayak ada tekanan dari lingkungan buat punya karier yang dianggap keren. Padahal nggak semua orang cocok dengan definisi sukses yang sama. Aku sih pengen jadi pelukis aja," katanya dengan santai. "Meskipun dibilang nggak menjanjikan, tapi kalau itu bikin aku bahagia, kenapa enggak?"Aisyah, yang selama ini mendengarkan, te

    Last Updated : 2025-05-07
  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Cahaya dalam kegelapan

    Pagi ini, hari Jum'at, para santriwan dan santriwati bergotong royong membersihkan seluruh pondok. Setiap hari Jum'at sekolah pagi memang libur, tapi hari Minggu mereka akan masuk sekolah, sehingga para santri memanfaatkan waktu untuk membersihkan asrama dan lingkungan sekitar. Menjelang siang, biasanya para orang tua akan datang berkunjung menemui putra-putri mereka. Ada yang rutin datang setiap minggu, ada pula yang dua minggu sekali, bahkan ada yang sebulan atau dua bulan sekali.Menjelang siang asrama pondok sudah bersih, sudah ada beberapa orang wali yang berkunjung menemui anak-anaknya."Ra, kamu kok santai aja enggak buruan mandi sana tah. Ntar, orang tuamu berkunjung kamu masih bau asem gini," ujar Nisa yang sudah terlihat segar setelah selesai mencuci baju dan mandi."Malas ah, paling mereka hanya mentransfer duit aja lewat pengurus pondok kayak biasanya," ujar Zahra dengan sewot.Zahra tumbuh dalam keluarga yang sudah retak sejak lama. Perceraian orang tuanya terjadi ketika

    Last Updated : 2025-05-08

Latest chapter

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Siasat Aisyah

    "Sepertinya tidak, Tante," balas Zahra sambil mencium punggung tangan wanita paruh baya itu yang terlihat nampak lelah dan kulit menghitam di wajahnya.Ibu Nisa menatap Zahra dengan penuh kasih, lalu meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya erat. "Sabar ya, Nduk. Mungkin ada kesibukan yang membuat Mamamu belum bisa datang. Jangan terlalu dipikirkan, yang penting kamu tetap semangat, ya," ucapnya lembut.Zahra tersenyum tipis, meski dalam hatinya masih terasa getir. "Iya, Tante. Terima kasih," jawabnya dengan suara lirih.Ibu Nisa kemudian merogoh tas dan mengeluarkan beberapa bungkus makanan. "Ini, Zahra. Ambil sedikit jajanan ini. Tante bawain lebih, siapa tahu ada yang bisa dibagi sama teman-teman."Zahra menerima dengan ragu, tapi tidak ingin menolak niat baik itu. "Terima kasih, Tante. Tante baik sekali," katanya sambil menundukkan kepala. Zahra merasa beruntung setiap kali bertemu dengan ibunya Nisa yang memiliki perasaan hangat dan perhati

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Cahaya dalam kegelapan

    Pagi ini, hari Jum'at, para santriwan dan santriwati bergotong royong membersihkan seluruh pondok. Setiap hari Jum'at sekolah pagi memang libur, tapi hari Minggu mereka akan masuk sekolah, sehingga para santri memanfaatkan waktu untuk membersihkan asrama dan lingkungan sekitar. Menjelang siang, biasanya para orang tua akan datang berkunjung menemui putra-putri mereka. Ada yang rutin datang setiap minggu, ada pula yang dua minggu sekali, bahkan ada yang sebulan atau dua bulan sekali.Menjelang siang asrama pondok sudah bersih, sudah ada beberapa orang wali yang berkunjung menemui anak-anaknya."Ra, kamu kok santai aja enggak buruan mandi sana tah. Ntar, orang tuamu berkunjung kamu masih bau asem gini," ujar Nisa yang sudah terlihat segar setelah selesai mencuci baju dan mandi."Malas ah, paling mereka hanya mentransfer duit aja lewat pengurus pondok kayak biasanya," ujar Zahra dengan sewot.Zahra tumbuh dalam keluarga yang sudah retak sejak lama. Perceraian orang tuanya terjadi ketika

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Akhlaqul Karimah

    Hari sudah beranjak siang, angin sepoi-sepoi sesekali berhembus membawa aroma makanan dari kantin sekolah. Nisa, Aisyah, dan Zahra duduk santai di bangku panjang, menikmati jajanan mereka. Nisa memegang segelas es teh, Aisyah dengan pisang goreng di tangannya, dan Zahra sibuk membuka bungkus cilok sambil menatap teman-temannya."Aku selalu heran kenapa banyak orang yang merasa malu kalau punya cita-cita sederhana," Nisa membuka obrolan sambil mengaduk es tehnya perlahan. "Kayak misalnya cuma pengen jadi ibu rumah tangga atau kerja di tempat yang dekat rumah. Padahal itu juga nggak kalah mulianya, kan?"Zahra mengangguk setuju. "Iya, kayak ada tekanan dari lingkungan buat punya karier yang dianggap keren. Padahal nggak semua orang cocok dengan definisi sukses yang sama. Aku sih pengen jadi pelukis aja," katanya dengan santai. "Meskipun dibilang nggak menjanjikan, tapi kalau itu bikin aku bahagia, kenapa enggak?"Aisyah, yang selama ini mendengarkan, te

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Antara Ilmu dan Ridho

    Pagi-pagi keadaan pesantren tak seramai pada siang hingga malam, sebab kebanyakan para santri dan santriwati bersekolah umum. Rata-rata mereka sekolah di tingkatan MTs dan MA. Para mbak-mbak yang ngandi ndalem sibuk dengan kegiatan ibu rumah tangga, seperti menyapu, memasak, dan mencuci pakaian keluarga Kiyai. Sementara itu, kang-kang yang membantu di pesantren terlihat sibuk merawat halaman, menyiram tanaman, atau memperbaiki peralatan yang rusak.Rahmat, Matno, dan Ridwan sedang menjalankan hukuman membersihkan masjid. Pagi itu, ketiganya sibuk menyapu lantai, mengepel, dan mengatur sajadah yang berantakan. "Ya Allah, kalau begini tiap hari bisa-bisa kita jadi marbot masjid, nih," keluh Matno sambil mengusap peluh di dahinya.Ridwan hanya tertawa kecil. "Itung-itung belajar, Mat. Kita harus jadi orang yang berani berbuat harus berani bertanggung jawab," balas Ridwan santai sambil terus menyapu.Rahmat menghela napas. "Sudahlah, kita s

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Hukuman

    Pagi-pagi para santri setelah selesai mengaji akan di sibukkan dengan rutinitas sekolah umum. Bagi yang tidak bersekolah umum mereka bisa bersantai, termasuk kegiatan mencuci baju dan mandi."Eh, keren banget loh tubuh Ali. Perutnya kotak-kotak,""Iya, kotaknya ada berapa tadi ya?""Enggak tahu, enggak sempet ngitung. Malu.""Andaikan enggak dosa, udah ku lihat terus tuh keindahan Allah yang sangat subhanallah,"Haa.... Haaa..."Astaghfirullah hilladzim,"Haaa haaa....Tawa kelima santri yang baru memasuki gotaan itu membuat atensi Zahra, Nisa, dan Aisyah teralihkan."Kalian ngapain ketawa-ketawa gitu?" tanya Zahra penasaran."Itu loh, kang santri baru, lagi buat tontonan gratis," balas Ginah dengan tertawa."Iya, mana cuma pakai boxer lagi," sahut Bella."Ali?" tanya Zahra penasaran."Iya, siapa lagi. Btw, sumpah ganteng banget kalau kek gitu, pasti di

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Balasan Ali

    "Kalian sembunyikan dimana baju-baju gue!" tuduh Ali kepada semua santri, bahkan tatapan tajamnya ia tunjukkan kepada ustadz Husain."Astaghfirullah, saya enggak pernah punya niatan buruk seperti itu, Ali. Bagaimana bisa hilang baju-bajumu?" tanya ustadz Husain."Gue enggak tahu, pasti semalam ada yang ngambil. Karena saat bangun tidur tiba-tiba semua baju gue hilang," sungut Ali."Sudah, sudah. Sebaiknya kamu segera kembali ke kamar. Nanti biarkan ustadz Husain ngantar baju ganti buat kamu, Nak," ujar Abah Kiyai dengan lembut."Benar?" tanya Ali menyakinkan."Benar, Ali. Percayalah, kami akan membantu mencari tahu siapa yang melakukannya," ujar Abah Kiyai sambil mengangguk mantap.Ali mendesah panjang, lalu mulai berjalan perlahan kembali ke kamarnya, masih membungkus tubuhnya dengan selimut. Para santri yang semula ramai mulai bubar, namun beberapa dari mereka masih memperbincangkan kejadian itu dengan suara pelan.

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Mencari Ustadz Mahfud

    Zahra menunggu dengan antusias, tidak sabar mendengar penjelasan. "Yuk, ceritakan, Nis! Jangan bilang kamu sedang mengadakan pertemuan rahasia dengan makhluk halus ya!" ucapnya dengan nada menggoda, membuat Aisyah tersenyum geli. Nisa menggigit bibirnya, mencoba menahan tawa. "Eh, enggak kok. Aku sebenarnya... mungkin terlalu lelah setelah berdoa semalam. Aku agak pusing, dan akhirnya... ya, pingsan deh," jawabnya dengan jujur, walaupun sedikit malu. Nisa teringat betul, dengan kejadian semalam bahwa yang ia lihat adalah sosok Ali yang hanya memakai celana boxer, namun ia tak mungkin menceritakan ini kepada orang lain. Sungguh ia sangat malu sendiri, dan memilih untuk mengarang cerita lain. Tetapi entah kenapa semalam ia bisa bermimpi bertemu almarhum sang ayah yang sudah lima tahun berpulang. "Ah, dasar! Ternyata bukan makhluk halus! Aku sudah siap-siap mau kasih tahu Ustadz Mahfud supaya dia hati-hati sama kamu!" Zahra tertawa terbahak-bahak, menggelengkan kepala. "Tapi, habis it

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Ali Dikerjain

    Seketika, Matno dan Rahmat menutup mulut Ustadz Mahfud dengan telapak tangan kanan mereka. Lalu, dengan cepat mereka menarik sang ustadz keluar dari gotaan. "Plak! Plak!" Dua pukulan mendarat di kepala mereka. "Aduh...!" Matno dan Rahmat menjerit kesakitan sambil mengelus kepala mereka. "Kurang ajar kalian ya!" omel Ustadz Mahfud dengan wajah kesal. "Maaf, Ustadz, tapi kita hampir ketahuan," bisik Rahmat. "Lihat itu, dia cuma mengigau, bukan bangun!" Ustadz Mahfud menunjuk ke arah Ali di dalam gotaan dengan wajah kesal. Mereka menengok lagi ke dalam gotaan. Ali masih tertidur lelap, namun mulutnya terus bergumam tak jelas. "Maaf ustadz," ucap Matno dan Rahmat berbarengan. Mereka merasa bersalah, sedangkan Ridwan hanya tertawa cekikikan dan mendapat pelototan dari ustad Mahfud. "Maaf, Tadz," ucap Ridwan masih dengan menahan tawa.. "Papa… tolong aku… jangan tinggalkan aku… Mama tunggu…" Ucapan itu membuat suasana menjadi hening. Matno, Rahmat, dan Ridwan saling bertukar panda

  • Rahasia Panas Cinta Terlarang   Nasehat Abah Kiyai

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya (dalam bahaya). Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa yang menghilangkan kesusahan seorang Muslim, maka Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim) _______ Terdengar suara tarhim bacaan Al-Qur'an yang dikumandangkan melalui pengeras suara dari masjid, membangunkan umat Islam agar bersiap melaksanakan shalat Subuh. Suara merdu itu mengalun lembut, mengisi udara pagi dengan keheningan yang mendamaikan. Petugas keamanan mulai membangunkan satu per satu para santri, suasana di asrama mulai hidup. Karena Ali susah dibangunkan mereka memilih membiarkan Ali menerima hukuman lagi. Para santri menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu setelah itu mereka berbondong-bondong menuju masjid. Berbeda dengan Ali yang masi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status