Risa yang kepergok sedang mengagumi tubuh suaminya berjalan malas menuju kamar mandi. Sedangkan Dion melanjutkan berpakaian santai karena dia masih dalam masa cuti.
Dion memang berencana ingin menjemput Aurel ke bandara. Dia sudah sangat merindukan kekasihnya, beberapa hari ini jadwal Aurel memang sangat padat. Sehingga waktu bertemu mereka semakin jarang.Dion bergegas turun dari kamarnya dan menyambar kunci mobilnya untuk segera pergi. Dia juga melewatkan sarapannya pagi ini karena khawatir terlambat menjemput Aurel di bandara.Kini Dion sudah dalam perjalanan, dia berencana sarapan dibandara saja sambil menunggu Aurel. Dion malas bertemu dengan Risa berlama-lama. Sebisa mungkin dia menghindari Risa, khawatir dia juga lepas kontrol.Risa kini semakin cantik dan sikapnya yang polos terkadang membuat Dion gemas. Namun dia harus menepis keinginannya untuk menyentuh Risa meskipun kini mereka sudah halal.Risa yang sudah keluar dari kamar mandi celingukan mencari suaminya. Namun dia tidak menemukan suaminya dimana-mana, Risa juga melihat sajian sarapan dimeja makannya masih belum tersentuh sedikitpun.Risa memandang bi Eni yang sedang memperhatikannya. Sambil tersenyum Risa mengajak bi Eni untuk sarapan bersama, tentu saja mendapat penolakan keras dari bi Eni. Dia hanya tersenyum dan menyiapkan sarapan untuk istri majikannya kemudian undur diri." Bi Eni, lihat Abang Dion tidak? " Langkah bi Eni langsung terhenti, dia menatap heran kepada istri majikannya. "Loh, bukannya tadi pagi-pagi pak Dion sudah pergi dengan mobilnya bu? "Risa mengangguk kemudian melanjutkan pertanyaannya, " Apa dia bilang sesuatu kepada bibi sebelum dia pergi!! "Bi Eni hanya menggeleng pelan, Risa membuang nafasnya kasar.Bagaimana bisa dia hidup seperti ini, saat dia bersama keluarganya belum pernah dia makan sendirian. Tapi kini mungkin harus dibiasakannya. Bahkan sampai kini Dion tidak pernah menganggapnya ada.Baiklah, kini Risa harus mandiri dan dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Dion terhadapnya. Risa mencoba mengorek kehidupan pribadi Dion, namun dia tidak mendapatkan informasi yang diinginkannya dari bi Eni.***Tiba dibandara Dion segera mencari sarapan, waktu kedatangan Aurel masih satu jam lagi. Dion kini menikmati sarapannya sambil mengecek pekerjaan dikantornya. Rutinitas yang biasa dilakukannya selama ini saat dia masih lajang.Meskipun dalam masa cuti, Dion tidak melepaskan pekerjaannya begitu saja. Dia terus memantau semua pergerakan dalam perusahaannya. Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, Dion yang sedang serius dengan pekerjaannya sontak merasa kaget."Hei apa kabar pengantin baru, pagi-pagi kok sudah ada dibandara. Jemput siapa, oh ya mana istrimu kenapa tidak kelihatan? "Sejenak Dion tergagap, duh kenapa juga harus ketemu dengan sepupunya disini. "Hai juga Rel, biasalah ada urusan bisnis. Kamu sendiri mau terbang kemana? "Farel sepupunya nyengir, sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Aku mau ke Banjarmasin, ada proyek yang harus aku kerjakan disana bro! "Sambil celingukan netra Farel masih jelalatan kesana kemari, tapi dia tetap tidak menemukan Risa. "Kamu nyari apa sih Rel, kan udah kubilang tadi lagi ada urusan bisnis masa aku bawa Risa ke sini! ""Ooh, kupikir istrimu dibawa kemari. Hehehe..kan masih pengantin baru biasanya kemana-mana pasti lengket maunya berdua terus broo..! "Dion hanya mendengus mendengar ocehan sepupunya. Tidak lama kemudian panggilan untuk penumpang pesawat tujuan Banjarmasin sudah terdengar. Farel menepuk pundak sepupunya segera pamit, "Aku duluan ya broo..! "Dion hanya mengangguk kemudian melanjutkan pekerjaannya sambil menikmati sarapan paginya.Seorang gadis terlihat baru tiba dibandara dengan tergesa, dia khawatir ketinggalan pesawat karena sudah tiba waktunya berangkat. Namun setelah mengecek ternyata pesawat yang akan dinaikinya delay selama satu jam ke depan.Tarikan nafas lega terlihat dari gadis itu, dia segera menyempatkan diri untuk mencari makanan untuk mengganjal perutnya. Naira nama gadis itu, dia harus pergi ke Paris untuk memenuhi undangan kerjasama dari perusahan pakaian ternama disana.Nafasnya sejak tadi sudah naik turun ngos-ngosan, dia takut terlambat. Jika itu sampai terjadi bisa-bisa butiknya tidak akan berkembang. Ini kesempatan emasnya bisa membuat butiknya yang berlogo "Queen" bisa lebih terkenal lagi.Sebenarnya butik ini milik sahabatnya, namun dia hanya bekerja dibalik layar. Naira bersyukur karena diberi kepercayaan oleh sahabatnya untuk mengelola butik ini. Sahabatnya ingin fokus mengurus keluarganya setelah dia menikah.Dana yang digelontorkan untuk usaha ini memang tidak sedikit, namun sahabatnya ini pemilik saham terbesarnya. Naira hanya membantu tenaga, meskipun dia juga ikut menanamkan modalnya namun tidak seberapa.Bagi Naira ini sudah merupakan anugerah, impiannya untuk menjadi perancang busana ternyata tidak kesampaian. Bakatnya tidak terlalu bagus, sedangkan sahabatnya memiliki talenta yang dia inginkan.Rancangan sahabatnya memang tidak main-main. Pemesannyapun banyak dari kalangan atas, Naira bisa berbangga ikut menikmati hasilnya. Meskipun selama ini dia yang selalu menghadapi konsumen yang ingin memesan rancangan bajunya, namun perancang utamanya tetap sahabatnya Clarisa Rasyadita Raharja.Risa ternyata menyukai merancang busana sejak masih dibangku sekolah menengah. Makanya dia melanjutkan kuliahnya di Paris untuk memperdalam ilmunya tentang merancang busana yang agar lebih mengasah kemampuannya lebih baik lagi.Tidak sia-sia kini Risa dan Naira bisa menghasilkan cuan yang banyak dari rancangannya. Namun sejak menikah Risa sejenak akan undur diri, tapi jika Naira butuh bantuannya dia akan segera menanggapinya dengan cepat.Bagaimanapun juga butik itu masih miliknya dan itu merupakan jantungnya, selama ini dia juga merahasiakan pada keluarganya jika butik itu miliknya. Biarlah Risa akan menjalankan usahanya tanpa harus melibatkan keluarganya.Dion langsung berdiri saat mendengar pesawat yang membawa kekasihnya segera tiba. Saat itu netranya kebetulan bertatapan tidak sengaja dengan Naira. Jantung Naira terasa mau copot melihat Dion ada di bandara."Kenapa dia ada disini, apa dia mau melakukan perjalanan bisnis. Tapi dia tidak membawa koper atau perlengkapan lainnya. Pakaian yang dikenakan juga santai, Naira menatap tajam ketika melihat seorang perempuan cantik berlari mendekati Dion dan memeluknya.Matanya melotot tidak percaya melihat pemandangan didepannya, bukankah itu suaminya Risa yang baru saja dinikahinya beberapa hari yang lalu. Terus siapa wanita itu yang bergelayut manja dan menciumi wajah Dion dengan tertawa senang.Jika keluarganya rasanya tidak mungkin semesra itu. Tiba-tiba kepala Naira terasa pusing, dia ingin menghubungi Risa namun tiba-tiba panggilan untuk penumpang pesawat tujuannya sudah terdengar. Sekilas dia langsung mengambil foto mereka, nanti akan dia tanyakan pada Risa.Dion sedikit mengernyit saat bersitatap dengan Naira, namun karena Naira menggunakan masker maka Dion tidak bisa mengenalinya. Naira menahan nafasnya segera berlalu dan melewati Dion dengan perempuan itu.Aurel menggandeng Dion dengan ceria, sepanjang jalan Aurel berceloteh manja sambil tertawa. Dion hanya melirik lembut sambil tersenyum. Dia juga sudah sangat merindukan Aurel, namun Aurel membuyarkan lamunannya saat melihat sesuatu di ponselnya."Sayaang, ada tas edisi terbaru yang cantik,tapi terbatas aku ingin sekali memilikinya. Antar aku kesana yaaa? "Teriakan manjanya disambut dengan anggukan manis dari Dion.Sepasang mata tajam memperhatikan keceriaan dua orang yang sedang dimabuk cinta tadi. Alis matanya naik keatas saat menyaksikan kemesraan mereka. Stefan sesekali mengernyit heran melihat kelakuan sahabatnya Dion, bukankah dia baru saja menikah?Lalu siapa perempuan itu, dia berbeda dengan pengantin yang kemarin dia beri ucapan selamat.Lalu apa yang membuat Dion berpaling dari istrinya, kalau tidak cinta kenapa harus menyakitinya. Jadi untuk apa mereka menikah, Stefanpun menjadi pusing dibuatnya.Naira memasuki pesawat dengan setengah berlari, dia takut terlambat. Sampai di pesawat Kinara menghembuskan nafasnya lega. Dia mulai mengambil posisi agar nyaman karena perjalanan yang akan ditempuhnya cukup lama.Aurel masih terus bergelayut manja pada Dion, semua keinginannya sudah dipenuhi oleh Dion. Raut wajah bahagia menghiasi senyuman dibibirnya, ini salah satu alasan Aurel tidak mau melepas Dion.Meskipun kini Aurel seorang model yang sedang naik daun, latar belakang keluarganya sangat sederhana. Aurel bertemu dengan Dion saat dirinya menjalin kerjasama dengan perusahaan yang Dion kelola.Saat itu Aurel mendapatkan kontrak di perusahaan Dion sebagai model salah satu produk perusahaannya. Aurel tentu saja tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.Aurel sebelumnya sudah mencari informasi tentang Dion dan keluarganya. Aurel semakin tertarik setelah mengetahui seberapa banyak kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Dion. Sampai akhirnya Aurel menemukan cara untuk mendekati Dion.Keduan
Ternyata pekerjaan Aurel di Surabaya ada hubungannya dengan Devan. Tentu saja Aurel tidak mau melepaskan pekerjaan itu, karena disanalah dia bisa bertemu kembali dengan Devan. Bahkan Devan yang tidak bertemu dengannya selama dua minggu ini sudah merencanakan acara kencan mereka setelah pekerjaan mereka selesai.Dion benar-benar sudah dibutakan cintanya pada Aurel. Padahal penolakan Aurel saat itu memang benar-benar dari hatinya. Pertama kali mereka berpacaran sebenarnya Aurel serius dengan Dion, namun semakin lama Aurel merasa Dion adalah orang yang membosankan dan hidupnya tidak berwarna.Aurel memang suka tantangan, makanya saat bertemu dengan Devan yang menyukai hal-hal yang menantang. Aurel merasa satu frekuensi dengannya. Dua tahun pertama bersama Dion justru malah tidak berkesan apa-apa bagi Aurel.Setelah bertemu dengan Devan semuanya berbeda, justru Aurel memiliki keinginan untuk menikah dan memiliki anak dengan Devan. Sayangnya itu tidak bisa mereka lakukan karena Devan sudah
Hari ini Risa diminta untuk menemui Naira dibutiknya. Banyak hal yang akan dibicarakan setelah kepulangan sahabatnya dari Paris.Risa segera menemui sahabatnya setelah mengantar Dion yang akan berangkat ke kantornya. Risa segera mengambil tangan Dion sebelum dia masuk ke mobilnya. Risa mencium tangan suaminya dengan takzim, perbuatan Risa yang tiba-tiba membuat Dion terperangah.Dion terdiam beberapa saat menatap wajah istrinya terlihat bersemu karena tatapannya. Dion hanya mengangguk kemudian mulai menjalankan mobilnya perlahan. Dari kaca spion Dion melihat istrinya masih terus menatap dirinya.Dion benar-benar kaget dengan sikap istrinya yang sangat menghormati dirinya. Dion menarik nafasnya dalam-dalam, ingin sekali saat itu dia mencium kening istrinya. Namun dia menahan dirinya agar Risa tidak kege-eran, Dion takut Risa semakin berharap lebih pada dirinya.Dion harus berhati-hati dalam bersikap, dia khawatir Risa menganggapnya bersikap manis padanya karena rasa cinta padanya. Cint
Kemarin saat di Paris, Naira juga memberitahu akan ada pertemuan berikutnya kelanjutan bisnis pakaian mereka. Risa hanya manggut-manggut saja, kali ini belum ada ide yang muncul dikepalanya.Naira : "Kamu baik-baik saja kaan? "Risa: "Apakah aku terlihat sakit Nay? "Naira menggeleng pelan.Risa: "Apakah ada pesanan khusus yang harus aku rancang Nay ? "Naira menepuk jidatnya. "Ah ya, ada. Untung kamu ngingetin aku! ""Kemarin sebelum aku ke Paris, aku menyanggupi pesanan seseorang. Dia ingin membuat baju pengantin! "Risa : " Dia mau yang bagaimana? Apa kamu sudah menangani permintaannya?"Naira :" Aku belum menindaklanjuti Sa, aku pikir sebaiknya dia ketemu kamu dulu. Biar kamu tahu yang dia inginkan."Risa : "Boleh, kamu atur saja untuk pertemuannya. Naira mengangguk dan menghubungi pemesan baju itu.Risa kemudian melanjutkan pekerjaannya membuat sketsa baju pengantin yang sudah dipesan, setelah ini dia akan keluar mencari bahan yang cocok bersama assesorisnya.Risa sudah tenggelam
Dion pulang larut, sampai dirumah kondisinya sudah sangat lelah. Dion langsung ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air dari shower. Rasa segar kini terasa ditubuhnya, perutnya sudah minta diisi karena tadi hanya memikirkan tentang Aurel yang membuatnya tidak nafsu makan sama sekali.Risa terbangun saat mendengar suara air dikamar mandi, dia mengerjap matanya sejenak kemudian turun dari tempat tidur untuk menyiapkan makanan yang tadi dia beli bersama Naira.Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Dion mengenakan handuk yang dililit dipinggangnya sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Risa yang ingin masuk kamar untuk memberitahu Dion kalau makanannya sudah disiapkan tertegun sesaat.Tubuh Dion memang membuatnya menegang, dadanya berdebar pelan ingin rasanya mendekati Dion dan memeluknya. Rasa untuk Dion memang sangat luar biasa, meskipun tadi siang dia mendapat cerita dari Naira tentang foto itu.Risa ingin menanyakannya tapi dia khawatir Naira yang nanti j
Risa merasakan malam ini begitu sepi, tadi sore dia diantarkan Naira pulang ke rumahnya. Saat Risa baru tiba dirumah orangtuanya ternyata Naira mengirimkan pesan untuk bertemu dengannya.Namun Risa meminta Naira untuk menjemputnya dirumah orangtuanya. Risa pamit pergi bersama Naira untuk menyelesaikan pekerjaannya. Orangtua Risa memang tidak tahu menahu masalah butik anaknya dan kepemilikannya.Mereka hanya tau kalau Risa bekerja menjadi designer saja. Urusan butik QN memang menjadi rahasia antara Risa dan Naira. Mereka langsung menuju butik dan membuat design gaun pengantin yang diinginkan oleh pelanggannya."Halo Sa, kamu udah pulang belum. Aku sepertinya ngga bisa jemput kamu ke rumah Papi. Masih ada kerjaan yang belum selesai! "Terdengar suara Dion di jalan, suara klakson bersahutan menandakan Dion masih berada dijalan sambil menyetir."Ya ngga pa-pa bang, hati-hati!"Risa malas menjelaskan kalau dia masih berada di butik bersama Naira.Dia masih berkutat dengan payet-payet dan p
Cintya mencengkeram erat dadanya, jantungnya terasa mau loncat saat matanya menatap kedua mertuanya sedang sibuk membawa cucunya ke tempat permainan anak.Kedua anaknya Rama dan Rara terlihat sangat gembira karena diajak jalan-jalan oleh kakek dan neneknya. Mereka juga membawa bi Emi untuk menjaga kedua cucunya.Yandi menatap keheranan saat ditarik tangannya oleh Cintya untuk duduk ditempat lain. Tatapan mata Yandi langsung mengikuti telunjuk Cintya, Yandi langsung memalingkan mukanya kaget melihat anak-anak Cintya ada disana."Dengan siapa Rama dan Rara kesini, Yang? " Yandi bertanya sambil berbisik."Mereka mertuaku dengan pengasuh anak-anakku. Sebaiknya kita pergi dari sini dan cari tempat yang lain saja."" Oke sayang, yuk.. " Merekapun bergandengan tangan segera menyelinap dari keramaian. Namun ternyata kebersamaan mereka tertangkap sepasang mata yang membola saking terkejutnya.Bi Emi mengucek-ngucek matanya, "Bukankah tadi bu Cintya yang sedang bergandengan tangan dengan laki-l
Akhirnya tiba juga hari yang dinantikan Aurel dan Devan, mereka akan melangsungkan pernikahan hari ini. Aurel sudah didandani oleh MUA terkenal yang selama ini sering dia pakai saat akan melakukan show atau pertunjukan spektakuler fashion shownya.Risa juga sudah menyiapkan keperluannya untuk pergi ke Bali selama dua hari. Dia bersama Naira ingin melepas penat juga di sana, setelah menghadiri pernikahan Aurel.Saat Risa meminta ijin pergi ke Bali, Dion sempat mengernyit heran. Risa tidak pernah pergi jauh selama ini, tapi akhirnya Dion mengijinkan Risa setelah mengetahui kepergiannya bersama sahabatnya Naira.Dion juga berpikir akan memanfaatkan waktunya untuk mencari Aurel selama Risa tidak ada dirumah. Hubungan mereka juga kini mulai dingin, karena Dion tidak lagi peduli pada Risa.Saat Risa mencari undangan yang akan dia bawa nanti, beberapa tas sudah dia bongkar. Risa lupa menyimpan undangan dari Aurel ditas yang mana. Dion menatap heran istrinya yang sibuk menggeledah isi tas-tas