Share

Rahasia Sang Miliuner Yunani
Rahasia Sang Miliuner Yunani
Author: Aphrodite

Sumpah Di Depan Makam

‘Adik anda meninggal bunuh diri.’

Presley hanya bisa menatap gundukan tanah merah di hadapannya dengan pandangan kosong. Bahunya bergetar dalam usaha menahan isakan lolos dari mulutnya. Kenapa? Hanya kata itu yang terus menerus berputar dalam kepalanya, menyiksanya layaknya gunung yang siap memuntahkan lahar panas.

‘Sayangnya, adik anda sedang mengandung ketika dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.’

Apa itu rasa sakit? Presley tidak pernah mengetahuinya sampai dia menerima kabar yang menjungkirbalikkan hidupnya sampai nyaris membuatnya kehilangan akal. Dia tidak ingin mempercayainya. Tidak ada alasan masuk akal kenapa adiknya harus mengakhiri hidup dengan cara menyedihkan seperti itu. Dan mengandung ….

“Apa kau baik-baik saja?”

Presley menoleh, menatap wanita paruh baya yang setia menungguinya meski semua pelayat sudah melangkah pergi. Dia sendirian sekarang. Kenyataan yang membuatnya merasa seperti berada di tepi jurang.

“Sebaiknya kita pulang, sebentar lagi hujan.”

Presley menatap gumpalan awan yang menggelap. Terlalu lelah bahkan hanya untuk sekedar membuka suara.

“Ayo, kau butuh istirahat Presley.”

Dengan enggan Presley menarik langkahnya. Dia menoleh, sekali lagi menatap makam yang masih mengeluarkan bau tanah basah.

Aku akan menemukan dan membuatnya menderita, Eva. Aku berjanji, batinnya pedih sebelum benar-benar berlalu, meninggalkan keheningan menyesakkan di belakangnya. Masih ada yang harus dia lakukan. Presley melajukan langkah dengan sebuah tekad yang terpatri dalam dadanya.

Mereka berdua berjalan dalam hening. Bersyukur dengan jarak tempuh yang harus mereka lalui. Sapuan angin kencang memberikan sedikit rasa tenang dalam dadanya yang sesak.

“Eva anak yang ceria, rasanya tidak mungkin jika dia ….”

Presley memalingkan pandangan, tidak ingin wanita yang menemaninya melihatnya menangis. Semua ini terlalu menyakitkan.

“Kau baik-baik saja?”

“Aku baik,” balasnya datar. Dia memaksakan senyumnya.

Perjalanan tiga puluh menit berhenti saat mereka berdiri di depan sebuah rumah beton bertingkat dengan cat yang mulai memudar.

“Istirahatlah, Presley. Wajahmu terlihat pucat.”

Wanita yang menemainya sekaligus pemilik apartemen kecil yang dia tinggali tersenyum menguatkan sebelum meninggalkannya.

Presley mengangguk tidak kentara. Tidak ada waktu untuk istirahat sekarang. Dia harus melakukan sesuatu. Presley memasuki kamar adiknya, menyapu pandangan sebelum mulai membongkar isinya.

“Di mana kau menyembunyikannya Eva,” ucapnya gemetar saat tangannya mulai mengacak-acak kamar adiknya.

“Seharusnya ada sesuatu di sini,” ujarnya putus asa, membongkar isi lemari adiknya dan mengeluarkan isinya.

Nihil.

Tidak putus asa, Presley melanjutkan pencariannya dengan membongkar laci adiknya. Tangannya yang gemetar terus melakukan penjelajahan. Presley jatuh terduduk di atas ranjang saat tidak juga menemukan petunjuk yang dia cari.

“Siapa laki-laki yang seharusnya bertanggung jawab atas kematianmu, Eva,” bisiknya tercekat. Presley mengusap wajahnya, air matanya kembali bercucuran. Adiknya yang ceria dan begitu hidup tidak mungkin mati dengan cara menyakitkan seperti itu.

Tunggu!

Presley menegang. Pandangannya tertuju pada ranjang yang dia duduki. Adiknya tidak pernah merahasiakan apa pun darinya selama ini, tapi kepergian Eva telah membuatnya menyadari satu hal. Adiknya menjalin hubungan dengan seseorang pria dan sayangnya dia tidak tahu hal itu sampai dia kehilangan adiknya untuk selamanya.

Perasaan gugup menguasainya saat Presley perlahan berdiri dan mengangkat kasur adiknya dan apa yang dia temukan membuat tubuhnya serasa dilolosi satu persatu.

Selembar foto yang mengungkapkan segalanya.

***

“Ariston Kavakos, salah satu miliuner Yunani dengan kekayaan berlimpah. Pemilik bisnis perkapalan terbesar di Eropa itu juga memiliki raksasa perhotelan yang membuatnya sekali lagi menghiasi majalah Forbes. Kavakos sekali lagi membuktikan kalau mereka tidak mudah untuk ditumbangkan. Sejauh yang diketahui, Ariston Kavakos adalah pewaris tunggal. Cassanova yang tidak pernah bertahan dengan wanita lebih dari satu bulan itu berhasil membawa bisnis perkapalan mereka melesat jauh melampaui harapan.”

Presley mengernyit membaca rentetan informasi yang dia dapatkan dari internet. Tangannya lincah mengetik beberapa kata dan hasilnya dalam sekejap muncul. Presley tidak pernah tahu kalau adiknya memiliki kekasih, sampai kejadiaan nahas itu membuka semuanya. Selembar foto yang terselip di bawah kasur menjadi petunjuk bagi Presley untuk menemukan laki-laki yang telah mencampakkan adiknya.

“Aku akan membunuhnya,” desis Presley penuh dendam. Mata hijau topaznya menatap layar ponselnya yang menampilkan wajah seorang pria dalam balutan jas.

“Aku bersumpah akan membuat laki-laki itu hancur, Eva. Dia akan mendapat balasan menyakitkan hingga pria brengsek itu menyesal karena pernah mengenalmu,” ujarnya sedingin gunung es.

Adiknya bukan hanya mati karena frustrasi ditinggalkan laki-laki paling berengsek yang pernah dia tahu, tapi juga mati membawa kehidupan yang mulai tumbuh dan membawanya dalam kegelapan tak bertepi.

“Aku bersumpah …,” desisnya dengan bibir bergetar. Pupilnya melebar karena kemarahan yang mendidih. “Nyawa harus dibayar nyawa.”

Presley menyeringai. “Kau menggunakan kekayaanmu untuk menjerat gadis polos dan masih lugu bukan? Kau akan menerima akibatnya, Ariston.”

Dia tidak pernah menyangka adiknya memiliki hubungan dengan salah satu miliuner Yunani. Bagaimana mereka bisa bertemu? Pertanyaan itu mau tidak mau menghantuinya. Kedudukan mereka jelas tidak memungkinkan adiknya dan keluarga Kavakos berada dalam satu momen menyenangkan.

Adiknya yang polos pastilah tertipu rayuan miliuner bajingan itu. Sekarang dia harus menyusun rencana bagaimana membalaskan dendamnya. Ariston Kavakos tidak akan bisa lolos semudah itu.

Kematian tragis dan menyakitkan adiknya akan dibayar mahal pria itu.

“Kau suka bermain-main dengan nyawa bukan, Ariston,” bisiknya sinis, masih dengan pandangan yang menatap layar ponsel.

“Kita akan bermain. Permainan yang melibatkan darah."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status