"Tidak Ma! Aku tak mau menikahi Zishu ma, pa. Karena aku sudah menganggap dia sebagai Adikku sendiri." tolak Rian setelah Orang Tua Rian mengatakan tentang perjodohan.
Tentunya penolakan yang dilontarkan oleh Rian suatu pukulan untuk kedua Orang Tua Rian "Rian! Kami sudah terlalu memanjakan mu jadi membuat mu keras kepala seperti ini." bentak sang Papa"Rian, kamu harus tahu … jika keluarga kita membutuhkan suntikan dana untuk mempertahankan perusahaan kita." tutur Sang mama ikut menimpali pembicaraan Papa."Itu bukan urusanku Ma, dan aku tidak ingin jadi tumbal dalam bisnis kalian berdua." Rian tetap Menolak. Kemudian ia berjalan mendekati Jendela yang Ada di dekat Ranjang."Kamu memang anak tak tahu di untung. Papa tidak menerima penolakan dari mulutmu, tiga hari lagi kamu harus menikah dengan Zishu, Titik!" tampik sang Papa lalu keluar dari kamar Rian.Setelah kepergian Orang tuanya Rian pun menghela nafas panjang, ia Sangat-sangat terkejut, bingung harus berbuat apa dan harus bagaimana. Karena tak mungkin ia menikah dengan sahabat yang sudah seperti Adik Kandung bagi Rian.*Ditempat Yang Lain*Seorang pemuda berpenampilan sangat sederhana, tengah berlari menuju kamar Nona muda yang telah memanggil nama Mahesa."Maaf Nona saya tidak begitu mendengar anda." ucap Mahesa dengan setengah membungkuk."Cepat siapkan air untuk aku mandi." perintah Gadis cantik nan imut yang tak lain Adalah Zishu."Baik Nona." sambung Mahesa lantas mengerjakan apa yang di perintahkan Oleh Zishu.Tak berselang lama, Mahesa keluar dari kamar mandi lalu menghampiri Zishu. "Sudah siap Non, Saya panggil P-R-T untuk membantu Nona Muda mandi." ucap Mahesa pamit pada Zishu.Zishu hanya berdehem menanggapi ucapan Mahesa sambil menatap Mahesa yang berjalan setengah berlari keluar dari Kamar.Tak berselang lama 3 P-R-T tiba dan langsung bergegas membantu Zishu melepas pakaian, setelah itu ia pun membantu Zishu masuk kedalam kamar mandi.Setelah terjadi kecelakaan, Emosi Zishu naik turun yang membuatnya sering Marah-Marah hingga sikap dia pun berubah dingin dan datar dikarenakan kelumpuhan yang ia Alami.Setelah lima belas menit berlalu, Zishu pun keluar dari kamar mandi dengan bantuan 3 P-R-T.***Malam pun tiba, Rian berkecamuk dengan pikirannya sendiri. "Tidak–Aku tidak mau menikah dengan Zishu. terlebih dia yang cacat akan sangat menyusahkan ku. Aku harus kabur dari Rumah ini, dan aku akan Kawin Lari dengan kekasihku." gumam Rian sambil memikirkan cara agar dapat keluar dari Kamar tanpa melewati pintu utama."Aku tunggu satu jam lagi, pasti penjagaan mulai lengah." ucap Rian sambil melihat Jam yang ada di pergelangan tangan, karena baru saja 10 malam.Satu jam berlalu, Rian pun melihat dari jendela kamar, dan benar saja apa yang di ucapkan Rian satu jam yang lalu. Penjagaan di Rumah Rian mulai lengah.ia pun bergegas menurunkan kain yang ia sambung untuk turun dari kamar lantai 2.setelah sampai di bawah, Rian pun bergegas lari dan menjauh dari Rumah.Keesokan harinya, Orang Tua Rian mendapatkan kabar bahwa Rian kecelakaan dan meninggal di tempat kejadian.*Di Rumah Keluarga Lie*"Tuan mohon maaf, saya ingin memberi tahu Ri–Rian meninggal karena Kecelakaan." ucap seseorang pria dari jauh sana yang tidak lain adalah Papa nya Rian di dalam sambungan telepon."Apa! bagaimana bisa itu terjadi?" sambung Kay dengan terperangah tak percaya dan terkejut."Tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi."batin Kay setelah mendengar cerita dari keluarga Cabes (Calon Besan). Kay berkecamuk dalam kesedihan serta meratapi takdir yang telah menimpa Zishu."Pernikahan sudah tinggal menghitung hari. tidak mungkin aku membatalkan Pernikahan Zishu. itu pasti akan menjadi pukulan besar untuk putriku." ucap Kay dalam hati sambil menatap kearah jendela dan panggilan sudah terputus.dari atas, ia melihat kearah pemuda yang sedang membuang sampah di tempat sampah."Mahesa? Aku bisa memanfaatkan dia untuk menjadi pengantin pengganti Rian." gumam nya lantas bergegas turun dari lantai dua kebawah dan bergegas menuju Mahesa berada."Aku ingin bicara dengan mu" ujar Kay pada Mahesa yang baru saja membuka tong sampah."Tuan Kay. Ada perlu apa sampai-sampai anda mendatangi saya?." tanya Mahesa menghentikan aktivitasnya sejenak lalu ia memasukan sampah pada tong sampah."Kita bicara di sana." tutur Kay sambil menunjuk bawah pohon rimbun dan berdaun lebat.setelah membuang sampah, Mahesa pun menyusul Tuan Kay yang sedang menunggu di bawah pohon Rimbun.Kay langsung bersimpuh di depan Mahesa, dengan tatapan memelas ia pun berucap "Mahesa kali ini aku Benar-benar memohon padamu." ucap Kay terhenti sesaat karena Mahesa memundurkan kakinya kebelakang."Tu–Tuan, A–Apa yang anda lakukan?" tanya Mahesa tergagap merasa terkejut."Rian meninggal karena kecelakaan. Aku mohon selamatkan keluarga Lie. terlebih Zishu, ia sudah sangat menderita setelah kecelakaan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana nanti mental Zishu jika menghadapi cemoohan dan Hinaan dari para tamu undangan." imbuh Tuan Kay berurai air mata.Mahesa menghela nafas, ia tidak habis fikir bagaimana bisa Majikan yang tidak pernah berlaku baik padanya, ada niatan untuk menumbalkan dia lantaran calon menantu kecelakaan."Tuan. Apa Tuan tidak salah jika memohon dan meminta tolong padaku? aku ini hanya sampah tak berguna bagi keluarga Lie" ucap Mahesa berusaha mengingatkan Kay pada apa yang pernah dia lontarkan pada Mahesa."Mahesa, aku minta maaf atas itu. kali ini aku mohon selamatkan mental Zishu" tutur Kay dengan merintih memohon.Mahesa pun menghela nafas panjang, kemudian ia berkata "Baiklah aku akan menikah dengan Nona Zishu, tapi dengan beberapa syarat." tutur Mahesa."Apa pun itu. Aku akan memenuhi syarat yang kamu ucapkan." sahut Tuan Kay dengan semangat, sampai menampakkan wajah yang berbinar."Aku ingin Rumah berserta isinya, serta hidup berdua dengan Zishu." pinta Mahesa dengan menyilangkan kedua tangan."Cuma itu? Baiklah akan aku penuhi semua permintaan mu." sahut Kay dengan senang, syarat yang diminta oleh Mahesa tidaklah berat baginya.*Keesokan harinya*Pernikahan berlangsung dengan lancar, walau Zishu tak mengetahui jika siapa sebenarnya pengantin pria bukanlah Rian."Tatapan matanya sangat sayu, tidak seperti tatapan mata Rian." batin Zishu saat sesekali menatap wajah Pengantin Pria yang menggunakan Masker untuk mengelabuhi Pengantin Wanita.Saking banyaknya tamu yang mengucapkan selamat pada kedua mempelai, itu membuat Zishu tak begitu menghiraukan rasa curiga di dalam hati.Setelah pesta berakhir dan para tamu sudah pulang semua, Mahesa pun bergegas mendorong kursi roda Zishu menuju lift, untuk sampai pada kamar Zishu."Kamu seharian menggunakan masker. apa yang terjadi pada wajahmu?" tanya Zishu dengan datar."Aku tak apa-apa." jawab Mahesa, Zishu yang sudah tidak asing dengan suara Mahesa pun langsung bergegas mendekati nya."Sini kamu." tutur Zishu menyuruh Mahesa setengah membungkuk.Betapa terkejutnya Zishu saat membuka paksa masker yang digunakan oleh Pengantin Pria."Mahesa! apa yang kamu lakukan dengan semua ini?." tanya Zishu dengan nada ketus dan tatapan mata dingin.Mahesa tampak kelabakan dengan pertanyaan Zishu, ia berusaha untuk menjelaskan namun bingung dari mana dia menjelaskan."Ayah!" teriak Zishu Memanggil Tuan Kay."Nona, Aku tak bermaksud untuk membohongimu." tutur Mahesa, kemudian dia pun tergagap kerena gugup "Aku–Aku. Begini. Tuan Muda Rian meninggal karena kecelakaan." lanjut Arga setelah menghela nafas panjang untuk menetralkan rasa gugup."Apa!" sahut Zishu terkejut dengan penuturan Mahesa.Mahesa pun menjelaskan semuanya, sampai Tuan Kay datang dan masuk kedalam kamar Zishu ."Kenapa Ayah menyembunyikan ini semua? Kenapa Ayah tak berterus-terang padaku!" tutur Zishu sambil menatap wajah Kay yang baru saja masuk kedalam Kamar.Wait For The Next Story…"Kenapa Ayah menyembunyikan ini semua? Kenapa Ayah tak berterus-terang padaku!" ungkap Zishu sambil menatap wajah Kay yang baru saja masuk kedalam Kamar."Maaf Zi, Semua ini untuk kebaikan mu." jelas Tuan Kay lalu bersimpuh di depan Zishu."Kebaikan Apa Ayah? yang jelas aku sangat kecewa dengan Ayah." ucap Zishu sambil menyeka air mata yang tiba-tiba jatuh tanpa permisi."Kamu Akan mengerti nanti, mulai sekarang kamu harus menerima Mahesa sebagai Suami mu. Dan tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting seperti itu." pinta Tuan Kay lalu mengusap wajah sendiri dengan kedua tangan sangat Frustasi."Enggak! sampai kapan pun aku tak sudi menerima dia sebagai Suamiku. Dia cuma Suami Pengganti, dia Juga bukan pengantin yang sebenarnya" tolak Zishu lalu memperlihatkan Akta Nikah yang baru saja ia dapat.Namun, kenyataannya Lain dengan apa yang diinginkan oleh Zishu. Tertera jelas nama Mahesa Bowen pada Akta Nikah yang di tunjukkan oleh Zishu."Dia Suami mu Zi. Sudah, Ayah lelah be
"Oh iya, kamu tak perlu khawatir. kita tidak akan tidur satu ranjang kok, disini ada beberapa kamar … dua diatas dan dua dibawah." jelas Mahesa."Sekarang kamu mau pilih yang mana, atas atau bawah?" tanya Mahesa dan langsung mendapat tatapan tajam dari Zishu."Nggak–kok bercanda saja, tapi jika hasrat ku naik aku mau kamu layani aku sebagai suamimu" goda Mahesa yang membuat Zishu melarikan diri dari masuk kedalam kamar."Gadis nakal." gumam Mahesa lalu mengambil koper yang masih berada didalam mobil.Setelah selesai membawa koper masuk kedalam rumah, Mahesa langsung keluar untuk mencari persediaan bahan makan."Mau kemana dia?" tanya Zishu sambil mengintip di balik jendela kamarnya."Mumpung pria mesum itu pergi, aku koper-koper ku saja." gumam Zishu lalu menyalakan mesin otomatis di kursi roda untuk berjalan.Setelah berselang lama, Mahesa pulang dengan membawa belanjaan yang sangat banyak.Zishu hanya mengintip dari balik pintu, Mahesa yang mengetahui hal itu, ia pun menghela nafas.
“Nona Zi, mau dimasakin apa?” Tanya P-R-T dari luar kamar.“Terserah Mbak. Apa aja yang penting Enak” sahut Zi dari dalam kamar.“Kok rumah terasa sepi ya. padahal biasanya aku juga sendiri ” gumam Zi merasa kesepian.ia pun keluar dari rumah, dengan niatan hati jalan-jalan agar bisa menghilangkan rasa sepi.“Mbak, Saya keluar sebentar." pamit Zishu pada P-R-T yang sedang sibuk di dapur.“Iya Nyonya, hati-hati.”pesan P-R-T.Zishu sedikit terhibur dengan suasana di sekitar rumah, suasana yang Asri nan indah begitu memanjakan Mata Zishu.“Disini sangatlah tenang.” gumam Zi lalu menghirup udara segar dalam-dalam dan ia hembuskan perlahan.***“Mbak. Zi pergi keman ya? kok didalam kamar nggak ada.” tanya Mahesa.“Nona muda keluar sebentar Pak, tadi katanya akan segera kembali.” jawab P-R-T.“Saya permisi dulu Pak.” pamit P-R-T kembali ke dapur, namun karena ia terlalu sembrono, Ia terpeleset lantai yang masih basah karena baru saja selesai di pel.Mahesa dengan sigap menangkap tubuh P-R-T
Setelah selesai makan Mahesa mencuci piring dan merapikan dapur, tak berselang lama Mahesa pun selesai dan dapur terlihat bersih dan rapi. kemudian dia pun menghampiri Zishu yang masih berada di ruang makan.“Tunggu sebentar, aku mau mandi dulu.” tutur Mahesa pada Zi."Hm– jangan lama-lama, nanti jika telat. Aku yang malu." sambung Zi sambil bercak kesal.setelah 15 belas menit berlalu, dia berjalan setengah berlari menghampiri Zishu "Ayo buruan aku sudah siap." tutur Mahesa.Zishu tampak terlihat terpesona saat menatap Mahesa, walaupun dia hanya menggunakan pakaian dengan harga yang sangat murah. Tapi itu mampu membuat Mahesa terlihat begitu menawan.Zishu hanya berdehem kemudian ia pun didorong oleh Mahesa keluar Rumah.***Saat dalam perjalanan Zishu pun berucap “Ingat! jangan sampai membuat aku malu. Di dalam acara reunian banyak anak orang kaya yang tak bisa di singgung oleh siapa pun.” jelas Zishu memperingati.“Baik Nyonya Zi, aku akan lakukan seperti kemauan Nyonya.” sambung Ma
Setelah selesai menghubungi nomor Mahesa, Zishu pun mengirim pesan kepada Tuan Kay sambil melirik kearah Dua Scurity yang sedang menahan dirinya.Zishu sangat berharap bisa cepat mendapatkan pertolongan dan bantuan dan terbebas dari Scurity yang sendiri tadi memperhatikan dia dengan tatapan nafvu.FLASHBACK ON."Zi kamu tunggu di sini dulu, aku selesaikan urusanku dengan temanmu yang tidak tahu sopan santun itu." ucap Mahesa setelah membawa Zishu ke tempat yang lumayan aman."Jangan lama-lama, aku takut sendirian di sini." tutur Zishu."Kamu tenang saja, aku akan segera kembali." sambung Mahesa kemudian pergi meninggalkan Zishu.setelah kepergian Mahesa, ada dua Scurity yang datang."Maaf nona, kami mendapat tugas dari atasan kami untuk membawa anda ke pos Scurity." ucap salah satu Scurity kemudian membawa Zishu.FLASHBACK OFF.setelah mengirim pesan pada sang Ayah, Zishu merasakan firasat yang tidak mengenakkan karena melihat lirikan yang mencurigakan dari mata scurity.“Sepertinya,
Melihat barang pemberian dari Mahesa, Tuan Kay berdecak menghina. “Ck, kamu kira ini perkara main-main. saya tahu itu barang K-W.” tutur Tuan Kay menghina.“Maaf sebelumnya Tuan, sudikah anda melihat dulu. Siapa tahu tuan menyukai barang pengganti ini” ungkap Mahesa lalu mengambil Guci yang sangat cantik dan mewah, yang pasti itu lebih indah dari pada Guci Sebelumnya.“Dari mana kamu dapat uang untuk membeli Guci seindah ini?” tanya Tuan Kay dengan Tatapan menyelidik“Saya … ”“Kamu mencuri? Dasar orang miskin.” sahut Tuan Kay kemudian pergi meninggalkan Mahesa.Mahesa hanya bisa menghela nafas, dia sangat sedih karena usahanya tak begitu dihargai oleh Majikan. Hinaan serta cacianlah yang Mahesa dapatkan dikarenakan ia Miskin tak punya apa-apa.“Terserah Tuan mau berkata apa tentang saya, yang paling penting saya sudah mengganti guci yang sudah saya pecahkan.” jelas Mahesa kemudian pergi setelah mena
"Tamu? siapa?" tanya Mahesa."Saya sangat takut jika kejadian kemarin terulang lagi, jadi saya ingin mengenalkan seseorang yang akan melindungi bapak kedepannya." lanjut Minzo.Mendengar penuturan dari asisten pribadinya, Mahesa bertambah bingung, ia belum paham betul arah ucapan dari Minzo."Maksud kamu?." tanya Mahesa lagi."Tadi saya menemui seseorang, beliau orang yang paling kuat di kota X. jadi saya berinisiatif untuk mengenalkan beliau pada pak bos, untuk melindungi anda dan menjaga keselamatan pak Bos." jawab Minzo menjelaskan.Mahesa tampak berpikir sesaat, ia baru menyadari bahwa bahaya bisa saja datang setelah keluar dari restoran. Dan bisa menyangkut keselamatan sang istri."Baiklah, aku ikut saja apa katamu. Dan apa yang kamu katakan ada benarnya juga." sambung Mahesa.***Setelah berselang lama, Mahesa dan Minzo pun sampai di kafe X.Saat hendak turu
Plakkk!Satu tamparan keras mendarat di pipi Yin Billy, hingga membuat dia terhuyung kesamping. Billy sangat terkejut mendapati tamparan tersebut."Itu belum seberapa dibandingkan hinaan yang kamu lontarkan untuk Tuan Muda Mahesa." tutur Gan Qiang sambil menunjuk Billy yang masih mengelus pipi yang masih terasa panas.Tak hanya Billy, Tuan Kay Albert Abiyasa pun terkejut sekaligus tercengang melihat pemandangan yang ada di depan mata, sampai-sampai ia terdiam tak bisa berkata-kata."Kak Qiang, mengapa anda menampar saya? Seharusnya anda memberikan pelajaran pada pria sampah itu." ucap Billy lalu mengusap sudut bibir yang mengeluarkan darah."Mulutmu memang harus di sumpal, agar tidak banyak bicara." ucap Qiang kemudian menarik kerah baju Billy setelah Billy berdiri, Qiang pun menampar wajah Billy lagi. Kali ini lebih keras dari tamparan pertama.Setelah mendapat dua kali tamparan, Billy tak berani be