Share

Rahasia Suami Pengganti
Rahasia Suami Pengganti
Penulis: Seto Luluk

Bab 1 : Menikah Sebagai Pengantin Pengganti

"Tidak Ma! Aku tak mau menikahi Zishu ma, pa. Karena aku sudah menganggap dia sebagai Adikku sendiri." tolak Rian setelah Orang Tua Rian mengatakan tentang perjodohan.

Tentunya penolakan yang dilontarkan oleh Rian suatu pukulan untuk kedua Orang Tua Rian 

"Rian! Kami sudah terlalu memanjakan mu jadi membuat mu keras kepala seperti ini." bentak sang Papa

"Rian, kamu harus tahu … jika keluarga kita membutuhkan suntikan dana untuk mempertahankan perusahaan kita." tutur Sang mama ikut menimpali pembicaraan Papa.

"Itu bukan urusanku Ma, dan aku tidak ingin jadi tumbal dalam bisnis kalian berdua." Rian tetap Menolak. Kemudian ia berjalan mendekati Jendela yang Ada di dekat Ranjang.

"Kamu memang anak tak tahu di untung. Papa tidak menerima penolakan dari mulutmu, tiga hari lagi kamu harus menikah dengan Zishu, Titik!" tampik sang Papa lalu keluar dari kamar Rian.

Setelah kepergian Orang tuanya Rian pun menghela nafas panjang, ia Sangat-sangat terkejut, bingung harus berbuat apa dan harus bagaimana. Karena tak mungkin ia menikah dengan sahabat yang sudah seperti Adik Kandung bagi Rian.

*Ditempat Yang Lain*

Seorang pemuda berpenampilan sangat sederhana, tengah berlari menuju kamar Nona muda yang telah memanggil nama Mahesa.

"Maaf Nona saya tidak begitu mendengar anda." ucap Mahesa dengan setengah membungkuk.

"Cepat siapkan air untuk aku mandi." perintah Gadis cantik nan imut yang tak lain Adalah Zishu.

"Baik Nona." sambung Mahesa lantas mengerjakan apa yang di perintahkan Oleh Zishu.

Tak berselang lama, Mahesa keluar dari kamar mandi lalu menghampiri Zishu. "Sudah siap Non, Saya panggil P-R-T untuk membantu Nona Muda mandi." ucap Mahesa pamit pada Zishu.

Zishu hanya berdehem menanggapi ucapan Mahesa sambil menatap Mahesa yang berjalan setengah berlari keluar dari Kamar.

Tak berselang lama 3 P-R-T tiba dan langsung bergegas membantu Zishu melepas pakaian, setelah itu ia pun membantu Zishu masuk kedalam kamar mandi.

Setelah terjadi kecelakaan, Emosi Zishu naik turun yang membuatnya sering Marah-Marah hingga sikap dia pun berubah dingin dan datar dikarenakan kelumpuhan yang ia Alami.

Setelah lima belas menit berlalu, Zishu pun keluar dari kamar mandi dengan bantuan 3 P-R-T.

***

Malam pun tiba, Rian berkecamuk dengan pikirannya sendiri. "Tidak–Aku tidak mau menikah dengan Zishu. terlebih dia yang cacat akan sangat menyusahkan ku. Aku harus kabur dari Rumah ini, dan aku akan Kawin Lari dengan kekasihku." gumam Rian sambil memikirkan cara agar dapat keluar dari Kamar tanpa melewati pintu utama.

"Aku tunggu satu jam lagi, pasti penjagaan mulai lengah." ucap Rian sambil melihat Jam yang ada di pergelangan tangan, karena baru saja 10 malam.

Satu jam berlalu, Rian pun melihat dari jendela kamar, dan benar saja apa yang di ucapkan Rian satu jam yang lalu. Penjagaan di Rumah Rian  mulai lengah.

ia pun bergegas menurunkan kain yang ia sambung untuk turun dari kamar lantai 2.

setelah sampai di bawah, Rian pun bergegas lari dan menjauh dari Rumah.

Keesokan harinya, Orang Tua Rian mendapatkan kabar bahwa Rian kecelakaan dan meninggal di tempat kejadian.

*Di Rumah Keluarga Lie*

"Tuan mohon maaf, saya ingin memberi tahu Ri–Rian meninggal karena Kecelakaan." ucap seseorang pria dari jauh sana yang tidak lain adalah Papa nya Rian di dalam sambungan telepon.

"Apa! bagaimana bisa itu terjadi?" sambung Kay dengan terperangah tak percaya dan terkejut.

"Tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi."batin Kay setelah mendengar cerita dari keluarga Cabes (Calon Besan). Kay berkecamuk dalam kesedihan serta meratapi takdir yang telah menimpa Zishu.

"Pernikahan sudah tinggal menghitung hari. tidak mungkin aku membatalkan Pernikahan Zishu. itu pasti akan menjadi pukulan besar untuk putriku." ucap Kay dalam hati sambil menatap kearah jendela dan panggilan sudah terputus.

dari atas, ia melihat kearah pemuda yang sedang membuang sampah di tempat sampah.

"Mahesa? Aku bisa memanfaatkan dia untuk menjadi pengantin pengganti Rian." gumam nya lantas bergegas turun dari lantai dua kebawah dan bergegas menuju Mahesa berada.

"Aku ingin bicara dengan mu" ujar Kay pada Mahesa yang baru saja membuka tong sampah.

"Tuan Kay. Ada perlu apa sampai-sampai anda mendatangi saya?." tanya Mahesa menghentikan aktivitasnya sejenak lalu ia memasukan sampah pada tong sampah.

"Kita bicara di sana." tutur Kay sambil menunjuk bawah pohon rimbun dan berdaun lebat.

setelah membuang sampah, Mahesa pun menyusul Tuan Kay yang sedang menunggu di bawah pohon Rimbun.

Kay langsung bersimpuh di depan Mahesa, dengan tatapan memelas ia pun berucap "Mahesa kali ini aku Benar-benar memohon padamu." ucap Kay terhenti sesaat karena Mahesa memundurkan kakinya kebelakang.

"Tu–Tuan, A–Apa yang anda lakukan?" tanya Mahesa tergagap merasa terkejut.

"Rian meninggal karena kecelakaan. Aku mohon selamatkan keluarga Lie. terlebih Zishu, ia sudah sangat menderita setelah kecelakaan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana nanti mental Zishu jika menghadapi cemoohan dan Hinaan dari para tamu undangan." imbuh Tuan Kay berurai air mata.

Mahesa menghela nafas, ia tidak habis fikir bagaimana bisa Majikan yang tidak pernah berlaku baik padanya, ada niatan untuk menumbalkan dia lantaran calon menantu kecelakaan.

"Tuan. Apa Tuan tidak salah jika memohon dan meminta tolong padaku? aku ini hanya sampah tak berguna bagi keluarga Lie" ucap Mahesa berusaha mengingatkan Kay pada apa yang pernah dia lontarkan pada Mahesa.

"Mahesa, aku minta maaf atas itu. kali ini aku mohon selamatkan mental Zishu" tutur Kay dengan merintih memohon.

Mahesa pun menghela nafas panjang, kemudian ia berkata "Baiklah aku akan menikah dengan Nona Zishu, tapi dengan beberapa syarat." tutur Mahesa.

"Apa pun itu. Aku akan memenuhi syarat yang kamu ucapkan." sahut Tuan Kay dengan semangat, sampai menampakkan wajah yang berbinar.

"Aku ingin Rumah berserta isinya, serta hidup berdua dengan Zishu." pinta Mahesa dengan menyilangkan kedua tangan.

"Cuma itu? Baiklah akan aku penuhi semua permintaan mu." sahut Kay dengan senang, syarat yang diminta oleh Mahesa tidaklah berat baginya.

*Keesokan harinya*

Pernikahan berlangsung dengan lancar, walau Zishu tak mengetahui jika siapa sebenarnya pengantin pria bukanlah Rian.

"Tatapan matanya sangat sayu, tidak seperti tatapan mata Rian." batin Zishu saat sesekali menatap wajah Pengantin Pria yang menggunakan Masker untuk mengelabuhi Pengantin Wanita.

Saking banyaknya tamu yang mengucapkan selamat pada kedua mempelai, itu membuat Zishu tak begitu menghiraukan rasa curiga di dalam hati.

Setelah pesta berakhir dan para tamu sudah pulang semua, Mahesa pun bergegas mendorong kursi roda Zishu menuju lift, untuk sampai pada kamar Zishu.

"Kamu seharian menggunakan masker. apa yang terjadi pada wajahmu?" tanya Zishu dengan datar.

"Aku tak apa-apa." jawab Mahesa, Zishu yang sudah tidak asing dengan suara Mahesa pun langsung bergegas mendekati nya.

"Sini kamu." tutur Zishu menyuruh Mahesa setengah membungkuk.

Betapa terkejutnya Zishu saat membuka paksa masker yang digunakan oleh Pengantin Pria.

"Mahesa! apa yang kamu lakukan dengan semua ini?." tanya Zishu dengan nada ketus dan tatapan mata dingin.

Mahesa tampak kelabakan dengan pertanyaan Zishu, ia berusaha untuk menjelaskan namun bingung dari mana dia menjelaskan.

"Ayah!" teriak Zishu Memanggil Tuan Kay.

"Nona, Aku tak bermaksud untuk membohongimu." tutur Mahesa, kemudian dia pun tergagap kerena gugup "Aku–Aku. Begini. Tuan Muda Rian meninggal karena kecelakaan." lanjut Arga setelah menghela nafas panjang untuk menetralkan rasa gugup.

"Apa!" sahut Zishu terkejut dengan penuturan Mahesa.

Mahesa pun menjelaskan semuanya, sampai Tuan Kay datang dan masuk kedalam kamar Zishu .

"Kenapa Ayah menyembunyikan ini semua? Kenapa Ayah tak berterus-terang padaku!" tutur Zishu sambil menatap wajah Kay yang baru saja masuk kedalam Kamar.

Wait For The Next Story…

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Seto Luluk
Ayo Dukung karya ku. agar aku lebih semangat dalam berkarya ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status