Share

Bab 3 : Menandatangani

"Oh iya, kamu tak perlu khawatir. kita tidak akan tidur satu ranjang kok, disini ada beberapa kamar … dua diatas dan dua dibawah." jelas Mahesa.

"Sekarang kamu mau pilih yang mana, atas atau bawah?" tanya Mahesa dan langsung mendapat tatapan tajam dari Zishu.

"Nggak–kok bercanda saja, tapi jika hasrat ku naik aku mau kamu layani aku sebagai suamimu" goda Mahesa yang membuat Zishu melarikan diri dari masuk kedalam kamar.

"Gadis nakal." gumam Mahesa lalu mengambil koper yang masih berada didalam mobil.

Setelah selesai membawa koper masuk kedalam rumah, Mahesa langsung keluar untuk mencari persediaan bahan makan.

"Mau kemana dia?" tanya Zishu sambil mengintip di balik jendela kamarnya.

"Mumpung pria mesum itu pergi, aku koper-koper ku saja." gumam Zishu lalu menyalakan mesin otomatis di kursi roda untuk berjalan.

Setelah berselang lama, Mahesa pulang dengan membawa belanjaan yang sangat banyak.

Zishu hanya mengintip dari balik pintu, Mahesa yang mengetahui hal itu, ia pun menghela nafas. "Untuk apa kamu mengintip seperti itu, ini juga rumahmu." ucap Mahesa sambil mengeluarkan beberapa cemilan untuk ia makan bersama.

Zishu yang ketahuan pun Akhirnya keluar dan menghampiri Mahesa yang masih sibuk.

"Ini untukmu, jika kurang ambil saja. aku tak tahu cemilan kesukaan mu apa jadi aku beli sebanyak ini." tutur Mahesa.

‘hah, dia beli bahan makanan dan cemilan ini. dapat uang dari mana atau jangan-jangan … dia mencuri’ batin Zishu penasaran.

“Tenang saja, semua ini uang berkah kok. tidak merugikan orang lain” cetus Mahesa seolah-olah mendengar apa yang diucapkan Zi dalam hati.

“Aku tak mengatakan kamu mencuri kok, cuma aku penasaran kamu belanja sebanyak ini uang dari mana?” tanya Zi.

“Itu tidak penting, Oh iya setelah ini aku ada urusan, jika kamu mau makan pesan online saja. aku nanti pulangnya malam” lanjut Mahesa.

“Kamu tega ninggalin aku sendirian di rumah ini?” ucap Zi bertanya lagi.

“Nanti ada P-R-T datang kesini, sudah aku mau menata belanjaan dulu.” dalih Mahesa berusaha Menghindar dari pertanyaan-pertanyaan yang nanti akan membongkar rahasia Mahesa.

“Mahesa tunggu, aku belum selesai bicara.” teriak Zi karena masih penasaran.

“Siapa sih tuan rumah disini.”gumam Zi kesal, kemudian ia membawa cemilan beserta susu botol Masuk kedalam kamar.

***

tak berselang lama, Mahesa kembali keruang utama, ia pun membawa koper berisi pakaiannya masuk kedalam kamar. setelah menata pakaian didalam lemari Mahesa pun bergegas ke kamar atas untuk menata alat kerja.

tak berselang lama, ia pun kembali kebawah lalu mengetuk pintu kamar Zishu.

“Zi, keluar sebentar ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.”ucap Mahesa setelah Mengetuk pintu.

“Ada apa, aku masih sibuk nonton film kesukaan ku.” sambung Zi dengan kesal, “Atas dasar apa kamu berani memanggil ku dengan sebutan nama.” lanjut Zishu lalu ia memperhatikan dokumen yang ada ditangan Mahesa.

“Kita bicara sebentar.” ajak Mahesa lalu Meraih gagang Kursi roda dan mendorongnya mendekati Meja tamu.

“Aku tidak mau Mahes, jangan memaksa ku seperti ini.” tolak Zi namun tidak bisa apa-apa selain menurut pada Mahesa.

“Kita tinggal satu atap tapi tidak ada rasa cinta, itu katamu. jadi aku memutuskan untuk mengajukan kontrak kamu bisa baca dulu sebelum tanda tangan, dan ingat jangan sampai merugikan kedua belah pihak." jelas Mahesa setelah Melemparkan Dokumen yang dia Bawa.

“Aku sangat keberatan dengan pasal 3, kenapa harus membebankan padaku, kamu boleh mencampuri urusan ku tapi aku tidak boleh mencampuri urusan mu. naskah apa-apaan ini?. ganti!" tutur Zi berkomentar karena ada pasal yang menurut dia tidak Adil.

“Sekarang gini, kita suami dan istri. tidak ada hubungan Ranjang itu sudah membuat ku tersiksa Zi … maksud saya Nona Zi.” ungkap Mahesa.

“Pokoknya di ganti, kamu tidak boleh mencampuri urusan ku dan aku sebaliknya.” tutur Zishu masih tetap menolak apa yang ada di naskah kontrak.

“baiklah jika begitu, aku ganti naskah nomer tiga, tidak ada yang boleh mencampuri urusan masing-masing dari pihak satu mau pun pihak dua, kecuali itu sangat darurat” ucap Mahesa mengalah.

“Nah gitu dong, ingat jangan sampai ada yang mencampuri urusan masing-masing kecuali Darurat." tutur Zishu lalu menanda tangani kontrak tersebut.

Sreekkk! Hati Mahesa seperti teriris, saat mata pena mulai mengeluarkan tinta diatas metrai. dalam hati Mahesa sesungguhnya sangat menyayangi dan mencintai Zishu.

“Sudah Tuan Mahesa, sekarang simpan saja surat kontrak ini, aku tak membutuhkan itu karena sampai kapan pun aku tak akan melanggar kontrak perjanjian itu." ucap Zi tanpa rasa bersalah dan bergegas Pergi Meninggalkan Mahesa yang masih tertegun menatap dokumen tersebut.

“Aku akan senatiasa membuatmu penasaran dengan ku, sehingga kamu sendiri yang melanggar kontrak kita” gumam Mahesa kemudian masuk kedalam kamar.

"ting-tung—ting-tung” suara bel rumah terdengar oleh Zishu dan Mahesa dan mereka pun keluar dari kamar masing-masing.

“Siapa?” tanya Zi Melempar pandangan mata pada Mahesa.

“Nggak tahu, atau jangan-jangan … penjahat.” jawab Mahesa menakut-nakuti Zi kemudian tertawa.

“Nggak lucu!” Gerutu Zi kesal.

“Dasar penakut.” goda Mahesa kemudian Berjalan kearah pintu utama.

“Aku nggak takut kok” sambung Zi lalu menjulurkan lidah,mengejek.

“eh, nona. Nona P-R-T dari yayasankan?” tanya Mahesa setelah membuka pintu dan malah mengobrol dahulu yang membuat Zi penasaran.

Ia pun menyalakan mesin otomatis di kursi roda lalu berjalan mendekati Mahesa.

“Oh iya mbak, ini Zishu Adik saya” ucap Mahesa yang mengenalkan Zishu yang baru saja tiba sebagai Adik, tidak sebagai Istri.

‘Adik, kenapa tidak Istri?’ tanya Zishu dalam hati.

“Adik tuan Mahesa, Aku kira Istri. maaf ya sebelumnya soalnya Tuan dan Nyonya lebih pantas menjadi Suami Istri, serasi.” ucap P-R-T yang membuat Zi kesal.

namun lain dengan Mahesa, ia malah senang saat dibilang serasi dengan Zishu. “mbak bisa saja” tampik Mahesa.

“Mari masuk mbak, tugas mbak membantu keperluan Zishu, dan jika ada kesulitan panggil saya." ucap Mahesa dengan nada Genit yang pasti itu membuat Zi tak suka.

“Dasar Pria Mesum.” umpat Zi lalu menggilas kaki Mahesa.

“Aw, dasar wanita gil*.” ucap Mahesa mengumpat dan memegang ibu jari kaki yang terasa sakit.

***

“Nona Zi.”panggil Mahesa didepan pintu kamar Zishu.

“Mau kemana? tumben rapi banget.” tanya Zishu setelah membuka pintu dan ia sangat penasaran.

“Kan tadi aku sudah bilang, jika aku ada urusan.” jelas Mahesa belum selesai sudah disahut oleh Zishu “Iya–Iya, Aku sudah ingat.” Mahesa pun mengulurkan tangannya didepan Zishu “Ini apa maksudnya?" tanya Zishu dengan polos.

“Sebagai suami yang baik, wajib hukumnya jika mau pergi kemana-mana pamit pada Istri” tutur Mahesa menceramahi Zishu.

“Ini tidak ada dikontrak ya, Aku tak mau.” tolak Zishu dengan membuang muka.

“Zi, ini tak perlu di tulis dalam kontrak. ini tu hukum nya wajib dan tidak boleh di tolak” lanjut Mahesa.

“Ya sudah-sudah,” gerutu Zishu lalu mencium tangan menyahut tangan Mahesa dan bersalaman.

“Nah gitu dong, Istriku yang baik." puji Mahesa lalu ia pun bergegas pergi.

Wait For The Next Story

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status