“Nona Zi, mau dimasakin apa?” Tanya P-R-T dari luar kamar.
“Terserah Mbak. Apa aja yang penting Enak” sahut Zi dari dalam kamar.“Kok rumah terasa sepi ya. padahal biasanya aku juga sendiri ” gumam Zi merasa kesepian.ia pun keluar dari rumah, dengan niatan hati jalan-jalan agar bisa menghilangkan rasa sepi.“Mbak, Saya keluar sebentar." pamit Zishu pada P-R-T yang sedang sibuk di dapur.“Iya Nyonya, hati-hati.”pesan P-R-T.Zishu sedikit terhibur dengan suasana di sekitar rumah, suasana yang Asri nan indah begitu memanjakan Mata Zishu.“Disini sangatlah tenang.” gumam Zi lalu menghirup udara segar dalam-dalam dan ia hembuskan perlahan.***“Mbak. Zi pergi keman ya? kok didalam kamar nggak ada.” tanya Mahesa.“Nona muda keluar sebentar Pak, tadi katanya akan segera kembali.” jawab P-R-T.“Saya permisi dulu Pak.” pamit P-R-T kembali ke dapur, namun karena ia terlalu sembrono, Ia terpeleset lantai yang masih basah karena baru saja selesai di pel.Mahesa dengan sigap menangkap tubuh P-R-T dan menahan agar tidak terjatuh.“Mahesa … ” ucap Zishu melihat Mahesa dan langsung berasumsi sendiri yang membuat salah paham dengan Mahesa.“Zi, kamu sudah kembali.” ucap Mahesa melepaskan P-R-T dengan sigap. kemudian langsung berjalan setengah berlari menuju Zishu.namun, entah mengapa hati Zishu merasa sakit saat melihat Mahesa berpelukan dengan mbak P-R-T itu.“Aku kekamar dulu.” pamit Zishu tak menghiraukan Mahesa yang berjalan mendekatinya.“Zi tunggu, kamu salah paham.” panggil Mahesa berusaha menjelaskan. “Maaf Pak. Saya begitu ceroboh.” ucap P-R-T setengah membungkuk pada Mahesa.“Kamu boleh melanjutkannya, anggap saja aku tidak melihat kalian berdua yang sedang bermesraan.” tuduh Zishu percaya dengan asumsinya sendiri.“Zi. Kamu salah paham. Aku tidak seperti itu … ” ucap Mahesa terhenti karena pintu kamar Zishu sudah di tutup dari dalam.“Zi, dengar dulu. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Mbak P-R-T itu, tadi …” tutur Mahesa terhenti.“Aku tidak perduli. Kita juga suami-istri kontrak, kamu juga suami pengganti. Apa itu penting untuk aku " sahut Zishu dari dalam kamar yang menghentikan penjelasan Mahesa.“Minzo, Mitting kita tuda dulu. aku tidak bisa datang ke kantor hari ini” tutur Mahesa sambil mengetik pesan dan mengirimkan pada Minzo.“Zi, dengarkan penjelasan ku. Ayo lah jangan seperti ini." pinta Mahesa masih setia membujuk Zishu, namun tak ada jawaban dari Zishu.***Zishu menangis didalam kamar, ia benar-benar merasa bodoh dan seharusnya ia tidak boleh menangis.Namun, pikiran dan keinginan Zishu bertolak belakang. Hati Zishu terasa sangat sakit disaat melihat Mahesa berpelukan dengan wanita lain.setelah ia merasa lebih tenang, ia pun membuka pintu kamar perlahan. ia sangat terkejut saat melihat Mahesa tidur bersanda pada tembok samping pintu kamar nya.“Dasar Pria bod*h, untuk apa dia tidur disana” gerutu Zishu lalu keluar dan membangunkan Mahesa.“Bangun. kakimu menghalangi jalanku." ucap Zishu.“Zi, kamu– ” ucap Mahesa terhenti karena Zishu tak menghiraukan dia.“Zi, Ayo lah. jangan seperti ini.” tutur Mahesa saat mengejar Zishu dari belakang.“Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan wanita itu Zi, dengarkan penjelasan ku” kata Mahesa lalu menghentikan Kursi Roda Zishu.setelah itu Mahesa langsung bersimpuh di depan Zishu, lalu berkata. "tadi itu mbak P-R-T jatuh karena terpeleset lantai yang masih basah, jadi aku cuma menolong. kita tidak ada hubungan apa-apa.” jelas Mahesa.“Sudah? jika sudah. Aku mau kekamar.” timpal Zi kemudian Mahesa pun memberikan jalan pada Zishu.“Kamu pecat saja P-R-T yang ganjen itu.” ucap Zishu saat tiba di dekat pintu kamarnya.“Apa dia cemburu? jika itu benar–syukurlah. Berarti dia mulai mencintaiku” ucap Mahesa dalam hati lalu tersenyum dan melangkahkan kaki masuk kedalam kamar.***keesokan harinya, Zishu keluar kamar lalu mengetuk pintu kamar Mahesa."Mahesa, cepat bangun aku kesulitan mandi." panggil Zi membangunkan Mahesa yang masih terlelap dalam mimpi."Mahesa. Bangun" ucap Zishu kali ini ia menggedor-gedor pintu kamar sang Suami."Ada apa?" tanya Mahesa sambil mengucek mata dan menggeliat didepan Zishu yang memperlihatkan bentuk tubuh yang indah dimata Zishu."Zi?" panggil Mahesa karena Zishu malah bermain dengan khayalan di dalam otaknya sendiri."Siapkan air untukku, aku mau mandi.” tutur Zi dengan malu-malu.Tanpa berkata apa-apa, Mahesa langsung menunjuk kamar mandi Zishu, dan ia pun menyiapkan air untuk Zi mandi."Ayo aku bantu." tawar Mahesa tanpa menunggu jawaban Zishu ia pun Membopong tubuh sang istri masuk kedalam kamar mandi.dengan lembut, ia menurunkan istrinya di bajan mandi/bathtub. agar sang istri berendam dengan tenang.“Aku tunggu di luar, nanti jika sudah selesai panggil aku. Aku keluar dulu.” pamit Mahesa karena tidak bisa menahan hasrat yang sudah naik.Zishu hanya berdehem, dan ia hanya menatap sang suami berjalan keluar dari kamar mandi.***“Ternyata kamar Zi, sangat rapi.” gumam Mahesa kemudian Dia tertuju pada foto yang terpajang diatas nakas."Kamu dan Tuan Rian memang pasangan serasi." ucap Mahesa didalam hati, sambil menatap foto Zishu bersama Rian."Tapi sayang, takdir berkata lain. Tuhan memanggil Rian sebelum menikah dengan mu." ucap Mahesa dalam hati.“Mahesa.” panggil Zishu dari dalam kamar mandi. "Iya. sebentar" jawab Mahesa lalu meletakkan kembali foto Zishu diatas nakas, dan bergegas menghampiri sang istri.tanpa rasa ragu, Mahesa pun mengangkat tubuh istrinya dari bathub. Namun, Zishu merasa sangat tidak tenang karena ada rasa yang bergejolak dan berdebar di dalam hati.“Aku tak sengaja mendengar percakapan mu dengan teman-teman mu saat masih di rumah Tuan Kay. bukankah hari ini teman-teman mu ada acara Reunian?” tanya Mahesa saat membopong sang istri yang baru saja selesai mandi.“kamu menguping pembicaraan kami?” Zishu kembali bertanya.“Lebih tepatnya tidak sengaja sih. waktu itu aku merapikan kamarmu." tampik Arga lalu tersenyum.“Kamu ganti baju dulu, aku tunggu di luar.” ucap Mahesa lalu menurunkan sang istri di kursi roda dengan lembut.“Baiklah, tapi nanti temani aku datang ke acara Reuni.” pinta Zishu sebelum sang suami keluar dari kamar.“Iya, akan aku temani nanti.” sambung Mahesa lalu keluar dari kamar Zishu.“Aku sebaiknya keatas, mitting dengan Staf kantor yang tertunda kemarin.” gumam Mahesa lalu bergegas menaiki tangga.Setelah satu jam berlalu, Mahesa menyelesaikan Mitting yang tertunda kemarin, dan dia pun bergegas turun untuk menemui Zishu.“Kamu sangat cantik." puji Mahesa pelan, tapi ia berusaha menyembunyikan itu. “Zi, kamu sudah siap? Kita makan dulu.” ucap Mahesa menghampiri Zishu.“Siapa yang menyuruhmu duduk bersamaku?” tutur Zishu menghentikan Mahesa."Tuhkan mulai lagi." batin Mahesa sambil menghela nafas.“Jangan merusak selera makanku. Sana makan di dapur." usir Zishu dengan menatap lekat-lekat wajah Mahesa.Mahesa hanya bisa menurut dan tak berani membantah karena sudah merasa lelah jika harus berdebat dengan sang istri.FLASHBACK ON"Lancang sekali, cepat kembalikan makanan ku." pekik Zishu saat mengetahui Mahesa mengambil beberapa lauk di atas meja makan."Tapi Nona. Saya sudah sangat lapar." sambung Mahesa."Makanan ini … semua milikku. jangan berharap bisa mencicipinya. Sudah dikasih hati, meremas jantung." sindir Zishu."Cepat taruh kembali lauk yang kamu ambil." perintah Zishu dengan nada memekikkan telinga.Mahesa pun menaruh kembali lauk yang dia ambil dari meja makan, dan setelah itu dia pergi ke dapur untuk mengambil garam untuk perasa nasi putih yang akan dia makan."Bi. Simpan semua makanan ini dalam kulkas, jangan ada yang berani mengambil semua ini tanpa seizin aku dan Ayah" perintah Zishu pada P-R-T yang ada di ruang makan.Mendengar ucapan Zishu. Mahesa hanya bisa menghela nafas panjang. "Padahal Tuan Kay dan Nona Zi sudah selesai makan. apa ini ganjaran yang Tuhan berikan padaku" batin Mahesa sambil makan Nasi putih bertabur garam.FLASHBACK OFF.Mahesa mengambil beberapa nasi berserta sayur dan lauk pauk. Kemudian bergegas pergi kedapur.Wait For The Next Story…Setelah selesai makan Mahesa mencuci piring dan merapikan dapur, tak berselang lama Mahesa pun selesai dan dapur terlihat bersih dan rapi. kemudian dia pun menghampiri Zishu yang masih berada di ruang makan.“Tunggu sebentar, aku mau mandi dulu.” tutur Mahesa pada Zi."Hm– jangan lama-lama, nanti jika telat. Aku yang malu." sambung Zi sambil bercak kesal.setelah 15 belas menit berlalu, dia berjalan setengah berlari menghampiri Zishu "Ayo buruan aku sudah siap." tutur Mahesa.Zishu tampak terlihat terpesona saat menatap Mahesa, walaupun dia hanya menggunakan pakaian dengan harga yang sangat murah. Tapi itu mampu membuat Mahesa terlihat begitu menawan.Zishu hanya berdehem kemudian ia pun didorong oleh Mahesa keluar Rumah.***Saat dalam perjalanan Zishu pun berucap “Ingat! jangan sampai membuat aku malu. Di dalam acara reunian banyak anak orang kaya yang tak bisa di singgung oleh siapa pun.” jelas Zishu memperingati.“Baik Nyonya Zi, aku akan lakukan seperti kemauan Nyonya.” sambung Ma
Setelah selesai menghubungi nomor Mahesa, Zishu pun mengirim pesan kepada Tuan Kay sambil melirik kearah Dua Scurity yang sedang menahan dirinya.Zishu sangat berharap bisa cepat mendapatkan pertolongan dan bantuan dan terbebas dari Scurity yang sendiri tadi memperhatikan dia dengan tatapan nafvu.FLASHBACK ON."Zi kamu tunggu di sini dulu, aku selesaikan urusanku dengan temanmu yang tidak tahu sopan santun itu." ucap Mahesa setelah membawa Zishu ke tempat yang lumayan aman."Jangan lama-lama, aku takut sendirian di sini." tutur Zishu."Kamu tenang saja, aku akan segera kembali." sambung Mahesa kemudian pergi meninggalkan Zishu.setelah kepergian Mahesa, ada dua Scurity yang datang."Maaf nona, kami mendapat tugas dari atasan kami untuk membawa anda ke pos Scurity." ucap salah satu Scurity kemudian membawa Zishu.FLASHBACK OFF.setelah mengirim pesan pada sang Ayah, Zishu merasakan firasat yang tidak mengenakkan karena melihat lirikan yang mencurigakan dari mata scurity.“Sepertinya,
Melihat barang pemberian dari Mahesa, Tuan Kay berdecak menghina. “Ck, kamu kira ini perkara main-main. saya tahu itu barang K-W.” tutur Tuan Kay menghina.“Maaf sebelumnya Tuan, sudikah anda melihat dulu. Siapa tahu tuan menyukai barang pengganti ini” ungkap Mahesa lalu mengambil Guci yang sangat cantik dan mewah, yang pasti itu lebih indah dari pada Guci Sebelumnya.“Dari mana kamu dapat uang untuk membeli Guci seindah ini?” tanya Tuan Kay dengan Tatapan menyelidik“Saya … ”“Kamu mencuri? Dasar orang miskin.” sahut Tuan Kay kemudian pergi meninggalkan Mahesa.Mahesa hanya bisa menghela nafas, dia sangat sedih karena usahanya tak begitu dihargai oleh Majikan. Hinaan serta cacianlah yang Mahesa dapatkan dikarenakan ia Miskin tak punya apa-apa.“Terserah Tuan mau berkata apa tentang saya, yang paling penting saya sudah mengganti guci yang sudah saya pecahkan.” jelas Mahesa kemudian pergi setelah mena
"Tamu? siapa?" tanya Mahesa."Saya sangat takut jika kejadian kemarin terulang lagi, jadi saya ingin mengenalkan seseorang yang akan melindungi bapak kedepannya." lanjut Minzo.Mendengar penuturan dari asisten pribadinya, Mahesa bertambah bingung, ia belum paham betul arah ucapan dari Minzo."Maksud kamu?." tanya Mahesa lagi."Tadi saya menemui seseorang, beliau orang yang paling kuat di kota X. jadi saya berinisiatif untuk mengenalkan beliau pada pak bos, untuk melindungi anda dan menjaga keselamatan pak Bos." jawab Minzo menjelaskan.Mahesa tampak berpikir sesaat, ia baru menyadari bahwa bahaya bisa saja datang setelah keluar dari restoran. Dan bisa menyangkut keselamatan sang istri."Baiklah, aku ikut saja apa katamu. Dan apa yang kamu katakan ada benarnya juga." sambung Mahesa.***Setelah berselang lama, Mahesa dan Minzo pun sampai di kafe X.Saat hendak turu
Plakkk!Satu tamparan keras mendarat di pipi Yin Billy, hingga membuat dia terhuyung kesamping. Billy sangat terkejut mendapati tamparan tersebut."Itu belum seberapa dibandingkan hinaan yang kamu lontarkan untuk Tuan Muda Mahesa." tutur Gan Qiang sambil menunjuk Billy yang masih mengelus pipi yang masih terasa panas.Tak hanya Billy, Tuan Kay Albert Abiyasa pun terkejut sekaligus tercengang melihat pemandangan yang ada di depan mata, sampai-sampai ia terdiam tak bisa berkata-kata."Kak Qiang, mengapa anda menampar saya? Seharusnya anda memberikan pelajaran pada pria sampah itu." ucap Billy lalu mengusap sudut bibir yang mengeluarkan darah."Mulutmu memang harus di sumpal, agar tidak banyak bicara." ucap Qiang kemudian menarik kerah baju Billy setelah Billy berdiri, Qiang pun menampar wajah Billy lagi. Kali ini lebih keras dari tamparan pertama.Setelah mendapat dua kali tamparan, Billy tak berani be
Saat dalam perjalanan, Mahesa teringat aka perubahan sikap dari sang Ayah mertua, ia masih belum percaya dengan pembelaan yang dilakukan oleh Kay Albert Abiyasa."Benarkah dia tadi membela ku, atau hanya sekedar membalas budi, atas pertolongan yang aku lakukan tadi pagi?" batin Mahesa bertanya-tanya sendiri pada diri sendiri.Tak berselang lama, Mahesa pun sampai pada tempat yang diminta oleh wanita yang ada didalam telepon."Mahesa." sapa Wanita yang terlihat cantik dan anggun melambaikan tangan."Kamu kenapa? wajahmu terlihat kusut seperti baju yang belum di setrika." tanya wanita itu yang tak lain adalah Su-Tian ."Aku banyak masalah hari ini." sambung Mahesa saat mendaratkan bokongnya di kursi."Masalah? bukankah pernikahan mu baik-baik saja?." lanjut Su-Tian bertanya lagi."Ini bukan masalah pernikahan. hanya saja … " ucapan Mahesa terhenti lalu menyingkap rambut kebelakang.
Setelah kepergian Su-Tian dan Tuan Kay, Zishu pun memandang wajah sang suami di teras rumah."Jangan lama-lama memandangku, nanti bisa jatuh cinta." ucap Mahesa meledek dengan sangat percaya diri."G-R, siapa yang memandangi mu," sambung Zishu kemudian pergi masuk ke dalam rumah.Mahesa pun tersenyum, dan ia semakin senang karena tadi dia melihat sang istri cemburu, itu tanda bahwa telah tumbuh benih cinta di hati Zishu."Ling-ling dan Mei-mei, hantar aku kesalon." ajak Zishu pada kedua P-R-T yang masih sibuk bekerja."Tapi Nyonya, pekerjaan kita belum selesai." sambung Mei-mei setelah melempar pandangan pada Ling-ling."Tinggal saja, biar di lanjutkan Mahesa." sahut Zishu."Tapi Nyonya … " jawab Mei-mei."Kalian berdua di pekerjakan oleh Mahesa untuk melayani aku." sahut Zishu dengan kesal."Maaf Nyonya, maafkan kami berdua." tutur Mei-mei."Ka
"Hallo Qiang, Aku ada urusan di luar negeri, besok berangkatnya. Aku mau titip restoranku padamu selama aku pergi." tutur Mahesa saat panggilan terhubung."Tuan serius mau menitipkan restoran pada saya?" tanya Gan Qiang dari jauh sana dalam sambungan telepon."Aku sudah sangat percaya padamu, dan satu lagi. Di restoran masih ada satu masalah."ini tentang HHC, jadi bekerja samalah dengan Minzo." tutur Mahesa pada Gan Qiang yang ada dalam sambungan telepon."Apa yang harus saya lakukan untuk Tuan Muda?." tanya Gan Qiang dalam sambungan telepon.Mahesa pun menjelaskan pada Qiang tugas-tugas yang harus dilakukan saat ia berada di luar negeri, setelah selesai menjelaskan Mahesa bergegas mematikan sambungan telepon, karena mendengar gagang pintu Zishu."Sudah selesai?" tanya Mahesa gugup, takut Zishu mendengar semua pembicaraan dia dan Qiang."Sudah, kapan kita berangkat? tapi aku sedikit merasa takut." ja