Share

Bab 168 Ambil saja Lelaki itu!

Pukul sepuluh malam Kak Dimas dan Mbak Wati belum pulang, sementara Mbak Linda sudah tidur sejak tadi begitu pula dengan Adinda, aku benar-benar merasa kesepian.

Traaakk!

Traaakkk!

Brugh!

Tiba-tiba terdengar suara berisik, sepertinya suara itu berasal dari luar mirip seperti suara jendela atau pintu yang sedang dicongkel.

Dadaku berdebar kencang, aku takut mereka adalah anak buah Fransisca yang berusaha masuk ke rumah ini untuk mengambil Adinda.

Oh Tuhan, lindungilah kami.

Tidak berselang lama lampu padam, aku mengunci pintu rapat-rapat lalu naik ke atas kasur, menggendong Adinda dan menimang-nimangnya.

Prang!

Prang!

Pyaaar!

Tiba-tiba jendela kamarku dipecahkan, lalu terdengar suara seseorang yang masuk ke dalam kamar ini. Dengan tangan bergetar aku meraba-raba sekitar mencari ponsel.

Lalu tiba-tiba tepat di hadapanku ada sebuah senter menyala dan nampaklah wajah Fransisca yang sedang menyeringai, senter itu ia letakkan di bawah dagu sehingga cahayanya menyoroti wajahnya dari bawah.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status