Home / Romansa / Rahasia di Ranjang Malam Pertama / 73 | Menjadi Serba Saling

Share

73 | Menjadi Serba Saling

Author: Lolly
last update Last Updated: 2025-10-06 15:00:42

Mata ke mata berjumpa lamat.

"Nifas?" Garda diam sejenak.

Raut Daisha detik demi detiknya menunjukkan ekspresi ... apa, ya? Mata Garda memicing. Ada senyum-senyum mencurigakan di bibir Daisha. Sontak Garda cubit bibir itu.

Ya, bagaimana tidak?

"Kamu kalau bilangnya haid, Kakak pasti percaya. Tapi nifas?" Garda geleng-geleng. Dia cubit lagi bibir istrinya. Nakal, sih. "Mau bohong lagi? Nggak kapok gak jujur?"

Oh, tidak, tidak.

Daisha menangkup dua sisi wajah Garda. "Maaf, mau bilang belum siap ... tapi yang keluar itu. Mulut sama otak aku nggak sejalan, kadang mulut duluan yang gerak."

Tahu-tahu bilang nifas.

Ya, makanya itu raut Daisha langsung berubah dengan ekspresi kentara sekali bohongnya. Lebih kepada ... ucapannya tak berdasar dan Daisha sadar.

Pertama, Garda melihat sendiri waktu itu—kemarin subuh atau kapan gitu—Daisha melipat mukena.

"Dan lagi, nifas itu cuma empat puluh hari," tutur Garda. Ini yang kedua.

Iya, memang. Daisha dicubit-cubit pipinya sekarang. Menerima hukuma
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Fitri Helmayeni
kok gak up lg ya, sdh ditunggu2blo thor
goodnovel comment avatar
Titi Yustiana
lama banget up nya
goodnovel comment avatar
OnyTan
thoorrr...sdh lama loohh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia di Ranjang Malam Pertama   82 | Harusnya ....

    "Pindah bentar, yuk?" Daisha terkesiap, menoleh dan mendapati putra Mama Gea di belakangnya. Posisi Daisha rebah menyamping menghadap Adya. Malam itu minta bobok di kamar mami katanya. Anak sekecil itu sudah dilatih tidur sendiri, di kamar sendiri pula. Lagi pula kamar Adya berada tepat di sebelah kamar Garda."Ais ...." Garda bisik-bisik lagi.Jangan bilang serius mau bikin adik? Selama ini Daisha KB, sih, jujur. Garda tahu, kok. Diizinkan, asal KB pil katanya biar kalau mau anak, tinggal tidak usah diminum.Tadinya sempat mau KB alami saja, tetapi setelah Daisha pikir-pikir ... tak apalah KB medis. Dibicarakannya dengan pak suami, syukur Garda langsung membolehkan.Oh, ya, ketidakjujuran Daisha di awal pernikahan itu menjadi sebuah pelajaran paling berharga bagi dirinya sendiri. Yang mana sekarang ini, mau apa-apa juga Daisha bilang dulu ke suami. Lapor, cerita, izin, dan diskusi.Tidak jauh beda dengan Daisha, Garda juga sekarang mengedepankan komunikasi. Tak lagi mendewakan emos

  • Rahasia di Ranjang Malam Pertama   81 | Adik?

    "Kenapa, Kak?"Sudah cukup banyak hari berlalu, sampai kini tak terasa Adya mulai bisa berjalan, mulai bisa diajak ngobrol dan nyambung. Di mana selama itu, Garda telah mempersiapkan bisnis galeri seninya di Coffee U. Namun, Daisha melihat Garda seperti termenung. Mungkin ada sesuatu yang menimpanya? Maka dari itu Daisha tanya kenapa."Ais ....""Hm?"Tuh, kan. Suaminya terlihat resah, seperti ada hal yang ingin dibicarakan, tetapi Garda bingung bagaimana bilangnya sampai-sampai termenung."Kenapa, Kak?""Kakak rasa ... pendapatan Kakak menurun." Garda sudah menggunakan seluruh tabungannya untuk perwujudan galeri tersebut. Saat itu dia yakin-yakin saja bila stok pundi-pundi dunia yang ada di rekening tabungannya akan mudah terisi lagi, mengingat penghasilan Garda sebagai konten kreator lukis tak bisa dikatakan sedikit.Awal terasa penurunannya tidaklah signifikan hingga di bulan-bulan itu Garda rasa 'wajar', nanti juga naik lagi. Namun, bulan ke bulan ... sampai satu tahun Garda ama

  • Rahasia di Ranjang Malam Pertama   80 | Naksir Ala Garda

    "Ais. Kamu inget, gak?" Garda bertanya, tetapi tatapannya di Adya, sedangkan pertanyaannya untuk Daisha.Mami Adya pun menoleh, dia sedang berbenah memasukkan pakaian ke dus, bersiap-siap mau pindahan. Furnitur sudah dikirim dan langsung dengan pengerjaan desain interior. Mungkin lusa atau besok juga selesai, sudah dari kemarin soalnya. Rencana pindahan juga diputuskan mundur beberapa hari sampai rumah benar-benar sudah tertata sampak ke isi-isinya."Ingat apa, Kak?"Adya tengkurap, Garda usap-usap punggungnya, sesekali dia juga jawil pipi si kecil. Gemas, jujur. Menatap Adya tak pernah bosan karena inilah hasil karya Garda yang sesungguhnya bersama Daisha. Bukan sekadar lukisan, tetapi buah hati mereka."Pas SMP kita camping. Tepatnya, waktu angkatan kamu kemah dan Kakak jadi seniornya."Gerak tangan Daisha henti untuk sepersekian detik, kembali menoleh menatap Garda yang tidur menyamping menghadap Adya—juga menghadap ke arah Daisha yang lesehan di dekat lemari."Ingat." Saat camping

  • Rahasia di Ranjang Malam Pertama   79 | Rumah Tangga Impian

    [Kak.][Bagusan yang mana warna birunya buat langit?][Sore, Kak. Kalau buat lukis abstrak ....]Dan masih banyak lagi kiriman pesan lain dari nomor Leona, hanya saja kontak itu sudah tidak disimpan di ponsel Garda—sedang Daisha lihat-lihat, inspeksi suka-suka. Tahu bahwa itu nomor Leona karena namanya tercantum di profil.[Sedih banget Kak Garda udah nggak open jasa lukis buatku lagi, padahal langganan sejak Kak Garda baru netes. :( ]Kalau itu dari Ayla.Nomornya sudah dihapus juga di ponsel Garda. Tahu ini kontak Ayla karena dari riwayat chat sebelumnya.Garda: [Terima kasih, ya, Ayla. Selama ini udah jadi pelanggan tetap dan ....]Ungkapan macam itu kira-kira yang Garda kirim terakhir kali. Ke sini-sininya pesan Ayla tidak pernah Garda balas lagi.Kalau begini sama saja dengan memutus tali silaturahmi tidak, sih? Tapi kalau mereka masih kontakan, Daisha juga kurang senang. Salahkah? Atau sudah benar seperti ini?Suami tidak berkontak dengan lawan jenis mana pun yang berpotensi mem

  • Rahasia di Ranjang Malam Pertama   78 | Bebas Mengekspresikan

    Bangun tidur, habis mandi, lalu bertatapan dengan Garda menjadi hal yang membuat perut Daisha digelitiki sayap kupu-kupu imaji. Ini pasti karena kejadian semalam. Ah, tidak mau Daisha jabarkan dengan rinci. Terlalu intim, Daisha malu. Garda tersenyum-senyum, masih di kasur. Oh, azan Subuh sudah berkumandang. Makanya itu Daisha bangun dan mandi suci lekas-lekas. "Aku udah wudu, Kak," tukas Daisha saat Garda hendak menempel. Takutnya bersentuhan dengan iringan nafsu sisa semalam. Garda mengerti. "Tunggu, ya? Jangan salat duluan. Kakak imamin." "Iya ...." Lagi, pipi Daisha memanas. Ini baru benar. Ini baru rumah tangga sungguhan, serasa malam pertama yang sebenarnya, tanpa ada kekhawatiran apa pun karena tak ada kebohongan yang dirawat. Lekas Daisha siapkan alat salatnya. Hal-hal kecil macam ini jadi terasa manis, menyiapkan seperangkat alat salat untuk suami. Di sisi lain, Baby Adya masih terpejam. Oh, tentu di jam-jam tertentu Daisha sempatkan bangun untuk menyusui putranya.

  • Rahasia di Ranjang Malam Pertama   77 | Menyempurnakan

    Rasanya seperti yang pertama. Debarannya sama. Saat ada tatapan Garda yang tidak biasa menjamah mulai dari wajahnya, tampak berkabut, seperti ada hasrat yang perlahan berkobar. Daisha merasakan semua itu sekadar dari sorot mata dan embusan napas papi Adya. Bayi kecil mereka sudah lelap, tetapi sejujurnya Daisha masih khawatir. Bagaimana jika Adya bangun saat dirinya dan Garda sedang di puncak keintiman? Kini ... kerudung Daisha sudah dilepas, jarak wajah ke wajah juga tak sampai satu jengkal, dapat Daisha rasakan buruan napas panas pria di atasnya. Oh, tentu. Adya tidur di dalam boks bayi. Agak tercekat napas Daisha kala bibir Garda mengecup-ngecup pipi hingga ke sekitaran daun telinga. Mulai intens. Lengan Daisha juga diusap-usap. Kecupan itu turun ke rahang, Daisha agak mendongak. Meremas sprei. Jantung makin heboh saja berdetak. Betul-betul seperti sedang malam pertamaan lagi. Di mana sekarang ... bibir dan bibir yang berjumpa. Daisha memejamkan mata, pun dengan Garda. Ada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status