Rahasia di Ranjang Malam Pertama

Rahasia di Ranjang Malam Pertama

last updateLast Updated : 2025-07-31
By:  LollyUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
20 ratings. 20 reviews
6Chapters
128views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di malam pertama, Garda terkejut mendapati ketidakperawanan istrinya. Garda kecewa dengan ketidakjujuran Daisha, sikapnya berubah dingin di pernikahan mereka yang baru dimulai. Namun, Daisha sangat mencintai Garda, dan berusaha mengembalikan kehangatan di rumah tangganya. Akankan usaha Daisha membuahkan hasil saat hubungan sudah di ujung tanduk?

View More

Chapter 1

1 | Malam Pertama

Atmosfer canggung memenuhi ruangan. Daisha gugup ditatap lekat oleh suaminya.

Ini malam pertama selepas pagi tadi melangsungkan akad nikah.

"Boleh dibuka kerudungnya?"

Daisha berdebar makin brutal. "Boleh."

Apakah lelaki itu juga sama deg-degan seperti dirinya? Daisha menebak-nebak.

Sambil duduk, Garda melepas lembut hijab instan yang Daisha persilakan.

Makin brutal detak jantung, Daisha rasa hijabnya makin terlepas. Dia meremang saat kepalanya tak lagi tertutup, juga tersipu saat mendapati sorot mata suami yang sepertinya terpesona.

Sontak Daisha menunduk. Ini pertama kali dia menunjukkan helai rambut kepada lelaki atas kehendaknya.

"Cantik."

Dipuji begitu, Daisha menunduk malu-malu.

Garda senyum. Meraih sejumput helaian dan diciumnya ujung rambut Daisha.

Praktis Daisha meremas piama mendapati perlakuan manis pria halalnya, bahkan sempat menahan napas. Wajar, kan, dia merasa tersanjung?

Ini yang benar.

Seperti ini yang seharusnya Daisha miliki di pengalaman pertama hendak bercinta, alih-alih ... ah, tidak.

Lupakan.

Dagunya disentuh, Daisha terkesiap. Jemari suami telah beralih menuntun lembut wajah Daisha agar saling menatap. Yang mana detik itu, Garda melabuhkan sebuah kecup di kening.

Daisha memejam. Hatinya menghangat. Tak berselang lama, dia merasakan sebuah sapuan lembut di bibir.

Oh, Tuhan!

Sepertinya Daisha telah benar-benar jatuh cinta.

Gerakannya lembut, membelai keranuman Daisha yang tersisa. Bibir ini diajak berdansa, menimbulkan bunyi decap yang menjadi bukti peraduan. Daisha membalas dengan kuluman amatir.

Dari yang ringan, pelan dan ragu, kini intens dan menuntut. Ciuman itu sampai menghasilkan suara lenguhan yang Daisha sendiri kaget mendengarnya.

Oh, sejak kapan tubuh Daisha sudah direbahkan? Dengan suami yang berposisi di atasnya.

Bolehkah Daisha menikmati ini?

Pantaskah dia menerima semua yang tersaji dari sosok Garda Pangestu Samarawijaya?

Hati Daisha perih karena ada sesuatu yang tak sanggup dikatakan.

"Kakak buka lagi, ya?" bisik Garda. "Pakaian kamu ganggu."

Daisha merona. "I-iya, Kak."

Lelaki itu tersenyum.

Bagaimana Daisha menjabarkannya, ya? Dari senyuman tersebut ada kerlingan genitnya. Seorang Garda bisa seperti itu rupanya. Kakak kelas Daisha sewaktu di sekolah.

"Ja-jangan diliatin kayak gitu!" Gugupnya Daisha begitu kentara. Dia menjulurkan tangan dan menutupi mata suami.

Detik di kala kancing piama sudah dibuka seluruhnya. Malu. Ini yang pertama, meski bukan benar-benar yang kesatu.

Garda menyingkirkan tangan Daisha, menguncinya di sisi kepala.

Daisha menelan saliva. Suaminya bilang, "Kakak pengin lihat seluruh tubuh kamu, bahkan pengin ... ada di dalem kamu. Ini agenda malam pertama kita, Ais."

Daisha sampai tak bisa berkata-kata.

Kembali, bibir suami menyusuri wajah Daisha. Kecupan ringan yang terasa sensual lalu mampir di daun telinga. Daisha agak terkesiap saat lelaki itu menggigitnya. Sontak desahan Daisha mengalun.

"Kak—!"

Geli.

Pria ini bahkan menangkup dada Daisha. Lagi, Daisha terkesiap. Refleks meremas rambut putra Mama Gea. Di mana kini bibir Garda tengah menjelajahi leher yang selama ini tertutup khimar.

Kulit Daisha putih. Bukan karena berhijab, tetapi genetik.

Di bawah sinar lampu benderang, Daisha tersadar bila kini pakaiannya sudah lekang tak menutupi nyaris seluruh badan. Bahkan bra pun sudah turun ke perut.

Ya Tuhan, sejak kapan?

Daisha terlalu sibuk menahan desahan, mengendalikan tubuh yang dibuat tak keruan, dan ... menenangkan pikiran yang tiba-tiba runyam.

Garda mulai melepas kaus. Jantung Daisha bertalu-talu mendapati ketelanjangan lelaki, meski hanya bagian atas. Auto memalingkan muka, tetapi wajahnya diraih hingga saling pandang lagi.

"Kakak lebih suka kamu natap ke arah sini."

"Aku malu, Kak." Jujur saja.

Garda terkekeh. "Kakak yang telanjang, kok, kamu yang malu?"

Entahlah.

Tapi, kan, ini Daisha juga sama telanjang. Makanya itu Daisha menyilangkan tangan di dada saat ada kesempatan. Menggigit bibir bagian dalam pertanda malu sungguhan.

Lagi-lagi Garda mengunci tangan Daisha di dekat kepala.

Bersitatap.

Bra yang masih tersangkut di tubuh Daisha pun lelaki itu singkirkan, dipandangi juga perut Daisha.

Gugup. Daisha tak nyaman ditatap seintens ini.

"Cantik."

Lagi, suaminya memuji. Sebelum berikutnya membuat Daisha menggeliat.

Oh, tidak!

Ada sesuatu yang menyusup ke dalam satu-satunya kain di tubuh Daisha. Area percabangan menuju kaki.

Daisha memekik tertahan.

Sejujurnya, ini asing bagi Daisha walau—

"Sakit?"

Bisikan Garda memangkas narasi dalam benak Daisha.

Dan setahu Garda dari obrolan mesum para sobatnya, terkhusus Daaron—yang kini bahkan jadi sepupu ipar, penyatuan di malam pertama itu menyakitkan bagi istri, sekadar diselipkan jemari.

Daisha merah padam. Gelisah sekali dengan sesuatu di area bawah itu. Disentuh bagian paling intim dari tubuhnya.

"Rileks," bisik suami.

Apa hanya Daisha yang tegang? Terlebih saat celana dalamnya diloloskan.

Argh!

"Jangan dilatin terus, Kak!" Sambil Daisha rapatkan kakinya.

"Kenapa? Ini cantik."

Astaga.

Jangan bilang Garda terpesona oleh sesuatu yang Daisha sendiri malu menunjukkannya?

Benar. Tatapan Garda memuja keindahan yang khas dari tubuh Daisha, lalu dia dekatkan bibir ke sana.

Jangan tanya bagaimana kabar Daisha, dia ... entahlah. Tidak keruan. Daisha dibuat tidak berdaya, hingga akhirnya datang sebuah gelombang hasil cumbu di titik paling sensitif.

Seperti ada yang mau keluar.

Daisha panik, tetapi ... langsung lemas. Dia menutup wajah, urung menjauhkan kepala suami dari titik intimnya.

Ini gila.

Sekarang punggung tangan Daisha dikecup-kecup, lalu disingkirkan dari wajah yang merah padam.

Garda senyum.

Tak lama, lelaki itu berucap, "Kalo sakit bilang, ya?" Sambil melepas sisa kain di tubuh, membuang celana dengan sembarang. Dia membisik, "Meski mungkin Kakak nggak bakal berhenti."

***

Ada dua titik intim yang tengah diperjumpakan. Lalu desah napas yang bertemu, halus penuh makna.

Daisha melirih, dapat dia rasakan sebuah kunjungan paling sensual dari pria yang pagi tadi menjabat tangan papa.

Detik di mana sebagian kecil dari tubuh suaminya menyelinap masuk, pelan-pelan, yang dituntun dengan tangan. Daisha menahan napas di saat pertemuan alat intim itu terjadi.

Dan, dalam sekali entakan. Daisha praktis terdorong. Ada getar samar di tubuhnya, juga ketegangan.

"Maaf. Sakit, ya?"

Garda mengecup-ngecup wajah Daisha. Detik di sebelum tautan intim itu dia permainkan hingga menghasilkan bunyi erotis. Daisha merona.

Beginikah rasanya?

Lembut dan bertenaga.

Tidak melukai. Walau dipercepat, tetapi tidak menyakiti.

Hingga akhirnya, Garda dan Daisha saling berpelukan, ada rasa kepuasan yang lebih dari sekadar fisik. Pun, ada kehangatan yang menjalari hati Daisha. Tubuh satu sama lain mencapai titik puncak.

Sempurna.

Sampai Daisha meneteskan air dari sudut mata.

Sekali lagi Daisha mendapati kecupan di kening, bahkan lelaki itu memupuskan jejak air matanya sambil bilang, "Kakak cinta sama kamu, Ais."

"Aku juga, Kak." Jadi, bisakah berlangsung selamanya?

"Kamu tahu? Rasanya, Kakak orang paling bahagia malam ini. Bisa dapetin kamu, meluk, cium, dan ... semua."

Wanita pujaan yang selama bertahun-tahun Garda cintai dalam diam, lalu memerjuangkan sampai akhirnya dia dapatkan. Daisha tahu. Waktu sekolah pun pernah kedapatan sedang curi-curi pandang, lalu tersipu samar kala Daisha pergoki. Bukan begitu?

***

Beranjak pada dini hari, Daisha terlelap.

Namun, didapatinya usapan sesuatu pada area intim, sontak dia terbangun.

"Kaget, ya?"

Ada Garda yang sedang membasuh keintiman Daisha, itu yang membuatnya terkesiap.

Garda tersenyum. "Cuma dibersihin, takutnya kamu merasa lengket—eh, maaf."

"Biar aku aja, Kak."

"Udah, kok."

Lepas itu, Daisha direbahkan lagi. Diselimuti.

"Gih, lanjut tidur."

Daisha pegang selimutnya. Garda menatap dalam diam, Daisha balas. Saat lelaki itu senyum dan berbalik, barulah Daisha pejamkan mata.

Kalian tahu? Tak ada jejak darah sedikit pun. Ya, mungkin karena Daisha pernah jatuh dan terluka 'itunya?' Olahraga berat? Atau memang tipis selaput daranya.

Sepemahaman Garda, darah tidak menjadi simbol dari keperawanan wanita. Tak ada yang bisa benar-benar menjadi patokan perempuan ini masih perawan atau tidak, kecuali dari pengakuan wanita itu sendiri. Dan Garda rasa, tak perlulah dia tanyakan atau membahasnya dengan Daisha.

Garda melenggang menyimpan handuk tadi, lepas itu dia kembali.

Tertangkap mata adanya nyala di layar ponsel.

Garda meraih benda itu.

Kalau tidak penting, akan Garda letakkan lagi. Kalau penting, besok Garda kabarkan kepada Daisha begitu bangun.

Namun, ini ....

[Akhirnya kamu nikah juga, ya, Ais? Selamat. Semoga dia nggak mempertanyakan keperawanan kamu. Ah, tapi kayaknya udah kamu ceritain, termasuk soal anak kita yang gugur itu.]

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
susanti taiwan
asyikkkk, akhirnya ketemu disini
2025-07-31 18:51:11
1
user avatar
Wulan Ruslan
Wahh akhirnya novel yang di tunggu2 tayang juga ......... ditunggu update nya
2025-07-31 18:36:26
1
user avatar
Anggiria Dewi
kesini recomended dari teman halu..
2025-07-31 16:14:36
1
user avatar
cintadaisha
ketika Cinta berselisih ketakutan sebuah kejujuran.. buahnya perih tiada terkita... lolly selalu berhasil merangkai kata berikut "rasa" nya
2025-07-31 12:49:36
1
default avatar
pangestusamarawijaya
baru baca dua Bab aja dah kerasa clekit2nya... Daishaaa .........
2025-07-31 12:18:54
1
default avatar
daishagarda
sangat sangat sangatlah saya anjurkan untuk membaca karya Lolly ......
2025-07-31 11:46:35
1
default avatar
gardadaisha
aku datang mendukungmu emaknya GardaDaisha
2025-07-31 11:31:24
1
user avatar
Sastra
Lollyyyyyyyyy makasih yaa udah nulis disini
2025-07-31 11:17:17
1
user avatar
Pertiwi
yakin gak akan nyesel follow Lolly dan membaca novelnya
2025-07-31 11:13:50
1
user avatar
SamaraGandhi
selamat untuk Debutnya DaishaGarda
2025-07-31 11:10:16
1
user avatar
alenia
percayalah Cinta akan menemukan jalannya... DaishaGarda
2025-07-31 11:07:49
1
user avatar
Prima
Daisha... klo lelah boleh kok istirahat...
2025-07-31 10:55:52
1
user avatar
Nusantari
percayalah kamu bakal ketagihan baca novel² Lolly. cus masuk kan cerita keren ini ke pustaka mu
2025-07-31 10:47:06
1
user avatar
Zagat Raya
Aa Gardha... aku datang untuk memeluk kisahmu disini...
2025-07-31 10:43:12
1
user avatar
elfi
akhirnya nongol juga nih
2025-07-31 10:28:23
1
  • 1
  • 2
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status