Share

Bab 22

Andrean melingkarkan tangannya untuk memeluk erat pinggang Melody. Untuk kali ini ia merasakan nyaman yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Selamat tidur, Mel."

Andrean memejamkan matanya erat, terlelap hingga samar suara jam dinding tidak lagi terdengar.

Melody terbangun dengan penuh keterkejutan, ia merasa ada sesuatu yang menindih tubuhnya. Saat matanya menyipit, ia mendapati lengan Andrean ada di pinggangnya.

"M- ...," Melody tidak melanjutkan ucapannya.

Pelan tangan Melody menyingkirkan tangan Andrean, menatap nanar pria yang kini tertidur lelap di sampingnya.

'Sejak kapan?' tanya Melody lirih dalam batinnya.

Matanya menatap ke jam dinding yang tergantung di tembok.

"Masih jam 2 dini hari, tapi perutku sangat lapar. Hm, aku harus turun ke bawah," gumam Melody.

Pelan ia mengangkat tangan Andrean, secara tiba-tiba ia seperti terganggu tidurnya.

"Mel," panggilnya lirih.

"Mau ke mana?" tanya Andrean.

"Aku mau ke dapur, Mas. Aku ngerasa lapar ...," Melody beranjak dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status