Share

Bab 23

Melody dengan tangan gemetar beranjak meninggalkan kamar. Tanpa memedulikan pintu itu masih terbuka lebar.

Ia berlari sekuat tenaga dengan membawa perutnya yang kian berisi.

"Bu-bukan hakmu untuk cemburu, Mel! Kamu 'kan hanya istri pelengkap atas kurangnya mereka ...," isak tangis itu membasahi pipi Melody.

Dari kejauhan, Andrean berdiri dengan penuh keraguan. Tangannya berdarah akibat pecahan gelas kaca yang jatuh di depan pintu.

"Maafkan aku, Mel," lirih ucapannya.

Andrean memanggil Juminah, meminta pembantunya itu menemani Melody. Setelahnya, ia memilih lelap di dalam kamar tamu.

***

"Nona, diminum dulu jusnya," Juminah menyodorkan segelas jus apel pada Melody.

Matanya menatap Juminah malas, Melody terlihat seperti orang lain. Berubah drastis menjadi wanita yang lebih dingin.

"Nona, diminum dulu ya jusnya, saya letakkan di sini," ucap Juminah.

Ia berjalan menjauh meninggalkan Melody sendirian di balkon. Lama ia duduk tanpa memiliki harapan.

"Apa aku membatalkan perjanjian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status