Share

Rahim Janda Dua Triliun
Rahim Janda Dua Triliun
Penulis: Tcalysta

Menyewa rahimmu

"Apa, dua triliun!?"

Wajah Darin tampak kebingungan, kedua tangannya bergerak dari atas meja sang atasan untuk menyembunyikan rasa gugupnya, pandangan berkunang-kunang, perutnya seakan tengah bergejolak ingin mengeluarkan semua isinya ketika mendengar ucapan pria yang masih duduk dihadapannya siang itu.

"Ya, dua triliun Darin! Aku akan membayar rahimmu dua triliun! Apa itu masih kurang?" Tuturnya lagi membuat dada Darin semakin menggelegak panas.

Bagaimana tidak, seorang atasan yang memiliki istri menawarkan sesuatu konsep kehamilan yang menjadi rasa trauma bagi Darin. Dengan cepat ingin sekali ia menepis semua ucapan Reymond, akan tetapi ia sedikit ragu. Wajah cantik yang gugup itu mencoba berdiri dari duduknya agar bisa berlalu meninggalkan ruangan sang pimpinan yang memanggilnya dengan tergesa melalui secretaris pribadi.

Reymond yang tidak ingin Darin berlalu begitu saja, dengan cepat menekan tombol otomatis agar seluruh ruangan pribadinya terkunci rapat.

Sontak perbuatan Reymond semakin membuat Darin semakin khawatir dan ketakutan, merasakan tangan kekar Reymond langsung mencekal lengannya dengan sangat kuat. "Tunggu Darin! Tolong dengarkan aku, sejak kemaren aku ingin membicarakan hal ini dengan mu!" suaranya terdengar berat dan tegas.

Darin menoleh kearah Reymond sedikit menunduk, ia menerka-nerka apa maksud dan tujuan sang atasan. Bagaimana mungkin seorang pria yang ia anggap sebagai seorang yang lembut selama ini, justru tengah mengurung dirinya didalam ruangan kerja 'berdua', serta bersuara tegas tidak seperti biasa.

Darin bergumam dalam hati, "What the hell! Bagaimana jika Nyonya Merry mengetahui kegilaan suaminya ...?"

Kaki Darin mundur beberapa langkah, wajahnya semakin panik, ingin sekali ia menangis ataupun melawan akan tetapi ia tidak punya kekuatan untuk itu, karena tidak bisa menolak permintaan Reymond kali ini. Dengan nada terbata Darin memohon, "Tu-tuan, ja-ja-jangan lakukan itu pada saya. Sa-saya hanya seorang janda. Tolong, Tuan Rey!" Mohonnya, dengan wajah yang sengaja ia tutup menggunakan kedua telapak tangan nan tampak halus itu ikut bergetar.

Kini tubuh Darin tersandar diruangan Reymond, keduanya semakin dekat, bahkan tidak ada celah untuk Darin bisa menghindar lagi dari Reymond. Kedua bola mata kebiruan itu tampak saling menatap, setelah pria dihadapannya membuka perlahan kedua tangan janda beranak satu tersebut.

Dengan sangat hati-hati Reymond sedikit mendekatkan wajahnya ketelinga Darin seraya berkata dengan berbisik, "Aku mohon Darin, aku ingin kamu menjadi ibu dari benihku. Aku akan memberikan semua kebutuhan mu, tanpa harus bekerja lagi."

Reymond Claire Jones, pria mapan berusia 38 tahun, merupakan pemilik Best Hotel dan Resto tempat Darin bekerja selama bercerai dari mantan suaminya, sebagai seorang publik relations.

Mendengar ucapan Reymond yang berbisik ditelinganya, Darin menggeleng perlahan, bulu kuduknya meremang. Ia tampak ragu mendengar permintaan pria yang rela merogoh koceknya sebesar dua triliun hanya untuk mendapatkan seorang baby.

Darin berkata dengan nada sedikit serak,"Tapi saya tidak mencintai Anda, Tuan Rey!"

Reymond mengalihkan pandangannya kearah lain, tawanya menyeringai kecil karena mendengar ucapan karyawan terbaiknya itu. "Kamu sangat lucu, Darin. Saya tidak menawarkan cinta, tapi saya menginginkan anak darimu, duduklah! Apa kamu tidak capek memiliki pemikiran aneh seperti itu, hmm? Atau jangan-jangan karena kamu terlalu lama hidup seorang diri dan terlalu fokus pada Karina, sehingga melupakan tujuan mu untuk memiliki seorang pendamping?"

Darin menelan ludahnya sendiri, ia menganggap Reymond tengah menertawakan kebodohannya selama dua tahun ini, "Sial, kenapa yang dikatakan Tuan Rey benar adanya. Tapi apa maksud perkataannya ini? Ogh Tuhan, aku sangat membenci perbuatan Tuan Rey, jika ia berniat mengkhianati Nyonya Merry. Aku akan pergi meninggalkan Kota Sydney, jika pria ini benar-benar melakukan hal tidak senonoh padaku ..." umpatnya dalam hati.

Reymond masih terus menatap Darin yang tampak salah tingkah, ketika ia melepaskan tangannya dari dinding tempat janda cantik itu bersandar.

Kembali Reymond tertawa lagi, melihat rona merah dipipi mulus Darin, melebihi seorang gadis remaja yang akan menyerahkan mahkotanya pada sang kekasih.

"Darin!" Reymond melambaikan tangannya tepat diwajah janda cantik itu, sambil tersenyum tipis, "Darin, apa kamu tidak mendengarkan aku?"

Darin tersentak, ketika melihat wajah Reymond semakin dekat bahkan seperti akan mencium bibirnya. Dengan cepat jemari halus itu kembali menutup rapat bibirnya yang merona agar tidak menjadi santapan pria yang dianggap baik, ternyata hidung belang menurut pikirannya saat ini.

"I-i-iya Tuan Rey," tunduknya hormat.

Tanpa sungkan Reymond menggandeng tangan Darin untuk pertama kali, agar duduk di sofa ruangan mewahnya tanpa perasaan sungkan.

Pikiran Darin seakan-akan melayang terbang, bahwa dirinya akan segera melayani hasrat Reymond di sofa ruangan kerja atasannya sendiri. Berkali-kali ia berdoa dalam hati, "Tuhan, jangan biarkan Tuan Rey merusak kehormatan ku sebagai seorang janda. Aku tidak ingin menjadi pelakor ataupun wanita simpanan pria beristri. Aku mohon, berapapun bayarannya, aku tidak pernah mau menjadi istri kedua meski ia menawarkan dua triliun. Aku yakin, Tuan Rey tengah mabuk, karena menurut Fina, pria ini baru saja menghabiskan waktu dengan rekan bisnisnya di lounge hotel ..."

Kini Darin telah duduk di sofa ruangan Reymond, dengan posisi saling berhadapan. Tangan pria itu dengan mudah meraih satu kaleng softdrink diatas meja, kemudian memberikannya kepada Darin. "Minumlah, bibirmu terlalu kering karena kurang minum. Jangan sampai tubuhmu dehidrasi hanya karena mengurusi pekerjaan mu!"

Entah ini perintah atau bahkan perhatian karena iba, Reymond seakan-akan berhasil menghipnotis Darin sejak tadi. Dengan sangat hati-hati wanita berusia 33 tahun itu membuka penutup kaleng yang ada digenggaman nya. Dengan tatapan liar tidak berkedip Darin langsung menenggak minuman yang ada ditangannya tanpa perasaan sungkan.

Reymond masih menatap lekat wajah Darin dengan senyuman manis dengan kaki menyilang dan bergoyang, sambil menyandarkan punggungnya dikursi yang ia tarik agar tidak jauh dari janda kembang itu sambil berpangku tangan.

Wajah tampan itu terus saja menatap Darin membuat dirinya semakin serba salah, karena pria itu seperti tidak memiliki kegiatan selain mengajukan negosiasi yang tidak masuk akal untuk janda itu.

Setelah Reymond melihat wajah Darin sedikit memerah sehingga tampak senyuman tipis akan menguar diujung bibirnya yang tipis, dengan sangat santai pria itu melanjutkan ucapannya. "Aku ingin menyewa rahimmu, Darin! Aku tidak akan pernah menyentuh mu! Aku berjanji!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status