Home / Romansa / Rahim Sewaan / Bab 13 - (Hamil)

Share

Bab 13 - (Hamil)

Author: Nkpurna
last update Huling Na-update: 2025-05-14 10:38:20

Laura membuka matanya perlahan, ia melihat ke sekeliling, dimana ada Tari yang tersenyum mendekatinya dan juga Arini yang berdiri memperhatikannya.

"Mama." Kata Laura dengan lemah, ia masih belum mempunyai banyak energi untuk bicara sekalipun.

"Iya, Laura. Apa yang kamu rasakan sekarang?" Tanya Tari dengan lembut.

Laura hanya menggelengkan kepala kemudian berusaha untuk bangkit dari pembaringannya.

"Kamu istirahat saja, jangan dulu bangun. Biar kami panggilkan dokter saja." Seru Tari mencegah Laura.

"Biar aku saja yang panggilkan dokternya, ma." Kata Arini yang cemburu melihat kelembutan sikap Tari pada Laura.

Arini melenggang keluar dengan langkah gontai. Ia tampak lesu, apalagi tadi dia mendengar kondisi Laura dari dokter yang membuatnya semakin risau, tak tahu harus bahagia atau sedih.

"Mengapa aku bisa ada disini, ma?" Tanya Laura yang masih bingung, seingatnya tadi ia masih berada di kantor Reno.

"Kamu tadi pingsan di kantor, Dina yang menemukanmu tergelet
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Rahim Sewaan   Bab 15 - (Hati yang lelah)

    Setelah kepergian Tari, Laura mengambil ponselnya yang berada di atas nakas, tepat berada di samping ranjang rumah sakit. Ia baru teringat hari ini belum memberi ucapan Happy Anniversay ke Devan. Walau sangat terlambat, setidaknya belum berganti hari karena waktu masih menunjukkan pukul 21.00 malam. Jari tangan Laura bergerak dengan lincah. Mengetikkan satu per satu kata yang manis untuk mengungkapkan rasa cintanya pada Devan. Walau sebenarnya suasana hati Laura sedang terbalik dengan itu semua karena kejadian hari ini banyak yang membuatnya merasa gundah. Setelah beberapa kalimat tersusun rapi, Laura segera mengirimkan pesan cintanya itu pada Devan, ia juga baru sempat membalas pesan-pesan yang telah dikirim Devan untuknya. Selesai urusan pesan, Laura memeluk ponselnya yang menampilkan foto Devan di sana. Seketika suasana hati Laura berubah menjadi sangat membaik, ia tersenyum sendiri dengan ponsel yang masih melekat di dadanya. Belum selesai dengan bayangan indahnya bersa

  • Rahim Sewaan   Bab 14 - (Serba Salah)

    Laura tampak kaget, ia sedikit curiga dengan sikap Arini yang menurutnya aneh. "Meskipun kita sesama wanita, tapi aku tak bisa menyelesaikan hajatku jika ada orang lain disini." Ujar Laura dengan gugup. "Kamu pikir aku sudi menyaksikan orang berak disini, hah?" Arini menatap tajam Laura, ia berbicara dengan nada yang pelan karena tak mau mertuanya curiga jika ia sampai berteriak di dalam kamar mandi. "Lalu, apa yang mbak lakukan disini?" Arini mendekati Laura dengan senyum sinisnya hingga mereka hanya berjarak beberapa senti. "Laura Adelia, selamat kamu berhasil mengambil hati mertuaku. Kamu ambil semua perhatian dan kasih sayangnya." Arini bertepuk tangan dengan pelan hingga nyaris tak mengeluarkan suara. "Aku akui, aku tak bisa sepertimu, hamil dan melahirkan keturunan keluarga Sanjaya. Namun kamu jangan pernah berharap untuk menggantikan posisiku di keluarga Reno." Arini menatap Laura dengan tajam, memegang rahang Laura dengan kencang membuat Laura kesusahan untuk

  • Rahim Sewaan   Bab 13 - (Hamil)

    Laura membuka matanya perlahan, ia melihat ke sekeliling, dimana ada Tari yang tersenyum mendekatinya dan juga Arini yang berdiri memperhatikannya. "Mama." Kata Laura dengan lemah, ia masih belum mempunyai banyak energi untuk bicara sekalipun. "Iya, Laura. Apa yang kamu rasakan sekarang?" Tanya Tari dengan lembut. Laura hanya menggelengkan kepala kemudian berusaha untuk bangkit dari pembaringannya. "Kamu istirahat saja, jangan dulu bangun. Biar kami panggilkan dokter saja." Seru Tari mencegah Laura. "Biar aku saja yang panggilkan dokternya, ma." Kata Arini yang cemburu melihat kelembutan sikap Tari pada Laura. Arini melenggang keluar dengan langkah gontai. Ia tampak lesu, apalagi tadi dia mendengar kondisi Laura dari dokter yang membuatnya semakin risau, tak tahu harus bahagia atau sedih. "Mengapa aku bisa ada disini, ma?" Tanya Laura yang masih bingung, seingatnya tadi ia masih berada di kantor Reno. "Kamu tadi pingsan di kantor, Dina yang menemukanmu tergelet

  • Rahim Sewaan   Bab 12 - ( Kekecewaan Johan)

    “Aku tidak mendengar kabar pernikahannya. Dia seorang gadis, sudah setahun bekerja dengan sangat baik di kantor ini. Namun beberapa minggu lalu aku mendengar kabar kehamilannya yang tiba-tiba. Sebenarnya kabar ini merusak citra buruk perusahaan, aku juga sedang menangani hal ini.“ Reno kembali menjelaskan. Laura tampak kaget mendengar berita mengenai temannya sendiri. Ia menatap Reno lamat-lamat membuat Reno mengerutkan alisnya.“Kamu sama sekali nggak tahu tentang ini?” Tanya Reno yang heran melihat Laura tampak melongo. Laura menggelengkan kepala dengan wajah polosnya. “Nggak tahu.”Reno menepuk pelan keningnya. Baru saja akan berbicara kembali, tiba-tiba terdengar ketukan yang membuat keduanya melihat ke arah pintu. "Masuklah." Seru Reno, tanpa menunggu lama, Johan masuk dan menutup kembali pintu ruangan. "Baiklah, ayah sudah datang. Aku ada urusan sebentar, kamu bisa panggil Dina jika membutuhkan sesuatu. Ruangan Dina tepat di samping ruangan ini." Reno mengambil sebuah b

  • Rahim Sewaan   Bab 11 - (Bertemu Dina)

    "Tinggallah bersama kami di rumah keluarga Wijaya." Seru Tari dengan wajah yang masih mengiba. Arini tampak melongo mendengar permintaan Mamanya pada Laura, sedangkan bagi Laura sendiri, ia tak begitu kaget karena sedari awal ia telah curiga sebelumnya. "Ma, tolong pikirkan kembali apa yang baru saja mama katakan. Secara tidak langsung kita akan membuka rahasia kita pada dunia." Arini menyela ucapan mama mertuanya dengan cepat, tanpa mau mendengarkan jawaban Laura yang sedang diajak bicara. Laura menganggukkan kepala tanda setuju pada ucapan Arini. "Tante, eh, maaf Ma. Kali ini aku belum bisa memenuhi keinginan Mama. Kontrak kita ini bersifat rahasia, aku tak ingin jika aku masuk ke rumah keluarga Wijaya malah akan mempersulit masalah. Aku dan Reno juga sudah sepakat, selama kontrak ini berlangsung, aku akan tetap tinggal di villa. Jadi dengan berat hati, aku tak bisa melakukan apa yang mama mau." Laura memegang kedua tangan Tari, ia berusaha meyakinkan Mama mertuanya. “Tapi i

  • Rahim Sewaan   Bab 10 (Kembali Nyaman)

    Reno yang menerima penolakan itu merasa kecewa. Dia merasa canggung karena Laura yang berada di hadapannya kini malah tak ingin berteman sekalipun dengannya. Keduanya nampak diam tak bersuara, hanya suara detik jarum jam yang menjadi penggiring keheningan. Setelah diam beberapa saat, akhirnya Reno kembali mengutarakan pertanyaan yang sudah ingin mencuat dari jauh-jauh hari. "Hmm, Laura. Satu hal lagi yang harus aku tanyakan padamu." Kata Reno dengan gugup. Laura menaikkan sebelah alisnya, "Apa itu?" "Apa sekarang kamu mempunyai seorang kekasih?" Tanya Reno perlahan. Seketika Laura terdiam, ia meletakkan cangkir di atas nakas lalu menghembuskan napasnya pelan. "Ada, malah dia sedang berjuang di negeri orang untuk meminangku. Tapi..." Laura langsung menunduk, tak mampu melanjutkan ceritanya. "Maafkan aku. Aku telah membuat masalah baru di hidupmu. Bukan hanya soal kamu yang harus mengorbankan rahimmu, tapi juga perasaan, terutama hubungan kamu dengan kekasihmu. Aku tak be

  • Rahim Sewaan   Bab 9 - (Jaga Jarak)

    Reno yang menyadari tingkah Arini hanya mengedikkan bahunya tak acuh, dia berfikir setelah ini hanya perlu sedikit merayunya saja. Reno terus membantu Laura sampai ke dalam kamar lalu membaringkan Laura di atas ranjang. "Laura, terima kasih banyak. " Ucap Reno yang ikut duduk di pinggir ranjang tempat Laura dibaringkan. "Aku tidak melakukan apapun yang mengharuskanmu mengucapkan terima kasih padaku." kata Laura tak acuh. Setelah Arini menemuinya di mobil, Laura lebih bersikap dingin pada Reno. Dia menjaga jarak, semata-mata untuk menghargai perasaan Arini yang menurutnya telah rapuh karenanya. "Aku sudah aman disini, lagipula ada Bi Ijah yang akan menemaniku. Lebih baik kamu susul saja istrimu, dia sedang membutuhkanmu." Ujar Laura kembali tanpa menatap wajah Reno. "Kamu juga istriku dan kamu lebih membutuhkanku sekarang." Tanpa sadar Reno berkata demikian, membuat ia segera memukul bibirnya sendiri karena berkata spontan seperti itu. Laura yang mendengarnya langsung me

  • Rahim Sewaan   Bab 8 - (Inseminasi Buatan)

    Sesampainya di rumah sakit, Reno yang sudah menunggu sedari tadi langsung menyambut hangat kedua wanitanya. Ya, meskipun pelukan hangat yang didapat Arini dan hanya sapaan kecil yang diterima Laura, tapi tentu saja itu bukan masalah bagi Laura. Mereka langsung menuju ruangan dokter Gina, teman dari Arini yang telah diberi kepercayaan untuk membantu selama proses kehamilan Laura berlangsung. "Selamat siang, dokter Gina." Sapa Reno kala mereka hendak memasuki ruangan dokter Gina. "Selamat siang, silakan masuk." Ketiganya langsung masuk dan Arini mendapat pelukan hangat dari sahabat yang baru mengetahui kejadian mengenai kontrak ini. "Kenalkan, ini Laura, wanita yang akan mengandung anak kami." Kata Arini mengenalkan Laura pada dokter Gina. "Salam kenal Laura, saya Dokter Gina. Disini saya yang akan menemani kamu sampai proses melahirkan nanti. Kamu boleh bertanya apapun itu mengenai proses inseminasi sampai hal-hal yang menyangkut kehamilan kamu nanti.” Sapa Dokter Gina d

  • Rahim Sewaan   Bab 7 - (Pengertian Sesama Wanita)

    Setelah akad nikah berlangsung, semua orang membubarkan diri, yang tersisa hanya keluarga inti saja. Johan segera menghampiri Laura sebelum dirinya pergi meninggalkan putrinya sendirian. "Nak, sekarang kamu sudah menjadi seorang istri, surgamu sekarang ada pada suamimu. Berusahalah untuk menjadi istri yang baik. Kalau ada yang menyakitimu, bicaralah. Ayah akan selalu menjadi garda terdepan yang selalu membelamu." Wejangan sang Ayah diiringi tangis yang tiada henti. Laura menganggukkan kepala, "Ayah, aku titip ibu. Selalu kabari aku apapun tentang ibu. " Laura memeluk erat sang Ayah dengan terisak. Tak lepas sedetik pun untuk tak mengkhawatirkan ibunya. Sebelumnya Laura pamit pada Rina dengan alasan untuk bekerja di tempat yang jauh, dimana ia tak bisa pulang dalam waktu cepat. Setelah selesai bicara pada Laura, Johan beralih pada Reno. "Nak Reno, ayah titip Laura. Walaupun dia bukan istri sahmu menurut negara, tapi Ayah mohon jangan sampai kamu menyakitinya. Ayah menitip

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status