Home / Romansa / Rahim Sewaan / Bab 12 - ( Kekecewaan Johan)

Share

Bab 12 - ( Kekecewaan Johan)

Author: Nkpurna
last update Last Updated: 2025-05-10 05:54:02

“Aku tidak mendengar kabar pernikahannya. Dia seorang gadis, sudah setahun bekerja dengan sangat baik di kantor ini. Namun beberapa minggu lalu aku mendengar kabar kehamilannya yang tiba-tiba. Sebenarnya kabar ini merusak citra buruk perusahaan, aku juga sedang menangani hal ini.“ Reno kembali menjelaskan.

Laura tampak kaget mendengar berita mengenai temannya sendiri. Ia menatap Reno lamat-lamat membuat Reno mengerutkan alisnya.

“Kamu sama sekali nggak tahu tentang ini?” Tanya Reno yang heran melihat Laura tampak melongo.

Laura menggelengkan kepala dengan wajah polosnya. “Nggak tahu.”

Reno menepuk pelan keningnya. Baru saja akan berbicara kembali, tiba-tiba terdengar ketukan yang membuat keduanya melihat ke arah pintu.

"Masuklah." Seru Reno, tanpa menunggu lama, Johan masuk dan menutup kembali pintu ruangan.

"Baiklah, ayah sudah datang. Aku ada urusan sebentar, kamu bisa panggil Dina jika membutuhkan sesuatu. Ruangan Dina tepat di samping ruangan ini." Reno mengambil sebuah b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rahim Sewaan   Bab 12 - ( Kekecewaan Johan)

    “Aku tidak mendengar kabar pernikahannya. Dia seorang gadis, sudah setahun bekerja dengan sangat baik di kantor ini. Namun beberapa minggu lalu aku mendengar kabar kehamilannya yang tiba-tiba. Sebenarnya kabar ini merusak citra buruk perusahaan, aku juga sedang menangani hal ini.“ Reno kembali menjelaskan. Laura tampak kaget mendengar berita mengenai temannya sendiri. Ia menatap Reno lamat-lamat membuat Reno mengerutkan alisnya.“Kamu sama sekali nggak tahu tentang ini?” Tanya Reno yang heran melihat Laura tampak melongo. Laura menggelengkan kepala dengan wajah polosnya. “Nggak tahu.”Reno menepuk pelan keningnya. Baru saja akan berbicara kembali, tiba-tiba terdengar ketukan yang membuat keduanya melihat ke arah pintu. "Masuklah." Seru Reno, tanpa menunggu lama, Johan masuk dan menutup kembali pintu ruangan. "Baiklah, ayah sudah datang. Aku ada urusan sebentar, kamu bisa panggil Dina jika membutuhkan sesuatu. Ruangan Dina tepat di samping ruangan ini." Reno mengambil sebuah b

  • Rahim Sewaan   Bab 11 - (Bertemu Dina)

    "Tinggallah bersama kami di rumah keluarga Wijaya." Seru Tari dengan wajah yang masih mengiba. Arini tampak melongo mendengar permintaan Mamanya pada Laura, sedangkan bagi Laura sendiri, ia tak begitu kaget karena sedari awal ia telah curiga sebelumnya. "Ma, tolong pikirkan kembali apa yang baru saja mama katakan. Secara tidak langsung kita akan membuka rahasia kita pada dunia." Arini menyela ucapan mama mertuanya dengan cepat, tanpa mau mendengarkan jawaban Laura yang sedang diajak bicara. Laura menganggukkan kepala tanda setuju pada ucapan Arini. "Tante, eh, maaf Ma. Kali ini aku belum bisa memenuhi keinginan Mama. Kontrak kita ini bersifat rahasia, aku tak ingin jika aku masuk ke rumah keluarga Wijaya malah akan mempersulit masalah. Aku dan Reno juga sudah sepakat, selama kontrak ini berlangsung, aku akan tetap tinggal di villa. Jadi dengan berat hati, aku tak bisa melakukan apa yang mama mau." Laura memegang kedua tangan Tari, ia berusaha meyakinkan Mama mertuanya. “Tapi i

  • Rahim Sewaan   Bab 10 (Kembali Nyaman)

    Reno yang menerima penolakan itu merasa kecewa. Dia merasa canggung karena Laura yang berada di hadapannya kini malah tak ingin berteman sekalipun dengannya. Keduanya nampak diam tak bersuara, hanya suara detik jarum jam yang menjadi penggiring keheningan. Setelah diam beberapa saat, akhirnya Reno kembali mengutarakan pertanyaan yang sudah ingin mencuat dari jauh-jauh hari. "Hmm, Laura. Satu hal lagi yang harus aku tanyakan padamu." Kata Reno dengan gugup. Laura menaikkan sebelah alisnya, "Apa itu?" "Apa sekarang kamu mempunyai seorang kekasih?" Tanya Reno perlahan. Seketika Laura terdiam, ia meletakkan cangkir di atas nakas lalu menghembuskan napasnya pelan. "Ada, malah dia sedang berjuang di negeri orang untuk meminangku. Tapi..." Laura langsung menunduk, tak mampu melanjutkan ceritanya. "Maafkan aku. Aku telah membuat masalah baru di hidupmu. Bukan hanya soal kamu yang harus mengorbankan rahimmu, tapi juga perasaan, terutama hubungan kamu dengan kekasihmu. Aku tak be

  • Rahim Sewaan   Bab 9 - (Jaga Jarak)

    Reno yang menyadari tingkah Arini hanya mengedikkan bahunya tak acuh, dia berfikir setelah ini hanya perlu sedikit merayunya saja. Reno terus membantu Laura sampai ke dalam kamar lalu membaringkan Laura di atas ranjang. "Laura, terima kasih banyak. " Ucap Reno yang ikut duduk di pinggir ranjang tempat Laura dibaringkan. "Aku tidak melakukan apapun yang mengharuskanmu mengucapkan terima kasih padaku." kata Laura tak acuh. Setelah Arini menemuinya di mobil, Laura lebih bersikap dingin pada Reno. Dia menjaga jarak, semata-mata untuk menghargai perasaan Arini yang menurutnya telah rapuh karenanya. "Aku sudah aman disini, lagipula ada Bi Ijah yang akan menemaniku. Lebih baik kamu susul saja istrimu, dia sedang membutuhkanmu." Ujar Laura kembali tanpa menatap wajah Reno. "Kamu juga istriku dan kamu lebih membutuhkanku sekarang." Tanpa sadar Reno berkata demikian, membuat ia segera memukul bibirnya sendiri karena berkata spontan seperti itu. Laura yang mendengarnya langsung me

  • Rahim Sewaan   Bab 8 - (Inseminasi Buatan)

    Sesampainya di rumah sakit, Reno yang sudah menunggu sedari tadi langsung menyambut hangat kedua wanitanya. Ya, meskipun pelukan hangat yang didapat Arini dan hanya sapaan kecil yang diterima Laura, tapi tentu saja itu bukan masalah bagi Laura. Mereka langsung menuju ruangan dokter Gina, teman dari Arini yang telah diberi kepercayaan untuk membantu selama proses kehamilan Laura berlangsung. "Selamat siang, dokter Gina." Sapa Reno kala mereka hendak memasuki ruangan dokter Gina. "Selamat siang, silakan masuk." Ketiganya langsung masuk dan Arini mendapat pelukan hangat dari sahabat yang baru mengetahui kejadian mengenai kontrak ini. "Kenalkan, ini Laura, wanita yang akan mengandung anak kami." Kata Arini mengenalkan Laura pada dokter Gina. "Salam kenal Laura, saya Dokter Gina. Disini saya yang akan menemani kamu sampai proses melahirkan nanti. Kamu boleh bertanya apapun itu mengenai proses inseminasi sampai hal-hal yang menyangkut kehamilan kamu nanti.” Sapa Dokter Gina d

  • Rahim Sewaan   Bab 7 - (Pengertian Sesama Wanita)

    Setelah akad nikah berlangsung, semua orang membubarkan diri, yang tersisa hanya keluarga inti saja. Johan segera menghampiri Laura sebelum dirinya pergi meninggalkan putrinya sendirian. "Nak, sekarang kamu sudah menjadi seorang istri, surgamu sekarang ada pada suamimu. Berusahalah untuk menjadi istri yang baik. Kalau ada yang menyakitimu, bicaralah. Ayah akan selalu menjadi garda terdepan yang selalu membelamu." Wejangan sang Ayah diiringi tangis yang tiada henti. Laura menganggukkan kepala, "Ayah, aku titip ibu. Selalu kabari aku apapun tentang ibu. " Laura memeluk erat sang Ayah dengan terisak. Tak lepas sedetik pun untuk tak mengkhawatirkan ibunya. Sebelumnya Laura pamit pada Rina dengan alasan untuk bekerja di tempat yang jauh, dimana ia tak bisa pulang dalam waktu cepat. Setelah selesai bicara pada Laura, Johan beralih pada Reno. "Nak Reno, ayah titip Laura. Walaupun dia bukan istri sahmu menurut negara, tapi Ayah mohon jangan sampai kamu menyakitinya. Ayah menitip

  • Rahim Sewaan   Bab 6 - (Menikah)

    "Apa?" Arini membulatkan matanya, ia begitu kaget dengan permintaan Laura yang menurutnya keterlaluan. "Mbak Arini tenang saja, permintaan saya hanya sebagai status semata. Saya tidak ingin terlalu jauh berbuat dosa, saya tidak ingin nantinya anak itu dikatakan anak haram." Laura memberanikan diri untuk mengutarakan keinginannya, dengan tenang ia sampaikan hingga Reno dan Arini mau menurutinya. "Sayang, kamu lihat sendiri, kan? Wanita ini dikasih hati minta jantung. Kamu sudah bayar mahal malah minta dinikahi. Apa menurutmu dia tidak serakah?" Ketus Arini dengan napas yang membara karena menahan emosi. "Sebenarnya pernah terlintas juga dalam benakku mengenai kontrak ini yang memang tergolong sensitif, aku bahkan sudah mengira kamu dan ayah kamu pasti meminta itu. Aku juga tidak ingin hal ini dikatakan zina, aku takut anakku nanti dikira anak haram, walaupun nanti semua orang akan mengira anak itu adalah anak dari Arini." Reno mengatakan dengan tatapan datar, walaupun sebenarny

  • Rahim Sewaan   Bab 5 - (Bertemu Arini)

    Laura memandang danau indah dengan tatapan kosong. Pemandangan yang seharusnya memanjakan mata, kini hanya seperti sebuah pajangan yang menjadi pelampiasan kegalauan hati. Dia melirik ponselnya, terdapat beberapa pesan dari Devan yang baru sempat ia baca. Masalah yang datang akhir-akhir ini membuatnya lupa untuk sekedar berkabar. Ponselnya bergetar, menandakan seseorang telah menghubunginya. "Halo." Laura menyapa terlebih dahulu, ia tak tahu siapa nomor baru yang menghubunginya. "Laura, sore ini saya dan Arini akan mengunjungi ibumu, sekalian saya minta kamu periksa kesehatan sebelum dilakukan inseminasi." Setelah terdengar suaranya, Laura tentu tahu yang menghubunginya adalah Reno. Kali ini Reno bersikap lebih dingin, mungkin karena sedikit menjaga perasaan istrinya. Laura memutar bola mata malas. Jika bisa memilih, ia ingin sekali menghentikan waktu sampai masalah ini selesai tanpa harus melibatkannya. "Bisa-bisanya dia mengkhianatiku. Kamu pikir deh sayang, dia yang

  • Rahim Sewaan   Bab 4 - (Menikah?)

    "Ibumu sedang tidur, jangan mengganggunya. Kamu tunggu saja di depan, ayah akan segera menyusulmu." Baru saja Laura membuka pintu ruangan ibunya dengan raut wajah menahan emosi, ayahnya langsung menodongnya dengan berbagai pernyataan. Ayahnya sudah tahu betul, kali ini putrinya akan protes mengenai perjanjian kontraknya. Tak ingin masalah ini diketahui istrinya, Johan meminta Laura tak membahas itu di ruangan tersebut. "Kontraknya sudah kamu tanda tangani?" tanya Johan yang ikut duduk di ruang tunggu. Laura menganggukkan kepala dengan bibir yang mengerucut, ia langsung membalikkan badan, menghadap sang ayah dengan tatapan yang tajam. Sikapnya kali ini lebih siap untuk menginterogasi ayahnya. "Kenapa Ayah tidak bilang kalau laki-laki yang membutuhkan ibu pengganti itu adalah Reno? Kenapa Ayah tidak jujur padaku dari awal? Mengapa harus Reno?" "Maafkan ayah, nak. Jika ayah memberitahumu dari awal, kamu pasti tidak akan mau melakukannya." "Aku tak menyesali keputusa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status