Beranda / Romansa / Rahim Tawanan / Surat Perjanjian

Share

Surat Perjanjian

Penulis: Queenau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-01 10:13:13

"Apa ini Rik?" Kenan mengenyitkan dahinya membaca kertas dihadapannya. Kertas yang berisi beberapa poin itu membuatnya kebingungan seketika.

"Itu tadi diserahkan Hans atas perintah nyonya Tuan. Tuan Kenan diminta untuk menandatanganinya." Riko yang berdiri disebelah kanan tuannya itu menahan gugup. Pasalnya, setiap Tuannya itu mendapat sesuatu dari ibunya pasti Riko akan terkena dampak juga dari perubahan mood tuannya itu.

"Ini serahkan Hans kembali, dan mintakan salinannya juga untuk kusimpan."

Riko langsung menerimanya dengan hati lega. Tanpa membuang waktu ia pun segera melaksanakan titah tuannya. Tapi baru membuka handle pintu, Kenan memanggilnya kembali.

"Carikan WO terpercaya yang bisa menyiapkan pernikahan dalam waktu singkat."

"WO tuan?" ulang Riko, takut ia salah dengar. Jika EO yang disebutkan oleh Kenan mungkin Riko tidak akan bertanya lagi, tapi ini WO alias Wedding Organizer, jadi ia bertanya - tanya untuk apa tuannya itu menyewanya.

"Oh aku perlu membahas ini denganmu, kemarilah." Riko yang sudah diambang pintu langsung menghampiri tuannya itu seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.

"Aku akan mengadakan pernikahan dalam waktu dekat ini, mungkin tidak mewah karena Mom ingin pernikahan ini dirahasiakan, tapi aku perlu mengosongkan waktu kira-kira 3 hari cukup untuk acara itu." ucap Kenan dengan lancar tanpa melihat sekertarisnya yang kini menatapnya heran.

"HAA?!" terkagetlah sekertaris itu mendengar ucapan tuannya. Jika tidak melihat tampang datar Kenan, mungkin Riko akan mengira jika tuannya itu sedang mabuk atau paling parah kerasukan.

"Ck, biasa saja Rik," decak Kenan karena ikut kaget mendengar reaksi lebay sekertarisnya.

"Kapan itu tuan?" Tanya Riko setelah kekagetannya usai.

"Satu minggu lagi, jadi carikan WO yang bisa menghandle semuanya, berapapun tidak masalah asal acara itu berjalan lancar."

"Kira-kira untuk berapa tamu undangan tuan?"

"Tanyakan pada ibuku, semuanya atas perintahnya, kamu bisa saling membantu dengan Hans." Meski memerintah, nyatanya mata Kenan tak lepas dari berkas kerjaannya.

"Baik tuan, nanti akan saya konsultasikan dengan nyonya dan Hans."

"Bagus, oh dan jangan sebarkan ini kesiapapun, hanya orang-orang terdekat saja yang tau aku akan menikah."

"Baik Tuan."

Meski kepalanya langsung pening memikirkan mencari WO dimana yang bisa bekerja sekilat itu, juga alasan terburu-burunya pernikahan Kenan, Riko tetap mengangguk mantap dan langsung meninggalkan ruangan. Meninggalkan Kenan yang kini mendengus ketika mengingat kilasan pertemuan singkatnya dengan Ashyana juga surat perjanjian yang diberikan ibunya.

"Konyol, apa Mom pikir aku akan menjalani pernikahan ini secara sungguhan?" ucap Kenan dengam seringaiannya ditengah-tengah menandatangani berkas.

"Kita lihat saja nanti."

---------------

Berbeda dengan Kenan yang memang sudah tahu perihal surat perjanjian, Ashyana yang tidak tahu dibuat kaget. Tadi setelah sarapan, dirinya dipanggil ke ruangan Madam Soraya dan dihadapkan sebuah dokumen dengan poin-poin yang harus Ashyana patuhi juga beberapa poin yang didapat Ashyana jika berhasil melahirkan anak untuk Kenan.

Namun, ada yang membuat Ashyana heran dengan beberapa poin dimana diantaranya ia tidak diperbolehkan jatuh cinta dengan anak tunggal Madam Soraya itu. Selain itu, yang membuatnya lebih heran adalah ia tidak akan berhubungan badan dengan Kenan. Pertanyaannya, bagaimana bayi itu akan hadir jika ia dan Kenan tidak melakukan kegiatan itu.

Dan seperti tahu akan isi pikiran Ashyana, Madam Soraya merebut dokumen dari tangan Ashyana dan menghembuskan nafas secara kasar.

"Begini, meski tidak dipungkiri jika perbuatanku ini salah dengan menyewa rahimmu, aku tidak ingin membuat tubuhmu rusak Ashyana."Mata Madam Soraya seperti menerawang. "Perempuan itu pertama kali dilihat dari keindahan tubuhnya, meski kita perempuan benci akan fakta itu tapi memang itu faktanya. Aku tidak mau membuat tubuhmu rusak dan menghalangimu mendapat suami yang sesungguhnya di masa depan nanti. Kamu masih muda dan jalanmu masih panjang, jadi aku menggunakan kecanggihan untuk mendapatkan cucu. "

"Apa aku akan dilepaskan begitu berhasil memberikan anda cucu nyonya?" tanya Ashyana dengan gamang.

"Tentu, kamu tidak usah khawatir akan itu, aku selalu memegang janjiku." ucap Madam Soraya dengan lembut. "Lagipula, kamu bukan seutuhnya tawanan disini Ashyana, jika bayi itu tidak harus tumbuh dirahim, aku akan melepaskanmu begitu prosedur penyatuan sprema dan telur itu selesai."

Setelah mencerna dengan baik sekarang Ashyana meyakinkan dirinya akan pilihannya itu. Meski masih tidak terima dengan semua yang terjadi dalam sekejap mata ini, Ashyana hanya bisa berpasrah.

Bukan ia yang tak mau usaha, tapi Madam Soraya tentu bukan tandingannya. Melihat rapihnya pekerja Madam Soraya membawanya ke mension ini saja sudah bukti bahwa Madam Soraya bukan orang sembarangan. Maka, suka tidak suka, mau tidak mau Ashyana memang harus menandatangani perjanjian itu. Dengan mantap Ashyana membubuhkan tanda tangan di lembar terakhir halaman itu.

"Kamu gadis yang baik Ashyana, hanya keadaan yang tidak berpihak padamu."

Ashyana tersenyum tipis. Entah sejak kapan bahasa yang digunakan Madam Soraya itu menjadi begitu santai dan membuat Ashyana tahu bahwa wanita di depannya itu bukanlah orang yang jahat.

"Sepertinya dia anak yang baik nyonya." Hans, sekertaris Madam Soraya itu berbicara sesaat setelah kepergian Ashyana dari ruangan itu.

"Ya, hanya ibunya yang tidak tahu malu dengan menjual anaknya sendiri."

"Lalu kenapa anda mengambil jalan ini dan bukan jalan yang baik nyonya?" ucap Hans heran.

"Semuanya terlalu rumit untuk dicerna Hans, hanya doa terbaik yang bisa kuberikan untuk mereka."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rahim Tawanan   Malam itu🔞

    Bunyi kulit saling beradu terdengar dangat nyaring di sebuah kamar hotel. Dua anak adam berbeda jenis kelamin itu begitu terbuai satu sama lain. Kegiatan itu tidak hanya sekali dua kali tapi terjadi berulang kali hingga si gadis mengeluh. "Ashya capekh." Keluhan itu hanya dianggap angin lalu oleh pria yang kini tengah mengungkung Ashyana itu. Seakan tak puas setelah melakukan berulang kali, nyatanya kegiatan itu tak kunjung terhenti. "Tuanh." tubuh Ashyana masih mebgeliat kesana kemari karena tangan nakal pria di atasnya itu. "Panggil namaku dan aku akan mengakhirinya sekali ini." "Tidakh sopanh tuanh." tatapan sayu yang Ashyana berikan bukannya menghentikan kegiatan pria itu di atas tubuh Ashyana tapi malah menjadi. "Cukup panggil namaku dipuncaknya nanti atau kamu mau menambah beberapa ronde lagi?" Ashyana langsung menggeleng kepalanya kuat. Bibir yang rasanya sudah kebas itu semakin kebas saat benda kenyal pria itu memagutnya kesekian kalinya. Ashyana yang sebenarn

  • Rahim Tawanan   Kebun Anggur, Fastival dan Rahasianya

    Meski sudah tidak pusing lagi, Ashyana memilih bertahan di kamarnya. Ia tbahkan tidak turun untuk sarapan dan itu membuat Kenan kini menghampirinya. Padahal sudah jelas tujuan Ashyana ingin menghindari tuannya itu. "Kamu masih demam?" Refleks tangan Kenan terangkat untuk mengecek suhu Ashyana, dan refleks juga gadis itu memundurkan kepalanya. "Enggak Tuan." jawab Ashyana dengan kepala tertunduk dan jari memilin piyama tidurnya. "Syukurlah, siap - siaplah 30 menit lagi kita keluar." pernyataan yang keluar dari mulut Kenan itu membuat Ashyana mengerjap sebelum mengangguk patuh. "Bi Elle tolong bantu Nona Ashyana bersiap." Bibi Elle pun mengangguk patuh. "Ti-" Ashyana menelan protesn yang akan ia keluarkan begitu teringat prinsipnya semalam. "Ada apa Nona Ashyana?" Kenan yang akan berbalik itu mengurungkan niatnya mendengar suara Ashyana tadi. "Tidak apa - apa Tuan." jawab Ashyana masih dengan kepala menunduknya. Meski merasa janggal Kenan hanya mengangkat sebelah alisnya d

  • Rahim Tawanan   Bertengkar

    Ashyana masih tenggelam dalm lautan mimpinya saat sebuah tangan besar mengusik tidur nyenyaknya. "Cy jangan menggangguku, aku beneran pusing ih." gumam Ashyana tanpa repot - repot membuka matanya. Ia balikkan tubuhnya dari posisi semula sehingga kini ia memunggungi si pengganggu tidurnya itu. "Langsung periksa saja Steve." Dan tidurnya itu menjadi semakin terusik saat lamat - lamat ia mendengar suara pria yang akhir - akhir ini begitu familiar ditelinganya. Tak lama setelah itu, dapat Ashyana rasakan benda yang ia yakini sebagai stetoskop itu menyentuh dadanya. Karena semakin mengganggu tidurnya, akhirnya Ashyana membuka mata dan langsung dihadapkan pada dua wajah tampan yang sama - sama memasang wajah seriusnya. "Nyonya Ashyana masih merasa pusing?" tanya dokter Steve yang diangguki oleh Ashyana. "Selain itu apa yang dirasakan?" "Udah itu aja Dok." Setelah itu dokter Steve tidak bertanya lagi dan sibuk memilah obat. Ashyana sendiri memilih untuk memejamkan matany

  • Rahim Tawanan   Minum 2

    Huekk Kenan sudah pasrah saat baju depannya sudah penuh dengan cairan kental yang berasal dari mulut Ashyana. Sementara di pelaku kini menatap Kenan dengan wajah polosnya. "RIKO! MUSNAHKAN SELURUH ALKOHOL DI RUMAH INI!!" teriakan kencang Kenan bersamaan dengan datangnya Riko juga limbungnya tubuh Ashyana. "Tuan, apa yang terjadi? kenapa dengan Nona Ashyana?" tanya Riko dengan kebingungan. "Tuli kamu?!" hardik Kenan yang membuat Riko menunduk patuh. "Aku tidak mau ada satu minumanpun di rumah ini besok pagi." ucap Kenan sebelum membawa tubuh Ashyana masuk kedalam kamarnya. Riko hanya mengangguk patuh dan segera melakukan perintah tuannya itu. Kacung sepertinya bisa apa memangnya selain menuruti perintah sang tuan. Sementara di kamar, Kenan langsung melepas kaos yang ia pakai. Ia bilas tubuhnya di kamar mandi guna menghilangkan rasa lengket akibat ulah Ashyana itu. Setelah selesai, ia menatap Ashyana yang tadi ia tinggalkan di sofa kamarnya dalam keadaan setengah sadar. De

  • Rahim Tawanan   Minum

    "NANA!" Baru saja keluar dari mobil, pekikan serta terjangan Lucy membuat Ashyana kaget. Tubuhny sampai limbung dan hampir saja terjatuh jika tidak ada Kenan yang memegangi pundaknya. "Bisa hati - hati Cy?" sarkas Kenan yang membuat Lucy mengeluarkan cengirannya. "Maaf, habisnya aku kangen sama Nana. Ayo kita masuk!" ucap Lucy merasa bersalah. "Tapi, cie udah mulai di bucinin nih." ledek Lucy dengan begitu bersemangat menyeret lengan Ashyana untuk segera masuk ke rumah berlantai dua itu. Ashyana hanya memutar bola matany malas. Lucy tidak tahu saja apa yang sebenarnya terjadi. Jika tau mungkin dia sudah marah pada ibu dan kakaknya, mungkin juga padanya karena telah berbohong. Setelah di dalam rumah, Lucy mengajak Ashyana duduk di sofa ruang tamu. Ashyana sampai heran dengan sahabatnya itu yang tidak terlihat kecapekan sama sekali padahal baru saja melakukan perjalanan jauh. Bahkan gadis itu sudah berceloteh menceritakan perjuangannya agar bisa diizinkan ibunya alias Madam

  • Rahim Tawanan   Welcome to Italia

    Setelah sepagian ini ia dibuat kaget dengan kedatangan sang sahabat, sekarang Ashyana dibuat tercengan dengan pernyataan kakak kandung sahabatnya itu. Tiba - tiba saja is diberitahu bahwa mereka akan melakukan perjalanan ke Italia malam ini juga. Bukan hanya Kenan, tapi juga dirinya. "Kenapa ke Italia?" tanya Ashyana dengan tampang cengonya. "Nanti juga tau." jawab Kenan datar yang membuat Ashyana menghembuskan nafas secara kasar. Sampai di mension pun tidak ada yang membuka percakapan kembali. Kenan yang enggan diganggu dan Ashyana yang sudah malas bertanya kembali membuat percakapan hanya sampai disitu saja. "Nanti jam 9 malam keberangkatan kita Nona, Anda jangan sampai lupa ya?" pesan Riko setelah sang tuan masuk ke mension. "Baik tuan." jawab Ashyana dengan senyum canggungnya. "Panggil saja Riko, saya hanya asisten Tuan Kenan jadi jangan panggil saya Tuan." ucap Riko dengan senyum ramahnya. Ashyana pun terkesan jadinya. Selama hampir seminggu di mension ini jujur h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status