Share

Kecewa dan Terluka

last update Last Updated: 2023-06-26 12:30:08

🏵️🏵️🏵️

Hari ini, usia kehamilan Tasya memasuki empat bulan. Perhatian yang Kenzo tunjukkan makin membuat wanita itu merasa bersalah. Tasya tidak sanggup membayangkan apa yang akan Kenzo pikirkan kalau dirinya akan pergi setelah melahirkan anak mereka.

Tasya saat ini merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Kenzo. Namun, dia berusaha menolak rasa itu karena dirinya sadar kalau laki-laki tersebut suami Siska. Tasya kembali mengingat tujuannya menikah dengan Kenzo, melahirkan anak pria itu.

Tasya tidak ingin larut dalam perasaan yang tidak menentu. Dia berusaha tetap bersikap kasar di depan calon ayah dari anaknya tersebut. Semua itu dia lakukan agar Kenzo tidak menaruh harapan banyak kepadanya.

“Rasanya sudah tidak sabar menantikan kehadiran anak kita, Sayang,” ucap Kenzo sambil mengusap-usap perut Tasya.

Tasya hanya bisa terdiam dan merasakan hatinya seperti disayat sembilu yang sangat tajam. Terluka, tetapi tidak terlihat. Tasya berpikir, seandainya pernikahan dan kehamilannya bukan karena sebuah kesepakatan, dia ingin mengatakan pada dunia bahwa dirinya bangga memiliki Kenzo.

Akan tetapi, apa yang Tasya pikirkan sungguh bertolak belakang dengan apa yang dia rasakan saat ini. Kenyataannya, wanita itu hanyalah istri sementara untuk laki-laki yang kini bersamanya. Tinggal menunggu beberapa bulan lagi, perpisahan yang akan Tasya rasakan dalam hidupnya.

Tasya akan segera berpisah dengan suaminya, juga anak yang sekarang masih dalam kandungannya. Tasya baru menyadari kalau apa yang dia sepakati bersama Siska sungguh menyayat hati. Dulu, Tasya merasa yakin kalau dirinya pasti mampu melewati semua itu sampai anaknya lahir.

Akan tetapi, apa yang Tasya rasakan saat ini justru membawa dirinya dalam kesedihan mendalam. Apalagi setelah perutnya makin membesar. Tasya membayangkan kalau anaknya laki-laki, pasti tampan seperti Kenzo.

“Kamu, kok, diam aja, Sayang?” Kenzo kembali membuka suara hingga membuyarkan lamunan Tasya.

“Nggak apa-apa.”

“Malam ini aku tidur di sini, ya, Sayang.” Seperti biasa, Kenzo tetap berusaha membujuk istri keduanya itu.

“Berapa kali aku harus bilang, Mas … tolong ngerti dengan posisiku. Aku mohon, perhatikan Siska. Dia membutuhkanmu. Selama beberapa bulan sebelum aku dinyatakan hamil, kamu jarang menemani tidurnya. Kamu selalu beralasan memilih hampir tiap malam tidur denganku agar aku secepatnya hamil. Sekarang harapan itu sudah terwujud, silakan keluar dari kamar ini, Mas.” Tasya tetap dengan perasaan tidak tega melihat sahabatnya bersedih.

“Kenapa kamu bersikap seperti ini? Aku tidur denganmu seolah-olah hanya ingin mendapatkan hakku sebagai suami. Aku hanya ingin dekat denganmu, Sayang. Sudah seminggu aku tidur di kamar Siska, apa aku tidak boleh tidur bersamamu malam ini?” Kenzo menggenggam tangan Tasya.

“Tidak perlu membesar-besarkan hal seperti ini, Mas. Kamu boleh keluar sekarang.” Tasya tetap dengan janjinya kepada Siska saat awal kehamilan.

“Kamu sekarang udah hamil, Sya. Biarkan Mas Kenzo kembali tidur di kamarku setiap malam. Kamu jangan berusaha menggodanya. Ingat status kamu hanya istri sementara.” Hati Tasya sangat sakit mendengar apa yang keluar dari bibir Siska kala itu.

“Aku tahu diri, Sis. Kamu tenang aja, aku akan tetap meminta suamimu tidur denganmu. Aku akan selalu ingat kalau tujuan kamu hanya untuk meminjam rahimku.” Tasya hampir menangis mengucapkan semua itu di depan sahabatnya.

Tasya tidak pernah menyangka kalau Siska sekarang makin sering menyakiti perasaannya. Siska seolah-olah menuduh Tasya merebut suami sahabatnya sendiri, padahal dulu, Siska dengan memohon meminta Tasya melahirkan anak Kenzo.

“Sayang, kamu kenapa nangis?” tanya Kenzo. Tasya tidak menyadari bening kristal telah jatuh dari pelupuk matanya membasahi pipi setelah mengingat apa yang Siska lakukan kepadanya.

“Aku mohon, keluar dari sini sekarang, Mas.” Tasya menyatukan kedua telapak tangannya di depan Kenzo.

Kenzo tidak mengerti kenapa Tasya bersikap seperti itu. Untuk menenangkan hati istrinya, Kenzo pun keluar dari kamar Tasya seperti malam-malam sebelumnya. Dia melakukan itu karena tidak ingin melihat wanita yang dia cintai bersedih bahkan sampai menitikkan air mata.

🏵️🏵️🏵️

Kenzo sangat bingung menghadapi sikap Tasya akhir-akhir ini yang selalu meminta dirinya menemani tidur Siska. Kenzo akhirnya merebahkan tubuh di samping istri pertamanya. Namun, dia belum mampu memejamkan mata mengingat Tasya yang masih menangis saat dia memasuki kamar Siska.

Kenzo tidak tega melihat air mata wanita yang dia cintai itu. Apalagi saat ini sedang mengandung anak pertamanya. Kenzo ingin mengusap air mata Tasya, tetapi dirinya tidak mampu karena sering menerima penolakan.

“Kamu datang, Mas?” Siska bahagia melihat sang suami berbaring di sampingnya. Wanita itu tadi sudah hampir terlelap.

“Tasya mengusirku dari kamarnya.” Kenzo mengatakan yang sebenarnya kepada Siska.

“Kok, bisa, Mas?” Siska bersikap seolah-olah tidak bersalah.

“Semenjak hamil, sikapnya berubah. Dia tidak ingin dekat denganku dan selalu memintaku keluar dari kamarnya hampir setiap malam.” Kenzo masih tetap bingung dengan perubahan sikap Tasya.

“Mungkin bawaan bayi, Mas. Aku pernah dengar kalau wanita hamil itu lebih sensitif dan bersikap tidak seperti biasanya.” Siska berusaha meyakinkan Kenzo. Laki-laki itu tidak tahu kalau perubahan yang terjadi terhadap Tasya karena perbuatan wanita di sampingnya.

“Kalau memang bawaan bayi, sampai kapan, Sayang? Sampai dia melahirkan? Aku nggak mungkin sanggup.” Siska merasa kesal mendengar ucapan suaminya.

“Biarin aja kenapa, sih, Mas? Toh, dia juga udah hamil. Kamu nggak perlu harus tidur lagi dengannya. Aku memberikan izin agar kamu tidur dengannya supaya dia cepat hamil. Tapi sekarang sudah terwujud, biarkan dia menunggu sampai anak itu lahir.” Siska memberikan penuturan yang membuat Kenzo marah.

=============

Nova Irene Saputra

Bagaimana reaksi Kenzo setelah mendengar ucapan Siska?

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Terharu

    🏵️🏵️🏵️ Tasya pun pasrah dengan apa yang Kenzo lakukan. Dia juga sadar bahwa sudah sepantasnya dirinya sebagai istri memenuhi hak suami. Tasya bangga melakukan kewajibannya, tidak ada beban atau rasa bersalah sama sekali. Sekarang Tasya menyadari bahwa Kenzo suaminya seorang. Dia tidak perlu merasakan sesak seperti dulu karena harus berbagi suami dengan wanita lain. “Sayang, kamu masih ingat, nggak, waktu awal kita menikah?” Kenzo bertanya setelah selesai memadu kasih dengan sang istri. “Kenapa, Mas?” “Kamu nggak ikhlas melayani suamimu, bahkan kamu nangis.” “Dulu dan sekarang itu beda, Mas.” “Aku tahu, Sayang. Kamu pasti merasa tertekan karena harus menyerahkan segalanya kepada laki-laki yang tidak kamu cintai saat itu. Kamu pasti tidak menikmatinya seperti malam ini.” “Apaan, sih, Mas.” Tasya merasa malu mendengar penuturan Kenzo, dia pun menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. “Kenapa, Sayang?” Kenzo meraih tangan Tasya dari wajahnya. “Nggak usah ungkit masa lalu l

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Rencana Resepsi Pernikahan

    🏵️🏵️🏵️ Hari ini, Kevin memasuki usia empat bulan. Kenzo dan Tasya sudah kembali ke istana cinta mereka. Sementara Siska telah dijemput laki-laki yang setia mencintai dirinya kurang lebih empat bulan yang lalu. Siska telah mengikat hubungan dengan cinta pertamanya tersebut dalam pernikahan. Walaupun awalnya Siska sangat kesal dan tidak terima dengan cinta Kenzo kepada Tasya, tetapi dia sadar kalau sang mantan suami tidak mungkin menghapus perasaannya terhadap sahabatnya itu. Hanya Tasya yang mampu memberikan kebahagiaan untuk Kenzo. Tasya merasa beruntung memiliki suami seperti Kenzo. Walaupun awalnya dia berpikir bahwa dirinya telah merusak kehidupan Siska, tetapi seiring berjalannya waktu dan penjelasan yang diberikan Kenzo dan Siska, dia pun mengerti. “Anak Papa udah mandi, belum?” Setelah pulang kantor, Kenzo menghampiri Tasya dan Kevin yang sedang duduk di taman belakang rumah mereka. “Udah, dong, Pah.” Tasya memberikan jawaban mewakili Kevin yang masih balita. Kenzo menci

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Memantapkan Hati

    🏵️🏵️🏵️ Kenzo sama sekali tidak terkejut mendengar permintaan Siska. Dia menghampiri wanita itu sambil tersenyum. Kenzo merasa bahagia karena dirinya telanjur kecewa dengan kebohongan besar yang Siska sembunyikan selama ini. Kenzo sudah lama menginginkan perpisahan dengan Siska, tetapi wanita itu selalu memohon agar tetap mempertahankan dirinya. Namun, apa yang terjadi? Saat Kenzo berusaha untuk tetap menganggapnya sebagai istri, justru pengkhianatan yang dilakukan di belakangnya. Siska saling berkirim pesan mesra dengan laki-laki lain. Kenzo yang mengetahui hal itu merasa makin yakin untuk berpisah dengan sang istri. Ditambah lagi dengan kebohongan menyeramkan yang baru dia ketahui. Kenzo juga tidak terima dengan apa yang telah Siska lakukan terhadap Tasya. “Cerai? Kenapa baru sekarang kamu minta pisah? Bukankah dari dulu, aku menginginkan hal itu, tapi kamu selalu menolak? Apa karena sekarang kamu sudah menemukan pujaan hatimu?” Kenzo dengan santai mengatakan sesuatu yang sanga

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Minta Cerai

    🏵️🏵️🏵️ Pagi ini, Kenzo tampak bahagia. Dia sangat bersyukur karena akhirnya Tasya bersedia menerimanya kembali. Kenzo tidak menyadari kalau sang ibu memperhatikan tingkahnya yang saat ini sedang sarapan di meja makan. “Sepertinya lagi bahagia banget, Ken.” Bu Marisa pun ingin tahu apa yang membuat wajah putranya berseri-seri. “Ini berkat wanita yang melahirkan anakku, Mih.” Kenzo pun memberikan balasan kepada ibunya. “Mami sudah menebak. Tasya itu memang istri idaman. Dia tidak hanya cantik di luar, tapi dalamnya lebih luar biasa.” “Iya, Mih. Aku sangat bersyukur memilikinya.” “Semoga hubungan kalian tetap langgeng selamanya. Mami juga sayang sama dia. Dia sudah melahirkan penerus keluarga kita.” “Iya, Mih. Akhirnya kita sekarang dapat menimang cucu.” Pak Rio turut membuka suara. Keluarga bahagia tersebut menikmati sarapan dengan perasaan senang. Mereka selalu bersyukur bahwa apa yang diharapkan selama ini telah terwujud. Tasya telah memenuhi keingin terbesar keluarga Kenzo,

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Makin Cinta

    🏵️🏵️🏵️ “Kamu nggak pulang, Mas?” Tasya melihat suaminya masih berbaring. Sementara di luar sudah makin gelap, hampir tengah malam. “Kamu mau ngusir aku, Sayang?” “Kok, kamu ngomongnya gitu, Mas?” “Jadi, aku harus ngomong apa? Bukannya kamu tidak ingin dekat denganku?” “Itu nggak benar, Mas.” “Tapi itu kenyataan.” “Kamu benar-benar nggak bisa memahami posisiku, Mas.” “Aku sakit di-PHP-in, Sayang.” Kenzo meraih tangan Tasya lalu meminta wanita itu berbaring disampingnya. “Kamu mau ngapain, Mas?” Tasya curiga dengan tatapan sendu Kenzo. “Apa aku tidak memiliki hak berada di samping istriku?” Kenzo mengusap pipi Tasya. Tasya tidak kuasa menolak suaminya. Dia ingin mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia berada di dekat Kenzo, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan kalimat itu. Tasya tetap masih ingat dengan perasaan Siska. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa heran walaupun suaminya tidak pulang. Dia sangat tahu kalau Kenzo pasti kecewa setelah membaca pesan dari Irfan di ponselnya.

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Bermain Api

    🏵️🏵️🏵️ “Aku mohon, Mas, mengertilah dengan posisiku. Aku harus melakukan ini.” Kenzo mengusap pipi Tasya sambil menatapnya dengan sendu. “Inikah cinta yang kamu ucapkan dalam suratmu. Cinta apa ini, Sayang? Cinta itu tidak akan sesakit ini.” Kenzo menempelkan tangan kanan Tasya ke dadanya. “Hanya pengertian yang aku butuhkan dari kamu, Mas. Cinta itu harus saling mengerti dan memahami.” Tasya tetap berusaha meyakinkan suaminya. “Tapi kenyataannya sekarang, kamu tidak mengerti dengan perasaanku.” Tasya terdiam mendengar apa yang Kenzo katakan. Tasya juga sangat sedih karena meminta sang suami menjauh dari dirinya dan putra mereka. Dia terpaksa melakukan itu untuk menjaga perasaan Siska. Lagi pun, Tasya sudah berjanji kepada sahabatnya untuk meninggalkan Kenzo. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa sedih walaupun Kenzo pergi dari rumah, tetapi dia sedikit heran dengan sikap suaminya tersebut, padahal sebelumnya, laki-laki itu selalu menghabiskan waktu di istana cinta mereka, bukan di ru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status