Share

Tuduhan Menyakitkan

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-24 10:58:08

🏵️🏵️🏵️

Kenzo dan Tasya akhirnya kembali pulang ke rumah. Siska menyambut kedatangan mereka dengan pikiran bertanya-tanya. Wanita itu takut jika Tasya salah penyampaian tentang kesepakatan yang telah mereka setujui sebelum pernikahan terjadi.

Tasya memilih memasuki kamar karena ingin beristirahat. Namun, sebelum wanita itu beranjak, Siska menghentikan langkahnya. Tasya pun menghampiri sahabatnya tersebut. Dia berusaha menuruti kemauannya.

“Duduk dulu, Sya. Tadi ngapain aja di sana? Papi dan Mami ngomong apa?” tanya Siska kepada.

Tasya akhirnya duduk di sofa depan Siska. Sementara Kenzo memilih menjauh dari kedua istrinya. Dia memasuki kamar Tasya. 

“Papi dan Mami nanya tentang kehamilanku aja, Sis.” Tasya mengatakan apa yang dia bicarakan bersama mertuanya tadi.

“Kamu nggak salah ngomong, kan, Sya?” 

“Nggak, Sis. Kamu tenang aja.” Tasya meyakinkan sahabatnya itu.

“Mas Kenzo masuk kamar kamu, tuh. Tolong kamu minta dia tidur di kamarku malam ini. Kamu jangan manfaatin keadaan, dong. Kamu ketagihan tidur dengan suamiku?” 

Tasya terkejut mendengar tuduhan sahabatnya. “Kok, kamu ngomong gitu, Sis? Hampir tiap malam aku minta Mas Kenzo agar tidur di kamarmu aja, tapi dia tetap ngotot tidur di kamarku. Tapi tenang aja, aku akan paksa dia. Kamu nggak perlu menuduhku seperti itu. Aku nggak pernah merasa bangga tidur dengan suamimu, aku tahu diri.” Tasya pun beranjak meninggalkan Siska menuju kamarnya.

“Kamu pasti capek. Istirahat, ya, Sayang.” Kenzo langsung meminta Tasya istirahat setelah tiba di kamar.

“Bagus kalau kamu ngerti. Kamu boleh keluar, aku mau istirahat.” Tasya masih sedih mengingat tuduhan Siska tadi.

“Aku janji nggak ganggu kamu, Sayang.”

“Tapi aku ingin sendiri. Aku harap kamu bisa ngerti.”

“Kamu kenapa, Sayang?” Kenzo meraih tangan Tasya.

“Aku mohon, mulai sekarang kamu nggak perlu tidur lagi di sini. Aku sudah mengandung anak yang kalian harapkan. Kamu dan Siska tinggal tunggu aja sampai aku melahirkan anak ini. Harapan kalian akan terwujud.”

“Kok, kamu ngomongnya aneh banget, Sayang? Kamu istriku, bukan wanita yang dengan terpaksa harus melayaniku. Ucapanmu seolah-olah menganggapku hanya menginginkan tidur denganmu. Padahal kamu udah tahu kalau aku sangat mencintaimu.” Kenzo mencium jemari Tasya.

Tasya langsung membenamkan wajah di dada Kenzo dengan isakan tangis. Laki-laki itu meraih wajah sang istri lalu mengusap kedua pipinya. Tangisan Tasya makin tidak terbendung. Kenzo heran melihat sikap wanita yang dia cintai itu.

“Kamu kenapa nangis, Sayang?” tanya Kenzo memandang wajah Tasya.

“Aku mohon, keluar dari kamar ini, Mas. Kalau kamu memang benar mencintaiku, kamu pasti mengerti dengan perasaanku.”

“Apa aku salah jika ingin tidur di samping istriku?”

“Istrimu bukan hanya aku, ingat itu, Mas. Siska jauh lebih membutuhkanmu.”

“Itu nggak benar, kamu lebih membutuhkan aku. Kamu sekarang sedang mengandung anakku.”

“Tapi Siska lebih berhak atas kamu. Aku hanya istri kedua, kamu jangan pernah lupa itu.”

“Aku nggak peduli. Aku maunya tidur di sini.”

“Baiklah, jika itu yang kamu inginkan, aku yang akan keluar dari kamar ini.” Tasya ingin beranjak, tetapi Kenzo menghalanginya. Tasya berusaha melepaskan diri, tetapi tidak berhasil. 

“Okeh, Sayang, aku keluar sekarang.” Kenzo pun mencium kening Tasya lalu keluar kamar.

Tasya sering merasa bersalah karena hampir setiap hari bersikap tidak lembut terhadap suaminya. Dia semata-mata melakukan itu agar Kenzo tidak berharap banyak kepadanya. Tasya sadar bahwa hubungan yang mereka jalani saat ini hanya sementara.

🏵️🏵️🏵️

“Akhirnya, kamu tidur di sini juga, Mas.” Siska langsung memeluk Kenzo setelah laki-laki itu menghempaskan tubuh di sampingnya.

“Tasya yang memintaku agar tidak tidur dengannya.” Kenzo memberikan balasan.

“Jadi, kalau Tasya nggak minta seperti itu, kamu nggak ingin tidur bersamaku, Mas? Mana suamiku yang dulu? Selalu sayang dan perhatian padaku.” 

“Jangan salahkan aku kalau akhirnya mencintai istri yang kamu pilihkan untukku. Apalagi sekarang dia sedang mengandung anakku, penerus keluargaku.”

“Kamu jahat, Mas. Kamu seolah-olah ingin mengungkit kekuranganku.”

“Aku nggak bermaksud menyakitimu, Sayang. Aku minta maaf.” Kenzo langsung memeluk istrinya.

Sebelum menikah dengan Tasya, Kenzo dengan tulus mencintai Siska. Namun, laki-laki itu dan orang tuanya tetap berharap ingin memiliki penerus. Kenzo sangat tahu kalau Siska tidak akan pernah mampu mewujudkan harapan itu.

Kekurangan Siska tidak hanya mustahil memberikan keturunan, tetapi juga tidak mampu melaksanakan kewajibannya sebagai istri. Sejak kecelakaan nahas itu terjadi, Kenzo tidak pernah lagi menerima haknya sebagai suami dari istri pertamanya.

Hanya Tasya yang mampu memenuhi hasrat Kenzo yang kini juga mengandung benihnya. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu, cinta yang Kenzo miliki makin besar untuk calon ibu dari anaknya.

Perasaan Kenzo saat ini tidak menentu, dia terpaksa harus memenuhi permintaan Tasya agar keluar dari kamar istri keduanya itu. Kenzo mencoba menerima kembali belaian dari wanita yang pertama dia nikahi. Dia melakukan semua itu agar keutuhan rumah tangganya tetap terjaga.

Keesokan hari ....

“Pagi, Sayang.” Kenzo mendaratkan ciuman di dahi Tasya di depan Siska saat mereka sudah berada di meja makan pagi ini.

Tasya sangat terkejut melihat sikap Kenzo. Dia merasa kalau laki-laki itu tidak menghargai keberadaan Siska. Tasya serba salah dan bingung, apalagi melihat wajah Siska yang tiba-tiba murung, padahal tadi wanita itu terlihat ceria pagi ini.

Tasya sangat mengerti bagaimana perasaan Siska sekarang. Setelah bahagia karena dapat tidur bersama suami tercinta tadi malam, tetapi pagi ini dia dikejutkaan dengan sikap suaminya yang tidak menghargai keberadaannya.

“Apa-apaan, sih, Mas?” Tasya kesal melihat sikap Kenzo.

“Nggak salah, dong, memberikan kecupan untuk istriku.” Kenzo memberikan jawaban dengan santai.

“Aku nggak suka!” jawab Tasya ketus.

“Tapi aku suka.” Kenzo langsung memegang perut Tasya. “Jangan dengerin omelan Mama, ya, Nak. Mama lagi sensi sama Papa.” Laki-laki itu berbicara kepada bayi dalam kandungan Tasya.

“Maaf, Sis. Aku sarapannya nanti aja.” Tasya pun berdiri lalu beranjak meninggalkan meja makan.

Kenzo tidak membiarkan Tasya meninggalkan ruangan tersebut, dia pun mengikutinya. “Kamu mau ke mana, Mas?” teriak Siska melihat kepergian suaminya.

Kenzo tidak menghiraukan teriakan Siska, dia terus berjalan mengikuti Tasya menuju kamar. “Sayang, tunggu.” Kenzo berhasil meraih tangannya setelah di depan pintu kamar.

“Lepasin, Mas! Aku membencimu.” Tasya berusaha melepaskan genggaman suaminya.

“Kamu kenapa marah?” Kenzo bingung melihat sikap Tasya.

“Tanya pada dirimu sendiri. Lepasin! Aku mau masuk kamar.”

Tanpa meminta izin Tasya, Kenzo langsung menggendong istrinya itu memasuki kamar. Dia tidak tahu, kenapa sejak Tasya hamil, wanita itu makin sering menunjukkan kemarahan di depannya, padahal Kenzo ingin bermesraan dengan istri kedua yang sangat dia cintai tersebut.

================

Nova Irene Saputra

Apakah Tasya akan bertahan menghadapi Siska?

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Terharu

    🏵️🏵️🏵️ Tasya pun pasrah dengan apa yang Kenzo lakukan. Dia juga sadar bahwa sudah sepantasnya dirinya sebagai istri memenuhi hak suami. Tasya bangga melakukan kewajibannya, tidak ada beban atau rasa bersalah sama sekali. Sekarang Tasya menyadari bahwa Kenzo suaminya seorang. Dia tidak perlu merasakan sesak seperti dulu karena harus berbagi suami dengan wanita lain. “Sayang, kamu masih ingat, nggak, waktu awal kita menikah?” Kenzo bertanya setelah selesai memadu kasih dengan sang istri. “Kenapa, Mas?” “Kamu nggak ikhlas melayani suamimu, bahkan kamu nangis.” “Dulu dan sekarang itu beda, Mas.” “Aku tahu, Sayang. Kamu pasti merasa tertekan karena harus menyerahkan segalanya kepada laki-laki yang tidak kamu cintai saat itu. Kamu pasti tidak menikmatinya seperti malam ini.” “Apaan, sih, Mas.” Tasya merasa malu mendengar penuturan Kenzo, dia pun menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. “Kenapa, Sayang?” Kenzo meraih tangan Tasya dari wajahnya. “Nggak usah ungkit masa lalu l

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Rencana Resepsi Pernikahan

    🏵️🏵️🏵️ Hari ini, Kevin memasuki usia empat bulan. Kenzo dan Tasya sudah kembali ke istana cinta mereka. Sementara Siska telah dijemput laki-laki yang setia mencintai dirinya kurang lebih empat bulan yang lalu. Siska telah mengikat hubungan dengan cinta pertamanya tersebut dalam pernikahan. Walaupun awalnya Siska sangat kesal dan tidak terima dengan cinta Kenzo kepada Tasya, tetapi dia sadar kalau sang mantan suami tidak mungkin menghapus perasaannya terhadap sahabatnya itu. Hanya Tasya yang mampu memberikan kebahagiaan untuk Kenzo. Tasya merasa beruntung memiliki suami seperti Kenzo. Walaupun awalnya dia berpikir bahwa dirinya telah merusak kehidupan Siska, tetapi seiring berjalannya waktu dan penjelasan yang diberikan Kenzo dan Siska, dia pun mengerti. “Anak Papa udah mandi, belum?” Setelah pulang kantor, Kenzo menghampiri Tasya dan Kevin yang sedang duduk di taman belakang rumah mereka. “Udah, dong, Pah.” Tasya memberikan jawaban mewakili Kevin yang masih balita. Kenzo menci

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Memantapkan Hati

    🏵️🏵️🏵️ Kenzo sama sekali tidak terkejut mendengar permintaan Siska. Dia menghampiri wanita itu sambil tersenyum. Kenzo merasa bahagia karena dirinya telanjur kecewa dengan kebohongan besar yang Siska sembunyikan selama ini. Kenzo sudah lama menginginkan perpisahan dengan Siska, tetapi wanita itu selalu memohon agar tetap mempertahankan dirinya. Namun, apa yang terjadi? Saat Kenzo berusaha untuk tetap menganggapnya sebagai istri, justru pengkhianatan yang dilakukan di belakangnya. Siska saling berkirim pesan mesra dengan laki-laki lain. Kenzo yang mengetahui hal itu merasa makin yakin untuk berpisah dengan sang istri. Ditambah lagi dengan kebohongan menyeramkan yang baru dia ketahui. Kenzo juga tidak terima dengan apa yang telah Siska lakukan terhadap Tasya. “Cerai? Kenapa baru sekarang kamu minta pisah? Bukankah dari dulu, aku menginginkan hal itu, tapi kamu selalu menolak? Apa karena sekarang kamu sudah menemukan pujaan hatimu?” Kenzo dengan santai mengatakan sesuatu yang sanga

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Minta Cerai

    🏵️🏵️🏵️ Pagi ini, Kenzo tampak bahagia. Dia sangat bersyukur karena akhirnya Tasya bersedia menerimanya kembali. Kenzo tidak menyadari kalau sang ibu memperhatikan tingkahnya yang saat ini sedang sarapan di meja makan. “Sepertinya lagi bahagia banget, Ken.” Bu Marisa pun ingin tahu apa yang membuat wajah putranya berseri-seri. “Ini berkat wanita yang melahirkan anakku, Mih.” Kenzo pun memberikan balasan kepada ibunya. “Mami sudah menebak. Tasya itu memang istri idaman. Dia tidak hanya cantik di luar, tapi dalamnya lebih luar biasa.” “Iya, Mih. Aku sangat bersyukur memilikinya.” “Semoga hubungan kalian tetap langgeng selamanya. Mami juga sayang sama dia. Dia sudah melahirkan penerus keluarga kita.” “Iya, Mih. Akhirnya kita sekarang dapat menimang cucu.” Pak Rio turut membuka suara. Keluarga bahagia tersebut menikmati sarapan dengan perasaan senang. Mereka selalu bersyukur bahwa apa yang diharapkan selama ini telah terwujud. Tasya telah memenuhi keingin terbesar keluarga Kenzo,

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Makin Cinta

    🏵️🏵️🏵️ “Kamu nggak pulang, Mas?” Tasya melihat suaminya masih berbaring. Sementara di luar sudah makin gelap, hampir tengah malam. “Kamu mau ngusir aku, Sayang?” “Kok, kamu ngomongnya gitu, Mas?” “Jadi, aku harus ngomong apa? Bukannya kamu tidak ingin dekat denganku?” “Itu nggak benar, Mas.” “Tapi itu kenyataan.” “Kamu benar-benar nggak bisa memahami posisiku, Mas.” “Aku sakit di-PHP-in, Sayang.” Kenzo meraih tangan Tasya lalu meminta wanita itu berbaring disampingnya. “Kamu mau ngapain, Mas?” Tasya curiga dengan tatapan sendu Kenzo. “Apa aku tidak memiliki hak berada di samping istriku?” Kenzo mengusap pipi Tasya. Tasya tidak kuasa menolak suaminya. Dia ingin mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia berada di dekat Kenzo, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan kalimat itu. Tasya tetap masih ingat dengan perasaan Siska. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa heran walaupun suaminya tidak pulang. Dia sangat tahu kalau Kenzo pasti kecewa setelah membaca pesan dari Irfan di ponselnya.

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Bermain Api

    🏵️🏵️🏵️ “Aku mohon, Mas, mengertilah dengan posisiku. Aku harus melakukan ini.” Kenzo mengusap pipi Tasya sambil menatapnya dengan sendu. “Inikah cinta yang kamu ucapkan dalam suratmu. Cinta apa ini, Sayang? Cinta itu tidak akan sesakit ini.” Kenzo menempelkan tangan kanan Tasya ke dadanya. “Hanya pengertian yang aku butuhkan dari kamu, Mas. Cinta itu harus saling mengerti dan memahami.” Tasya tetap berusaha meyakinkan suaminya. “Tapi kenyataannya sekarang, kamu tidak mengerti dengan perasaanku.” Tasya terdiam mendengar apa yang Kenzo katakan. Tasya juga sangat sedih karena meminta sang suami menjauh dari dirinya dan putra mereka. Dia terpaksa melakukan itu untuk menjaga perasaan Siska. Lagi pun, Tasya sudah berjanji kepada sahabatnya untuk meninggalkan Kenzo. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa sedih walaupun Kenzo pergi dari rumah, tetapi dia sedikit heran dengan sikap suaminya tersebut, padahal sebelumnya, laki-laki itu selalu menghabiskan waktu di istana cinta mereka, bukan di ru

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status