Home / Romansa / Rahim yang Dipinjam Sahabatku / Pengakuan Menyakitkan

Share

Pengakuan Menyakitkan

last update Huling Na-update: 2023-06-03 18:46:57

🏵️🏵️🏵️

Siska melihat pancaran keceriaan di wajah suaminya hari ini. Dia sangat tahu kalau laki-laki yang sangat dia cinta itu telah mendapatkan hak yang selama ini diinginkan. Tasya sebagai istri kedua Kenzo yang telah memberikannya. Siska merasa sesak membayangkan hal itu, tetapi dia berusaha kuat dan tegar.

Harapan Kenzo dan orang tuanya ingin memiliki keturunan sebagai penerus keluarga. Siska ingin mewujudkan keinginan itu melalui Tasya. Siska tahu kalau sahabatnya tersebut sangat terpaksa memenuhi permintaannya, tetapi Tasya berusaha menerima semuanya demi orang-orang tersayang.

“Pagi, Sayang.” Kenzo menghampiri Siska yang telah menunggunya di meja makan untuk menikmati sarapan. Dia mencium keningnya.

“Pagi juga, Mas. Tasya mana?” Siska menanyakan keberadaan Tasya yang tidak bersama Kenzo.

“Masih di kamar mandi,” jawab Kenzo lalu duduk di kursi yang telah tersedia.

“Sepertinya bahagia banget hari ini, Mas.” Siska ingin tahu jawaban suaminya.

“Kamu yang membuatku bahagia, Sayang.”

“Syukurlah kalau kamu akhirnya kembali merasakan kebahagiaan itu.”

“Terima kasih, Sayang.”

Hati Siska sangat sakit mendengar kata terima kasih yang keluar dari bibir Kenzo. Siska merasa yakin bahwa dugaannya selama ini ternyata benar. Kenzo mulai tidak perhatian kepadanya karena merasa tidak bahagia setelah dirinya tidak mampu memenuhi hak laki-laki tersebut.

Sekarang, Siska kembali bingung. Dia tidak pernah mengatakan kepada Kenzo kalau pernikahan dengan Tasya hanya sementara. Setelah sahabatnya itu melahirkan anak untuk keluarga kecil mereka, Siska akan meminta Tasya menjauh dari dirinya dan Kenzo.

 “Oh, ya, Sayang, aku minta maaf.” Kenzo kembali membuka suara.

“Minta maaf untuk apa, Mas?”

“Jangan salahkan aku jika akhirnya mengagumi Tasya. Dia telah menyerahkan sesuatu yang sangat berharga untukku.” Hati Siska terasa perih mendengar pengakuan suaminya.

“Apa kamu ingin mengungkit masa laluku, Mas?” tanya Siska kepada laki-laki itu.

“Jangan salah paham, Sayang. Aku ikhlas menerima kamu dulu, karena aku mencintaimu.” Kenzo meraih tangan Siska.

“Udahlah, Mas. Sekarang aja kamu udah berani membandingkan aku dan Tasya. Bagaimana nanti? Apa kamu akan mencampakkan aku?” Siska sedih karena merasa dibanding-bandingkan dengan Tasya.

“Itu nggak mungkin. Kamu istriku.”

“Lupakan masalah ini. Sekarang kamu sarapan.” Siska makin ragu dengan hati suaminya saat ini.

Sementara itu, Tasya masih bertahan di kamar mandi. Dia mearatapi apa yang telah terjadi kepadanya. Wanita itu belum mampu menepiskan bayangan penyerahan diri kepada laki-laki yang tidak pernah dia cintai yang juga merupakan suami sahabatnya sendiri.

Tasya merasa semua ini masih seperti mimpi yang datang menghantui. Dalam hitungan menit saja, sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya telah jatuh ke tangan orang yang tidak dia harapkan sama sekali. Tasya melakukan semua itu demi keluarga juga membantu sahabatnya.

Siska bukan hanya sekadar sahabat untuk Tasya, tetapi sudah seperti saudari sendiri. Siska banyak membantu kesulitan keluarga Tasya sejak dulu, mulai dari mendiang ibunya yang sakit-sakitan. Jika tidak mengingat pengorbanan Siska, Tasya dengan yakin akan menolak menikah dengan Kenzo. 

“Sayang, kamu masih di dalam?” Tiba-tiba Tasya mendengar seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan memanggil dirinya dengan sebutan “Sayang”.

Tasya akhirnya tahu siapa pemilik suara tersebut, ternyata Kenzo. Dia tidak ingin memberikan jawaban kepada laki-laki itu. Tasya tetap diam dan masih larut dalam kesedihan. Dia benci mendengar suara yang memanggilnya.

“Kalau tetap nggak ada jawaban, aku dobrak pintunya, nih.” Tasya akhirnya memberikan jawaban.

“Sabar, Mas.”

“Kenapa mandinya lama banget?” tanya Kenzo. Tasya malas memberikan jawaban. Dia memilih memakai handuk lalu keluar dari kamar mandi.

🏵️🏵️🏵️

Waktu terus berlalu dan hari ini tiga bulan usia pernikahan Kenzo dan Tasya. Kenzo makin menunjukkan perhatiannya kepada istri keduanya tersebut. Sementara Siska makin takut kehilangan cinta dan kasih sayang suaminya. Dia merasa kalau Kenzo benar-benar telah berubah.

“Mas, kamu jarang tidur denganku sekarang.” Siska mengutarakan apa yang ada dalam hatinya.

“Kamu pasti ngerti seperti apa perasaan pengantin baru.” Kenzo justru memberikan jawaban yang membuat hati Siska terasa pilu.

“Tapi aku juga butuh kamu, Mas.”

“Udah, dong, Sayang. Kamu tahu kalau kita harus punya anak secepatnya. Orang tuaku sudah lama menunggu. Biarkan aku dan Tasya segera mewujudkan harapan itu.”

Siska hanya bisa terdiam mendengar jawaban Kenzo. Dia tidak punya alasan lagi agar laki-laki itu bersedia menemaninya malam ini. Siska pasrah menerima keputusan Kenzo. Semua itu dia lakukan demi anak yang mereka harapkan.

“Uek!” Tasya merasakan mual. Dia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

“Kamu kenapa, Sayang?” Tiba-tiba Kenzo sudah berada di kamar Tasya. Dia menghampiri wanita itu.

“Aku mual, Mas.” 

“Muka kamu pucat, Sayang. Aku panggilin dokter, ya.”

“Nggak usah. Aku nggak apa-apa, kok. Hanya mual aja.” Tasya hendak melangkah, tetapi hampir terjatuh. Kenzo langsung meraih tubuhnya. Sekarang, wanita itu justru tidak sadarkan diri.

Kenzo sangat panik, dia merebahkan Tasya ke tempat tidur lalu memghubungi dokter agar segera datang memeriksa kondisi wanita itu. Kenzo berusaha mengusap-usap tangan Tasya dan berharap secepatnya siuman. Namun, istrinya itu masih menutup mata.

Tidak menunggu lama, asisten rumah tangga memasuki kamar bersama dokter. Tasya pun segera diperiksa. Dokter menanyakan kapan Tasya terakhir kali datang bulan. Kenzo mencoba menggali ingatannya.

“Sepertinya udah beberapa bulan, Dok.” Kenzo mengingat kalau Tasya tidak pernah menolak untuk melaksanakan kewajiban sebagai istri.

“Semoga ini kabar baik, ya. Besok coba Bapak beli alat tes kehamilan atau langsung cek ke dokter kandungan untuk memastikan hasil yang sebenarnya.” Dokter memberikan penjelasan panjang lebar.

“Dokter kandungan, Dok? Apakah istri saya hamil?” Kenzo terlihat bersemangat.

“Kemungkinan besar, Pak.”

Setelah dokter menjelaskan apa yang perlu dilakukan, Bi Inah pun keluar dari kamar bersama dokter tersebut. Ternyata Siska mendengar suara berisik dari kamar Tasya karena memang bersebelahan. Dia pun mencoba mencari tahu.

Akan tetapi, saat berada di depan kamar Tasya, Siska mengurungkan niat untuk masuk setelah mendengar suara Kenzo. “Bangun, Sayang. Kamu tahu kalau kamu segalanya untukku. Kamu telah menyerahkan diri yang masih suci dan sebentar lagi akan melahirkan anakku, anak kita. Tetaplah selalu di sisiku, menjadi istri yang tetap menerima suami yang mungkin tidak kamu cintai. Tapi kamu harus tahu, kalau aku sudah dua bulan ini mencintaimu.”

Air mata Siska menganak sungai dan sulit untuk dibendung setelah mendengar pengakuan Kenzo. Apa yang selama ini dia takutkan akhirnya telah terjadi. Suami yang dia cintai, kini mencintai wanita lain yang juga merupakan sahabatnya.

Akan tetapi, Siska berjanji pada diri sendiri akan tetap mempertahankan hubungannya bersama Kenzo. Dia yakin setelah Tasya melahirkan, dia akan memaksa Tasya agar tidak berhubungan lagi dengan Kenzo.

Siska akhirnya meninggalkan tempat itu lalu kembali memasuki kamarnya. Wanita itu masih tidak percaya mengetahui Kenzo mengatakan Tasya segalanya untuknya. Siska merasa hidupnya kini benar-benar hancur.

================

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Terharu

    🏵️🏵️🏵️ Tasya pun pasrah dengan apa yang Kenzo lakukan. Dia juga sadar bahwa sudah sepantasnya dirinya sebagai istri memenuhi hak suami. Tasya bangga melakukan kewajibannya, tidak ada beban atau rasa bersalah sama sekali. Sekarang Tasya menyadari bahwa Kenzo suaminya seorang. Dia tidak perlu merasakan sesak seperti dulu karena harus berbagi suami dengan wanita lain. “Sayang, kamu masih ingat, nggak, waktu awal kita menikah?” Kenzo bertanya setelah selesai memadu kasih dengan sang istri. “Kenapa, Mas?” “Kamu nggak ikhlas melayani suamimu, bahkan kamu nangis.” “Dulu dan sekarang itu beda, Mas.” “Aku tahu, Sayang. Kamu pasti merasa tertekan karena harus menyerahkan segalanya kepada laki-laki yang tidak kamu cintai saat itu. Kamu pasti tidak menikmatinya seperti malam ini.” “Apaan, sih, Mas.” Tasya merasa malu mendengar penuturan Kenzo, dia pun menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. “Kenapa, Sayang?” Kenzo meraih tangan Tasya dari wajahnya. “Nggak usah ungkit masa lalu l

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Rencana Resepsi Pernikahan

    🏵️🏵️🏵️ Hari ini, Kevin memasuki usia empat bulan. Kenzo dan Tasya sudah kembali ke istana cinta mereka. Sementara Siska telah dijemput laki-laki yang setia mencintai dirinya kurang lebih empat bulan yang lalu. Siska telah mengikat hubungan dengan cinta pertamanya tersebut dalam pernikahan. Walaupun awalnya Siska sangat kesal dan tidak terima dengan cinta Kenzo kepada Tasya, tetapi dia sadar kalau sang mantan suami tidak mungkin menghapus perasaannya terhadap sahabatnya itu. Hanya Tasya yang mampu memberikan kebahagiaan untuk Kenzo. Tasya merasa beruntung memiliki suami seperti Kenzo. Walaupun awalnya dia berpikir bahwa dirinya telah merusak kehidupan Siska, tetapi seiring berjalannya waktu dan penjelasan yang diberikan Kenzo dan Siska, dia pun mengerti. “Anak Papa udah mandi, belum?” Setelah pulang kantor, Kenzo menghampiri Tasya dan Kevin yang sedang duduk di taman belakang rumah mereka. “Udah, dong, Pah.” Tasya memberikan jawaban mewakili Kevin yang masih balita. Kenzo menci

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Memantapkan Hati

    🏵️🏵️🏵️ Kenzo sama sekali tidak terkejut mendengar permintaan Siska. Dia menghampiri wanita itu sambil tersenyum. Kenzo merasa bahagia karena dirinya telanjur kecewa dengan kebohongan besar yang Siska sembunyikan selama ini. Kenzo sudah lama menginginkan perpisahan dengan Siska, tetapi wanita itu selalu memohon agar tetap mempertahankan dirinya. Namun, apa yang terjadi? Saat Kenzo berusaha untuk tetap menganggapnya sebagai istri, justru pengkhianatan yang dilakukan di belakangnya. Siska saling berkirim pesan mesra dengan laki-laki lain. Kenzo yang mengetahui hal itu merasa makin yakin untuk berpisah dengan sang istri. Ditambah lagi dengan kebohongan menyeramkan yang baru dia ketahui. Kenzo juga tidak terima dengan apa yang telah Siska lakukan terhadap Tasya. “Cerai? Kenapa baru sekarang kamu minta pisah? Bukankah dari dulu, aku menginginkan hal itu, tapi kamu selalu menolak? Apa karena sekarang kamu sudah menemukan pujaan hatimu?” Kenzo dengan santai mengatakan sesuatu yang sanga

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Minta Cerai

    🏵️🏵️🏵️ Pagi ini, Kenzo tampak bahagia. Dia sangat bersyukur karena akhirnya Tasya bersedia menerimanya kembali. Kenzo tidak menyadari kalau sang ibu memperhatikan tingkahnya yang saat ini sedang sarapan di meja makan. “Sepertinya lagi bahagia banget, Ken.” Bu Marisa pun ingin tahu apa yang membuat wajah putranya berseri-seri. “Ini berkat wanita yang melahirkan anakku, Mih.” Kenzo pun memberikan balasan kepada ibunya. “Mami sudah menebak. Tasya itu memang istri idaman. Dia tidak hanya cantik di luar, tapi dalamnya lebih luar biasa.” “Iya, Mih. Aku sangat bersyukur memilikinya.” “Semoga hubungan kalian tetap langgeng selamanya. Mami juga sayang sama dia. Dia sudah melahirkan penerus keluarga kita.” “Iya, Mih. Akhirnya kita sekarang dapat menimang cucu.” Pak Rio turut membuka suara. Keluarga bahagia tersebut menikmati sarapan dengan perasaan senang. Mereka selalu bersyukur bahwa apa yang diharapkan selama ini telah terwujud. Tasya telah memenuhi keingin terbesar keluarga Kenzo,

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Makin Cinta

    🏵️🏵️🏵️ “Kamu nggak pulang, Mas?” Tasya melihat suaminya masih berbaring. Sementara di luar sudah makin gelap, hampir tengah malam. “Kamu mau ngusir aku, Sayang?” “Kok, kamu ngomongnya gitu, Mas?” “Jadi, aku harus ngomong apa? Bukannya kamu tidak ingin dekat denganku?” “Itu nggak benar, Mas.” “Tapi itu kenyataan.” “Kamu benar-benar nggak bisa memahami posisiku, Mas.” “Aku sakit di-PHP-in, Sayang.” Kenzo meraih tangan Tasya lalu meminta wanita itu berbaring disampingnya. “Kamu mau ngapain, Mas?” Tasya curiga dengan tatapan sendu Kenzo. “Apa aku tidak memiliki hak berada di samping istriku?” Kenzo mengusap pipi Tasya. Tasya tidak kuasa menolak suaminya. Dia ingin mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia berada di dekat Kenzo, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan kalimat itu. Tasya tetap masih ingat dengan perasaan Siska. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa heran walaupun suaminya tidak pulang. Dia sangat tahu kalau Kenzo pasti kecewa setelah membaca pesan dari Irfan di ponselnya.

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Bermain Api

    🏵️🏵️🏵️ “Aku mohon, Mas, mengertilah dengan posisiku. Aku harus melakukan ini.” Kenzo mengusap pipi Tasya sambil menatapnya dengan sendu. “Inikah cinta yang kamu ucapkan dalam suratmu. Cinta apa ini, Sayang? Cinta itu tidak akan sesakit ini.” Kenzo menempelkan tangan kanan Tasya ke dadanya. “Hanya pengertian yang aku butuhkan dari kamu, Mas. Cinta itu harus saling mengerti dan memahami.” Tasya tetap berusaha meyakinkan suaminya. “Tapi kenyataannya sekarang, kamu tidak mengerti dengan perasaanku.” Tasya terdiam mendengar apa yang Kenzo katakan. Tasya juga sangat sedih karena meminta sang suami menjauh dari dirinya dan putra mereka. Dia terpaksa melakukan itu untuk menjaga perasaan Siska. Lagi pun, Tasya sudah berjanji kepada sahabatnya untuk meninggalkan Kenzo. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa sedih walaupun Kenzo pergi dari rumah, tetapi dia sedikit heran dengan sikap suaminya tersebut, padahal sebelumnya, laki-laki itu selalu menghabiskan waktu di istana cinta mereka, bukan di ru

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status