Share

Merasa Diabaikan

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-03 18:48:50

🏵️🏵️🏵️

Siska sangat bahagia dengan kehamilan sahabatnya. Tanpa menunggu lagi, dia segera mencari nama ibu mertuanya di layar ponsel. Dia ingin memberitahukan kabar gembira tersebut kepada wanita yang melahirkan suaminya.

Harapan ini sudah lama dinantikan orang tua Kenzo, mendapatkan keturunan sebagai penerus keluarga. Tasya akhirnya mampu mewujudkan harapan itu. Namun, walaupun Tasya kini mengandung anak yang diinginkan keluarga, Siska tetap pada niat awal bahwa setelah sahabatnya itu melahirkan, harus segera pergi dari kehidupan Kenzo.

“Assalamualaikum, Siska.” Bu Marisa mengucapkan salam di telepon kepada menantunya.

“Waalaikumsalam, Mih. Mami apa kabar?”

“Mami sehat. Kamu gimana?”

“Sehat dan bahagia, Mih, karena harapan kita akan segera terwujud.” 

“Harapan apa?” Bu Marisa penasaran.

“Tasya hamil, Mih.” Siska terlihat bersemangat menyampaikan kabar bahagia itu kepada ibu mertuanya.

“Alhamdulillah. Tasya mana? Mami mau ngomong langsung.” Siska merasa sedih karena sang ibu mertua tiba-tiba langsung menanyakan Tasya.

Kenzo meraih ponsel tersebut dari tangan Siska. “Tasya sedang di kamar, Mih. Nanti Kenzo telepon Mami setelah di kamar Tasya.” Kenzo bahagia, dia menjadikan alasan tersebut agar dapat bertemu wanita yang kini mengandung anaknya.

Ibu dan anak itu pun mengakhiri telepon. Kenzo memberikan ponsel milik Siska lalu beranjak menuju kamar Tasya. Siska hanya bisa terdiam melihat sikap suaminya.

“Sayang ….” Kenzo memanggil Tasya sambil mengetuk pintu kamarnya.

“Aku ingin sendiri!” Tasya memberikan jawaban dengan tegas dari dalam kamar.

“Mami mau ngomong sama kamu, Sayang.” Tasya tidak dapat menolak setelah mendengar alasan yang diberikan suaminya.

Tasya pun membukakan pintu kamar untuk Kenzo. Dia tidak ingin mengecewakan ibu mertuanya. Bu Marisa sangat baik dan menerima dirinya dengan ikhlas sebagai menantu. Oleh karena itu, Tasya tidak ingin meninggalkan kesan tidak baik sebelum dia meninggalkan keluarga Kenzo.

“Kamu masih marah, Sayang?” tanya Kenzo setelah pintu terbuka. Dia melangkah menuju tempat tidur bersama Tasya.

“Nggak perlu basa-basi. Tujuan kamu ke sini agar aku ngomong sama Mami, ‘kan? Telepon sekarang.” Tasya selalu berusaha bersikap tidak lembut di depan suaminya.

“Kenapa kamu sekarang berubah, Sayang? Dulu sebelum kita menikah, kamu selalu lembut menyapaku. Bukankah seharusnya kamu lebih lembut setelah menjadi istriku?” Kenzo sering tidak mengerti dengan sikap yang Tasya tunjukkan.

“Nggak perlu mengalihkan pembicaraan. Sini HP kamu, telepon Mami sekarang.”

Kenzo akhirnya menyerahkan ponselnya kepada Tasya setelah mencari nama sang ibu di layar. Tasya pun menekan tombol simbol telepon berwarna hijau. Tidak menunggu lama, panggilan itu diterima Bu Marisa.

“Assalamualaikum.” Terdengar ucapan salam dari seberang.

“Waalaikumsalam, Mih.” Tasya pun menjawab salam tersebut.

“Terima kasih, ya, Nak, karena kamu telah mewujudkan harapan Mami. Pokoknya sore ini, kamu dan Kenzo harus ke rumah Mami. Mami ingin merasakan keberadaan cucu Mami.” Tasya bingung mendengar permintaan ibu mertuanya. Dia pun berpikir agar tidak menyakiti Siska.

“Siska juga ikut, ya, Mih.” Tasya berharap agar ibu mertuanya menyetujui apa yang dia ucapkan.

“Sebaiknya kalian berdua saja. Nanti Mami sampaikan ke dia kalau Mami mengharapkan kedatangan kamu dan Kenzo saja.”

Tasya tidak dapa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa pasrah dengan apa yang dikatakan ibu mertuanya, walaupun hati kecilnya berbisik kalau dia sangat sedih dengan sikap yang ditunjukkan wanita tersebut. Mertua dan menantu itu pun mengakhiri pembicaraan lalu menutup telepon.

Tasya tidak pernah mengharapkan ini terjadi. Dia tidak berniat sedikit pun melukai hati sahabatnya. Tasya bersedia menikah dengan Kenzo hanya demi sebuah tujuan.

🏵️🏵️🏵️

Siska mengusap dada melihat kepergian Kenzo dan Tasya ke rumah mertuanya. Dia hanya dikirimi pesan tadi oleh Bu Sandra yang isinya mengatakan bahwa suami dan sahabatnya harus datang berkunjung.

Siska kembali memasuki kamar lalu menangisi apa yang terjadi hari ini. Wanita itu ingin agar penderitaan yang dia rasakan saat ini segera berakhir. Tinggal menunggu beberapa bulan lagi, semuanya akan kembali menyayanginya. Itulah yang ada dalam pikiran Siska.

Setelah Tasya pergi, Siska berpikir kalau Kenzo dan keluarganya akan kembali memberikan kasih sayang kepada dirinya. Siska menganggap Tasya sebagai orang yang telah merebut kebahagiaannya. Dia seolah-olah tidak ingat bahwa dialah yang telah meminta sang sahabat untuk menikah dengan suaminya sendiri.

“Menantu Mami udah datang.” Bu Marisa menyambut Tasya dengan bahagia di istana megah milik keluarganya.

Wanita paruh baya itu langsung memeluk sang menantu lalu memintanya duduk di sofa ruang keluarga. Bu Marisa dan Pak Rio—suaminya, telah menunggu kedatangan Kenzo dan Tasya. Kedua orang tua itu terlihat sangat bahagia.

“Udah berapa bulan, Nak?” tanya Bu Marisa kepada Tasya.

“Kata dokter baru sepuluh minggu, Mih.” 

“Nggak boleh banyak mikir, nggak boleh banyak gerak, dan makan juga harus dijaga. Atau sebaiknya kamu tinggal di sini aja supaya Mami bisa jagain kamu.” Tasya terharu dengan perhatian mertuanya.

“Tasya tetap tinggal di rumah Mas Kenzo dan Siska aja.” Tasya berusaha menolak permintaan ibu mertuanya.

“Kenapa nggak di sini aja, Nak? Mami bisa fokus ke kamu.” Pak Rio pun turut membuka suara.

“Bujuk istri kamu, dong, Kenzo.” Bu Marisa melihat ke arah putranya.

“Kenzo serahin ke Tasya, Mih. Yang penting dia merasa nyaman.” Kenzo tidak ingin memaksakan kehendak kepada Tasya.

“Tasya benar-benar minta maaf. Tasya sangat menghargai keputusan Papi dan Mami. Tapi Tasya ingin tetap bersama Siska.” Tasya meyakinkan mertuanya.

Pak Rio dan Bu Marisa akhirnya menerima apa yang diharapkan oleh sang menantu. Orang tua itu sangat tahu kalau kasih sayang Tasya kepada Siska tidak hanya sebatas sahabat, tetapi layaknya saudari. Bu Marisa bangga melihat ketulusan Tasya.

“Kamu mau minta apa, Nak? Nanti Mami belikan. Jangan sungkan.” Bu Marisa kembali membuka suara.

“Tasya hanya ingin melihat Siska bahagia, Mih. Tasya ingin segera melahirkan anak ini. Siska sangat menginginkannya.” Tasya mengembangkan senyum sambil mengusap perutnya.

“Dia anakmu bersama Kenzo, Nak.” Bu Marisa turut memegang perut menantunya.

“Tasya hanyalah ibu yang melahirkannya. Tapi yang berhak atas dia hanya Siska dan Mas Kenzo. Ini anak mereka berdua.” Tasya berkata sesuai dengan apa yang telah dia sepakati bersama Siska.

“Kenapa kamu ngomong seperti itu, Sayang?” Kenzo selalu bingung setiap Tasya mengeluarkan kalimat itu.

Selama ini, Kenzo tidak pernah tahu tentang apa yang telah disepakati oleh kedua istrinya. Dia dulu setuju menikahi Tasya karena berharap agar wanita itu melahirkan anak-anaknya. Kenzo juga menilai Tasya sebagai perempuan baik.

“Menikahlah dengan Tasya, Mas. Dia akan mewujudkan harapanmu dan orang tuamu. Dia akan melahirkan anak untukmu.” Siska memberikan keputusan kepada Kenzo beberapa bulan yang lalu.

“Terima kasih, Sayang, karena kamu mengerti dengan apa yang kuinginkan. Semoga Tasya dapat melahirkan anak yang banyak untukku. Aku ingin mewujudkan harapan Papi dan Mami.”

Siska tidak pernah mengatakan kepada suaminya bahwa Tasya hanyalah istri sementara untuk dirinya. Kenzo tidak mengetahui rencana Siska yang sebenarnya, ingin segera meminta Tasya meninggalkan Kenzo setelah anaknya lahir.

================

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Terharu

    🏵️🏵️🏵️ Tasya pun pasrah dengan apa yang Kenzo lakukan. Dia juga sadar bahwa sudah sepantasnya dirinya sebagai istri memenuhi hak suami. Tasya bangga melakukan kewajibannya, tidak ada beban atau rasa bersalah sama sekali. Sekarang Tasya menyadari bahwa Kenzo suaminya seorang. Dia tidak perlu merasakan sesak seperti dulu karena harus berbagi suami dengan wanita lain. “Sayang, kamu masih ingat, nggak, waktu awal kita menikah?” Kenzo bertanya setelah selesai memadu kasih dengan sang istri. “Kenapa, Mas?” “Kamu nggak ikhlas melayani suamimu, bahkan kamu nangis.” “Dulu dan sekarang itu beda, Mas.” “Aku tahu, Sayang. Kamu pasti merasa tertekan karena harus menyerahkan segalanya kepada laki-laki yang tidak kamu cintai saat itu. Kamu pasti tidak menikmatinya seperti malam ini.” “Apaan, sih, Mas.” Tasya merasa malu mendengar penuturan Kenzo, dia pun menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. “Kenapa, Sayang?” Kenzo meraih tangan Tasya dari wajahnya. “Nggak usah ungkit masa lalu l

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Rencana Resepsi Pernikahan

    🏵️🏵️🏵️ Hari ini, Kevin memasuki usia empat bulan. Kenzo dan Tasya sudah kembali ke istana cinta mereka. Sementara Siska telah dijemput laki-laki yang setia mencintai dirinya kurang lebih empat bulan yang lalu. Siska telah mengikat hubungan dengan cinta pertamanya tersebut dalam pernikahan. Walaupun awalnya Siska sangat kesal dan tidak terima dengan cinta Kenzo kepada Tasya, tetapi dia sadar kalau sang mantan suami tidak mungkin menghapus perasaannya terhadap sahabatnya itu. Hanya Tasya yang mampu memberikan kebahagiaan untuk Kenzo. Tasya merasa beruntung memiliki suami seperti Kenzo. Walaupun awalnya dia berpikir bahwa dirinya telah merusak kehidupan Siska, tetapi seiring berjalannya waktu dan penjelasan yang diberikan Kenzo dan Siska, dia pun mengerti. “Anak Papa udah mandi, belum?” Setelah pulang kantor, Kenzo menghampiri Tasya dan Kevin yang sedang duduk di taman belakang rumah mereka. “Udah, dong, Pah.” Tasya memberikan jawaban mewakili Kevin yang masih balita. Kenzo menci

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Memantapkan Hati

    🏵️🏵️🏵️ Kenzo sama sekali tidak terkejut mendengar permintaan Siska. Dia menghampiri wanita itu sambil tersenyum. Kenzo merasa bahagia karena dirinya telanjur kecewa dengan kebohongan besar yang Siska sembunyikan selama ini. Kenzo sudah lama menginginkan perpisahan dengan Siska, tetapi wanita itu selalu memohon agar tetap mempertahankan dirinya. Namun, apa yang terjadi? Saat Kenzo berusaha untuk tetap menganggapnya sebagai istri, justru pengkhianatan yang dilakukan di belakangnya. Siska saling berkirim pesan mesra dengan laki-laki lain. Kenzo yang mengetahui hal itu merasa makin yakin untuk berpisah dengan sang istri. Ditambah lagi dengan kebohongan menyeramkan yang baru dia ketahui. Kenzo juga tidak terima dengan apa yang telah Siska lakukan terhadap Tasya. “Cerai? Kenapa baru sekarang kamu minta pisah? Bukankah dari dulu, aku menginginkan hal itu, tapi kamu selalu menolak? Apa karena sekarang kamu sudah menemukan pujaan hatimu?” Kenzo dengan santai mengatakan sesuatu yang sanga

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Minta Cerai

    🏵️🏵️🏵️ Pagi ini, Kenzo tampak bahagia. Dia sangat bersyukur karena akhirnya Tasya bersedia menerimanya kembali. Kenzo tidak menyadari kalau sang ibu memperhatikan tingkahnya yang saat ini sedang sarapan di meja makan. “Sepertinya lagi bahagia banget, Ken.” Bu Marisa pun ingin tahu apa yang membuat wajah putranya berseri-seri. “Ini berkat wanita yang melahirkan anakku, Mih.” Kenzo pun memberikan balasan kepada ibunya. “Mami sudah menebak. Tasya itu memang istri idaman. Dia tidak hanya cantik di luar, tapi dalamnya lebih luar biasa.” “Iya, Mih. Aku sangat bersyukur memilikinya.” “Semoga hubungan kalian tetap langgeng selamanya. Mami juga sayang sama dia. Dia sudah melahirkan penerus keluarga kita.” “Iya, Mih. Akhirnya kita sekarang dapat menimang cucu.” Pak Rio turut membuka suara. Keluarga bahagia tersebut menikmati sarapan dengan perasaan senang. Mereka selalu bersyukur bahwa apa yang diharapkan selama ini telah terwujud. Tasya telah memenuhi keingin terbesar keluarga Kenzo,

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Makin Cinta

    🏵️🏵️🏵️ “Kamu nggak pulang, Mas?” Tasya melihat suaminya masih berbaring. Sementara di luar sudah makin gelap, hampir tengah malam. “Kamu mau ngusir aku, Sayang?” “Kok, kamu ngomongnya gitu, Mas?” “Jadi, aku harus ngomong apa? Bukannya kamu tidak ingin dekat denganku?” “Itu nggak benar, Mas.” “Tapi itu kenyataan.” “Kamu benar-benar nggak bisa memahami posisiku, Mas.” “Aku sakit di-PHP-in, Sayang.” Kenzo meraih tangan Tasya lalu meminta wanita itu berbaring disampingnya. “Kamu mau ngapain, Mas?” Tasya curiga dengan tatapan sendu Kenzo. “Apa aku tidak memiliki hak berada di samping istriku?” Kenzo mengusap pipi Tasya. Tasya tidak kuasa menolak suaminya. Dia ingin mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia berada di dekat Kenzo, tetapi dia tidak dapat mengeluarkan kalimat itu. Tasya tetap masih ingat dengan perasaan Siska. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa heran walaupun suaminya tidak pulang. Dia sangat tahu kalau Kenzo pasti kecewa setelah membaca pesan dari Irfan di ponselnya.

  • Rahim yang Dipinjam Sahabatku   Bermain Api

    🏵️🏵️🏵️ “Aku mohon, Mas, mengertilah dengan posisiku. Aku harus melakukan ini.” Kenzo mengusap pipi Tasya sambil menatapnya dengan sendu. “Inikah cinta yang kamu ucapkan dalam suratmu. Cinta apa ini, Sayang? Cinta itu tidak akan sesakit ini.” Kenzo menempelkan tangan kanan Tasya ke dadanya. “Hanya pengertian yang aku butuhkan dari kamu, Mas. Cinta itu harus saling mengerti dan memahami.” Tasya tetap berusaha meyakinkan suaminya. “Tapi kenyataannya sekarang, kamu tidak mengerti dengan perasaanku.” Tasya terdiam mendengar apa yang Kenzo katakan. Tasya juga sangat sedih karena meminta sang suami menjauh dari dirinya dan putra mereka. Dia terpaksa melakukan itu untuk menjaga perasaan Siska. Lagi pun, Tasya sudah berjanji kepada sahabatnya untuk meninggalkan Kenzo. 🏵️🏵️🏵️ Siska tidak merasa sedih walaupun Kenzo pergi dari rumah, tetapi dia sedikit heran dengan sikap suaminya tersebut, padahal sebelumnya, laki-laki itu selalu menghabiskan waktu di istana cinta mereka, bukan di ru

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status