Rain Sound
Oza pikir ia akan dijemput oleh Bahrain nyatanya tidak, lelaki itu telah lebih dulu pergi dan mengabarinya saat diperjalanan. Gadis itu berjalan seraya tersenyum bahagia membayangkan ia akan menjadi pelabuhan terakhir dari Bahrain dan tak akan mau menolak hal itu jika terjadi, ... Oza memasuki taksi yang sedang berhenti dipinggir jalan. Saat lagi mau membuka pintu tiba-tiba seseorang mengelakson dirinya, gadis itu termenung saat melihat siapa yang ada diatas motor seraya membuka helmnya. "Ngapain loe?"
"Astaga!" Sentaknya yang menyentuh bagian jantungnya lalu dengan cepat gadis itu menoyor kepala Badra yang telah mengejutkannya, ... lagipula ada a
Oza menatap ke arah depan jendela kelas lalu mendengkus kecil seraya menyenggol lengan Puri yang tengah fokus pak Aslar, gadis yang duduk disampingnya itu hanya menyahut sekenanya saja. Gadis itu bahkan tak mendengarkan jelas ketika Oza mengatakan Badra menjadikannya pacar, Puri yang berhenti pada kegiatannya tiba-tiba membuat seluruh kelas menegur termaksud pak Aslar yang sedang menerangkan. Puri nyatanya tak bisa menanggapi dengan benar apa yang dikatakan oleh gadis itu sampai-sampai ia menggebrak meja dan berseru kencang. Oza menepuk jidatnya malu lalu menghela panjang dan memandang takut ke arah pak Aslar, Oza seketika menyesal karena telah memberitahu gadis bar-bar itu dan membuatnya berakhir diluar kelas. "Itu yang dibelakang kalo cuma mau main-main lebih baik keluar dari kelas saya!" Tegur pak Aslar yang menunjukkan ke arah luar dan membuat keduanya diam, dua gadis itu langsung saling melempar tatap satu sama lain.Oza menghela kesal lalu me
Malam-malam seperti seharusnya yang gadis itu lakukan adalah makan dan menonton film selama di kamar, namun itu akan terjadi setelah pemuda yang bernama Badra tak mengganggunya dengan mengirimkan tanda titik dan tak ada teks lain. Gadis itu mendengkus kesal lalu menelponnya dan tak lama diputuskan begitu tersambung, Oza menghela panjang lalu turun ke bawah dan betapa terkejutnya gadis tersebut saat melihat sosok yang baru saja ia pikirkan. Arasya mengernyit heran saat keduanya saling berpandangan, yang satu penuh arti dan satu lagi pandangan terkejut, ...Badra tersenyum cerah melihat gadisnya lalu berdiri, ia hampir memekik kesakitan saat telinganya mendapatkan jiwiran dari gadis yang ada di depannya itu, "ngapain loe malam-malam ke sini?!" Omel gadis itu kesal, Badra meliriknya sekilas seraya memegangi telinganya yang merah. Wajahnya hampir berkaca-kaca namun itu tak lama setelah bunda memanggil mereka semua untuk makan, "gak usah ya loe ikutan!"
Pak Farhan mengabsen setiap anak yang datang ke dalam ruang bk namun ada satu yang tak hadir membuat guru itu mengernyit heran dan menatap satu persatu muridnya yang tak hadir siapa saja, ... saat nama Badra disebut sama pak Farhan. Manik mata lelaki paruh baya itu mengerling ke setiap tempat, tak ada ia temukan nama yang ia sebut itu lalu tak lama kemudian pak Farhan menghela panjang dan berat terhadap kelakuan pemuda itu. Bahkan Fatanah saja sudah tak bisa memberitahunya dengan cara baik-baik dan berakhir membuat mereka bertengkar, perempuan itu mendengus sembari memandangi layar ponselnya. Badra memandang malas teman tongkrongannya yang daritadi hanya membisu tak mengatakan apapun, mendadak ia merindukan cewek itu. Griloza. Ia sangat merindukan gadisnya itu, pemuda tersebut berniat untuk menghubungi Oza namun namanya tercantum dibuku hitam milik pak Farhan. Pemuda itu mengabaikan group chat yang terus saja berisik dan berdering, ... Badra mengabaikan panggil dari Da
Vera merebahkan tubuhnya diatas sofa panjang lalu menerawang atap kamarnya yang berwarna pink muda, ... gadis itu menghela panjang dan mengerling ke arah pintu kamar yang agak terbuka karena kedatangan sang mama, gadis itu tersenyum seraya melangkahkan kakinya untuk memeluk sang mama. Mama yang terkejut, hanya mengusap pelan surai anak perempuan satu-satunya. "Kamu kenapa? Gak biasanya kaya gini?""Mama pernah gak sih kaya aku gini?""Maksudnya?" Vera memandang lekat sang mama yang melonggarkan pelukannya dan berharap mamanya bisa mengerti apa yang sedang ia rasakan, ... bahkan gadis itu bingung dengan hubungan persahabatannya di masa depan. Vera menceritakan apa yang menjadi kegelisahannya lalu menunduk memandangi bingkai foto yang sudah sejak lama dirinya taruh di dekat meja nakas, gadis itu menghela panjang. Mamanya yang telah mendengarkan penjelasan singkat namun panjang itu akhirnya hanya mengulas senyum tipis
Sepanjang hari ini Badra hanya bisa mengeluh sebab sang ayah tak ada hentinya meminta lelaki itu datang ke perusahaannya, ... walaupun malas namun lelaki itu tak ada yang bisa dilakukan selain menurut terkadang ilmu bengkelnya berguna juga dalam bidang tehnik seperti, sang ayah hanya memerhatikan dan menepuk tangannya bangga. Pemuda itu menghela panjang setelah selesai ia langsung bergegas ke tempat janjiannya dengan Oza, pemuda itu bahkan belum mengabari apa saja kegiatannya seharian ini pada kekasih tercintanya tersebut. Saat dijalan tak sengaja ia bertemu dengan Nida sahabat dari gadisnya, karena kasihan pemuda itu tanpa enggan memiliki niat jelekpun langsung menawarinya tumpangan. Nida yang agak tersentak agak mengulas senyum canggung pada Badra, ... bahkan lelaki itu tak berpikir dua kali saat menawarinya tumpangan. "Gue gak bisa anter loe sampe rumah, ... soalnya harus ke tempat cewek gue." Nida mengangguk seraya meneguk salivahnya kasar, gadis itu tersenyum saja me
Saat ini Oza tengah berdiri di depan papan mading karena yang lain belum datang gadis it terpaksa jalan sedikit sembari menunggu teman-temannya datang, ... Oza melihat beberapa anal lain sedang berkumpul diruang PD ada juga yang sedang memerhatikan kakak kelas secara terang-terangan. Ah, ... Rasanya is jadi teringat akan masa-masa menganggumi Bahrain. Bahkan dia tak melupakan lelaki itu sepenuhnya! Gadis itu berhenti saat mendengar sebuah pertengkaran dari tempat yang tak jauh, ... Oza bahkan bisa mengenali suaranya hanya dengan sekali mendengar saja. Karena terlalu penasaran gadis itu berjalan mendekati sisi pilar dan menyandarkan tubuhnya agar bisa mendengar semua percakapan itu, ... Perempuan itu terkejut dengan apa yang ia dengar. Dengan segera gadis itu pergi menjauh darisana, Oza merenung ketika mengingat saat beberapa jam lalu. "Gue, ... Ke toilet dulu!" Serunya yang meninggalkan Puri dan gadis tersebut tak mengatakan apapun.&
Puri mengangguk saja saat teman-temannya mengoceh tentang alasan suka ini dan itu, perempuan itu tersenyum menyebalkan dan melangkah menuju dapur rumah Vera yang masih sangat sepi dari penghuni rumahnya. Vera mendelik lalu mendengus dan menatap wajah temannya dengan kesal, ah, ya, ... Oza diantar oleh kekasihnya saat berada di depan halte bus tadi. Hari ini Nida sengaja tak bisa ikut dengan mereka karena mendadak ada urusan penting sama keluarganya, gadis tersebut tak menjelaskan urusan apa yang dianggap paling penting itu dari temannya. Vera agak merasa aneh, tak biasa anak itu mengikuti perjamuan orang tuanya, Nida akan mengeluh karena terlalu membosankan dan banyak hal lainnya. Namun gadis itu tak mengatakan alasan mengapa ia mau diajak oleh sang ayah datang ke perjamuan makan malam itu, ... Sedaritadi juga Puri mencoba menelpon temannya yang tak hadir itu, "si Nida mana dah! Tumbenan amat gak ikut?""Kan loe tau dia ada acara!?" Seru Oza
Oza mendengkus kecil ketika melihat Badra yang tampak bermalas-malasan di atas ranjangnya, lelaki itu bahkan tak mau turun dari atas sana hanya karena makan saja. Gadis itu membuang nafas kasar lalu melangkah seraya membawa sapu ditangannya dan mengarahkan sapu tersebut pada bagian belakang Badra. Buagh! Buagh! “Turun dari kasur gue!” Serunya yang meneriaki pemuda itu, tak mau turun lelaki tersebut malah seperti sengaja melakukan hal itu.“Ini kan bakal jadi kamar gue juga,” gadis itu melotot dan segera melayangkan sapu lagi akan tetapi pemuda tersebut dengan cepat menahan benda tersebut, lelaki itu menatapnya dalam dan menaruh benda itu.Oza menghela pendek dari tempatnya berdiri perempuan yang kini mulai menurunkan bahunya itu mendudukkan tubuhnya pada kursi meja belajarnya, gadis itu ingin sekali menanyakan pemuda yang lagi asik dengan gamenya itu, ... Namun mulutnya kelu lalu tak bisa bergerak sepert