Home / Fantasi / Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun / Bab 18 - Merampas Ruang Penyimpanan Paviliun Qian Hua

Share

Bab 18 - Merampas Ruang Penyimpanan Paviliun Qian Hua

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-04-13 16:23:35

Ruang penyimpanan ramuan paviliun Qian Hua. Suasana dalam ruangan itu yang biasanya tenang dan teratur kini berubah menjadi medan perampokan tanpa kekerasan.

Rak-rak kayu yang tersusun rapi mulai terlihat kosong di beberapa tempat, sementara botol-botol giok dan kendi-kendi kecil yang terbuat dari tanah liat berpindah tempat ke dalam pelukan seorang pemuda berwajah dingin—Zhu Long.

Ia berjalan mondar-mandir di antara rak, sesekali menunduk untuk membaca label pada ramuan, lalu tanpa ragu mencomot botol yang menurutnya terlihat menarik.

Di tangannya kini tertumpuk lebih dari selusin botol ramuan berkilau, masing-masing mengandung pil dan cairan yang memancarkan cahaya lembut dari warna-warna yang eksotis—biru safir, merah delima, hijau zamrud dan lain-lain.

Bai Fu, yang berdiri tak jauh dari pintu, hanya bisa menghela napas panjang. Wajahnya yang biasanya penuh wibawa kini dipenuhi ekspresi frustrasi bercampur penyesalan.

"Ti-tidakkah ini… terlalu berlebihan?" suaranya nyaris seperti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 73 - Kehacuran Klan Zhu

    Di gerbang utama kediaman Klan Zhu, Zhu Jiang berdiri tegak baru saja tiba di sana, sosoknya bagai batu karang menghadapi badai. Namun, ketika matanya menyapu ke depan, keningnya berkerut dalam.Kerumunan besar orang-orang bersenjata, mengenakan jubah merah gelap dengan lambang klan Qin di dada mereka, memenuhi jalanan utama di depan kediaman. Aura yang mereka pancarkan tajam, padat, dan penuh tekanan spiritual. Beberapa di antaranya bahkan memancarkan kekuatan setingkat ranah Golden Core—para ahli yang sanggup menghancurkan seluruh kediaman klan Zhu dalam waktu singkat.Di depan barisan itu berdiri sosok lelaki paruh baya berwajah keras dan mata penuh murka—Qin Xiao, kepala klan Qin. Di belakangnya, ratusan ahli berdiri seolah siap menebar maut kapan saja.Zhu Jiang melangkah maju beberapa langkah. Suaranya tenang namun tajam saat berkata, "Aku penasaran... apa maksud kedatangan kepala klan Qin hari ini, membawa pasukan sebanyak ini ke depan gerbang kediaman kami?"Qin Xiao menyipit

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 72 - Tugas untuk Shan Rong

    Langit senja menyelimuti kota Hongli dalam balutan jingga lembut ketika Shan Rong melangkah pulang dari pusat kota. Di tangannya, kantong-kantong belanja berisi bahan makanan dan sedikit manisan kesukaannya. Suara langkah kakinya menggema lembut di jalan berbatu, menyatu dengan keriuhan pasar yang perlahan meredup. Hari itu terasa seperti hari-hari biasa yang penuh ketenangan—namun sayangnya, ketenangan itu segera direnggut saat ia di bagian belakang kediaman klan.Dua sosok pengawal klan berdiri kaku di hadapannnya. Wajah mereka dikenalnya: Zhu Xian dan Zhu Tao, dua pengawal kepala klan yang jarang keluar dari halaman dalam kecuali atas perintah penting."Nona Shan Rong, akhirnya kau kembali," ucap Zhu Xian, suaranya datar namun matanya tampak gelisah."Ada yang bisa kubantu?" tanyanya heran, meletakkan kantong belanja di meja kecil dekat pintu masuk dapur.Zhu Tao menunduk sejenak sebelum menjawab dengan berat hati, "Kami diutus oleh Kepala Klan. Ada perintah untukmu, Nona."Shan R

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 71 - Kalah Telak

    Udara di halaman kediaman Zhu Long mendadak menegang, seolah alam pun menahan napas menantikan pertarungan yang tak terhindarkan. Mata Chong Li menyala karena kesombongan yang menggelegak. Dengan cepat, ia menggerakkan jari-jarinya, mengeksekusi serangkaian segel tangan rumit dengan presisi seperti aliran sungai yang deras namun teratur.Setiap gerakan membawa kilatan energi yang mengalir deras dari tubuhnya, dan dalam sekejap, atmosfer di sekitarnya mulai berubah. Udara memanas, lalu bergetar hebat. Di belakang tubuh Chong Li, sebuah siluet makhluk buas muncul perlahan, terbentuk dari kabut spiritual yang pekat dan berdenyut. Siluet itu membentuk seekor singa raksasa, berdiri megah dengan surai yang bergelombang seperti api.Raungan menggema dari mulut singa spiritual itu—suara yang dalam dan berat, seakan mengguncang jiwa siapa pun yang mendengarnya.Dengan lompatan penuh amarah, singa itu melesat ke depan. Cakarnya menggores tanah, menciptakan retakan saat ia menerjang ke arah Zh

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 70 - Tantangan di Luar Kediaman

    Sekte Yunzhou, yang berdiri megah di antara puncak-puncak gunung berkabut, tak jauh berbeda dalam struktur dasarnya dengan sekte Linjian. Keduanya memiliki pembagian wilayah antara bagian luar dan dalam.Sekte Yunzhou dikenal sebagai sekte yang keras, penuh persaingan yang terbuka di antara para murid. Tidak ada larangan bagi para murid untuk menantang satu sama lain, bahkan adu kekuatan kerap dianggap sebagai bentuk wajar untuk menunjukkan dominasi. Di sekte ini, hukum rimba adalah kebiasaan. Yang kuat berkuasa, yang lemah dipinggirkan.Zhu Long, setelah resmi menjadi murid, ditempatkan di wilayah sekte bagian luar. Meski sudah mencapai tahap tiga ranah Pemadatan Inti, statusnya tetap sebagai murid luar karena belum menembus ranah Golden Core, syarat mutlak untuk masuk ke dalam lingkaran elite sekte bagian dalam.Namun, fasilitas yang diterimanya jauh lebih baik dibandingkan yang pernah ia rasakan di manapun. Di sekte Yunzhou, semua murid luar mendapat tempat tinggal pribadi tanpa pe

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 69 - Menjadi Murid Sekte Yunzhou

    Kedua penjaga yang sedari tadi tampak jumawa mendadak pucat pasi melihat kedatangan sosok itu. Mereka tersentak seperti baru disnegat aliran listrik, lalu serempak menjatuhkan diri ke tanah, membungkuk dalam-dalam. "Penjaga gerbang memberi hormat pada Tetua Agung Leng Luo!" seru mereka bersamaan, suara mereka bergetar karena ketakutan. Sosok berjubah putih itu adalah Leng Luo, salah satu dari Tetua Agung Sekte Yunzhou—figur legendaris yang hanya muncul ketika ada urusan penting, atau ketika sesuatu yang sangat menarik perhatiannya terjadi. Leng Luo menatap kitab di tangannya dengan mata tajam. Alisnya sedikit berkerut. Di balik wajahnya yang tampak tenang, sebenarnya hatinya tengah diguncang kekagetan. Meskipun bentuk fisik kitab itu sederhana dan kertasnya masih terlihat baru, Leng Luo yang telah menghabiskan ratusan tahun meneliti teknik kultivasi tahu betul—kitab itu bukan lah barang biasa. Ia bisa merasakan aliran aura spiritual aneh namun luar biasa kuat dari dalam halaman-

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 68 - Penjaga Korup

    Salah satu penjaga, seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka membentang di pipinya, maju satu langkah dengan tangan menyilang di dada. Ia melirik ke arah Zhu Long dari kepala hingga kaki, menilai pemuda itu seolah-olah sedang mengamati barang murahan di pasar. "Oh? Seperti itu rupanya. Tapi sebelum kau bisa melangkah masuk ke wilayah sekte, ada satu hal yang harus kau lakukan terlebih dahulu. Kau harus membayar biaya masuk." katanya, suaranya berat namun menyiratkan nada mengejek. Zhu Long mengangkat alisnya, sedikit terkejut, namun tetap menjaga ekspresinya tenang. "Biaya masuk?" "Benar. Setidaknya sepuluh batu roh. Tapi karena hari ini kami sedang baik hati, kau bisa membayar lima batu roh dulu dan sisanya bisa kau tebus setelah diterima sebagai murid resmi." timpal penjaga lainnya, yang tubuhnya lebih kurus namun tatapannya licik. Penjaga itu tertawa kecil, menyembunyikan kepuasan dalam matanya. Ia telah melakukan hal seperti ini berkali-kali, mengintimidasi calon murid mis

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 67 - Negara Zhang

    Wilayah Negara Zhang, di sebuah jalan setapak yang membelah hutan lebat, dua sosok muda berjalan berdampingan. Kabut tipis menggantung di antara pepohonan, menciptakan suasana hening dan sepi yang hanya ditemani suara langkah kaki mereka yang menjejak tanah lembab. Beberapa hari telah berlalu ketika Zhu Long dan Yin Hui tiba di tempat ini. "Apa rencanamu selanjutnya, Junior Zhu?" tanya Yin Hui pelan, suaranya nyaris tenggelam dalam desir angin. "Sekte Linjian sudah hancur… kita tidak mungkin kembali ke sana lagi." Nada suaranya terdengar tenang, namun mengandung luka yang dalam. Matanya menatap ke depan, namun jelas sekali bahwa pikirannya masih mengenang kejadian beberapa hari lalu. Zhu Long tak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang, udara pagi yang dingin seolah menyayat paru-parunya. "Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih pada Guru. Dia telah mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan kita. Mungkin satu-satunya cara untuk membalasnya… adalah menjadi kuat, lalu membangkitk

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 66 - Berhasil Melarikan Diri!

    Mendengar kata-kata menghina Niu Feng yang mennusuk harga diri para murid sekte, salah satu murid inti sekte Linjian melangkah maju dengan wajah membara oleh amarah. Tubuhnya bergetar, bukan karena ketakutan, melainkan karena kemarahan yang tak tertahankan."Kau bajingan gila! Dasar tak tahu diuntung! Beraninya kau menghina sekte kam—!" serunya lantang, nadanya penuh dendam dan keberanian, menggema di tengah kesunyian yang mencekam.Namun, belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba sebuah tekanan spiritual yang amat luar biasa—beratnya seperti ribuan gunung menghantam tubuh sang murid. Dalam sekejap, tubuhnya mencelat ke udara, lalu seketika remuk tanpa sempat menjerit. Tulangnya patah, kulitnya retak, dan dagingnya meledak menjadi debu halus yang tersebar tertiup angin. Hilang tanpa jejak tubuh yang tersisa, seolah ia tak pernah ada.Pemandangan mengerikan itu membuat semua murid yang tersisa membeku di tempat. Mata mereka membelalak, tubuh mereka gemetar, dan jiwa mereka m

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 65 - Penghianat Busuk

    Senyum lebar merekah di wajah Niu Feng saat mendengar persetujuan dari Du Bugui. Cahaya kemenangan tampak jelas di mata laki-laki itu, seolah seluruh dunia telah jatuh ke tangannya. Ia maju mendekat beberapa langkah, menatap tajam ke arah Zhu Long yang berdiri dengan tubuh gemetar namun tetap tegak. Dalam pandangan Niu Feng, pemuda itu adalah simbol kehinaan yang pantas dihancurkan. "Kau dengar itu, Zhu Long?" suara Niu Feng menggema, tegas dan dipenuhi kebencian. "Setelah semua yang kau lakukan terhadap Qin Lan, sekarang adalah saat balas dendamku untuknya! Kau akan menyesal pernah menyentuh orang yang begitu berarti bagiku! Bahkan jika kau berlutut dan memohon ampun di kakiku sekarang pun, aku tak akan pernah memaafkanmu!" Suara tawanya menggelegar seperti guruh, menyulut ketegangan yang menggantung di udara. Setiap kata dari mulutnya seperti belati yang menusuk ke dalam harga diri. Tanpa menunggu, Niu Feng membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah Du Bugui. Sikapnya sangat so

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status