Share

Bab 67 - Negara Zhang

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-05-07 19:39:36

Wilayah Negara Zhang, di sebuah jalan setapak yang membelah hutan lebat, dua sosok muda berjalan berdampingan. Kabut tipis menggantung di antara pepohonan, menciptakan suasana hening dan sepi yang hanya ditemani suara langkah kaki mereka yang menjejak tanah lembab. Beberapa hari telah berlalu ketika Zhu Long dan Yin Hui tiba di tempat ini.

"Apa rencanamu selanjutnya, Junior Zhu?" tanya Yin Hui pelan, suaranya nyaris tenggelam dalam desir angin. "Sekte Linjian sudah hancur… kita tidak mungkin kembali ke sana lagi."

Nada suaranya terdengar tenang, namun mengandung luka yang dalam. Matanya menatap ke depan, namun jelas sekali bahwa pikirannya masih mengenang kejadian beberapa hari lalu.

Zhu Long tak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang, udara pagi yang dingin seolah menyayat paru-parunya. "Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih pada Guru. Dia telah mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan kita. Mungkin satu-satunya cara untuk membalasnya… adalah menjadi kuat, lalu membangkitk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 70 - Tantangan di Luar Kediaman

    Sekte Yunzhou, yang berdiri megah di antara puncak-puncak gunung berkabut, tak jauh berbeda dalam struktur dasarnya dengan sekte Linjian. Keduanya memiliki pembagian wilayah antara bagian luar dan dalam.Sekte Yunzhou dikenal sebagai sekte yang keras, penuh persaingan yang terbuka di antara para murid. Tidak ada larangan bagi para murid untuk menantang satu sama lain, bahkan adu kekuatan kerap dianggap sebagai bentuk wajar untuk menunjukkan dominasi. Di sekte ini, hukum rimba adalah kebiasaan. Yang kuat berkuasa, yang lemah dipinggirkan.Zhu Long, setelah resmi menjadi murid, ditempatkan di wilayah sekte bagian luar. Meski sudah mencapai tahap tiga ranah Pemadatan Inti, statusnya tetap sebagai murid luar karena belum menembus ranah Golden Core, syarat mutlak untuk masuk ke dalam lingkaran elite sekte bagian dalam.Namun, fasilitas yang diterimanya jauh lebih baik dibandingkan yang pernah ia rasakan di manapun. Di sekte Yunzhou, semua murid luar mendapat tempat tinggal pribadi tanpa pe

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 69 - Menjadi Murid Sekte Yunzhou

    Kedua penjaga yang sedari tadi tampak jumawa mendadak pucat pasi melihat kedatangan sosok itu. Mereka tersentak seperti baru disnegat aliran listrik, lalu serempak menjatuhkan diri ke tanah, membungkuk dalam-dalam. "Penjaga gerbang memberi hormat pada Tetua Agung Leng Luo!" seru mereka bersamaan, suara mereka bergetar karena ketakutan. Sosok berjubah putih itu adalah Leng Luo, salah satu dari Tetua Agung Sekte Yunzhou—figur legendaris yang hanya muncul ketika ada urusan penting, atau ketika sesuatu yang sangat menarik perhatiannya terjadi. Leng Luo menatap kitab di tangannya dengan mata tajam. Alisnya sedikit berkerut. Di balik wajahnya yang tampak tenang, sebenarnya hatinya tengah diguncang kekagetan. Meskipun bentuk fisik kitab itu sederhana dan kertasnya masih terlihat baru, Leng Luo yang telah menghabiskan ratusan tahun meneliti teknik kultivasi tahu betul—kitab itu bukan lah barang biasa. Ia bisa merasakan aliran aura spiritual aneh namun luar biasa kuat dari dalam halaman-

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 68 - Penjaga Korup

    Salah satu penjaga, seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka membentang di pipinya, maju satu langkah dengan tangan menyilang di dada. Ia melirik ke arah Zhu Long dari kepala hingga kaki, menilai pemuda itu seolah-olah sedang mengamati barang murahan di pasar. "Oh? Seperti itu rupanya. Tapi sebelum kau bisa melangkah masuk ke wilayah sekte, ada satu hal yang harus kau lakukan terlebih dahulu. Kau harus membayar biaya masuk." katanya, suaranya berat namun menyiratkan nada mengejek. Zhu Long mengangkat alisnya, sedikit terkejut, namun tetap menjaga ekspresinya tenang. "Biaya masuk?" "Benar. Setidaknya sepuluh batu roh. Tapi karena hari ini kami sedang baik hati, kau bisa membayar lima batu roh dulu dan sisanya bisa kau tebus setelah diterima sebagai murid resmi." timpal penjaga lainnya, yang tubuhnya lebih kurus namun tatapannya licik. Penjaga itu tertawa kecil, menyembunyikan kepuasan dalam matanya. Ia telah melakukan hal seperti ini berkali-kali, mengintimidasi calon murid mis

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 67 - Negara Zhang

    Wilayah Negara Zhang, di sebuah jalan setapak yang membelah hutan lebat, dua sosok muda berjalan berdampingan. Kabut tipis menggantung di antara pepohonan, menciptakan suasana hening dan sepi yang hanya ditemani suara langkah kaki mereka yang menjejak tanah lembab. Beberapa hari telah berlalu ketika Zhu Long dan Yin Hui tiba di tempat ini. "Apa rencanamu selanjutnya, Junior Zhu?" tanya Yin Hui pelan, suaranya nyaris tenggelam dalam desir angin. "Sekte Linjian sudah hancur… kita tidak mungkin kembali ke sana lagi." Nada suaranya terdengar tenang, namun mengandung luka yang dalam. Matanya menatap ke depan, namun jelas sekali bahwa pikirannya masih mengenang kejadian beberapa hari lalu. Zhu Long tak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang, udara pagi yang dingin seolah menyayat paru-parunya. "Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih pada Guru. Dia telah mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan kita. Mungkin satu-satunya cara untuk membalasnya… adalah menjadi kuat, lalu membangkitk

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 66 - Berhasil Melarikan Diri!

    Mendengar kata-kata menghina Niu Feng yang mennusuk harga diri para murid sekte, salah satu murid inti sekte Linjian melangkah maju dengan wajah membara oleh amarah. Tubuhnya bergetar, bukan karena ketakutan, melainkan karena kemarahan yang tak tertahankan."Kau bajingan gila! Dasar tak tahu diuntung! Beraninya kau menghina sekte kam—!" serunya lantang, nadanya penuh dendam dan keberanian, menggema di tengah kesunyian yang mencekam.Namun, belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba sebuah tekanan spiritual yang amat luar biasa—beratnya seperti ribuan gunung menghantam tubuh sang murid. Dalam sekejap, tubuhnya mencelat ke udara, lalu seketika remuk tanpa sempat menjerit. Tulangnya patah, kulitnya retak, dan dagingnya meledak menjadi debu halus yang tersebar tertiup angin. Hilang tanpa jejak tubuh yang tersisa, seolah ia tak pernah ada.Pemandangan mengerikan itu membuat semua murid yang tersisa membeku di tempat. Mata mereka membelalak, tubuh mereka gemetar, dan jiwa mereka m

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 65 - Penghianat Busuk

    Senyum lebar merekah di wajah Niu Feng saat mendengar persetujuan dari Du Bugui. Cahaya kemenangan tampak jelas di mata laki-laki itu, seolah seluruh dunia telah jatuh ke tangannya. Ia maju mendekat beberapa langkah, menatap tajam ke arah Zhu Long yang berdiri dengan tubuh gemetar namun tetap tegak. Dalam pandangan Niu Feng, pemuda itu adalah simbol kehinaan yang pantas dihancurkan. "Kau dengar itu, Zhu Long?" suara Niu Feng menggema, tegas dan dipenuhi kebencian. "Setelah semua yang kau lakukan terhadap Qin Lan, sekarang adalah saat balas dendamku untuknya! Kau akan menyesal pernah menyentuh orang yang begitu berarti bagiku! Bahkan jika kau berlutut dan memohon ampun di kakiku sekarang pun, aku tak akan pernah memaafkanmu!" Suara tawanya menggelegar seperti guruh, menyulut ketegangan yang menggantung di udara. Setiap kata dari mulutnya seperti belati yang menusuk ke dalam harga diri. Tanpa menunggu, Niu Feng membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah Du Bugui. Sikapnya sangat so

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 64 - Kelicikan Niu Feng

    Suara gemuruh menggelegar seiring kemunculannya. Angin berputar liar. Udara menjadi berat dan pekat, seolah setiap tarikan napas adalah usaha melawan tekanan ribuan jin yang menghimpit dada. Suasana menjadi mencekam. Dunia seperti membeku sejenak, menyadari kehadiran entitas yang bisa saja memusnahkan segalanya. Naga kegelapan itu meluncur dengan kecepatan mengerikan, langsung mengarah ke pusat kerumunan sekte Linjian, tempat Chen Hao berdiri bersama para tetua dan murid lainnya. Chen Hao menatap tajam makhluk itu tanpa rasa gentar. Ia tahu, ini mungkin adalah akhir hidupnya. Tapi jika ia harus mati, maka ia akan mati sebagai pelindung sekte, mati membela kehormatan yang dibangun ratusan tahun oleh paala leluhur terdahulu. Dengan satu gerakan tegas, Chen Hao menengadah dan mengangkat tangannya tinggi ke langit. Sebuah lingkaran cahaya berkilau muncul tepat di atas tubuhnya, berputar perlahan dan memancarkan sinar keemasan. Dalam sekejap, seekor naga emas muncul dari pusaran caha

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 63 - Gempuran di atas Langit II

    "Orang-orang ini... mereka semua adalah kultivator tingkat tinggi. Kekuatan mereka, jelas melampaui apa yang bisa ditunjukkan sekte Linjian saat ini," gumam salah satu tetua dengan suara serak. Keringat dingin membasahi punggungnya, dan matanya membelalak saat ia menyaksikan retakan-retakan mulai menjalar di permukaan kubah pelindung. Retakan itu semakin membesar, bercabang seperti guratan petir di langit malam, hingga akhirnya—CRASSSHHH!Kubah pelindung itu pecah dalam ledakan menggelegar, seperti kaca yang dihantam oleh palu godam raksasa. Pecahan energi spiritual beterbangan ke segala arah, menimbulkan gelombang kejut yang memukul balik para tetua dan murid-murid yang berdiri di garis depan. Mereka semua terpental mundur, beberapa terguling di tanah, sementara gelombang serangan balik merayap masuk langsung ke dalam ranah jiwa mereka.Beberapa murid berjatuhan. Darah segar disemburkan dari mulut mereka, bahkan beberapa tetua yang selama ini dikenal tangguh pun ikut terbatuk darah

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 62 - Gempuran di atas Langit

    Getaran energi spiritual di atas langit Sekte Linjian semakin terasa berat, membentuk pusaran besar yang memekarkan cahaya menyilaukan ke segala penjuru. Riak-riak itu bukan sekadar gelombang biasa—itu menggulung angin dan memancarkan tekanan spiritual yang berat, hingga seolah langit sendiri akan pecah. Tak butuh waktu lama hingga sebuah portal dimensi terbuka, menganga lebar dengan cahaya ungu gelap yang tampak seperti mulut raksasa penelan langit. Di atas balkon utama aula sekte, Tetua Yong Lu menyipitkan mata menatap pemandangan itu. Alisnya terangkat tinggi sementara kerutan di dahinya semakin dalam. "Apa ini? Apakah sekte kita mengundang seorang ahli lain juga?" gumamnya penuh rasa heran. Namun tidak semua orang terlihat kebingungan. Di sisi lain, pemimpin sekte Chen Hao, berdiri tegap dengan wajah yang jauh lebih serius daripada biasanya. Tatapannya tajam menembus ke atas langit, seolah dia sudah tahu apa yang akan datang. "Sekte Linjian tak pernah mengundang siapapun..." k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status