Share

Bab 87 - Menuju Kota Cheng

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-05-20 19:55:52

“Bantuan untuk apa?” tanya Zhu Long dengan nada tenang namun sorot mata yang memancarkan rasa ingin tahu. Alisnya sedikit mengernyit saat memandang Xiao Han yang tiba-tiba terlihat sangat berbeda dari biasanya.

Xiao Han tak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang, menunduk sejenak seolah mencoba mengatur emosinya. Angin pagi berembus pelan di antara pepohonan halaman kediaman Zhu Long, dan dalam kesunyian itu, suara Xiao Han akhirnya terdengar lirih namun mengandung kepedihan mendalam.

"Kau pasti sudah tahu… aku berasal dari Klan Xiao di Kota Cheng," katanya, suaranya bergetar halus. "Dulu, klanku adalah salah satu pilar kota itu. Klan kami sangat disegani, memiliki banyak ahli kuat dan relasi politik yang solid. Tapi… semua itu berubah setelah ayahku mengalami musibah. Beberapa tetua dan anggota klan mulai menunjukkan wajah aslinya. Mereka membelot, berpindah ke klan lain yang lebih kuat, dan menghianati kami. Semua relasi yang klan kami jalin seketika runtuh, kekuatan klan menur
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 229 - Hidupnya Adalah Yang Terpenting

    Kemudian, tanpa aba-aba, Mu Nier merasakan tubuhnya seperti ditarik sesuatu, sebuah kekuatan tak terlihat mencengkeramnya. Ia merasa seperti ada tangan raksasa yang tak kasat mata sedang mengepal tubuhnya, mengangkatnya dari tanah beberapa kaki. Mu Nier tercekat, napasnya tertahan, paru-parunya terasa tertekan. Tubuhnya kaku dan melayang di udara, tak bisa bergerak sedikit pun. Pedang perak di tangannya terjatuh dengan suara gemerincing, memantul di ubin batu, menunjukkan ketidakberdayaannya.Sementara itu, Zhu Long tampak berdiri santai, seolah tak melakukan apa pun, ekspresinya datar tanpa emosi yang berarti. Namun kenyataannya, ia mampu mengendalikan energi spiritualnya dengan presisi yang luar biasa, seperti telekinesis tingkat tinggi yang sempurna, yang langsung mengunci setiap gerakan lawannya. Setiap titik energi di tubuh Mu Nier terkunci, membuatnya tak berdaya di udara, seperti boneka yang digantung."Aku tak punya banyak waktu untuk dibuang, apalagi bertele-tele dengan tik

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 228 - Kehancuran Sebagai Hadiah

    Mu Nier mengayunkan bilah pedang peraknya dengan kekuatan penuh, menciptakan kilatan tajam yang membelah udara dengan suara desisan. Bilah pedangnya terayun horizontal, membidik tubuh Zhu Long yang berdiri di hadapannya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa bilah pedang itu menebas tubuh Zhu Long menjadi dua bagian, sebuah gambaran yang mengerikan namun seharusnya memuaskan. Namun anehnya, ia tak merasakan sedikit pun tekanan pada bilah pedangnya saat melewati tubuh pria itu. Seolah ia baru saja mengayunkan pedang di udara kosong, sebuah sensasi hampa yang tak masuk akal. Ini adalah sesuatu yang belum pernah ia alami dalam puluhan tahun pengalaman hidupnya.Dan benar saja, tak selang satu detik, mendadak tubuh Zhu Long melebur seperti fatamorgana sesaat yang berhasil menipu mata, sebuah ilusi sempurna yang tak meninggalkan jejak di tempat ia seharusnya berdiri. Itu merupakan teknik bertarung yang tercipta dari kecepatan tinggi, sehingga mampu menghasilkan ilusi otptik yan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 227 - Kekacauan Di Klan Mu II

    Tapi mereka semua, dari Mu Hongyun hingga Mu Nier dan seluruh murid klan Mu, tak menyadari bahwa pemuda yang tampak sederhana namun angkuh itu bukanlah sosok yang bisa mereka tangani sedikit pun. Mereka tidak tahu betapa jauhnya jurang kekuatan yang memisahkan mereka.Saat ini, sebagian besar para tetua dan kepala klan Mu tidak ada di kediaman, melainkan masih terjebak di wilayah Laut Mati, sebuah fakta yang menggelikan bagi Zhu Long. Karena kesempatan emas ini, Zhu Long akan memastikan klan Mu akan hancur, atau setidaknya tak bisa berdiri kembali, sebelum pria tua Mu Xiong itu, kepala klan Mu, muncul kembali."Sayangnya, hari ini kalian akan menyaksikan bagaimana klan Mu hancur," ucap Zhu Long, suaranya rendah namun menggema di seluruh halaman, sarat akan penghinaan. Sebuah senyum tipis, dingin dan berbahaya, terukir di bibirnya. "Bahkan jika kalian semua maju sekaligus, itu tak akan menjamin kalian bisa menghentikanku. Kalian tak lebih dari sekelompok lalat di hadapan seekor naga."

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 226 - Kekacauan Di Klan Mu

    Akibat benturan itu, gerbang kokoh tersebut retak di beberapa bagian dan bahkan terlepas dari engselnya, roboh ke dalam dengan suara gedebuk yang memekakkan telinga. Suara keras tersebut menggema hingga ke bagian terdalam klan Mu, mengejutkan para pelayan dan anggota klan yang tengah berlatih di pelataran dalam.Seorang tetua yang tengah mengajar di pelataran dalam, Mu Nier, seorang pria paruh baya dengan cambang abu-abu dan aura yang berwibawa, segera melangkah keluar dengan ekspresi berkerut, merasakan getaran dan suara keras yang datang dari gerbang utama. Begitu Mu Nier tiba di halaman utama, ia langsung disambut oleh kerusakan yang luar biasa: debu beterbangan tebal dari pintu gerbang utama yang tampak roboh, puing-puing kayu berserakan di mana-mana."Siapa yang berani membuat kekacauan di klan Mu yang agung ini!?" serunya dengan nada keras, suaranya dipenuhi amarah yang membara dan otoritas yang tak terbantahkan. Beberapa murid klan tampak sigap mengikuti di belakangnya, pedan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 225 - Berkunjung Ke Klan Mu

    Zhu Long tak menjawab pertanyaan penasaran Shan Rong itu. Ia hanya membalasnya dengan senyum tipis, sebuah seringai samar yang tersirat di bibirnya, namun tatapan matanya menyiratkan sesuatu yang licik, penuh perhitungan, dan sedikit kejam. Aura misteriusnya seolah berkata: kau akan segera tahu, dan itu akan menarik.Melihat reaksi itu, Shan Rong menjadi semakin bingung. Ia memiringkan kepalanya, rambut hitamnya bergoyang lembut. Namun, ia tidak bertanya lebih lanjut. Ada kepercayaan mendalam yang tumbuh di hatinya terhadap Zhu Long. Ia yakin apa yang Zhu Long lakukan pasti bukan hal yang buruk, dan bahwa pemuda itu memiliki alasan kuat untuk setiap tindakannya. Shan Rong hanya mengangguk kecil, menerima isyarat Zhu Long.Mereka berpisah di persimpangan jalan kota Baidu yang ramai. Zhu Long memberikan Shan Rong sebuah kantung kecil berisi koin emas dan instruksi singkat: "Pergilah ke Paviliun Daozun Zhan. Belilah beberapa tanaman herbal esensial dan ramuan obat yang tercantum di daft

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 224 - Beberapa Urusan Lagi?

    "Sayangnya takdir berkata lain... Aku sadar klan Ye ini bukanlah tempat yang cocok untukku, Kakak Xin. Hatiku sudah memilih jalan lain, dan kalian pasti menyadari ikatanku dengan Tuan Muda Zhu. Karenanya aku memutuskan untuk pergi... Dan terima kasih atas kebaikan kepala klan serta yang lainnya sudah merawatku selama beberapa tahun ini. Aku akan selalu mengingat kebaikan kalian."Ucapan itu membuat Ye Xin terdiam dengan mata terbuka lebar. Harapannya kini musnah seketika setelah mendengar keputusan Shan Rong itu, hancur berkeping-keping. Ada rasa pengkhianatan yang samar, bercampur dengan kebingungan dan kekecewaan yang mendalam."A-adik Rong, ke-kenapa...?" bisiknya, suaranya tercekat di tenggorokan, tidak mampu memahami mengapa Shan Rong akan memilih jalan ini, pergi bersama seorang pria asing yang baru ia temui, meninggalkan klan yang telah memberinya segalanya. Mata Ye Xin berkaca-kaca, merasakan perpisahan yang mengecewakan sekaligus dipenuhi amarah terpendam. Ia menatap Shan Ro

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status