Share

Bab 10

Author: Anak Ketiga
Tobi merasa seperti menyelesaikan masalah sepele. Sebenarnya, energi dingin di tubuh Jessi sangat luar biasa dan butuh banyak usaha untuk mengeluarkannya.

Semua orang terpengarah. Bahkan, Damar pun tak kalah kagetnya. Pria itu langsung berseru, "Terima kasih, Tuan Tobi!"

Apalagi, dia paling mengetahui kondisi putrinya. Sudah banyak dokter yang angkat tangan, tetapi Raja Naga bisa menyembuhkannya dengan mudah.

"Keterampilan medis Dokter Tobi benar-benar luar biasa. "Tadi saya nggak sopan. Seharusnya saya percaya kalau keterampilan Anda begitu hebat."

Dokter Darwin yang awalnya merasa terkejut, lalu segera meminta maaf.

Merasa keterampilan Dokter Darwin juga tidak terlalu buruk, Tobi pun menjawab dengan sopan, "Nggak masalah!"

Dokter Darwin segera membungkukkan badannya lebih dalam lagi dan bertanya, "Kalau begitu, maukah Tuan menerima saya sebagai murid Anda? Biar saya bisa belajar ilmu medis dari Anda?”

Dilihat dari penampilannya, sepertinya Dokter ingin segera berlutut dan berguru kepada Tobi.

Bima yang melihat itu langsung merasa kaget. Padahal, Dokter Darwin adalah pemimpin pengobatan tradisional. Dia memiliki reputasi baik dan berstatus tinggi. Dia bahkan menghormat kepada pemuda itu seperti ini.

Namun, Tobi menggelengkan kepalanya dan menolaknya, "Aku nggak ada waktu!"

Dokter Darwin seketika merasa canggung, tetapi dia tidak menyerah dan bertanya lagi, "Bisakah aku menambahkan WhatsApp Anda? Kalau aku punya pertanyaan, aku bisa bertanya kepada Anda."

Saking terkejutnya, Bima bahkan lupa dengan kesalahan yang telah dia perbuat.

Melihat Tobi tidak menghiraukan Dokter Darwin, Damar segera membentak putranya, "Bima, dasar bajingan! Cepat ke sini, berlututlah dan minta maaf kepada Tuan!"

Bima tertegun. Padahal, sejak kecil ayahnya sangat menyayanginya. Kini, ayahnya bahkan memintanya berlutut di hadapan pemuda itu.

Apalagi, di hadapan begitu banyak orang seperti ini. Kelak, apa dia masih punya muka untuk bertemu orang?

"Kenapa? Kamu mau membantah sekarang? Kamu mau diusir dari Keluarga Yusnuwa?"

Emosi Damar meledak-ledak. Wajahnya tampak merah padam.

Bahkan, ayahnya saja harus menghormati Raja Naga. Kenapa Bima yang telah berbuat salah itu masih tidak mau berlutut?

Singkatnya, jika bukan karena ayahnya, dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk berlutut di hadapan Raja Naga.

Bima langsung ketakutan. Pria itu bergegas melangkah maju dan berlutut.

Melihat putranya tidak berbicara, Damar langsung menendangnya dengan keras dan berteriak, "Minta maaf!"

"Tu ... Tuan Tobi, aku minta maaf. Ini semua salah saya. Seharusnya saya memercayai Anda dan nggak bersikap kasar kepada Anda. Mohon maafkan saya."

Tobi meliriknya sekilas dan berkata dengan dingin, "Demi ayahmu, aku biarkan masalah ini berlalu, tapi kalau masih berlanjut, aku nggak akan melepaskanmu begitu saja."

"Nggak, nggak akan lagi," ujar Bima.

Dia tidak bodoh, mana mungkin dia tidak sadar dengan kemampuan diri Tobi sekarang.

Melihat Tobi telah mengampuni putranya, Damar langsung minta maaf lagi dan berkata, "Dengar, semuanya. Mulai sekarang, bertemu Tuan Tobi layaknya bertemu dengan aku."

"Siapa yang berani nggak sopan kepadanya meski itu kerabat sendiri, jangan salahkan aku bertindak kejam."

Bahkan, Yenni, istrinya Damar juga belum pernah melihat Damar memperlakukan keluarganya seperti ini.

Semua orang terdiam dan mengangguk dengan cepat.

Sesuai permintaan Damar, Tobi pun makan malam di Kediaman Yusnuwa.

Melihat hal itu, Dokter Darwin pun tidak berniat pergi. Dia sangat ingin menjadi murid Tobi.

Meski tidak bisa menjadi muridnya, Dokter Darwin masih ingin mengobrol dengan Tobi.

Saat makan, Damar sengaja meminta Tobi untuk duduk di posisi tengah. Hal itu makin mengejutkan semua orang dan membuat mereka penasaran dengan identitas Tobi.

Memang benar, nyawa Jessi telah diselamatkan. Meski ingin berterima kasih kepada Tobi, Damar juga tidak perlu memperlakukannya seperti itu.

Pria itu telah membuat dirinya terlihat rendah di hadapan banyak orang.

Bagaimanapun juga, Damar termasuk orang yang berkuasa di Kota Tawuna dan memiliki kecerdasan emosional dalam menangani berbagai urusan.

Siapa yang berani memperlakukan dirinya seperti ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
QBelati Biru
sngat kerennn
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status