Share

Penguasaan Pedang Langit

Author: Khomairoh
last update Last Updated: 2025-03-06 12:14:07

Guru Agung mengamati Lie Feng dari kejauhan. Mata tua itu berbinar bangga. Lie Feng, yang dulu anak kecil mungil, kini berdiri tegap, gagah perkasa. Gerakannya lincah, setiap pukulan dan tendangannya penuh kekuatan dan presisi.

Guru Agung bergumam pelan didalam hati "Dia telah tumbuh menjadi pendekar yang hebat..."

Lie Feng menyelesaikan serangkaian gerakan Jurus Tapak Dewa, keringat membasahi dahinya. Ia menoleh ke arah Guru Agung.

"Guru Agung, apakah saya sudah cukup baik?"

Guru Agung tersenyum. "Kau telah menguasai Jurus Tapak Dewa, Lie Feng. Tetapi perjalananmu belum berakhir. Dunia persilatan penuh dengan tantangan dan bahaya. Kau harus selalu siap."

"Saya siap menghadapi apapun, Guru Agung. Saya akan selalu berlatih dan meningkatkan kemampuan saya."

Guru Agung mengangguk. "Itulah semangat yang harus kau miliki. Tetapi kekuatan bukanlah segalanya. Kebijaksanaan dan pengendalian diri jauh lebih penting."

Guru Agung membawa Lie Feng ke sebuah ruangan rahasia yang tersembunyi jauh di dalam Kuil Dewa Langit. Udara terasa dingin dan lembap, bau tanah dan kayu lapuk memenuhi hidung.

"Tempat ini... terasa berbeda, Guru Agung. Ada aura yang sangat kuat."

"Ya, Lie Feng", ucap nya. "Di tempat ini tersimpan rahasia terdalam Kuil Dewa Langit."

Ia menunjuk ke sebuah altar kuno yang terbuat dari batu giok hitam. Di atasnya tergeletak sebuah pedang tua yang memancarkan aura misterius.

"Pedang itu... tampak luar biasa, Guru Agung. Apa itu?"

"Itu adalah Pedang Dewa Abadi, Lie Feng. Senjata sakti yang telah diwariskan turun-temurun. Dengan menguasainya, kau akan mampu meningkatkan kekuatan Jurus Tapak Dewa berkali-kali lipat."

"Saya ingin menguasainya, Guru Agung. Bagaimana caranya?"

"Jalannya akan panjang dan sulit, Lie Feng. Kau harus siap menghadapi tantangan yang tak terduga dan mengorbankan banyak hal.

Apakah kau yakin?"

"Ya, Guru Agung. Saya siap."

Guru Agung mulai mengajarkan Lie Feng teknik-teknik pedang yang kompleks dan mematikan. Lie Feng berlatih dengan tekun, mengasah kemampuannya dan meningkatkan kekuatannya. Hari-hari berlalu dalam latihan yang tak kenal lelah.

Lie Feng jatuh terduduk, kelelahan "Guru Agung... saya... saya tidak sanggup lagi..."

"Istirahatlah sebentar, Lie Feng. Tetapi jangan pernah menyerah. Ingatlah tujuanmu. Ingatlah mengapa kau memulai perjalanan ini."

"Saya ingin menjadi pendekar terhebat, Guru Agung. Saya ingin melindungi orang-orang yang saya cintai."

"Itulah tekad yang harus kau miliki. Tetapi kekuatan bukanlah segalanya. Kau juga harus memiliki kebijaksanaan dan pengendalian diri. Pedang Dewa Abadi bukanlah sekadar senjata, Lie Feng. Ia adalah cerminan dari jiwamu."

Berminggu-minggu berlalu. Lie Feng berlatih tanpa henti, mengasah kemampuannya dengan Pedang Dewa Abadi. Ia belajar menggabungkan kekuatan pedang dengan Jurus Tapak Dewa, menciptakan serangan yang dahsyat dan mematikan.

"Guru Agung, saya rasa saya sudah menguasainya." Lie Feng membuka pembicaraan.

Guru Agung tersenyum. "Kau telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, Lie Feng. Tetapi kesempurnaan bukanlah tujuan akhir. Kau harus terus belajar dan meningkatkan kemampuanmu. Kekuatan tanpa pengendalian diri adalah bencana."

"Saya mengerti, Guru Agung. Saya akan terus berlatih dan mengasah kemampuan saya. Saya akan menggunakan kekuatan saya untuk kebaikan."

Guru Agung menatap Lie Feng dengan tatapan tajam. "Kau telah menguasai Pedang Dewa Abadi dan Jurus Tapak Dewa. Sekarang, saatnya kau menghadapi ujian sesungguhnya."

"Ujian apa, Guru Agung?" Lie Feng Mengangkat alisnya karena penasaran.

"Lembah Bayangan. Tempat terkutuk yang dihuni oleh makhluk-makhluk jahat dan pendekar bayangan yang sangat kuat. Hanya mereka yang memiliki kekuatan dan tekad yang luar biasa yang mampu keluar dari sana hidup-hidup."

"Saya siap, Guru Agung."

Guru Agung mengangguk. "Baiklah. Pergilah ke Lembah Bayangan. Di sana, kau akan menghadapi ujian terberat dalam hidupmu. Ingatlah pelajaran yang telah kau pelajari. Gunakan kekuatanmu dengan bijak, dan jangan pernah menyerah."

Lie Feng memasuki Lembah Bayangan. Udara terasa dingin dan mencekam. Bayangan-bayangan gelap menari-nari di sekelilingnya. Ia menghadapi berbagai macam makhluk jahat dan pendekar bayangan yang sangat kuat. Pertarungan demi pertarungan terjadi. Lie Feng menggunakan semua kemampuannya, menggabungkan kekuatan Pedang Dewa Abadi dan Jurus Tapak Dewa.

Di tengah pertarungannya, Lie Feng menemukan sebuah gua tersembunyi di dalam Lembah Bayangan. Di dalam gua itu, ia menemukan sebuah kitab kuno yang berisi rahasia-rahasia tersembunyi tentang kekuatan spiritual tingkat tinggi.

Lie Feng bergumam. "Kitab ini... berisi pengetahuan yang sangat dalam..."

Ia membaca kitab itu dengan saksama, mempelajari rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya. Ia menyadari bahwa kekuatannya masih jauh dari sempurna. Ia masih harus belajar banyak hal.

Setelah beberapa waktu berlatih di dalam gua, Lie Feng keluar dari Lembah Bayangan. Ia telah menjadi pendekar yang lebih kuat dan bijaksana. Ia kembali ke Kuil Dewa Langit, menemui Guru Agung.

"Guru Agung, saya telah kembali. Saya telah melewati ujian di Lembah Bayangan."

Guru Agung menatap Lie Feng dengan bangga. "Kau telah membuktikan kekuatan dan tekadmu, Lie Feng. Kau telah tumbuh menjadi pendekar yang hebat. Tetapi perjalananmu masih panjang. Dunia persilatan masih menyimpan banyak rahasia dan tantangan."

"Saya siap menghadapi apapun, Guru Agung. Saya akan terus berlatih dan meningkatkan kemampuan saya. Saya akan menggunakan kekuatan saya untuk kebaikan."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pelatihan Rahasia

    Cahaya terang yang tiba-tiba muncul berhasil mengusir Malaikat Kegelapan untuk sementara. Itu memberi kesempatan kepada Arka, Lie Feng, dan Resi Tua untuk menarik nafas dan mempersiapkan diri. Mereka menyadari bahwa pertempuran melawan Malaikat Kegelapan membutuhkan persiapan yang jauh lebih matang."Kita perlu waktu," kata Arka, mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. "Kita harus memperkuat kekuatan kita."Resi Tua mengangguk setuju. "Malaikat Kegelapan adalah ancaman yang jauh melampaui Bayangan Naga. Lie Feng, kau harus menguasai Tapak Dewa sepenuhnya. Kau harus mencapai Tapak Dewa tingkat 7."Lie Feng menatap Resi Tua dengan tekad. "Aku akan melakukannya, Resi Tua. Aku akan menguasai Tapak Dewa tingkat 7 dan mengalahkan Malaikat Kegelapan!"Pelatihan pun dimulai. Resi Tua, dengan pengetahuan luasnya tentang kekuatan gaib dan teknik kuno, membimbing Lie Feng untuk mengendalikan kekuatan Tapak Dewa dengan lebih baik. Ia mengajarkan teknik-teknik pernapasan khusus, cara

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Sekutu Tak Terduga

    Arka terhuyung keluar dari terowongan rahasia, tubuhnya penuh luka dan lelah. Ia telah berhasil mengaktifkan simbol kuno itu, tetapi ia juga telah mengalami pertempuran yang sangat berat dengan anggota Bayangan Naga. Ia harus menemukan Lie Feng.Ia mengetahui bahwa ia tidak bisa menemukan Lie Feng sendirian. Ia perlu bantuan. Ia harus kembali ke Kuil Dewa Langit, untuk meminta bantuan dari orang lain.Dalam perjalanan kembali ke Kuil Dewa Langit, Arka merasakan kekuatan yang tidak biasa. Ia merasakan aura kekuatan gaib yang sangat kuat. Ia juga merasakan sebuah kehadiran yang misterius.Ia menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik sebuah air terjun. Di dalam gua itu, ia menemukan seorang penjaga kuil tua yang sedang bermeditasi. Penjaga kuil itu bernama Resi Tua."Siapa kau?" tanya Arka, suaranya gemetar karena kelelahan.Resi Tua membuka matanya. Matanya be

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertemuan di Terowongan

    Pertempuran di ruang tersembunyi itu pecah. Arka dan murid-murid Perguruan Naga Teratai menyerbu, menyerang para anggota Bayangan Naga yang mengelilingi Lie Feng yang terikat di altar kuno. Pedang-pedang beradu dengan pedang, energi berbenturan dengan energi, menciptakan suasana yang kacau dan mengerikan.Namun, kekuatan Bayangan Naga terlalu besar. Mereka terlatih dengan baik dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Arka dan murid-muridnya terdesak. Lie Feng, meskipun terikat, masih mampu mengeluarkan aura kekuatan Tapak Dewa, menciptakan perisai yang melindungi mereka dari serangan terhebat.Di tengah kepungan itu, sebuah sosok menyeruak dari bayangan. Sosok itu besar dan mengerikan, kulitnya bersisik-sisik, dan matanya bersinar dengan cahaya jahat. Sosok itu adalah Siluman Ular, salah satu anggota Bayangan Naga yang paling tangguh dan misterius."Kalian tidak akan bisa menyelamatkan dia," kata Silu

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Jejak Naga

    Lie Feng terbaring lemas, tubuhnya penuh luka. Cahaya keemasan yang muncul dari dalam dirinya telah menghalau Bayangan Naga, tetapi juga menghabiskan sebagian besar tenaganya. Arka bergegas mendekatinya, wajahnya penuh dengan kekhawatiran."Lie Feng! Kau baik-baik saja?" Arka berteriak, suaranya penuh dengan kecemasan.Lie Feng mencoba untuk bangkit, tetapi tubuhnya masih lemas. "Aku… aku baik-baik saja," katanya, suaranya gemetar. "Tetapi… kita harus menghentikan Bayangan Naga."Arka mengangguk. "Ya, kita harus menghentikannya sebelum terlalu lambat. Kita harus mengejarnya."Mereka mulai menelusuri jejak Bayangan Naga. Mereka menemukan petunjuk-petunjuk berupa simbol-simbol tersembunyi di berbagai tempat di sekitar Kuil Dewa Langit. Simbol-simbol itu terlihat sangat rumit dan misterius. Lie Feng merasakan aura jahat yang semakin kuat, mengindikasikan keberadaan anggota Bayangan

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Warisan Kuno

    Serangan Bayangan Naga datang dengan cepat dan brutal. Mereka menyerang Perguruan Naga Teratai di tengah malam, membawa pasukan yang sangat besar dan perlengkapan perang yang canggih. Pertempuran sengit pun terjadi. Lie Feng, dengan bantuan Arka dan murid-murid Perguruan Naga Teratai, berjuang keras untuk mempertahankan perguran dari serangan itu. Namun, jumlah musuh yang sangat banyak membuat mereka kesulitan.Di tengah kepungan itu, Lie Feng merasa terbebani oleh kekuatan Tapak Dewa yang mengalir dalam dirinya. Kekuatan itu membuatnya lebih kuat, memberinya kemampuan yang luar biasa, tetapi juga membuatnya menjadi target utama serangan Bayangan Naga. Mereka mengincar Tapak Dewa, ingin menggunakan kekuatannya untuk mendominasi dunia.Setelah berhasil mengusir gelombang pertama serangan Bayangan Naga, Lie Feng, Arka, dan beberapa murid terpercaya menarik diri ke perpustakaan kuno Perguruan. Di sana, mereka terus menyelidiki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Faksi Bayangan

    Setelah pertempuran dahsyat di Kuil Dewa Langit, Lie Feng, Jian, Mei Lin, dan ahli simbol kuno itu kembali ke Perguruan Naga Teratai. Lin Xue, Mei Lin, dan Jian yang telah diselamatkan dari cengkeraman penyihir jahat itu kini telah kembali dan pulih. Vashta, yang terbebas dari pengaruh kekuatan gelap, juga telah kembali. Namun, suasana perayaan kemenangan itu tidak lama berlangsung. Lie Feng merasakan sesuatu yang sangat mengancam sedang mengintai. Ia merasakan sensasi yang tidak menyenangkan, sebuah pertanda akan datang bahaya yang jauh lebih besar.Di Perguruan Naga Teratai, Lie Feng bersama Arka, pemimpin Perguruan yang bijaksana, meneliti catatan-catatan kuno yang ditemukan di Kuil Dewa Langit. Mereka menemukan informasi yang jauh lebih mengerikan daripada yang dibayangkan. Catatan itu tidak hanya mengungkapkan rahasia tentang asal usul kekuatan Lie Feng, tetapi juga mengungkap keberadaan kelompok rahasia yan

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan Masa Lalu

    Debu beterbangan, menari-nari dalam sinar matahari redup yang menyelinap melalui celah-celah atap Kuil Dewa Langit yang runtuh. Arka dan Lie Feng melangkah hati-hati, setiap langkah mereka menimbulkan bunyi gemerisik batu-batu kuno yang terkikis waktu. Udara terasa berat, dipenuhi dengan aroma tanah lembap dan misteri yang membayangi. Mereka telah mencapai ruangan terdalam, sebuah ruang melingkar yang dindingnya dihiasi dengan ukiran-ukiran kuno yang tampak hidup, seakan-akan berbisik kisah-kisah dari zaman yang telah lama berlalu.“Sungguh… menakjubkan,” desis Arka, matanya terpaku pada ukiran-ukiran rumit yang meliuk-liuk di atas batu. Gambar-gambar makhluk mitologis, dewa-dewi yang mahakuasa, dan simbol-simbol yang tak dikenal terukir dengan detail yang luar biasa.Lie Feng, wajahnya dipenuhi dengan suatu tekad yang kuat, mendekati sebuah ukiran yang menggambarkan sebuah tapak kaki raksasa, lebih besar daripada manusia manapun. Tapak kaki itu tampak memancarkan aura yang ku

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pengungkapan Mengejutkan

    Pertempuran di ruang tersembunyi itu dahsyat. Kekuatan gelap yang menyergap mereka ternyata jauh lebih kuat dari yang dibayangkan. Lie Feng, Jian, dan Mei Lin bertarung dengan gigih, terbantu dengan keahlian ahli decoding simbol kuno yang mampu memanipulasi beberapa perangkap di ruangan itu untuk menyerang musuh. Namun, mereka terpaksa mundur ketika sebuah gelombang energi gelap yang dahsyat menghantam mereka. Mereka terpental ke tembok, tubuh mereka terasa sakit dan lemas.Setelah pertempuran itu, mereka menemukan sebuah jalan tersembunyi di balik tembok yang terlihat biasa. Jalan itu membawa mereka ke ruang terdalam kuil. Ruangan itu lebih besar daripada ruangan-ruangan lainnya, dan suasananya tampak lebih sakral. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja batu yang di atasnya terletak beberapa gulungan kuno. Gulungan-gulungan itu tampak sangat tua dan rapuh."Ini dia," bisik Lie Feng,

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Teka-teki dan Rahasia

    Setelah pertempuran sengit melawan ular raksasa, Lie Feng dan murid-muridnya yang terluka berhasil mencapai pintu masuk Kuil Kuno. Struktur bangunan itu tampak tua dan megah, terbuat dari batu hitam yang telah lapuk oleh waktu. Udara di sekitar kuil terasa dingin dan berat, menimbulkan perasaan misterius dan mencekam. Mereka mengetahui bahwa tantangan yang akan mereka hadapi di dalam kuil ini akan jauh lebih kompleks daripada tantangan yang telah mereka lalui sebelumnya.Lie Feng memimpin murid-muridnya memasuki kuil. Segera, mereka dikejutkan oleh struktur kuil yang rumit dan membingungkan. Lorong-lorong berliku dan gelap terbentang di hadapan mereka, dihiasi dengan berbagai simbol kuno yang terukir di dinding. Patung-patung aneh dan menyeramkan berdiri di berbagai sudut, menciptakan suasana yang mencekam. Mereka mengetahui bahwa kuil ini bukanlah tempat yang biasa. Kuil ini adalah tempat yang penuh dengan teka-teki dan misteri."Kuil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status