Share

Bab. 2 Alam Lain

Di sebuah hutan yang sunyi, pohon-pohon besar menjulang tinggi ke langit. Tanah dan batang-batang pohon yang berlumut. Itu seperti tidak pernah seorang pun melintas melewatinya. Atau dengan kata lain, tidak ada tanda-tanda aktivitas makhluk hidup. Anak laki-laki itu terbangun. Matanya mencoba melihat area sekitarnya. Suasana hutan yang sunyi dan mencekam. Kabut tebal yang membatasi pandangan mata, dan udara dingin yang menusuk sampai ke tulang-tulang. Membuat bulu kuduk anak itu merinding.

'Di mana ini...'

Dia bangun dan berjalan mencoba menelusuri hutan yang sunyi itu. Pencahayaan yang kurang akibat lebarnya pohon di hutan membuat cahaya matahari sulit untuk menerobos masuk. Hampa, benar-benar hampa. Bahkan tidak ada satupun suara serangga yang terdengar.

Sesaat anak itu menelusuri jalan. Ia merasakan ada sesuatu yang mengintip dan mengikutinya dari belakang. Anak itu merasakan kalau dirinya seperti dipantau sesuatu.

'Apa ada yang mengikutiku?'

Dengan polosnya anak itu menoleh ke belakang. Namun ia tak melihat siapapun. Hanya pohon-pohon besar yang berlumut.

"Hey! Ada orang di sana?"

Makhluk itu mengeluarkan hawa kehadiran yang kuat sehingga anak itu tahu bahwa ada seseorang di sana. Anak laki-laki kecil yang polos itupun merasa sedikit lega, menyadari ia tidak sendirian di tempat menakutkan itu. Dia mencoba mendekati sosok makhluk yang sembunyi itu.

"Keluarlah. Apa kau tahu ini di ma-"

Baru saja anak itu mau menanyakan sesuatu. Sosok hitam itu keluar dan menunjukkan diri. Matanya terbelalak melihat sosok itu. Tiba-tiba tubuhnya menjadi kaku seketika. Karena dia tahu sosok yang di hadapannya itu bukanlah manusia.

Badannya menjadi gemetar menyaksikan sosok makhluk besar dan tinggi yang menyeramkan. Mata merah menyala, gigi yang bertaring dan mengeluarkan air liur yang menjijikkan. Kaki dan tangan yang sangat panjang. Rambut berantakan yang mengeluarkan bau tak sedap.

"A-aa a-a..."

Suara anak kecil itu terbata-bata, tak tahu harus berbicara apa.

Merasakan situasi menakutkan itu, rasa takut di hatinya segera menggerakkannya untuk berlari menjauh dari makhluk itu sekuat tenaga. Jantungnya berdegup kencang tak beraturan. Ia terus berlari menjauh. Saat ia sudah merasa jauh dari makhluk tersebut, ia menoleh ke belakang mencoba melihat makhluk menyeramkan itu. Makhluk itu masih mengejarnya dengan santai. Semakin lama makhluk itu semakin dekat, karena kakinya yang panjang sangat mudah mengejar langkah kaki kecil anak itu.

Melihat mahluk mengerikan itu semakin mendekat membuatnya panik. Jantungnya kali ini benar-benar tak bisa memompa dengan benar. Deg-deg-deg-deg. Rasa panik yang ia rasakan membuatnya tidak bisa berlari dengan benar dan kaki kanannya tidak sengaja menyenggol kaki kirinya hingga membuatnya jatuh ke tanah.

"Aahhh!!"

Dia mencoba bangkit. Tapi luka di lututnya memar dan berdarah. Di tambah pergelangan kakinya terkilir. Ia meringis memegangi kaki kanannya yang kesakitan, namun makhluk itu sudah berada di depannya. Dia mendonga ke atas gemetaran. Ingin rasanya segera berlari, tapi ia tahu takkan sempat. Sosok menyeramkan itupun membalas tatapannya melihat ke bawah sekaligus memamerkan gigi-giginya yang jorok dan mengeluarkan liur.

"Aaaaahhh!!!"

Anak itu tak tahan dengan pemandangan di depannya sehingga ia berteriak sekuat-kuatnya membuat seisi hutan dipenuhi lengkikan teriakannya.

***

Di suatu tempat, hutan yang cerah dan dipenuhi serangga kecil. Seorang wanita tua dan seorang gadis kecil sedang mencari kayu dan ranting merasakan sesuatu dan menoleh ke dalam hutan.

***

Sosok makhluk hitam berdiri di depannya. Mengangkat tangan kanannya dan bersiap menyerang ke arah anak itu dengan cepat. Mengetahui apa yang akan di lakukan makhluk itu dia mencoba bergerak menghindar namun makhluk itu lebih cepat.

Jleeb!

Kuku-kuku panjang menusuk perut anak itu dan mengangkatnya. Rasa sakit yang ia terima sangat hebat. Dia merasa darahnya seperti mendidih. Tergantung di kuku panjang makhluk tersebut. Darah yang keluar dari perutnya mulai berjatuhan ke tanah. Otaknya panik tak bisa merespon apa yang di alaminya membuat darahnya naik ke atas hingga keluar dari mulut dan matanya. Melotot melihat sosok makhluk yang menyeramkan dan kejam. Ketakutan menyelimuti hati dan pikiran.

Penglihatan matanya mulai buram. Pandangan berkunang-kunang akibat kehilangan banyak darah.

'Apakah aku akan mati...'

'Aku belum mau mati...'

'Aku ingin pulang...'

'Tolong aku...'

'Siapa saja...'

'Siapa saja tolong aku!!!'

Sebuah selendang putih terbang ke arah makhluk itu dan menabraknya. Membuatnya terpental sehingga anak itu terlepas dari kukunya dan jatuh tergeletak ke tanah. Tanah sedikit bergetar akibat mahkluk tersebut.

"Nenek... bukankah itu-" seorang gadis kecil yang memiliki rambut berwarna silver bertanya kepada wanita paruh baya di sampingnya.

"Begu Ganjang," tatap wanita tua itu tajam ke sosok makhluk hitam tersebut.

"Sona cepat bawa Anak itu kemari!" ucapnya sembaring melebarkan tangannya.

Gadis kecil itu, Sona langsung mengerjakan apa yang diperintahkan neneknya. Menarik tangan anak laki-laki itu dan menyeretnya mendekati nenek. Keadaannya sangat parah. Dia saat ini berada di ambang kematian jika tidak segera di obati.

Melihat cucunya membawa anak laki-laki itu mendekat, wanita tua itu komat-kamit seperti merapalkan mantra. Begu ganjang yang tadinya jatuh terpental, bangkit dan melihat orang yang menyerangnya. Dia begitu marah dan mengeluarkan aura hitam dari tubuhnya.

"Groooaaahhh!!"

Begu Ganjang itu teriak dan berjalan mendekati mereka. Tanah sedikit bergetar akibat hetakan kakinya.

"Ayo Sona!"

Neneknya berjalan cepat menjauhi begu ganjang sambil membawa anak laki-laki itu. Sona yang cekatan mengikuti langkah neneknya.

Begu ganjang yang mengejar mereka semakin geram dan mempercepat langkahnya.

"Grrroooaaahh!!"

Langkah nenek yang lambat tak bisa mengikuti sona yang begitu cepat berlari di depannya. Begu itu semakin dekat. Dan begitu dekat sehingga bisa menyerang si nenek. Nenek sadar makhluk di belakangnya sudah siap menyerangnya. Nenek menoleh ke belakang melihat makhluk itu dengan santai. Begu ganjang sudah mengangkat tangannya, bersiap menghantam orang di depannya. Sona melihat neneknya di belakang akan diserang begu itu berteriak.

"Neneeek!"

Dubh!

Sebuah penghalang seperti perisai balon transparan di dekat si nenek melindunginya dan menghalangi tangan Begu itu. Ia mencoba lagi menyerang dengan tangannya yang kasar. Tapi makhluk itu tidak bisa menembus perisai transparan yang melindungi nenek tersebut. Dengan pelan si nenek menatap tajam ke Begu.

"Pergilah ke tempat asalmu!" kata nenek dengan nada dingin. Lalu ia berbalik meninggalkan Begu itu.

Ia membawa anak laki-laki yang digendongnya pergi menjauh. Ia tau begitu melihat luka yang di dapat anak itu. Jika tidak segera diobati. Ia tak akan dapat di selamatkan. Jadi ia segera berlari secepat mungkin untuk membawanya pergi dari situ. Begu itu tahu tidak bisa berbuat apa-apa. Ia yang kesal karena mangsanya lepas hanya bisa berteriak sekuat-kuatnya.

"Grrooaaaaaah!!!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status