"Aku memaafkanmu Kenzi karena kau adalah keluargaku, tapi harusnya kau minta maaf lebih dulu pada Freya. Dia lah yang sudah kau sakiti," jawabnya."Aku tahu itu Vano, aku sudah mencoba meminta maaf padanya tapi hasilnya... dia mengabaikanku," wajah Kenzi berubah menjadi lesu, sedih, dan nampak tidak mood melakukan apapun."Itu sudah sangat baik menurutku Kenzi, jika aku yang ada di posisinya mungkin aku sudah membunuhmu dan mengabaikan kenyataan bahwa aku akan di penjara setelahnya," Vano pun memberikan jawaban yang sangat menohok, namun memang benar adanya."Aku tahu itu," jawabnya singkat."Lalu? Apa yang akan kau lakukan? Menyerahkan kembali Freya padaku?" tanya Vano dengan senyum sinisnya."No! Big No, Vano! Aku minta maaf padamu, tapi aku akan memperjuangkan Freya. Aku akan menebus semua kesalahanku padanya, jadi jangan berharap aku akan melepaskannya untukmu meskipun kau mekukuliki lagi aku tidak peduli," balas Kenzi dengan tegas.Dan apa yang Vano lakukan? Meninjunya hingga seka
"Oh iya, satu lagi antarkan sarapan ke apartemenku, dan juga suruh orang untuk mengantarkan makanan untuk makan siang juga nanti saat jamnya," imbuh Kenzi kemudian mematikan sepihak telefonnya."Baik tuan," jawabnya yang tidak terdengar oleh Kenzi karena suara telfon terputus mendahuluinya."Huft!! Akhirnya dia mematikan telefonnya juga, kalau tidak bisa mati berdiri aku hanya karena telefon darinya," pria itu pun menghela nafasnya lega setelah mendengar telefon yang di matikan oleh si penelfon.Tak! Tak! Tak!Kenzi pun kembali mendudukkan pantatnya di sofa yang tadi sempat dia duduki, "Untuk pertanyaanmu tadi kurasa aku sudah punya jawabannya, bukankah besok kita akan berangkat ke Bali? Aku akan jadikan itu sebagai ajang bulan madu juga, jadi aku minta padamu atur cuti untukku dan Freya setelah urusan kita di Bali, kau urus perusahaan selama aku tidak ada," jelas Kenzi dengan senyum simpul di bibirnya."Cih! Sudah ku duga, ujung-ujungnya kau pasti akan menyusahkanku," gerutu Vano denga
Kenzi pun mendekap tubuh wanita itu dengan cukup erat, membuat si empunya membelalakkan mata dan kaget dengan apa yang terjadi.Freya pun segera menolehkan kepalanya, dan semakin melotot saat melihat apa yang ada di depan matanya."Kenzi? Kamu itu apa-apaan sih, ngapain kamu peluk-peluk istri orang?" tanya Freya dengan alis yang bertaut."Istri orang?"Kenzi yang mendengar suara Freya berasal dari samping kanannya pun auto membuka matanya yang tadi sempat di tutupnya, karena merasa lega mengetahui Freya tak berniat pergi jauh darinya."Astaga! Ehm... Ma... Maaf saya salah orang," ucap Kenzi yang langsung melepaskan pelukannya pada wanita yang ternyata bukanlah istrinya melainkan istri seorang pria yang sudah menatap nyalang padanya sedari tadi."Pftt!!! Bwa ha... ha... ha..." Freya pun tidak sanggup lagi menahan tawanya, saat melihat wajah Kenzi yang memerah bak tomat matang itu karena terlalu malu, saat dirinya salah memeluk orang.Ya, tadinya memang orang yang dilihat Kenzi itu adalah