Share

Amarah Brina

Author: Nur hapidoh
last update Last Updated: 2024-01-04 23:18:01

Brina pulang dan menemui ibunya. Dia mengeluhkan perbuatan Matteo yang hanya menghabiskan waktunya dengan mabuk dan marah, karena pernikahan Amanda dan Daniel yang sudah dia ketahui.

"Mama harus membuat Manda jauh dari Matteo! Aku tidak mau melihat dia dekat lagi dengan kekasihku! Aku ga rela melihat Matteo masih mencintai wanita kurang ajar itu!" Laras langsung membekap mulut putrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar.

Dia takut kalau suaminya mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya, tentang anak kandungnya yang sudah dibuat menderita karena perbuatan Brina.

Laras selama ini yang mengatur segala sesuatu yang dilakukan oleh Brina hingga berhasil menjerat Matteo di dalam pelukan putrinya. Laras tidak pernah merasa senang apabila Manda mendapatkan kebahagiaan.

"Kamu itu kalau di rumah jangan asal bicara. Kalau ayahmu mendengarnya, itu akan bahaya untuk hidup kita." Laras memberikan peringatan kepada Brina untuk bisa sedikit berhati-hati ketika membicarakan tentang Manda.

Brina mendengus kesal mendapatkan teguran dari ibu kandungnya sendiri. Laras tampaknya begitu takut dengan ayahnya yang selama ini selalu membela Manda, sebagai anak kandung dari istri pertamanya.

Sampai saat ini Hendri masih marah kepada Laras karena sudah membuat istri pertamanya meninggalkannya, bahkan hingga kini masih belum ada kabar beritanya. Padahal sudah lebih dari 10 tahun. Kalau saja Laras mengikuti apa yang dikatakan olehnya, dengan tetap bersembunyi dan tidak pernah muncul di depan Melati, pasti sampai saat ini pernikahan mereka masih aman.

"Mama kenapa sih, sampai saat ini begitu takut dengan tua bangka itu? Bikin kesal saja!" Brina mulai misuh misuh di depan ibunya.

Laras sejak dulu sudah mendidik anaknya untuk memiliki sifat dan karakter seperti dirinya. Dia juga yang membuat Brina akhirnya nekat merebut Matteo dari tangan Manda. Semua rencana buruk dilakukan oleh mereka untuk mendapat apapun yang mereka inginkan.

"Papa kamu itu masih saja belum mau membuat surat wasiat atas nama kita berdua. Sampai saat ini Manda masih menjadi ahli waris utama. Mama tidak bisa berbuat macam-macam sekarang!" Brina semakin kesal mendengar hal itu.

Walaupun dirinya masuk kedalam jajaran dewan direksi, tetapi tetap saja Manda yang lebih berkuasa di perusahaan keluarga mereka. Karena Manda memiliki saham yang jauh lebih besar dari dirinya dan sang ibu. Membuat mereka kesulitan untuk bergerak atau melakukan sesuatu demi kepentingan mereka.

Gerak langkah mereka di perusahaan selalu diawasi oleh Manda maupun Hendri. Jelas saja Laras merasa kesal. Tetapi demi harta suaminya yang banyak, Laras rela merendahkan diri di hadapan Hendri agar suaminya tidak curiga dengan rencana jahatnya yang akan menyabotase perusahaan dengan bantuan Matteo.

"Mama kenapa lelet sekali untuk bisa mendapat tandatangan Papa? Apakah Brina perlu turun tangan juga?" Tanya Brina kepada ibunya yang langsung menolak tawarannya.

Laras yang paling mengenal Brina dengan baik. Dia tahu putrinya selalu bertindak dengan ceroboh dan barbar yang pastinya akan mempengaruhi rencana yang sudah disusun dengan begitu rapih bersama Matteo.

"Kamu fokus aja untuk bersama dengan Matteo, tidak usah mengurus masalah papamu. Mama yang akan membereskan semuanya." Laras kemudian menyuruh Brina untuk kembali ke apartemennya. Laras mengajak bertemu di luar, agar bebas membicarakan apa yang akan mereka lakukan kepada Manda tanpa merasa takut kepada Hendri.

Walaupun kesal, Brina akhirnya mengikuti apa yang dikatakan oleh Laras. Karena dia juga tidak ingin mendapatkan kerugian dari amarah Hendri kepada mereka yang pasti akan berdampak pada besaran saham yang akan dia dapatkan dari ayahnya setelah dia meninggal.

Bukan rahasia lagi. Kalau Hendri saat ini sedang sakit keras dan sedang mendapatkan perawatan intensif dari dokter yang merawatnya. Sudah berkali-kali Hendri dilarikan kerumah sakit karena penyakit lamanya kumat.

***

Setelah malam pertama mereka yang menakjubkan bagi Daniel, malam itu sukses membuat Daniel semakin kecanduan dan bucin pada Manda. Daniel bahkan memerintahkan pengawal terbaiknya untuk selalu menjaga Manda kemanapun dia pergi.

Manda yang sudah mewanti-wanti kepada Daniel untuk merahasiakan pernikahan mereka dari rekan kerjanya. Manda hanya bisa melotot sempurna ketika melihat pengawal Daniel yang terus saja mengikuti setiap langkahnya.

"Kenapa kau terus mengikutiku? Kau ikuti saja Tuanmu itu! Aku tidak bisa tenang dan bebas bekerja, gara-gara kamu yang terus mengikutiku seperti hantu!" Kesal Manda pada sang pengawal yang hanya diam saja.

Manda semakin geram melihat sang pengawal yang tidak merespon apapun yang dia katakan, persis seperti kanebo kering yang hanya diam tanpa ekspresi. Manda akhirnya menuju ke ruangannya dan memilih untuk tidak peduli dengan keberadaan pengawal yang telah sukses dan benar-benar membuat harinya menjadi buruk dan tidak bisa fokus bekerja sama sekali.

"Aku sebaiknya menghubungi Daniel agar dia menarik kembali pengawal itu." Manda akhirnya mencari ponselnya dan mulai menghubungi Daniel agar kembali menarik pengawal yang ditugaskan untuk terus bersamanya.

Daniel yang saat ini sedang ada di ruang rapat. Hanya melihat ponselnya dan tidak mengangkat panggilan dari Manda. Dia memerintahkan asistennya untuk menelpon balik Manda.

Daniel rupanya sedang menjaga image di depan Manda. Dia tidak mau Manda tahu kalau dia sangat mencintai istrinya. Hal itu tidak akan baik untuk dirinya yang selalu pasang wajah datar dan sok cool didepan Manda yang sampai saat ini masih saja galak kepadanya.

Manda kesal bukan kepalang melihat Daniel yang acuh dan cuek dengan telpon darinya dengan tidak mau mengangkat panggilan darinya. Manda akhirnya memutuskan untuk memblokir nomor Daniel. "Kalau begini kan bagus! Untuk apa juga nomor dia ada di ponselku, kalau nelpon atau chat ga mau di angkat atau di balas!??" Manda lalu meletakkan ponselnya di atas meja dengan senyum mengembang dibibirnya.

Hari itu Manda memutuskan akan berdamai dengan pengawal yang Daniel kirim untuk dirinya. Bagaimana pun juga dia tak akan berhasil untuk mengusirnya tanpa perintah dari Daniel. Manda tidak memperdulikan telpon dari asisten Daniel yang terus memanggilnya. Dia memilih untuk tetap fokus bekerja.

"Akhirnya selesai juga!" Manda senang sekali.

Saat dia melirik ke arah pintu ruangan, dia melihat pengawal itu masih saja setia menunggu dirinya dan berdiri disana. "Astaga! Apakah dia itu manusia? Apa dia tidak butuh makan atau minum atau mungkin saja pergi ke toilet?" Tanya Manda pada dirinya sendiri saat melihat pemuda tampan itu masih saja setia menunggunya.

Manda merasa kasihan padanya, lalu memberikan makanan yang masih ada di tempat bekal makan siangnya yang belum dia sentuh sama sekali. "Makanlah! Apa kau tidak lapar, berdiri seharian kayak gitu?" Tanya Manda sambil memberikan bekal makan siang miliknya pada pengawal yang tidak dia ketahui namanya.

"Maaf, Nyonya! Saya tidak bisa menerima pemberian dari Nyonya. Kalau Tuan Daniel tahu, leher saya bisa di gorok oleh beliau." Manda kesulitan menelan salivanya sendiri mendengar hal itu. Benar-benar sadis bukan??

Dia tak percaya kalau suaminya sekejam itu. "Kau jangan berlebihan! Tidak mungkin suamiku melakukan hal itu hanya karena kamu menerima makanan yang aku kasih!" Kesal Manda pada pemuda tampan itu yang tetap bersikeras menolak pemberian darinya.

"Kalau begitu pergilah keluar untuk mencari makanan buat dirimu sendiri. Aku tidak mau kalau sampai kau pingsan ketika mengawalku!" perintah Manda kepada pengawal yang masih saja bersikeras untuk melakukan tugasnya.

Akhirnya karena kesal Manda pun kemudian mencari restoran terdekat untuk makan siang. Bagaimanapun juga dia tidak mungkin membiarkan anak orang lain sakit karena bekerja secara tidak manusiawi begitu.

"Nyonya! Anda sebaiknya fokus dengan makanan anda saja. Tidak usah peduli dengan saya. Saya sudah terbiasa dengan pekerjaan ini. Akan jauh lebih baik Nyonya acuh dengan keberadaan saya disisi Anda. Karena Tuan Daniel akan marah pada saya kalau dia tahu Anda perduli dan perhatian pada saya," ujarnya dengan tetap berdiri di samping Manda.

Manda benar-benar speechless dan tak berdaya, melihat kegigihan sang pengawal yang tetap bersikeras dengan pendiriannya dan menolak apapun yang dia berikan kepadanya.

"Apakah suamiku sekejam itu? Kau begitu takut padanya!" Rutuk Manda karena jengkel ketika dia mengingat sosok arogan dan sombong yang menjadi suaminya beberapa hari belakangan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Ending

    Daniel berhadapan dengan Bruno yang babak belur, ada seraut wajah sesal disana. "Kenapa kamu tidak bilang padaku kalau kamu sedang membantu anda untuk menurunkan panasnya?" tanya Daniel sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu, huh? Sementara kau sudah seperti banteng kesurupan. Apa selama ini kamu tidak pernah menganggapku sebagai saudaramu?" tanya Bruno sedih. Dia sebenarnya hanya menginginkan pengakuan dari Daniel. Karena bagaimanapun juga dia adalah kakaknya.Selama ini mereka hidup layaknya musuh. Kadang Bruno merasa iri kepada teman-temannya yang begitu akur dengan saudara mereka."Aku merasa cemburu ketika kau berdekatan dengan istriku. Selama ini, bukankah kamu selalu berusaha untuk merebut apapun yang Kumiliki. Ya, kan?" Manda sejak tadi hanya diam dan menyimak pembicaraan mereka. Setelah mendapatkan pengobatan dari dokter keadaan Manda sudah semakin membaik. Manda bisa makan dan berjalan-jalan di sekitar rumah.Manda merasa sen

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Periksa Kehamilan

    Manda terbaring lesu di atas ranjang. Sementara Daniel keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya dari sisa percintaan mereka semalam. Daniel mendekat ke arah Manda yang masih bergelung di balik selimut."Sayang, Kok tumben sekali kamu masih belum bangun? Perlu aku menggendong untuk ke kamar mandi?" tanya Daniel sambil mengelus sayang wajah wanitanya.Manda menggeleng, "aku masih sangat lelah dan mengantuk. Gegara kamu!" Rengek Manda kesal. Daniel hanya tertawa melihat ekspresi wajah istrinya. "Sayang, aku mau ke kantor sebentar. Ada urusan sedikit. Nanti siang aku akan mengantarkan kamu ke dokter untuk periksa kehamilanmu. Sejak kemarin kamu muntah terus loh. Aku sangat khawatir dengan kesehatanmu!" Ucap Daniel."Aku baik-baik saja tidak perlu ke dokter. Aku hanya perlu istirahat dari lelaki mesum kayak kamu!" Sengit Manda yang masih kesal ketika dia mengingat kembali, apa yang dilakukan Daniel tadi malam kepadanya."Ya udah! Aku minta maaf ya! Sayang, Daddy kan melakukan

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Bingung

    Daniel saat ini sedang berada di kantornya. "Apakah seumur hidup kamu belum menikah?" tanya Daniel pada asistennya yang sejak tadi hanya mendengarkan semua perkataannya."Belum pernah Tuan! Karena saya tidak punya waktu untuk berkencan dengan wanita di luar sana selain anda. Saya terlalu sibuk untuk mengurus anda dan semua masalah anda!" Daniel langsung melemparkan pulpen yang ada di tangannya karena merasa geram dengan jawaban sang asisten."Apakah itu artinya aku yang sudah membuatmu menjadi jomblo abadi? Ih, kau pintar sekali bersembunyi di balik kata-katamu. Padahal kamu yang memang ga laku di mata para gadis itu! Cih! Bikin kesal saja!" Daniel pun kemudian mengusir asistennya untuk keluar dari ruangannya."Keluar sana! Bicara denganmu hanya semakin menambah kepusingan kepalaku!" Kesal Daniel.Setelah sang asisten meninggalkannya terlihat Daniel yang terus menatap ponselnya. Daniel benar-benar merasa dipusingkan dengan tingkah Manda yang ajaib menurutnya.Jelas-jelas Daniel mengin

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Bertemu Daniel

    Manda merasakan tubuhnya begitu lemah Setelah dari tadi bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Tampaknya Manda mengalami morning sick karena kehamilannya. Daniel yang saat ini sedang berada di ruang kerjanya, terus memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Manda melalui CCTV tersebut yang sengaja dia pasang di kediaman Manda untuk selalu memantaunya."Anakku. Kenapa kau begitu nakal? Kau membuat mommy kamu jadi begitu kesulitan. Sekarang Daddy mau tidak mau harus menemui mommymu. Karena daddy tidak tega melihat mommy kamu menderita sendirian." monolog Daniel yang kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju keluar.Daniel pergi menuju apartemen milik Manda dengan menggunakan mobilnya sendiri tanpa bantuan supir pribadinya. "Aku harus membeli beberapa kebutuhan Manda. Hmm, dia pasti kesulitan untuk menjalani kehamilan ini sendiri. Sayang kenapa sih kamu harus bersikeras untuk meninggalkan aku? Aku benar-benar tidak sanggup untuk jauh darimu!" Begitu sampai di sebua

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Usaha Manda

    Manda sama sekali tidak memperdulikan peringatan yang ditunjukkan oleh ibu dan adik tirinya. Entah kenapa mereka begitu bernafsu untuk menguasai perusahaan ayahnya. Manda yang menjadi saksi perjuangan Ayah dan Ibunya di masa lalu tidak akan pernah membiarkan perusahaan itu jatuh kepada orang yang berniat untuk menghancurkannya."Kamu benar-benar seorang wanita yang tidak tahu malu. Sudah menjadi seorang istri dari lelaki triliuner dan memiliki harta yang melimpah, tapi kamu masih saja serakah dan menginginkan uang recehan yang ada di tangan kami! Cih, tak tahu malu!" Manda sama sekali tidak peduli dengan ocehan Brina yang sengaja ingin mengecoh emosinya.Dengan begitu tenang Manda mendekati Brina. "Hey, lebih tidak tahu malu yang mana, antara merebut harta yang bukan miliknya dengan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Hmm? Kamu katanya wanita yang pintar dan cerdaskan? Paham sampai sini?" Manda tersenyum sini kepada Brina yang langsung melotot kepadanya. Dia marah dan kesal.

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Tinggalkan Matteo

    "Ada apa sih Mah?" tanya Brina begitu kesal karena di paksa pulang oleh ibunya. Padahal dia berniat untuk ke mansion Anderson demi menemui Manda sesuai keinginan Matteo.Sang ibu langsung menepuk kepala Brina. Dia kesal bukan kepalang dengan putrinya yang selalu gak sopan padanya. "Kamu harus tinggalkan Matteo. Dia sudah ga ada gunanya sama sekali. Apa kamu tahu kalau dia sudah tidak jadi ahli waris dari keluarga dia lagi." Brina melotot sempurna mendengar ucapan ibunya."Mama gila, huh? Susah payah aku mengejar dia. Sekarang setelah aku dapatkan malah aku tinggalkan?" tanya Brina kesal luar biasa.Brina langsung di keplak lagi kepalanya oleh sang ibu. "Jangan bantah! Pokoknya mama ga suka kamu masih sama dia! Putuskan dan tinggalkan dia! Jangan buang-buang waktu bersama lelaki ga punya masa depan itu!" Brina terlihat kesal bukan kepalang dengan ibunya yang sampai sekarang masih saja memperlakukan dirinya seperti anak kecil."Mama kenapa sih? Suka banget mukul-mukul kepala aku. Nanti

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Permohonan Matteo

    "Tolong kamu bujuk Manda untuk mencabut tuntutan dia di kantor polisi. Aku ga mau masuk penjara." Pinta Matteo ketika Brina mendatanginya di kantor polisi.Hari ini Matteo terpaksa datang ke kantor polisi karena mendapatkan surat panggilan paksa. Dia sudah lebih dari tiga kali mangkir dari panggilan polisi, sehingga membuat anggota polisi terpaksa menjemput paksa dirinya. Apalagi orang yang melaporkan pemuda itu adalah Daniel Anderson yang terkenal di daerah mereka.Brina terlihat mengerutkan keningnya karena tidak suka mendengar Matteo memanggil nama wanita yang sangat Dia benci seumur hidupnya. Brina masih mengingat semua kejadian di masa lalu ketika dirinya harus menahan perihnya hati karena selalu di banding-bandingkan dengan Manda oleh semua orang. Hal itu yang membuat Brina akhirnya mulai bersikap antipati dan memusuhi Manda. Awalnya dia menyukai kehadiran Manda sebagai saudara tiri, karena tidak harus kesepian lagi seperti dulu."Kenapa kamu harus menyebutkan nama Manda di depan

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Bruno Berulah

    "Kau baik-baik saja?" tanya Bruno saat dia melintas di depan Mansion Daniel dan melihat Manda membawa kopernya dengan amarah yang begitu kentara di wajah cantiknya.Manda mengacuhkan Bruno dan berlalu begitu saja. Sementara itu Daniel yang melihat dari kejauhan memerintahkan anak buahnya untuk mengawal Manda dan memastikan keselamatannya.Daniel sudah diancam oleh Manda kalau sampai berani menghalangi kepergian dirinya dari mansion. Manda akan menggugurkan anak yang ada di dalam kandungannya. Mendengarkan ancaman itu, tentu saja nyali Daniel menciut seketika. Karena dia yang paling mengerti bahwa keluarga besarnya sudah mengharapkan dan menantikan kelahiran putranya sebagai pewaris keluarga Anderson."Pastikan dia selamat dan mendapatkan semua kemudahan. Aku ga akan memaafkanmu kalau sampai terjadi apa-apa kepada istri dan anakku. Paham?" tanya Daniel pada pengawal kepercayaannya yang selama ini selalu dia andalkan dalam segala hal."Siap, Tuan! Saya permisi!" Pamitnya dengan segera.

  • Ranjang Panas Daniel Anderson   Trauma

    Manda menangis dalam pelukan Daniel. Dia amat sulit melupakan kejadian buruk yang menimpanya karena perbuatan Matteo. "Sayang, kamu harus bisa melupakan kejadian itu. Kasihan anak kita di dalam kandunganmu pasti juga akan merasakan stress jika ibunya mengalami trauma seperti ini." Daniel berusaha untuk menasehati Manda agar bisa tenang.Dia sadar bahwa semua itu adalah kesalahannya yang sudah teledor menjaga istrinya. "Seandainya saja tadi aku tidak meninggalkanmu di pesta sendiri, pasti bajingan itu tak akan berani macam-macam padamu." Sesal Daniel sambil memeluk erat tubuh Manda yang gemetar karena tangis."Laki-laki bajingan itu mungkin tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Dia hanyalah egois dan suka memerankan playing Victim. Aku benci dengan dia!" Manda menghapus air matanya dengan kasar.Daniel bisa melihat kebencian di matanya. Daniel bisa mengerti luka yang begitu besar yang sudah disayatkan oleh Matteo kepada istrinya. "Kita ke dokter ya? Mungkin akan bagus jika kau b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status