Home / Romansa / Ranjang Panas Milik Tuan Lukas / ALEXANDRIA BUKAN DAVINA!

Share

ALEXANDRIA BUKAN DAVINA!

last update Last Updated: 2024-01-03 17:19:56

ALEXANDRIA BUKAN DAVINA!

"Mama, aku sudah membawa wanita yang aku inginkan menjadi istriku, Ma. Kami akan menikah, jadi Mama tak usah repot-repot untuk menjodohkan ku," jawab Lukas. Wanita yang berada di kursi roda itu pun membalikkan badannya.

"Kau jangan asal menikahi seorang wanita, Lukas. Kau ini adalah seorang Presiden direktur, pewaris keluarga. Harus mempertimbangkan bebet, bibit, dan bobotnya," ujar Lily.

"Mama tenang saja, Ma. Mama sudah mengenalnya secara garis besar wanita ini," ucap Lukas sambil berjalan dan duduk jongkok di hadapan sang Ibu.

"Siapa? Dia kolega dari mana? Orang tuanya pemimpin perusahaan apa?" tanya Lily.

"Dia adalah sekretarisku, Davina," jelas Lukas.

"Davina? Sekertaris mu? Mengapa kau bisa tiba-tiba bersama wanita itu? Bagaimana ceritanya? Jangan-jangan kau hanya mempermainkan Mama dan dirinya ya?" cerca Lily sambil menatap Lukas penuh selidik.

"Tidak Ma. Mengapa Mama selalu buruk sangka kepadaku? Aku benar-benar menjalin hubungan dengannya dan jika Mama menyuruh kami menikah pun tak masalah," tegas Lukas.

Tingkah Lukas seperti sangat meyakinkan sekali, bahwa dia memang sedang menjalin hubungan dengan Davina.

"Baiklah mungkin kali ini Mama harus percaya kepadamu, meskipun rasanya aneh sekali kau bisa bersamanya secara tiba-tiba," keluh Lily.

"Sekarang Mama bisa menjalani operasi itu dengan tenang dan tak ada alasan lain untuk Mama menolak operasi secepatnya. Jika Mama sendiri tak sembuh dan tak mau melakukan operasi itu, maka aku tak akan menikahi wanita manapun. Bagiku kesembuhan Mama adalah prioritas dalam hidup, untuk apa aku menikah jika mama tak ada di sampingku," bujuk Lukas.

Akhir-akhir ini kesehatan Lily memang sering drop, dokter menyarankan untuk melakukan operasi pembedahan besar.

"Hari ini aku membawa Davina pulang," kata Lukas.

"Benarkah?" tanya Lily.

"Dia sedang di ruangan tamu menunggu Mama," ujar Lukas.

"Sepertinya kau benar-benar serius kali ini, Lukas," puji Lily.

Lukas mendorong kursi roda ibunya menuju lift yang langsung terhubung dengan ruang tamu. 'Ting' Davina melihat ke arah lift yang terbuka, dia terkejut dengan pandangan yang ada di depannya, seorang wanita yang duduk di kursi roda, wajahnya mirip sekali dengan Lukas dan wanita di foto ruang tamu.

Dia pun segera berdiri dan membungkukkan badannya, menghormati keberadaan ibu Lukas. Wanita itu pun tersenyum, Lukas segera mendorong kursi roda Ibu nya mendekat. Dia terlihat memperlakukan sang Ibu dengan lembut. Jujur saja Davina tak menyangka jika Lukas memiliki sisi lembut, ternyata banyak yang dia tak tahu dari sosok Presiden direkturnya itu. Dia memperlakukan sang Ibu dengan sangat baik.

"Hari ini rasanya seperti mimpi saja, aku tak mengira Lukas akan membawa seorang wanita dan mengenalkannya padaku. Jika saja Papanya tak berada di luar negeri tentu saja dia akan senang juga. Kau harus sering..."

"Ma! Sudahlah," tegur Lukas.

"Kau harus sering-sering ke sini, Davina. Aku hanya punya satu anak bernama Lukas dan kali ini aku sangat merasa beruntung karena Lukas menemukan wanita pengganti Alexandria," jelas Lily.

Davina pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dia merasa ucapan hangat dari ibu Lukas membawanya tersadar bahwa menikah kontrak dengan Presiden direkturnya itu, bukanlah ide yang buruk mengingat perlakuan mama Lukas yang sangat manis.

"Oh ya kapan kalian akan menikah? Besok atau lusa?" tanya Mama Lily.

"Menikah? Besok atau lusa?" gumam Davina syok.

"Mama harus operasi dulu sebelum aku menikah," tegas Lukas.

"Tidak! Kau harus menikah dulu baru Mama akan melakukan operasi. Untuk acara resepsi bisa di buat setelah Mama sembuh. Hal itu membuat Mama lebih tenang ketika terbaring dalam ruang operasi," protes Lily..

"Tapi Mah..."

"Sudahlah aku tidak ingin kau masih mengingat-ingat lagi tentang dia, Alexandria!" jelas Lily.

"Alexandria?" gumam Davina.

"Sudah lah, Ma! Tak usah membahas masalah Alexandria lagi," cegah Lukas.

"Kau belum bercerita semuanya pada Davina? Bukankah dia calon istrimu? Harusnya dia mengetahui bagaimana masa lalu mu. Kalian akan menikah, semua harus dilakukan dengan terbuka, kalian tak boleh menyembunyikan tentang masa lalu dan masalah pribadi," tegur Lily.

"Aku akan menceritakannya nanti dengan dia," jawab Lukas tegas.

Dia langsung ingin membawa sang Ibu ke kamarnya lagi. Semakin lama Ibunya mengobrol dengan Davina maka akan semakin banyak hal yang wanita itu tahu. Dan Lukas tak menyukainya.

"Davina Tante masuk dulu ya," pamit Lily.

"Ah iya Tante, hati-hati ya! Senang bertemu dengan Tante, selamat istirahat," jawab Davina berbasa basi.

Bagaimanapun juga Davina sangat menghargai Ibu Lukas karena beliau adalah orang yang sangat baik di matanya. Davina langsung duduk kembali di sofa, sebenarnya dia sangat penasaran sekali dengan nama Alexandria, tak pernah sekalipun dia mendengar nama itu disebut oleh Tuan Lukas tapi nama itu juga terasa tidak lagi asing telinganya. Tak berapa lama Lukas kembali.

"Ayo aku akan mengantarmu pulang!" ajak Lukas.

Mereka berjalan menuju garasi, dengan mengendarai mobil lexus seri limited edition nya. Saat Davina hendak masuk dan duduk ke kursi belakang, tiba-tiba Lukas melarangnya.

"Duduklah di depan bersamaku! Aku tak mau terlihat seperti seorang supir."perintah Lukas.

Mobil melaju, mereka menyusuri jalan ke rumah Davina. Sepanjang perjalanan mereka diam, sekali Davina melihat ke arah Lukas.

"Alexandria?" tanya Lukas sambil terus melajukan mobilnya.

"Hah?" sahut Davina.

"Kau ingin bertanya tentangnya bukan?" tanya Lukas.

"Em, bolehkah aku tahu sedikit, Tuan? Jika di izinkan tentang Nona Alexandria," ujar Davina lirih sambil melirik ke arah Lukas.

"Dia kekasihku," jawab Lukas simpel.

"Di mana Tuan? Apakah dia di..."

"Luar negeri," sahut Lukas.

"Oh," sahutnya.

Davina terdiam, dia paham sekarang mengapa Lukas mengajaknya untuk melakukan perjanjian pernikahan kontrak. Lukas sebenarnya sudah memiliki pasangan yang sedang tinggal di luar negeri, jadi dia hanya ingin menikah beberapa saat dengannya, sebelum akhirnya Lukas serta Alexandria akan kembali bersama.

Di sisi lain, sebenarnya Alexandria lah yang pergi meninggalkan Lukas bersama selingkuhannya ke luar negeri. Bagi Alexandria Lukas itu lelaki yang kolot, dia lelaki monoton yang tak pernah jatuh cinta terkesan membosankan. Inilah yang membuat Lucas susah sekali untuk melupakan Alexandria. Meskipun Wanita itu telah berulang kali menyakitinya.

"Belok sebelah kiri, Tuan. Sampai sana saja, mobilku ini tak akan bisa masuk ke dalam gang," ujar Davina memberikan aba- aba.

"Kenapa ramai sekali di depan rumahku?" batin Davina sambil menutup mulutnya melongo melihat orang- orang berbadan besar sudah ada di depan rumahnya.

SIAPAKAH MEREKA? APA REAKSI LUKAS SAAT TAHU TERNYATA ITU RENTERNIR?

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   EXTRA PART

    EXTRA PART"Tuhan terima kasih! Terimakasih!" pekik Lukas sambil terus memeluk Davina, dia menciumi Davina kemudian mengelus perlahan Davina ya memang sedikit menggendut."Aku pikir kau gendut karena terlalu banyak makan, ternyata kalau hamil," gumam Lukas. Davina langsung mendelikkan matanya ke arah Lukas."Oh kalau aku gendut aku tak cantik lagi? Begitu?" protes Davina. Lukas langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menyadari kesalahannya."Tidak Sayang, tidak. Kau mau gendut atau kurus tetap cantik, kau makin montoq dan menggairahkan saat gendut. Apalagi saat ini, kau sedang mengandung buah cinta. Mari kita periksa, kita harus segera memeriksakan kehamilanmu, Davina," jawab Lukas."Tapi benar ka, Tuan Lukas? Aku masih cantikkan?""Tentu dong. Cantikmu bertambah berkali kali lipat saat hamil, jadi jangan sampai bayi ini kenapa-kenapa ya, Sayang. Dia akan menjadi seorang yang hebat kelak karena memiliki orang tua seperti kita. Aku pastikan itu, jika dia wanita akan cantik se

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!

    KEHAMILAN MEMBAWA BERKAH!TAMAT!"Aku takut kecewa, Bu. Bagaimana kalau ini hanya sakit biasa" tanya Davina."Kalau memang kau tak hamil maka tak masalah. Toh kalian masih punya banyak waktu yang penting, kita tespek dulu agar jelas semuanya. Ibu yakin kau hamil," jawab"Entahlah, Bu. Aku takut," kata Davina."Aku takut banyak berharap. Karena selama ini aku juga tak kunjung hamil," sambungnya lagi.Tak lama Bi Sun pun kembali dengan membawa tespek yang sudah dipesan oleh Nyonya Rita. Davina ingin mengetesnya, dia sudah tak sabar sekali."Bu, bolehkah aku mengetesnya sekarang?" tanya Davina."Sebenarnya yang paling valid adalah besok pagi, Nak. Pipis pertamamu setelah bangun tidur. Tapi jika kau memang penasaran dan jujur Ibu pun juga sangat penasaran sekali. Bagaimana kalau kita cek kali ini saja? Kalau memang haslnya samar kau bisa mengulang lagi besok pagi," usulnya. Davina mengangguk setuju dengan usul Nyonya Rita."Baik, Bu," kata Davina.Untung saja Davina belum terlalu banya

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   Pergi Membeli Tespek

    Pergi membeli tespek "Kau kenapa?" tanya Ibu Davina melihat putrinya sedikit berubah. "Kau nampak tak sehat, Sayang? Kau sakit ya? Pucat sekali," sambungnya. "Benarkah aku nampak pucat, Bu?" sahut Davina. Nyonya Rita menganggukkan kepalanya. "Pantas saja Tuan Lukas khawatir," batinnya lagi. "Aku merasa tidak enak badan dari semam, Ma. Sudah beberapa hari mungkin namun aku terus menahannya. Aku rasanya seperti terkena terus-terusan masuk angin. Karena beberapa malam ini aku selalu lembur malam. Aku setiap pagi akan selalu berkali-kali muntah, entah mengapa aku merasa akhir-akhir ini begitu parah," jelas Davina. "Apa kau sudah periksa? Jangan-jangan kau terkena asam lambung. Kau setres karena pekerjaan? Apakah kau juga bekerja berat akhir-akhir ini?" tanya Nyonya Rita sambil menghampiri putrinya yang berada di sofa ruang tamu. Davina menggelengkan kepalanya lemah. "Tidak, Ma. Aku tidak pernah punya riwayat sakit maa

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   KAU KENAPA, DAVINA?

    KAU KENAPA, DAVINA? "Lalu? Kenapa kok diam begitu tiba-tiba? Aku kira aku tak menginginkan anak dariku," kata Lukas sambil cemberut. "Tentu itu tidak mungkin, Tuan Lukas. Aku juga sangat mencintaimu dan memiliki anak darimu juga adalah salah satu impianku. Tapi bukankah ini aneh sekali, Tuan Lukas?" tanya Davina menoleh ke arah Lukas dengan wajah yang susah di artikan. "Aneh? Apanya yang aneh?" sahut Lukas. "Jika dipikir-pikir kita hampir melakukannya setiap hari. Bahkan kau tak pernah melakukan itu menggunakan pelindung kan? Tapi kenapa aku belum hamil juga ya?" gumam Davina. Lukas mengelus kepala Davina. Bukan tanpa alasan dia sangat yakin jika Tuhan pastilah tahu mana yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untuk mereka memiliki anak. Karena kalau di pikir lagi memang benar apa yang dikatakan Davina itu. "Waktu Tuhan pasti yang terbaik, Davina. Apakah itu berarti kau mau kan memiliki anak dariku?" tanya Lukas.

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   ANAK DARI DAVINA?

    ANAK DARI DAVINA? "Sekarang urusan kita sudah selesai kan? Ayo kita cepat masuk dan selesaikan apa yang kita lakukan di pagi hari lagi," aja Lukas. "Lagi?" tanya Davina. Lukas langsung mengangguk denga semangat. "Tentu! Kenapa kau terlihat seperti tidak tahu apa-apa dan meragukan kemampuanku begitu. Sudah aku bilang padamu untuk menyelesaikannya sekali di pagi hari tapi kau menundanya, aku baru keluar sekali. Kurang dua kali," bisik lukas sambil memeluk Davina. "Ck! Baiklah. Karena itu permintaanmu maka aku akan lakukan dengan senang hati, Tuan Lukas. Andai Ibu tahu apa alasan ku terlambat tadi dua puluh menit adalah kau harus melayani Tuan Lukas, akankah dia mengomel?" gumam Davina. "Tak akan berani," sahut Lukas mengecupnya. Ya, kini Lukas memang memiliki kebiasaan baru jika badannya pegal maka dia akan meminta Davina untuk memijatnya setelah bercumbu mesra. Mereka pun segera mengendarai mobil itu pulang ke rumah. Davina

  • Ranjang Panas Milik Tuan Lukas   AYO KITA SELESAIKAN LAGI

    AYO KITA SELESAIKAN LAGI"Aku tidak bisa merasa lebih baik tentang hal itu, kau akan menjadi Ibu suatu saat nanti. Jadi kau tak akan pernah mengerti bagaimana sakitnya hatiku. Tidak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya, aku hanya ingin kau tahu saja apa alasanku memperlakukanmu," sambungnya. Davina tersenyum sinis."Tunggu saja sampai aku merasa kasihan padamu," ujar Davina kekeh.Jujur saja, sebenarnya hatinya sudah terusik sekali ingin segera membantu Mama angkatnya tapi mengingat lagi semua perlakuan lama angkat yang selama ini membuatnya cukup sakit hati. Apalagi Mama angkatnya juga tak pernah mengatakan maaf sekalipun, baru kali ini dia mendengar ucapan maaf dari mama nya.Tnpa diduga tiba-tiba mama angkat Davina berdiri dari kursinya. Kemudian di langsung menjatuhkan dirinya, dia terduduk di lantai bersimpuh. Ini adalah hal yang mustahil dilakukan oleh mama angkat Davina jika tidak dalam situasi yang sangat mendesak dan itu sempat membuat Davina terpe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status